18
Happy reading
.
.
.
Pagi hari saat gue bangun rasanya sesak dan ternyata tangan Arsen meluk perut gue. gue perlahan bangun dan melepaskan tangan Arsen. gue menuju kamar mandi untuk mandi lebih dulu, lalu gue membangunkan Arsen untuk mengajaknya sholat subuh bersama. Selesai sholat, Arsen beranjak ke kamar mandi. gue berlalu ke dapur dan mendapati bik Indun sedang memasak air.
"Pagi Non" sapanya dengan nada khas orang jawa.
"Pagi bik, mau tanya dong bik".
"Silahkan non".
"Arsen biasanya sarapan apa?".
"Den Arsen jarang pulang kesini non, biasanya hanya roti tawar, karena nggak biasa masakan bibi, biasanya Nyonyah yang masak"
"Mamanya Arsen?" bik Indun hanya mengangguk "Ya sudah bik, makasih ya" bik Indun menunduk lalu berlalu ke belakang untuk menyapu halaman belakang. gue membuka kulkas Arsen. What the? hanya ada telur? gue menghela nafas dan kepikiran untuk membuat sandwich telur.
Arsen turun dan memeluk gue dari belakang saat gue menaruh sandwich ke meja makan. "Kamu mau kopi, teh apa susu?"
"Mau kamu aja"
"Arsen"
"Call me honey, baby or sayang, i don't like you call me just my name". Gue mengangguk dan meminta maaf. Gue berpikir sejenak untuk memanggil Arsen.
"Kakak boleh?" Arsen berpikir sejenak, lalu mengangguk dan mempererat pelukannya ke gue. "Ayo makan kak, mau minum apa?"
"Coklat panas saja" gue mengangguk dan membuatkannya coklat panas. Coklat panas matang, gue berikan ke Arsen. "Kamu mau kemana?"
"Ke pasar yuk, beli bahan makanan buat kulkas kamu yang sepi tak berpenghuni" Arsen tertawa dan mengangguk, lalu menyantap sandwich ke mulutnya.
Arsen mengantarkan gue ke pasar di dekat kompleks perumahannya. Sudah terlihat kalau Arsen nggak pernah menginjakkan kakinya ke pasar apalagi mengantar ke pasar. Sampai di pasar dia terlihat seperti kebingungan untuk memarkirkan mobilnya, dia celingukan kesana-kemari.
"Berhenti di sini saja, aku masuk ke dalam ya" Arsen mengangguk dan mengeluarkan uang 100 ribuan 7 lembar, gila gue melongo di buatnya. Gue langsung turun dan membeli bumbu-bumbu, sayur mayur, ikan, ayam, daging dan telur ayam, tak lupa membeli buah untuk Arsen tak lupa sabun cuci dan pewangi. Setelah selesai gue menaruh belanjaan yang gue beli di bagasi, lalu gue kembali membeli jajanan pasar dan batagor untuk Arsen dan gue.
Tok tok tok
Gue ketuk kaca mobil Arsen dan Arsen membuka pintunya, gue masuk dan memberikan batagor dan jajanan pasar ke dia. "Batagor?" Gue mengangguk, lalu Arsen mengemudikan mobilnya menuju rumah.
******
Asya dan Queen mengunjungi rumah Arsen, disana mereka hanya bertemu dengan bik Indun saja. "Kemana mereka bik?"
"Ke pasar nyah. Mau minum apa nyah?" Baik Indun menawarkan minuman untuk nyonya besarnya.
"Apa aja bik. Mereka udah lama perginya?"
"Satu jam yang lalu nyah. Permisi nyah"
Mobil Arsen sudah sampai garasi rumahnya, terlihat disana ada mobil Mama Asya. Gue dan Arsen turun dan masuk ke dalam, belanjaan dibawa oleh Afif.
"Assalamu'alaikum" gue dan Arsen mengucap salam.
"Waalaikumsalam" jawab mereka bersama.
"Dari pasar nak?" Mama Asya bertanya ke Arsen.
"Iya mom, diajakin Azza" Mama Asya hanya tertawa. Gue berlalu mengambil piring dan menata jajanan pasar yang gue beli tadi, lalu gue suguhkan di depan mertua gue dan Queen.
"Arsen tuh nggak pernah ke pasar, Nemani mommy ke supermarket aja nggak pernah mau, kamu berhasil lho Za ajakin dia ke pasar, kamu sogok pakai apa?"
"Batagor" mommy Asya dan Queen tertawa.
Kami ngobrol di ruang tengah, Arsen sudah memakan batagor miliknya dan milik gue juga, katanya kurang kalau satu. Akhirnya hanya gue yang mengalah. Gue beranjak ke dapur diikuti mommy dan Queen.
"Mau masak apa Za?" Mommy sedang memperhatikan gue saat mengeluarkan ikan dan beberapa bumbu.
"Mau masak gulai ikan Mom" ah gulai ikan, rasanya kangen Mama dan Papa, makanan kesukaan Papa.
"Mommy bantu apa? Mommy belum pernah masak gulai ikan"
"Aku juga mau bantuin"
Akhirnya gue dibantu Mommy dan Queen untuk masak gulai ikan. Setelah gulai ikan matang, gue menaruh di meja makan, Queen membantu membawakan nasi ke meja makan. Arsen sudah menunggu di meja makan menatap gulai ikan. Kami semua makan siang bersama.
"Enak Za, kasih tahu Mommy resepnya ya, pasti Daddy suka ini"
"Iya mom"
"Kamu jadi berangkat kapan nak ke London?"
"Minggu depan Mom, aku selesaikan pekerjaan aku disini dulu, baru berangkat ke London"
"Azza masih ngajar kan di sekolah?"
"Iya mom, sayang kalau bolos"
*****
Arsen lagi tidur di kamar, mommy dan Queen sudah pulang siang tadi setelah makan siang. Gue berkutat di dapur membuat batagor setelah selesai mencuci baju gue dan Arsen dan menjemurnya di belakang. Ini pertama kalinya gue membuat batagor sendiri, biasanya gue membuatnya bersama Mama. Ah rasanya kangen rumah deh, kangen masak bareng Mama, kangen ngobrol bareng Papa dan Attar.
Arsen memeluk gue dari belakang dan mencium pipi kanan gue. Gue masih tegang aja saat Arsen cium-cium gue. Jujur aja, gue belum terbiasa. Arsen masih terus saja menciumi pipi kanan gue berkali-kali.
"Belum mandi kak?" Gue berusaha lepas dari pelukan Arsen, gue nggak bisa gerak saat masak kalau dia terus aja peluk gue. "Ya gosong deh, kamu sih peluk-peluk" gue angkat batagor terakhir yang sudah gosong, gue buang ke tempat sampah dapur.
"Maaf deh, kamu buat apa sih sayang?"
"Batagor"
"Serius?" Gue mengangguk, gue mencuci tangan di wastafel sebentar dan membawa batagor yang sudah gue goreng ke meja makan. Disana sudah ada bumbu batagor yang sudah gue masak duluan. Gue menata beberapa batagor dan bumbu di piring dan memberikannya ke Arsen.
"Enak sayang. Ah mau tiap hari kalau gini"
"Ih maunya. Besok kamu kerja?" Arsene mengangguk "antarin aku dulu ke yayasan ya, aku besok mau ngajar"
"Siap nyonya Arsen"
****
Arsen mengantarkan gue lebih dulu ke yayasan setelah itu dia berangkat ke kantor. Mama memeluk gue saat baru datang, duh kangen Mama padahal baru dua hari nggak ketemu Mama, rasanya udah sekangen ini.
Arsen dan Dean datang ke kantor Bintang untuk meeting bersama. Baru kali ini Arsen ikut serta meeting bersama mertuanya. Attar juga ikut meeting bersama Bintang, Arsen dan Dean.
"Makan siang keluarga bersama bagaimana Mr Dean?"
"Tentu saja Mr Bintang. Kamu telepon mommy dan Queen ya son"
"Offcourse Daddy"
"Tar, telepon Mama dan teteh"
"Siap Pa"
Siangnya mereka berempat beranjak ke restoran milik Dean untuk makan siang bersama. Asya dan Queen sudah datang, tetapi Bulan dan Azza masih belum terlihat. Arsen terlihat gelisah karena istrinya belum nampak bersama Mama mertuanya. Arsen menelpon Azza, dalam deringan ke lima baru diterima.
"Kamu.."
"Maaf betul ini keluarga dari Az-Zahra dan ibu Rembulan?"
"Iya"
"Ini dari rumah sakit, keluarga anda mengalami kecelakaan"
**********
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top