2

Untukmu yang jauh disana tetaplah semangat karena disini aku juga selalu semangat menunggumu

Happy reading
.
.
.
.
.
.

Persahabatan gue, Queen dan Attar udah berjalan 1 tahun. Gue sering ngajarin Queen bahasa Indonesia biar dia bisa lancar dan ngerti apa yang teman-teman dan dosennya ucapkan. Nggak lupa gue juga ngajarin dia bahasa sunda.

Queen cerita kalau dia punya kakak yang masih kuliah di Inggris. Dan lusa kakaknya pulang ke Indonesia. Queen seneng banget, sampe mau ngajakin gue dan Attar buat di kenalin ke dia. Queen juga cerita, selama mereka sekolah di Inggris, Mama dia nggak pernah lupa buat nelpon mereka, biar mereka nggak sampai ikutan pergaulan disana. Pacaran aja nggak boleh, apalagi ciuman.

"my mom is a very possessive person, my Daddy too even though he's native to England" gue sampai nggak percaya ternyata orang tua Queen masih menjunjung tinggi adat ketimuran, gue salut.

Queen udah sering main ke rumah gue . Dia juga sering lihat gue akrab dan kadang peluk Papa gue. Bagi gue Papa itu my hero, cinta pertama gue, lebay emang. Tapi memang Papa gue nggak pernah marah sama gue, paling cuman pakai nada tinggi aja kalau udah marah, gue dan Attar tahu diri juga lah. Mama gue beuh orangnya penyayang dan sabar, perasa juga. Mama gue itu kalau ngomong beuh pedes kayak boncabe level dewa, nyelekit banget kalau Mama udah marah. Jadi nggak ada tuh di keluarga gue acara pakai pukul-pukulan.

Gue ambil kelas akselerasi, jadi gue jalani skripsi di S1 dan kuliah semester 2 di Magister juga. Gue ngikutin jejak Mama. Kalau Attar dia juga ambil kelas akselerasi tapi di manajemen, dia masih semester 3.

Gue sama Attar punya band, gue jadi vocalis, Attar gitaris kadang jadi vocalis juga kalau gue sibuk, dia yang gantiin. Ada Marcell bagian keyboardis dia anaknya om Raffael dan tante Lidya, Naufal bagian bassist anaknya om Farel dan tante Jiya dan Zidan anaknya om Rion dan tante Fitri. Orang tua mereka sahabat Papa dan Mama jadi kita bisa akrab, mereka seumuran dengan Attar, ada lagi Leonardo dan Belinda anaknya om Kenan dan tante Bella sahabat Mama dan Papa, tapi Leon nggak ikutan, dia ngawasin kita aja di caffe milik Papanya.

☘☘☘

Hari ini Queen dan orang tuanya menjemput kakaknya yang akan tiba di bandara. Mereka bertiga sudah ada disana. Seorang laki-laki tampan menghampiri mereka, dia memeluk orang tuanya secara bergantian dan tak lupa memeluk adik kesayangannya Queen.

"Hey my little sister" memeluk erat adik kesayangannya itu dan mengacak rambut Queen.

Merapikan rambutnya yang acak-acakan "ish..I'm not a kid anymore Sen" Arsen tertawa mendengar penuturan adiknya itu. Mereka berjalan menuju mobil.

Queen membuka ruang obrolannya bersama Azza.

Queen Adeeva
Dimana Za?

Azzahra Salsabila
Lagi di cafe mau perform

Queen Adeeva
Alamatnya kirim ya

Azzahra Salsabila
Itu alamatnya

Arsen mengamati Queen yang sedang asyik ber WhatsApp an ria dengan temannya,yang Arsen heran, Queen pakai bahasa Indonesia? Sudah lancar?

"You are fluent in Indonesian?" Queen mengangguk dan tersenyum.

"my best friend taught me"

"Really?"

"Of Course brother. Mom, Dad, may i meet with Azza now? I want to see her perform"

"Of course baby, we are there now" Dean papa Queen melajukan menuju alamat yang dituju. Karena Dean dan Asya sangat senang Queen bisa berteman dengan Azza, Karena Azza mengajarkan banyak hal yang positif bagi Queen.

Mereka sudah tiba di pelataran coffe shop milik Kenan. Setelah mereka pesan coffe and cake, mereka duduk untuk menunggu Azza perform. Azza dan bandnya keluar dari ruangan dan menuju panggung kecil.

Arsen terpesona melihat Azza, tidak biasanya buat Arsen sampai dia terpesona seperti itu kepada perempuan. Bagi Arsen, Azza itu berbeda dari teman wanitanya yang ada di Inggris. Entah kenapa Arsen ingin berkenalan lebih dekat dengan Azza.

"She's your best friend?" Queen menganggu "who she's name?"

"What?are you interested in her?" Arsen menganguk mantap "what? Are you serious? She's my best friend, don't try to hurt her Sen"

"never will, because I falling in love with her" Queen membulatkan matanya tak percaya dengan ucapan Arsen. Asya menatap Queen dan Arsen.

"Kenalkan saja dulu sama Azza dek, janji ya Sen, jangan kamu sakiti Azza, mommy udah kenal sama Mamanya Azza"

"Iya Mom, i promise"

Queen mengajak Arsen berkenalan dengan Azza yang sedang ngobrol dengan teman se bandnya.

"Azza haiy" Sapa Queen saat Azza sedang minum frappuccino yang di berikan Leon ke teman-temannya. Azza memeluk Queen.

"Haiy Queen, sendirian? Mana orang tua kamu?" Tanya Azza yang tanpa melihat kearah Arsen.

"Kenalin kakak aku yang baru pulang dari Inggris. Sen ini Azza"

Arsen mengulurkan tangannya kearah Azza "Arsenio" Azza menjabat tangan Arsen dengan wajah datar.

"Azza. Bisa bahasa Indonesia?" Arsen mengangguk "Dek berdiri. Ini adik saya Attat" Attar mengulurkan tangannya ke Arsen dan Arsen menjabat tangannya.

"Attar, adik tergantengnya teh Azza"

Arsen menaikkan satu alisnya "Teh? Tea?" Teman se band Azza tertawa, Azza hanya menggeleng.

"Not tea, but teteh like sister. Kamu bisa  bertanya sama Mama kamu yang lebih paham" Arsen mengangguk dan berkenalan dengan teman se band Azza. Arsen terus menatap Azza yang sedang berbicara dengan Queen dan teman-temannya.

Fix Arsen sedang jatuh cinta pada pandangan pertama ke Azza. Gadis manis yang tomboy dan bersuara emas. Tapi Arsen bingung, kenapa Azza tidak terpesona dengan Arsen seperti teman-teman Arsen di Inggris.

"Balik pulang yuk, bisa kena marah Mama kita dek" Ajak Azza ke Attar. Attar mengangguk dan berdiri, lalu berpamitan ke Leon. "Titip salam buat om dan tante ya" Leon mengangguk.

"Mau pulang Za?" Tanya tante Asya yang sedang berjalan menghampirinya.

"Iya tante, kami pamit dulu" Azza dan Attar mencium tangan Asya dan Dean, lalu mereka pamit pulang.

Arsen masih memikirkan tentang Azza, gadis manis yang sudah mencuri hatinya.

☘☘☘

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top