17

Kamu adalah masa kini ku dan seluruh masa depanku


Happy reading
.
.
.
.

Hari ini adalah hari pernikahan gue dengan Arsen. Detak jantung gue tak beraturan. Acara pernikahan kami diadakan di hotel milik Daddy Dean mertua gue. Gue sudah selesai di make up dan menunggu acara dimulai.

"Ayo keluar sayang" Mama menemui gue dan menggandeng tangan gue yang terasa dingin. Mama terkekeh melihat tingkah laku gue yang terlihat gugup.

"Yang ucapin ijab qobul Arsen bukan teteh, calm down teh" gue mengangguk "Mama dulu juga sama seperti kamu gugup juga, tapi Mama usahakan setenang mungkin, ini bukan sidang skripsi juga" gue tertawa mendengar penuturan Mama.

Gue duduk di tempat yang sudah disiapkan. Arsen menjabat tangan Papa untuk mengucapkan ijab qobul. Jangan tanya hati gue seperti apa, udah pasti nggak karuan, sedari tadi jantung gue rasanya mau lepas dan berlari dari tempatnya, karena jarak gue dan Arsen sangat dekat.

SAH

Seakan nafas gue tercekat, ini gue beneran udah jadi Istri Arsen? Gue mendongak kearah Papa, Papa tersenyum ke gue. Rasanya air mata gue jatuh, saat gue merasakan ini adalah hari terakhir gue lihat Papa sedekat ini, karena gue sebentar lagi akan ikut Arsen kemanapun.

Gue cium tangan Arsen dan Arsen cium kening gue, rasanya jantung gue makin bergejolak. Bukan main rasanya hari ini. Gue mengenakan kebaya putih rancangan Mommy Asya.

Sedangkan Arsen, dia sangat tampan dengan setelan tuxedo warna Abu-abu monyet yang makin memancarkan aura ketampanannya.

Setelah selesai dengan acara saling maaf dengan orang tua yang dramanya gue menangis di pelukan Mama dan Papa. Sekarang kita duduk di pelaminan. Selanjutnya acaranya adalah bersalam-salaman dengan tamu undangan. Gue dan Arsen duduk di pelaminan dan sudah berganti baju. Konsep pernikahan kami garden party seperti yang diusulkan Mama dulu dan gue senang sekali.

"Selamat ya mrs Azza" ucapan dari wali murid anak didik gue. Gue bahagia mereka semua datang dengan antusias.

"Terimakasih Bu"

Yang bikin gue ketar-ketir adalah Tian, Yopi, Wildan dan Marcell mereka naik ke pelaminan dan bersalaman dengan gue. Arsen sudah gue rasakan adanya perbedaan, yang awalnya dia tersenyum, kini dia mengetatkan rahangnya, dan sedikit menarik pinggang gue.

"Selamat ya Azzahra, hari ini adalah hari patah hati sedunia bagi kami, lihat kamu menikah" gue mengucapkan terimakasih atas kehadiran mereka, dan ingin tertawa melihat mereka menye-menye dihari pernikahan gue.

☘☘☘

Acara yang melelahkan sudah selesai. Kami semua menginap di hotelnya Daddy Dean mertua gue. Gue dibantu dua orang pegawai Mommy Asya untuk melepaskan gaun yang bagi gue sangat berat. Setelah selesai, mereka membawa gaun itu pergi. Gue segera ke kamar mandi membersihkan diri. Butuh 45 menit gue membersihkan diri dan make up pastinya. Gue keluar sudah dengan piyama yang sudah gue bawa di koper.

Arsen duduk di tepi Kasur dengan menonton acara TV. Gue duduk di sebelahnya.

"Mandi sana"

"Siap tuan putri" Arsen berlalu ke kamar mandi, hanya 5 menit dia sudah selesai dan berganti dengan piyama juga.

"Honey, aku udah pesan makan malam, sebentar lagi diantar" gue mengangguk dan sibuk membalas chat dari beberapa teman yang nggak bisa datang dan hanya mengucapkan selamat.

Ting tung

Arsen yang membukakan pintu, lalu yang mengantarkan makanan masuk dengan mendorong troli yang berisi spaghetti 2 porsi, sandwich tuna 2 porsi dan orange juice 2 porsi juga. Setelah memberikan tips kepada pegawai itu, dia keluar dan Arsen duduk di sofa.

"Banyak banget kamu pesan?" Gue mengikutinya di sofa sebelahnya.

"Aku cari batagor tapi tidak ada di menu" gue tertawa mendengarnya dan Arsen juga ikut tertawa.

"Besok jalan-jalan yuk, setelah itu baru kita pulang ke rumahku" gue mengangguk dan kami makan bersama.

Setelah makan malam bersama yang membuat kami kenyang tentunya, kami menonton TV dan bercerita tentang rencana Arsen ke London minggu depan.

Gue merasa ngantuk dan tidur bersama Arsen, hanya tidur dan tidak melakukan apapun hanya sebatas pelukan saja tidak lebih. Arsen ingin gue nyaman dulu dengan dia.

☘☘☘

Setelah sarapan bersama di hotel dengan keluarga, kami berdua mengitari kota Jakarta berdua saja.

"Kita mau kemana?" Arsen nampak berpikir sejenak, lalu menepikan mobilnya di area food court kaki lima.

"Aku ingin jajan sama kamu" gue tertawa dan mengangguk "Tunggu sebentar"

Arsen turun terlebih dulu dan membukakan pintu buat gue. Oh My sweet banget deh Arsen. Gue turun dan Arsen menggandeng tangan gue, dia mengajak gue pesan jajanan favoritnya batagor. Kenapa gue juga suka batagor? Jawabannya adalah ketika Mama hamil gue, beliau ngidamnya batagor dan Papa dengan sangat rela membelikannya, dan sampai sekarangpun Mama dan gue suka batagor dan sekarang menular ke Arsen.

"Arsen, kita pindahnya kerumah Papa Dean?" Arsen menggeleng.

"Rumahku sendiri Azza, ya masih satu kompleks dengan rumah Daddy, tapi tak sebesar rumah milik Daddy"

"Oh kamu punya rumah sendiri?" Arsen mengangguk.

Kami kemudian kembali ke hotel dan menuju rumah Arsen yang masih satu kompleks dengan orang tua Arsen. Rumah minimalis berlantai 2 bercat coklat.

Gue dan Arsen masuk, pekerja di rumah Arsen yang membantu gue membawakan koper gue dan Arsen.

"Itu bik Indun bagian bersih-bersih dan ini pak Afif supir aku. Kalau kamu perlu apapun panggil bik Indun aja" gue mengangguk.

"Ayo ke atas" Arsen menggandeng yg tangan gue menuju lantai 2 kamarnya.

Wahh bagus banget kamarnya, kelihatan asri. Gue keluar menuju balkonnya yang terdapat taman kecil dengan karpet bulu warna hijau yang menyerupai rumput. Arsen menghampiri gue dan memeluk gue dari belakang. Jantung gue mendadak maraton.

"Kamu suka sayang?" Gue mengangguk "Kita makan malam diluar aja gimana mau?" Gue menggeleng cepat "Kenapa?"

Gue berbalik badan menatap Arsen, dan Arsen masih setia memeluk gue. Arsen membelai pipi chubby gue dengan jari telunjuknya.

"Aku mau masak aja, nggak perlu beli" Arsen mengangguk.

Cup

Arsen mencium bibir gue sekilas, membuat gue membelalakkan mata. Ciuman pertama gue dan Arsen?.

"Aku ingin nasi goreng buatan kamu"

"Siap Aa' Arsen"

Tanpa ba-bi-bu Arsen meraih tengkuk gue dan mencium bibir gue sekilas, lalu memagutnya dan menyesapnya. Membuat gue syok saat ini. Gue nggak pernah pacaran ataupun ciuman. Ini adalah ciuman pertama gue. Gue bingung harus apa? Karena jantung gue sedari tadi maraton. Gue takut Arsen mendengar detak jantung gue yang sangat keras ini. Arsen melepaskan ciumannya karena gue merasa sesak nafas.

"Aku nggak bisa nahan lagi untuk tidak mencium kamu, bibir kamu manis sayang" Arsen mencium bibir gue sekilas "Aku suka, sangat suka"

Blush

Gue hanya tersenyum dan memeluk Arsen dan menyembunyikan wajah merah gue yang sudah blushing. Baper gue jadinya.

☘☘☘

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top