1

"I look at you, and i see the rest of my life in front of my eyes"
.
.

"Sudah ku bilang berkali-kali untuk jangan memaksakan diri, dasar sialan !"

"Hehe.."

Bugh- !

"Matamu 'hehe' !"

Satu pukulan kasih sayang mendarat mulus di kepala belakang Oikawa, membuat yang dipukul mengaduh kesakitan, sedangkan Iwaizumi sudah berwajah masam.

Ini semua salah oik.

Iwaizumi sudah berulang kali bilang bahwa jangan memaksakan diri, karena sebentar lagi akan ada latih tanding dengan sekolah sebelah. Tapi oik ini malah ngeyel dan terus berlatih, dan baru berhenti setelah lututnya terluka.

Lalu mereka berdua kini berada di UKS sekolah, niat Iwaizumi ingin mengobati teman sampahnya yang sedang terluka. Memang baik sekali Wing Spiker satu ini.

Namun gerakan tangannya terhenti ketika mendengar sesuatu dari ranjang sebelah yang tertutup tirai. Iwaizumi yang sudah terlanjur penasaran membuka tirai itu dan melihat pemandangan yang, wah...

"Eh ?"

"Hah ?"

Seorang perempuan sedang memakai baju, dan iwaizumi malah membuka tirainya. Sadar dengan apa yang dilakukannya, iwaizumi segera membungkuk.

"Maafkan aku !"

Bugh !

Namun sayang, saat membungkuk, dahi iwaizumi malah berciuman dengan ujung besi ranjang, membuat lelaki itu mengaduh kesakitan.

"Ah- hei, apa yang kau lakukan ?"

Iwaizumi masih membungkuk sambil memegang dahinya yang memerah, namun ketika pandangannya terarah ke depan, ia disuguhi pemandangan dua buah gundukan yang hanya terhalang oleh bra berwarna putih karena kemeja sekolah yang belum terkancing.

Wajah iwaizumi seketika memerah. Ia baru saja melihat hal yang tidak senonoh, dan mata sucinya sudah ternodai.

"Duduk di sini, coba ku lihat lukanya"

(Name) menarik iwaizumi untuk duduk di ranjang. Iwaizumi hanya diam, otaknya masih Not Responding. Tangan kanan (name) sedikit menyingkirkan rambut iwaizumi.

"Geser sedikit"
Iwaizumi menurutinya dengan menggeser sedikit kepalanya ke kanan. Untuk sesaat lupa akan (name) yang masih belum mengancing kemeja miliknya.

"Iwa-chan, kena-.."
Oik membuka tirai di saat yang tidak pas. Oikawa memasang ekspresi tercengang, sama halnya dengan iwaizumi, sedangkan (name) masih memasang wajah datar sedari tadi.

"Maaf, kalian bisa lanjutkan"

Tirai putih itu kembali ditutup

"Oikawa, kau salah paham ! Ini tidak seperti yang kau kira !"

"Iwa-chan, ternyata kau sudah dewasa.."

"Ku pukul kau, kusokawa !!"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top