28
Happy reading
.
.
.
Gue sudah diijinkan pulang ke Apartemen. Mama, Papa dan Attar sudah datang kemarin. Sekarang Mama yang merawat gue. Ada Arsen tapi Mama kekeh untuk merawat gue. Arsen mengalah.
Arsen menyewakan apartemen untuk orang tuaku dan Orang tuanya. Arsen tak ingin meninggalkan gue. Padahal gue sudah lebih baik, sudah bisa berjalan, luka di telapak kaki gue sudah kering dan bisa untuk berjalan.
"Kak" Arsen tiba-tiba memelukku. Ini kali kedua saat dia setelah dari cafe waktu itu. Dia juga memelukku seperti ini. "Ada apa?"
"Aku bertemu dengan Megan kedua kalinya. Aku bisa mengendalikan emosiku sayang" gue membelai punggungnya lembut. "Aku cinta kamu Azza" gue mengangguk.
"Teh. Eh maaf ada Arsen" Arsen menguraikan pelukannya, dan duduk di samping gue. Mama duduk di samping gue. Dan memberikan sesuatu. "Coba teh"
"Ma, ini kan tespek, buat apa?" Gue bingung. "Kamu tadi merengek minta Arsen beli pancake dan coklat panas. Apa jangan-jangan kamu hamil ya Teh?"
Gue dan Arsen saling pandang. Gue menggelengkan kepala. "Enggak Ma, teteh nggak hamil, teteh--"
"Coba dulu Teh" Arsen mengangguk. Heiy apa-apaan ini. Gue baru aja kedatangan tamu kemarin sebelum masuk rumah sakit. Akhirnya gue menuju kamar mandi dan mencobanya. Gue keluar dan menunjukkan garis satu ke Mama dan Arsen.
"Nggak hamil Ma. Teteh batu aja kedatangan tamu bulanan sebelum sakit" Mama terlihat kecewa. "Padahal Mama ingin cucu"
"Papa juga" gue menatap horor Mama dan Papa. Mommy dan Daddy masuk dan duduk di seberang. Attar dan Queen lagi jalan-jalan berdua. "Mommy dan Daddy juga mau cucu"
Gue duduk lemas. Ini kenapa pada nyerang minta cucu sih. Kuliah gue aja belum kelar. Kekeh minta cucu. Aduh pusing pala Barbie.
"Nanti tunggu Azza lulus magister. Kasihan Azza kalau harus tesis dengan perut besar" kecewa tentu saja mereka semua mendengar penjelasan Arsen.
❤❤❤
Hari ini gue dan semuanya pulang ke Indonesia. Gue, Attar dan Queen akan masuk kuliah lusa. Arsen masih tertinggal di sana. Minggu depan dia akan pulang ke Indonesia.
Belum ada satu hari, gue udah kangen aja. Arsen menyuruh gue tinggal sementara dengan Mama di rumah Papa dan Mama. Arsen ingin gue aman.
Gue masuk kuliah seperti biasanya. Attar mengantar gue seperti biasa. Ah gue kangen kuliah. Gue bertemu dengan Marcell, Naufal, Zidan dan Leon. "Woow teteh" sapa Zidan, Naufal dan Leon heboh.
"Heboh banget kalian. Berisik" ketus gue. Mereka tertawa terbahak-bahak. "Oleh-oleh dong Teh. Honeymoon lama bener, gimana teh? Hasil ponakan dong" gue sentil jidat mereka bertiga.
"Mulut kalian lamis bener, ketularan Zidan pasti. Gue ruqyah ntar" Attar ketawa ngakak. "Oleh-oleh dong Teh" gue memberikan paper bag yang berisi kaos oleh-oleh yang bergambar big bang.
"Teteh nih baik, kalau ke London kasih oleh-oleh. Boro-boro kak Kenzi kasih oleh-oleh kalau ke sana" dumel Leon. "Eh berarti benar yang waktu itu kak Kenzi, aku sapa tapi dia udah pergi jauh. Lagi bersama seorang perempuan"
"Woah gosip nih. Gue bakalan minta PJ kalau beneran" gue mengangguk. "Ada kabar apa?"
"Teh, kalau Attar sama Belinda gimana?" Gue berpikir sejenak dan mengangguk. "Restu" mereka heboh menggoda Attar. Attar hanya diam dan menutup telinganya.
"Nggak papa kali dek, Belinda baik kok" Attar hanya diam.
❤❤❤
Hari ini gue tidur di rumah Mama dan Papa. Karena Arsen akan pulang satu Minggu lagi. Gue malas aja kalau harus dirumah sendirian.
Gue kebangun saat ada yang membuka pintu kamar gue pelan. Gue masih setia memejamkan mata. Kasur gue bergerak pelan, gue merasakan ada yang memeluk gue dari belakang. Gue hafal aroma parfum ini. Ini Arsen. Gue membalikkan tubuh gue ke hadapan Arsen.
"Sayang, aku kangen" rengeknya. Gue membalas pelukan Arsen. "Kok nggak ngabarin aku sih kalau pulang?"
"Biar surprise aja sayang"
Cup
Arsen mencium kening gue. "Tidur yuk, aku capek banget" gue mengangguk dan memeluknya, aroma tubuhnya menenangkan bagi gue.
Arsen Memeluk gue dan membelai rambut gue. Hawa ngantuk sudah mulai menyerang gue. Mata gue kembali terpejam, tapi kata-kata Arsen membuat gue terjaga.
"Sayang, kamu sudah semester berapa sih?" Tanyanya tanpa melepaskan pelukan kami. "Enam kak"
"Semester depan kamu tesis dong?" Gue mendongakkan wajah gue menatapnya. "Sudah ajuin judul tadi dan di ACC, ada apa kak?"
Arsen tersenyum dan mengecup kening gue lembut. "Aku ingin punya anak sama kamu"
Ingin punya anak
Punya anak
Anak
Anak
Anak
Arsen melambaikan tangannya di depan wajah gue yang sedang mencerna kata-kata darinya. Ini kenapa Arsen jadi ikutan pengen punya anak sih.
"Kamu keberatan sayang?" Arsen membelai pipi gue. "Boleh tunggu aku lulus kak? Aku ingin lulus magister dulu"
Arsen mengangguk dan mengecup kening gue lama. "Anything for you dear"
Arsen mencium bibir gue, melumatnya dengan lembut tanpa melukainya. Arsen memasukkan lidahnya kedalam mulut gue untuk memperdalam ciumannya. Gue mulai kehabisan oksigen, Arsen melepaskan ciumannya dan menempelkan kening kami.
"I want you now dear" bisiknya parau yang terdengar sexy. Gue menggelengkan kepala. "Maaf"
Arsen mengerutkan keningnya nampak bingung. "Aku lagi pms"
Arsen mendesah kecewa. Dia menarik selimut dan memeluk gue, tanpa berkata-kata lagi. Gue jadi terkikik geli melihatnya.
"Puasa lagi deh" gerutunya yang bisa gue dengar, tapi gue pura-pura tertidur.
"I Love you my beloved wife"
"I Love you more my beloved husband"
❤❤❤
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top