11


Selalu ada harapan bagi mereka yang sering berdoa..
Selalu ada jalan bagi mereka yang sering berusaha..

Happy reading
.
.
.
.
.

Arsen pov

Hari ini Aku sudah menyiapkan sebuah lamaran yang sederhana namun romantis. Sebuah cincin dan sebuket bunga yang akan ku bawa kerumah Azza.

Aku dan keluargaku menuju rumah Azza. Butuh waktu 40 menit untuk sampai kerumah Azza. Rumah minimalis bercat putih.



Attar ada di depan pintu menunggu kedatanganku dan keluargaku. Sedangkan Azza masih di dalam kamar dan tidak tahu menahu tentang kedatanganku. Azza tengah sibuk mentranslate novel dari Martin yang sudah lanjut ke bab 4, Attar menceritakan kepada ku.

Attar membawa Azza turun ke bawah untuk menemuiku dan keluargaku. Aku tersenyum kearah Azza. Azza tak membalas, dia nampak kebingungan.

Aku memberikannya sebuket bunga dan Teddy bear didalamnya, dia sangat suka dengan teddy bear kata Queen.

"for you Azza, gadis yang aku cintai" Azza menerima buket bunga itu dan tersenyum manis kearahku.

Aku mengeluarkan sebuah kotak cincin dan berjongkok di depannya.
"Will you marry me Azza?"

Azza menggigit bibir bawahnya untuk berpikir, dia melihat kearah kedua orang tuanya untuk bertanya, mereka tersenyum dan mengangguk.

"Yes I will"

Aku memasangkan cincin itu di jari manisnya. Aku berdiri dan akan memeluk Azza tapi Azza sudah menghadangku dengan tangannya.

"Mau di tampol?" Tanyanya jutek. Aku menggaruk tengkukku yang tidak gatal.

"Sorry" Azza hanya mengangguk.

Kami duduk berhadapan, Azza duduk bersama keluarganya dan aku duduk bersama keluargaku.

"Jadi kapan pernikahan ini akan dilaksanakan?" Tanya Daddy ke Mr. Bintang papanya Azza.

"Bagaimana Teh?" Mr. Bintang bertanya ke Azza. Azza nampak berpikir sejenak.

"Setelah lulus"

"No. Minggu depan"

"Nggak bisa"

"Aku nggak mau menunggu selama itu Azza. Bulan depan?"

"Nggak bisa, aku ada ujian semester"

"Final decision two month more" Azza hanya menghela nafas berat dan menutupi wajahnya dengan buket bunga yang aku berikan tadi. Aku hanya tersenyum melihat reaksi Azza.

"Sepertinya itu sudah memasuki liburan teh" Mrs. Bulan menjelaskan ke Azza.

"Ya, tante rasa itu cukup Azza" Mommy membantu meyakinkan Azza.

"Kenapa harus buru-buru sih?" Azza masih belum bisa menerimanya.

"Aku harus kembali ke England Azza, dan kamu harus ikut aku selama beberapa bulan" Azza menghela nafas kembali.

"Oke, dua bulan lagi kita menikah Arsen"  tersenyum bahagia.

"Besok ke butik Tante ya Azza, kita ukur gaun pengantin buat kamu"

"Iya tante. Besok saya datang sama Queen" Queen mengangguk.

"Aku jemput ya" tawarku ke Azza berharap dia mau menerima tawaranku.

"Saya besok harus ke kantor  penerbit dulu baru ke butik tante"

"Iya nggak papa Azza"

Pertanyaanku nggak dijawab Azza. Smartphone ku berbunyi, ada notif WhatsApp dari Azza? Aku lihat kearahnya, dia cuma tersenyum tipis ke aku.

Azzahra Salsabila
Besok aku tunggu di kampus, anterin kita ke kantor penerbit.

Arsenio Akbar
Siap tuan putri

☘☘☘

Hari ini aku nganterin Azza dan Queen ke kantor penerbit.

Damian calling...

"Halo"

"Yo my brother. pick it up me in airport now"

"Oke" aku turun dan menghampiri Azza dan Queen yang akan masuk ke cafe depan. "Aku harus ke airport jemput Damian, nanti aku bawa dia kesini"

"Oke Arsen"

"Hati-hati Arsen" Azza mengatakan seperti itu membuatku melayang, serasa di sayang dan diperhatikan Azza. Aku mengangguk dan pergi ke Airport menjemput Damian sepupuku anak dari Uncle Sean.

Aku mengajak Damian ke cafe untuk menjemput Azza dan Queen. Aku sudah menceritakan ke Damian kalau aku akan menikah dengan Azza 2 bulan lagi.

"Itu mereka" tunjukku saat aku dan Damian masuk ke cafe, Azza memunggungiku. Queen yang melihat kami, melambaikan tangannya ke kami.

"Lama ya? Maaf macet" kataku.

Damian memeluk Queen "long time no see sista"

"Pakai bahasa Indonesia heiy, sudah bisa kan" Damian terkekeh.

Aku mengajak Azza berdiri dan memperkenalkan ke Damian. "Ini calon istriku. Azza"

Damian melihat Azza seperti terpesona, ya kriteria perempuan ku dan Damian sama, seperti Azza ini. "Ekhem"

"Damian" Damian mengulurkan tangannya untuk berkenalan ke Azza, Azza menjabatnya.

"Azza" Azza mengernyitkan keningnya dan memandang kearahku. Damian belum melepaskan tangannya dari Azza, dia juga menatap Azza intens. Azza tersenyum lebar.

"Auw" Damian meringis dan melepaskan jabat tangannya.

"Kenapa?" Tanyaku kebingungan, Azza hanya tersenyum lebar tadi, kenapa Damian meringis kesakitan?

"Are you wonder woman eh? Tanganku sakit" aku dan Queen tertawa. Jadi aku nggak khawatir kalau Damian akan menggoda Azza.

"Of course. Aku memang wonder woman" Aku dan Queen tertawa mendengarnya.

☘☘☘

Aku, Damian, Queen dan Azza sudah sampai di butik Mommy. Queen dan aku diukur oleh pegawai Mommy di tempat terpisah. Mommy mengajak Queen untuk masuk keruangan khusus yang biasa dipakai Mommy untuk memotret gaun atau dress model baru.

Aku penasaran dan ikutan lihat. Damian juga ikut masuk denganku. Queen berfoto disana dan Azza belum nampak.

Mommy tersenyum dan menghampiri aku dan Damian. Nggak lama setelah itu Azza masuk dan duduk di kursi di depan kamera. Dia cantik sekali.

Aku juga memotret dia di smartphone ku. mau saja disuruh pose gitu sama Mommy.

"Mom, kenapa harus pose gitu?"

"Cantik lho, mommy gemas pengen dandanin Azza terus. Untung dia calon mantu Mommy. Tunggu ya Mommy mau dandanin dia lagi" aku menghela nafas. Mommy suka sekali dandanin Azza dan Queen.

Queen sih dari dulu dia udah foto genic. Mommy yang ajarin. Azza duduk disana. Oh Tuhan, Azza sangat cantik.

Yang bikin aku jengkel Damian dari tadi ngelihatin Azza terus. Aku cuma bisa menghela nafas.

"Awas copot itu mata" Damian tertawa.

"Aku suka dia, aku jatuh cinta sama Azza"

"Berantem sama aku. Dia milikku, jangan berani-berani dekati Azza"

"Tapi aku jatuh cinta sama Azza, Arsen"

☘☘☘

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top