35

Happy reading
.
.
.
.

Gue ditelpon sama Mama semalam, disuruh datang kerumah Mama bersama Arsen. Ada apa Mama hari Sabtu begini nyuruh kami berdua kesana.

Sekarang gue dan Arsen sudah berada di depan rumah Mama. Pak Jaki membukakan pagar agar mobil Arsen bisa langsung masuk ke rumah.

Gue dan Arsen turun dari mobil dan menenteng beberapa kotak kue yang sengaja Arsen beli setiap kerumah Mama atau Mommy.

"Assalamu'alaikum" gue dan Arsen mengucap salam. "Waalaikumsalam" jawab mereka yang didalam.

Gue bersalaman dengan Mama dan Papa diikuti oleh Arsen. Gue duduk memeluk Mama. Arsen duduk disamping gue.

"Ada apa sih Ma?" Gue kepo banget dari semalam. "Attar mau lamaran teh"

"Hah?" Gue sedikit kaget. "Sama siapa?"

"Belinda dong teh. Sama siapa lagi coba?" Jelas Mama. Gue tersenyum jahil kearah Attar.

"Gitu dong dek. Jadi gak perlu lanjut S2 nih?" Attar menggeleng. "Langsung kerja teh, kasihan nanti istriku" jelasnya yang membuat gue geli dengernya.

Attar ini termasuk laki-laki yang romantis seperti Papa. Dia tidak mengumbar kata-kata romantis, tapi menunjukkannya secara langsung pada pasangan bisa membuat pasangan kalian meleleh lumer.

"Jadi kapan Ma kita kerumah om Kenan?" Gue sangat antusias banget. "Nanti sore sayang. Bantuin Mama bikin bolu yuk" gue mengangguk dan mengikuti Mama.

🌷🌷🌷

Sore hari kami kerumah Om Kenan. Mereka sudah menunggu kami datang. Belinda terlihat cantik dan anggun.


Mata Attar tak lepas dari Belinda. Sehingga gue yang menyenggolnya berkali-kali agar fokus dengan apa yang Papa bicarakan dengan om Kenan.

"Akhirnya kita besanan juga ya Lan, Tang. Ini mah diluar dugaan gue. Kemarin kak Keisha dan sekarang gue" kelakar om Kenan diikuti Papa.

"Jadi kapan nih pernikahannya?" Tanya Papa. "Secepatnya lah. Bulan depan boleh? Kan bulan ini Attar dan Azza wisuda" jelas om Kenan dan disetujui semuanya.

"Ciyeeee Attar. Bentar lagi gak jomblo nih" goda gue padanya. Attar emang cuek dia memilih diam.

Setelah serentetan obrolan tentang pernikahan mereka berdua, kami pamit pulang ke rumah Papa. Papa menyuruh gue dan Arsen menginap di rumah.

Ah gue Kenten suasana rumah ini. Kangen suasana kamar gue. Gue duduk di meja belajar gue. Ah kangen saat gue belajar di tempat ini. 

Ceklek

Arsen masuk dengan membawa segelas susu hangat buat gue. Perasaan gue gak pesan susu deh. Arsen yang tahu reaksi gue, menaruh susu itu di meja belajar.

"Susu dari Mama. Mama bilang susu ini khusus untuk kamu sayang" Arsen membelai pipi gue lembut dengan jari telunjuknya. Arsen membelai perut rata gue. "Dan bisa membuat subur, Mama dan Papa ingin cucu"

Mpossssss

Ternyata benar dugaan gue. Ada udang di balik rempeyek. Mama ngerencanain apalagi ini. Gue memandang Arsen yang memegang gelas berisi susu tadi.

"Minum sayang. Aku juga ingin punya anak dari kamu" 

Glup

Mau tak mau, gue meminum susu itu. Rasanya B aja tuh, sama kek susu biasa. Mama emang ngebet banget ya pengen punya cucu. Segala macam gue disuruh minum susu segala. Ya gue akui, setelah gue keguguran saat kecelakaan itu, gue belum juga hamil lagi.

🌷🌷🌷

Gue membantu Mama untuk menyiapkan pernikahan Attar dan Belinda. Arsen sangat tidak keberatan dengan aktivitas gue. Asalkan sore hari sebelum dia pulang, gue sudah ada di rumah menunggunya pulang kerja.

Mama bukanlah ibunya menyuruh anaknya tidak menuruti suami, bahkan Mama menyuruh gue pulang saat jam di tangan gue menunjukkan pukul 2 siang tepat. Mama adalah istri yang penurut dan menjadi panutan gue. Mama bahkan gak pernah membantah ucapan Papa.

Papa bahkan tidak pernah membentak Mama ataupun kami anak-anaknya. Papa seorang kepala keluarga yang sangat-sangat menyenangkan. Bekerja tidak menjadikan beliau lupa akan keluarganya.

Gue bahkan ingat saat Papa menjemput gue sekolah. Gue menangis kala itu saat teman laki-laki gue menendang bola dan mengenai lengan gue. Papa marah besar dan mengadukan itu pada guru-guru.

Papa memperlakukan gue sangat spesial, bagaikan tuan putri sesungguhnya. Tapi Mama juga menyadarkan gue akan semua tugas rumah yang harus gue kuasai tanpa memperdulikan kalau rumah ini punya pembantu.

Mama mengajarkan aku bagaimana menjadi istri yang penurut dan disayang oleh suami. Keharmonisan antara Papa dan Mama patut gue contoh. Papa dan Mama adalah yang terbaik.

"Haiy sayang" Arsen mengecup pipi kanan gue. Gue tersadar bahwa sedari tadi gue melamun di depan pintu saat menunggunya pulang. "Melamun apa?"

"Gak ada. Hanya ingin liburan" Arsen mengangguk. "Kita akan liburan bersama sayang, setelah Attar menikah"

"Hah?"

"Second honeymoon beibh" 

Blusssh

Wajah gue memerah saat Arsen mengatakan itu. Gue berusaha memperbaiki mimik wajah gue kembali. 

🌷🌷🌷

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top