29
Happy reading
.
.
.
.
Queen POV
Hari ini aku duduk di coffe shop menunggu Attar yang sedang perform. Aku dan Attar sebenarnya ada tugas kelompok, jadinya aku harus menunggu dia dulu.
Azza dia pagi sibuk Tesis, jadi dia nggak ada waktu untuk kumpul bersama aku, Attar dan teman seband dia.
"Haiy kak Queen" sapa Belinda, dia dan aku sudah dekat sejak Azza ikut Arsen beberapa bulan yang lalu. Belinda ini ternyata suka dengan Attar. Gadis yang sedang kuliah bahasa Inggris semester tiga ini, tersenyum manis saat melihat Attar.
"Haiy, baru pulang kuliah?" Belinda mengangguk. Seorang laki-laki menutup mata Belinda dari belakang.
"Siapa sih, resek bener sama gue" gerutunya. "Tebak dong" Belinda melepaskan tangan laki-laki itu dan berbalik untuk memeluknya.
"Kak Kenzi, aku kangen kakak, kapan balik dari London?" Laki-laki yang bernama Kenzi tertawa. Yang oh Tuhan, dia tampan sekali. "Kemarin, cuma malas aja untuk keluar"
"Dasar. Oh kenalin kak teman aku, kak Queen, ini kakak aku kak Kenzi" laki-laki itu mengulurkan tangannya untuk bersalaman, dan aku jabat.
"Queen" Kenzi mengerutkan keningnya. "Serius nama kamu Queen?" Aku mengangguk.
"Nggak ada nama lain gitu?" Tanyanya. Aku menghela nafas panjang, baru kali ini ingin aku jitak kepalanya.
"Why? Is there a problem with my name dude?" Kataku. Laki-laki itu masih diam dan memandang intens kearah ku. "Jadi? Ada nama lain?"
Aku memutar bola mataku malas. "Queen Adeeva Morinho" jelasku. "Morinho? Kamu anak dari pengusaha terkenal itu? Dean Morinho?" Aku hanya mengangguk.
Attar datang dan menumpukan lengannya di bahuku. Dia melihat wajahku yang sedang tidak bersahabat.
"Ugly" bisiknya tepat di telingaku. Aku cubit lengan dia. Dia malah tertawa.
"Haiy Tar, apa kabar?" Sapa Kenzi, "kabar baik kak"
"Kalian berdua pacaran?" Tanya Kenzi ke aku yang sudah sibuk mencubit Attar karena menggodaku terus. "Bukan, dia iparnya teh Azza"
"Ipar? Azza sudah nikah? Kapan itu?" Tanyanya antusias. Apa jangan-jangan dia suka Azza ya?.
"Sudah, 6 bulan yang lalu" Kenzi manggut-manggut. "Adeeva, kamu sudah punya pacar atau suami juga?" Tanyanya, aku dan Attar saling pandang. Aku bingung.
"What do you mean?" Kenzi maju selangkah dan berdiri tepat di depanku. "Do you want to be my life partner. Will you marry me?" Sejak kapan dia sudah berjongkok di depanku.
"Terima.. terima.. terima..." Suara dari teman-teman satu band Attar. Aku memandangnya bingung. "Aku serius Adeeva"
"Ehem" suara yang aku kenal, aku berbalik badan dan disana sudah ada Arsen dan Azza. Aku memeluk Arsen. I need my brother.
"Who are you?" Arsen bertanya kepada Kenzi dengan nada dinginnya. Kenzi berdiri dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Arsen.
"Kenzi Michael. Saya jatuh cinta dengan Adeeva pada pandangan pertama" jelasnya yang terdengar aneh. "Arsenio Akbar Morinho kakak Queen"
"Kak Kenzi seriusan? Jangan prank ya" tanya Azza, Kenzi menggelengkan kepalanya berkali-kali. "Aku serius Za"
"Aneh. I wanna go home Sen" Aku tidak nyaman dengan posisi seperti ini. Arsen menarik tanganku dan Azza lembut untuk keluar dari Cafe diikuti Attar.
❤❤❤
Aku sedang mengetik bab dua skripsi ku. Sedang asyiknya berkonsentrasi pada laptop. Smartphone milikku berbunyi.
0821xxxx
Haiy Adeeva, bukain pintu dong
Hanya ada satu yang memanggilku seperti itu. Kenzi Michael. Dia sudah merusak mood ku.
Ceklek
Mommy masuk kedalam kamar dan membelai rambut ku. "Ganti baju nak, Mommy tunggu kamu diluar" aku mengangguk. Mommy keluar kamarku.
Aku segera menuruti Mommy, ganti baju dengan dress selutut berwarna hitam.
Aku keluar kamar dan menghampiri Mommy dan Daddy yang sedang berbicara dengan seseorang di ruang tamu.
"Mom, are we leaving now?" Tanyaku. Laki-laki itu berdiri dan menghadap ku. Aku membulatkan mataku. Nggak mungkin dia.
"Kamu cantik Adeeva" pujinya. Aku kaget melihatnya. "Sedang apa kamu disini?"
"Melamar kamu" jawabnya enteng. "Mom" rengekku manja.
"Queen" peringat Daddy. "Kenzi mau ajakin kamu dinner" Jawab Daddy.
"Daddy, aku nggak kenal dia" elakku. "Tapi Daddy kenal papanya. Dia teman baik Daddy nak. Kamu ingat Uncle William?" Aku mengangguk dan menatapnya tak percaya, bagaimana bisa dia anak Uncle William teman baik Daddy di London.
"Queen sudah siap, sana kalian pergi" kata Daddy. Aku pergi sendiri aja tidak boleh, tapi ini langsung diijinkan pergi dengan Kenzi.
❤❤❤
"Senyum dong, kamu cantik tahu" dia sudah menggandengku di sebuah restoran ternama.
"Selamat malam bapak Kenzi. Silahkan pak" sapa seorang waiters perempuan. Dia mengantarkan kami ke sebuah ruangan private yang aku tahu itu memang sangat khusus.
Aku hanya diam. Kenzi menarik kursi untuk ku dan aku duduk tanpa bicara. Seorang waiters perempuan menyerahkan buku menu untuk kami.
"Kamu mau pesan apa Adeeva?" Tanyanya tanpa melepaskan pandangannya dari menu. Aku menjelajahi seluruh tulisan menu.
"Steak Salmon dan orange juice" kataku. Aku melihat Kenzi tersenyum manis kearah ku. "Oke samakan juga" waiters itu mengangguk lalu pergi.
Kenzi memegang tanganku. Aku menariknya, tapi Kenzi segera menggenggam tangan ku lebih erat. "Kamu tahu Adeeva, aku jatuh cinta sama kamu"
Deg
Jantung ku rasanya berdesir. Seperti inikah jatuh cinta?. Kenzi mengecup tanganku. Aku membeku ditempat. Dia mencium tanganku?.
"Adeeva, aku tahu sudah sejak lama. Dan aku jatuh cinta sama kamu saat kita bertemu di apartemen kalian di London. Apa kamu ingat tiga tahun yang lalu Adeeva?"
Otakku kembali berpikir dan mencerna baik-baik. Tiga tahun yang lalu. Ah benar, aku ingat ada seorang pemuda seumuran Arsen datang bersama Uncle William dan aunty Keisha.
Aku mengangguk paham. "Kamu ingat sayang?" Aku diam, sayang?. "Aku jatuh cinta sama kamu sejak saat itu"
Waiters perempuan mengantarkan makanan yang kami pesan. "Makanlah, nanti kita bicara lagi" jelasnya. Aku mengangguk lalu sibuk menyantap makan malam bersama Kenzi.
Selesai makan malam, Kenzi membawaku keluar dari restoran itu. Aku masih penasaran, bagaimana bisa semuanya mengenal Kenzi dengan baik. Aku membaca ulang nama restoran itu.
"Ken and Mic resto" tanpa suara. Kenzi datang dan menggandeng tanganku, diajaknya aku masuk lebih dulu, lalu dia memutar.
"Itu resto kamu sendiri?" Tanyaku penasaran. Kenzi menoleh sekilas lalu kembali fokus ke jalanan. "Iya. Usahaku sendiri, tanpa bantuan dari orang tua"
Hebat
Kata itu yang pantas untuk dia. Mobil Kenzi sudah sampai halaman rumah, Kenzi membukakanku pintu, lalu aku keluar.
"Sudah pulang? Cepat banget?" Tanya Daddy. "Maaf lama uncle" kata Kenzi. Dad hanya menggelengkan kepalanya.
"Uncle, bolehkah bulan depan saya menikahi Adeeva?" Tanyanya. Nafasku tercekat. Daddy mengangguk. "Of course. Uncle tunggu persiapan kamu"
Apa-apaan ini Daddy. Aku masuk lebih dulu ke kamar dan mengunci pintu. Aku butuh teman curhat. Segera ku hubungi Azza.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam, Azza I need your help" kataku sedikit menangis.
"Queen, are you okay?" Tanyanya khawatir. "Why baby?" Suara Arsen.
"Queen, are you still there?" Arsen yang mengambil alih.
"Yes. I need a friend. I need you Arsen" tangisku pecah.
"Oke. Aku kesana sekarang dengan Azza"
Klik
Sambungan telepon ditutup. Aku segera berganti baju dan menunggu mereka di kamar.
10 menit berlalu, kenapa Arsen dan Azza belum datang juga. Aku mendengar suara Arsen di ruang tengah.
"actually what happened to Queen dad? why does she have to cry?" Arsen bertanya dengan nada dingin ke Daddy. "Kenzi melamar Queen, bulan depan mereka akan menikah nak" jelas Daddy.
"Kenapa Daddy tidak bertanya dulu pada Queen, kenapa harus langsung terima? Kita belum kenal siapa Kenzi"
"Anak dari Uncle William Michael. Kamu ingat? Dia teman baik Daddy di London" jelas Daddy.
Tok tok tok
Aku membuka pintu, disana ada Azza dengan wajah khawatir dan juga mommy. Aku peluk Azza dan menangis di pelukannya. Azza membawa aku ke tempat tidur. Aku menceritakan semuanya.
"Queen, bukannya aku membela kak Kenzi, tapi sebelumnya aku sudah kenal baik dengan keluarga kak Kenzi dan kak Kenzi juga. Kalau dia berkata seperti itu, dia benar-benar serius Queen" Azza membelai rambutku lembut.
"Kak Kenzi baik Queen, dia juga perhatian, andaikan kamu berniat untuk menikah dengannya, aku rasa kalian akan cocok dan akan bahagia" jelas Azza.
"Mom" rengekku. Mommy memelukku. "Apapun asal kamu bahagia sayang. Mommy dukung kamu. Kamu ingat sayang, dulu Daddy juga langsung melamar Mommy, Mommy juga waktu itu belum cinta Daddy, tapi seiring berjalannya waktu, kami saling cinta nak" jelas Mommy.
"Buka hati kamu untuk Kenzi, sayang" Mommy dan Azza mengangguk. Arsen masuk ke kamar dan memelukku. "Gimana keputusan kamu?"
"Aku ingin Daddy dan Mommy bahagia. Jadi aku akan menerima lamarannya" Arsen makin mempererat pelukannya. "Kamu juga harus bahagia Queen. Kamu saudara ku satu-satunya yang aku sayang" aku mengangguk dalam pelukan Arsen.
"Kamu juga harus bahagia dengan Azza" Arsen memelukku erat.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top