Destiny
"Reinkarnasi? Apa kau percaya itu?"
Setelah mobil milik Jamie melaju meninggalkan pelataran toko buku milik Tuan Joel, barulah Jared memuntahkan isi hatinya.
Mendengar nada bicara Jared, Jamie bisa membaca letupan amarah dan rasa kecewa yang bertumpuk di dalam dadanya. Perkataan Tuan Joel telah merubah suasana hati Jared.
"Apa memang dia semirip itu?" Jamie menyahut tanpa menoleh. Ia masih belum yakin jika gadis yang ditemui Jared memang semirip itu dengan mendiang Clara. Jamie baru akan percaya jika ia sudah melihat dengan mata kepalanya sendiri.
"Kau masih meragukanku?" Jared melotot ke samping.
"Bukan begitu..."
Ini akan menjadi perdebatan lagi jika Jamie ngotot tidak memercayai Jared.
"Kalau dia memang semirip itu, bisa saja reinkarnasi memang ada. Bukankah Tuan Joel mengatakan kalau diam-diam kau berharap bisa bertemu dengan gadis itu, bukan?" Jamie melanjutkan.
"Tapi kenapa dia mesti terlahir kembali kalau hanya untuk mengulangi kisah yang sama?"
Jamie terdiam.
Jika benar gadis itu terlahir kembali hanya untuk mengulangi kisah yang sama, bukankah itu berarti Jamie akan menghabisinya lagi? Apa ia akan menjadi pembunuh untuk yang kedua kalinya?
"Bukannya kau ingin memperbaiki keadaan?" Jamie bertanya ke samping.
"Apa kau berpikir itu mungkin?" Sementara Tuan Joel mengatakan tidak melihat masa depan gadis itu di wajah Jared. "Apa kita bisa mengubah takdir?"
"Seharusnya kau tidak buru-buru pergi tadi. Kita bisa menanyakan hal itu pada Tuan Joel."
Mungkin Jamie benar. Jared tersentak oleh rasa sesal yang hinggap di kepalanya.
"Aku terlanjur kecewa terlebih dulu." Jared menggumam pelan. Kata-kata Tuan Joel seakan tak memberi harapan apapun padanya, sebab itu Jared tergesa-gesa pergi.
"Apa rencanamu selanjutnya? Apa kau akan mendekati gadis itu?"
Jared menggeleng.
"Aku tidak tahu."
"Meski gadis itu terlahir kembali, tapi dia bukan Clara, kan? Maksudku dia terlahir dengan nama dan identitas yang berbeda, bukan?"
"Sepertinya begitu." Jared sempat mendengar laki-laki paruh baya itu memanggil sebuah nama. Luisa. "Lalu? Kenapa jika dia terlahir dengan identitas yang berbeda?"
"Itu artinya dia bukan Clara. Bisa dikatakan jika dia hanya seorang gadis biasa yang memiliki tubuh Clara. Kita bisa mengubah takdir, Jared."
Kepala Jared mengarah ke wajah Jamie dengan gerakan cepat. Apa ia baru saja mendengar Jamie menawarkan sebuah harapan untuknya?
"Bagaimana caranya?" Ia terdengar antusias.
"Kau tidak ingin gadis itu terluka, kan?"
"Ya."
"Jangan mendekatinya. Biarkan dia hidup dengan tenang tanpa mengenal siapa kita. Dia akan tertimpa masalah besar jika dia berhubungan dengan makhluk seperti kita. Kau paham, kan?"
Jared tercenung. Ia memang ingin memperbaiki keadaan dan tidak mau gadis itu terluka. Tapi, apa harus dengan cara pasif seperti itu?
"Kau masih ingat kejadian 30 tahun lalu, kan?" Jamie mencoba mengusik ingatan Jared. "Karena manusia dan vampir tidak akan pernah bersatu, aku terpaksa membunuh Clara demi dirimu. Salah satu dari kalian harus mati demi menggenapi kutukan itu."
Ya, kutukan itu membuat Jamie harus memilih salah satu di antara Jared atau Clara. Jared bisa memahami hal itu sepenuhnya.
"Jika kau mendekati gadis itu, kau akan jatuh cinta padanya sama seperti saat kau mengenal Clara. Dan kau tahu sendiri akhir kisahnya, kan? Aku akan membunuh gadis itu demi menyelamatkan nyawamu. Aku juga tidak suka melakukannya, jadi kumohon jangan pernah mencoba untuk mendekati gadis itu kalau kau tidak ingin kisah yang sama terulang kembali."
Perkataan Jamie ada benarnya, pikir Jared. Tanpa melakukan apa-apa, maka gadis itu bisa selamat. Namun, mungkinkah ia dan gadis itu dapat menghindari takdir yang pernah tergaris di antara mereka di masa lalu? Sementara Tuan Joel mengatakan bahwa gadis itu terlahir kembali karena Jared yang mengharapkannya.
"Apa kau yakin bisa melakukannya?" Jamie menyentak kebisuan di bibir Jared. Sedari tadi hanya Jamie yang terus mengoceh ke sana kemari, sementara Jared hanya diam.
"Entahlah."
Jamie merasakan keraguan menyelimuti perasaan Jared. Mustahil untuk tidak mendekati gadis itu mengingat betapa Jared begitu mencintai Clara.
"Semuanya tergantung padamu, Jared. Kalau kau berusaha menjauh dari gadis itu, takdir di antara kalian bisa terputus dan dia akan bisa bertahan hidup."
Mungkin dengan cara pergi sejauh-jauhnya dari tempat itu merupakan jalan yang terbaik untuk memutus garis takdir di antara Jared dan gadis itu. Namun, keputusan ada di tangan Jared. Jamie tak bisa memaksa dan hanya mampu memberi saran.
"Apa tidak ada jalan lain untuk menyambung garis takdir itu tanpa melenyapkan nyawa salah satu dari kami?"
Jamie tercekat. Ia menoleh ke samping beberapa lama dan mengabaikan lalu lintas di depan sana.
"Apa kau sudah gila, hah?!" pekik Jamie panik.
"Bisakah kita kembali dan menemui Tuan Joel?"
"Apa?!" Jamie kembali memekik. "Tidak. Kita tidak bisa kembali. Bukankah tadi kau yang buru-buru pergi? Lagipula kita sudah sampai."
Jared tertegun menatap ke depan. Pintu gerbang rumah kediaman keluarga Hermsworth telah tampak dan mobil yang dikemudikan Jamie mulai melambat lalu menepi.
"Istirahatlah. Kita bisa ke sana lagi lain waktu." Jamie melepaskan sabuk pengaman dari tubuhnya setelah mematikan mesin mobil. Ia bersikap acuh kali ini.
Jared terdiam. Larut dalam penyesalan. Namun, tak lama berselang ia bergegas turun dan menyusul langkah Jamie yang telah lebih dulu masuk ke dalam rumah.
***
2 September 2021
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top