34

Happy reading
.
.
.
.

Sejak kejadian itu, Arsen lebih mementingkan Azza. Pulang kerja dia selalu on time. Azza berangsur-angsur membaik. Kenangan itu sudah ia hilangkan.

"Heiy baby, besok temani aku ke acara pesta ya sayang" Arsen memeluk Azza dari belakang, saat mereka hanya berdua di kamar.

"Pesta apa?" Azza berbalik dan menatap Arsen. "Launching hotel yang baru. Besok jangan lupa sayang" Azza mengangguk.

Arsen pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Smartphone miliknya berbunyi. Azza segera mengambilnya di nakas.

Mommy Asya
Besok pagi ke butik mommy
Fitting baju dengan Queen

Azzahra
Baik Mommy

Azza meletakkan kembali smartphone miliknya ke nakas, dia turun untuk menyiapkan makan malam bersama.

Arsen turun dengan wajah segarnya. Dia duduk di samping Azza yang sedang menuangkan air putih di gelasnya.

"Jangan kecapekan sayang" Azza memutar bola matanya malas. Berkali-kali Arsen selalu memperingatkan dirinya.

"Besok aku antar ke butik Mommy sayang. Mommy tadi nelpon aku" Azza mengangguk. Mereka memulai makan malamnya.

🌷🌷🌷

Arsen menuruti janjinya. Dia sudah mengantarkan Azza ke butik Mommynya. Queen sendiri juga baru saja datang bersama Kenzi. Arsen mengecup kening Azza sebelum dia pamit pergi ke kantor.

Asya mengajak Queen dan Azza masuk kedalam butik. Asya sudah menyiapkan beberapa baju untuk mereka kenakan di acara nanti malam.

"Mom, yakin gaun ini harus Azza pakai?" Asya mengangguk dan tersenyum teduh. "Tapi Mom, bisa-bisa gaun ini disobek kak Arsen" Asya tertawa.

"Nggak papa kok. Mommy akan bawakan baju lagi. Mommy pengen lihat gimana ekspresi Arsen dan Kenzi"

"Mommy nih, jahil banget. Daripada nanti Queen gak boleh pergi, mendingan gak pake baju ini" gerutu Queen.

"Pokoknya dipakai. Dan kalian lihat bagaimana ekspresi suami kalian" mereka berdua hanya mengangguk.

Tidak begitu lama mereka menghabiskan waktu bersama di butik. Asya mengantarkan mereka pulang. Kenzi dan Arsen akan pulang jam 2, dan mereka harus siap-siap.

🌷🌷🌷

K

enzi masuk kedalam rumah. Queen merasa heran, ini baru makan siang tetapi kenapa dia sudah pulang.

"Katanya pulang jam 2" Kenzi tertawa dan mencium bibir Queen sekilas. "Janjian dengan kakak ipar nanti berangkat agak sorean, karena ini acara penting bagi keluarga kita" Queen hanya mengangguk dan mengajak Kenzi makan siang.

"Aku mau lihat kamu pakai gaun dari Mommy, ayo ke kamar sayang" Queen menelan Salivanya berat. Dia mengangguk dan segera menuju walk in closet.

"Gimana?"

Kenzi segera berdiri dan menggenggam bahu Queen. Queen jadi gugup dibuatnya. Ada kabut gairah di mata Kenzi saat ini.

"Gi.. gimana?" Kenzi tak menjawab, dia membelai bahu Queen dengan telunjuknya. "Kita habiskan gaun merah ini"

Kenzi menggendong Queen ala bridal style menuju kasur berukuran king size milik mereka.

🌷🌷🌷

Azza juga dibuat heran dengan kedatangan Arsen yang baru jam 12 itu. Azza mencoba sibuk dengan menata makanan di meja makan. Pikirannya menerawang jauh bagaimana nasib gaun mahal yang diberikan Asya tadi jika Azza memakainya.

"Sayang. Aku lapar" Azza mengangguk dan segera mengisi piring Arsen dengan nasi dan lauk pauknya. "Nanti kita berangkat agak sore ya. Acaranya jam 7. Karena ini adalah acara penting bagi keluarga kita"

"Oke. Gak masalah" Azza mencoba tersenyum.

Mereka kini berjalan berdua menuju kamar. Azza mencoba tak berpikir yang tidak-tidak mengenai gaun pemberian Asya.

"Kata Mommy, gaun kamu di desain khusus, aku mau lihat kamu pakai sekarang ya"

Glup

Susah payah Azza menelan Salivanya berat. Dia segera menuju walk in closet untuk mencoba gaun hitam pemberian mertuanya itu.

"Gimana kak?"

Arsen segera turun. Wajahnya sulit untuk dideskripsikan oleh Azza. Antara marah dan menahan gairah. Arsen menggendong Azza dari depan agar sejajar dengan wajahnya. Azza menopang dirinya dengan menaruh kedua tangannya di bahu Arsen. Arsen menciumnya lembut.

"Kita hancurkan gaun khusus untuk kamu ini. Aku nggak rela harus melihat bahu terbuka kamu nanti malam" Arsen membawanya ke kasur king size milik mereka.

"Aku juga gak suka harus memperlihatkan kaki jenjang kamu pada yang lainnya" tangan Arsen membelai kaki Azza yang terbuka. Azza menggigit bibir bawahnya.

Aku tidak akan selamat siang ini. Batin Azza.

🌷🌷🌷

Mereka kini sudah berada di hotel dan siap untuk menyapa kolega mereka. Asya tersenyum penuh arti kepada kedua anaknya. Dean menjadi penasaran.

"Kamu kenapa?" Tanya Dean. Asya hanya tersenyum. "Kita bakalan dapat cucu barengan deh bang" Dean ikut tersenyum.

Queen digandeng posesif oleh Kenzi. Wajah Queen sedikit masam kala merasa dikerjai habis-habisan oleh Mommynya.

Azza diam seribu bahasa. Merasa tidak enak karena menjadi pusat perhatian. Arsen tidak beranjak dari sisinya. Dia terus memeluk pinggangnya posesif.

"Lepas bisa kali kak" Arsen semakin mengeratkan pelukannya. "you are mine dear" Azza memutar bola matanya malas.

"Senyum Queen sayang. Kamu cantik kalau tersenyum nak" Queen berdecak sebal. "Mommy Delta ngahaja digawé dina anakna sorangan?" Asya hanya tertawa bersama Dean.

"Biar cepat dapat cucu" bisik Asya. Queen makin dibuat sebal. Asya kini mendekati Azza.

"Gimana?" Bisik Asya menahan tawa. "Pegat baju aing Mom" Asya tidak bisa menahan tawanya lagi.

"Biar Mommy cepat dapat cucu" pipi Azza merona merah.

🌷🌷🌷

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top