42.
Bahasa non-baku!
Suna terbangun karna mendengar bunyi berisik, matanya yang semula tertutup langsung terbuka, ia mendudukan dirinya lalu mengerutkan keningnya saat melihat ponselnya hidup dan berada di atas kasur tepat berada di samping bantalnya, layarnya menyala menunjukan alarm, waktu yang disetel telah terlewatkan lima menit.
‘Loh siapa yang nyetel alarm?’ batinnya sambil mematikan alarm yang di pasang di ponselnya.
Setelah itu ia beranjak dari kasur lalu merenggangkan kedua tangannya, gerakannya terhenti saat baru sadar tak mendengar suara kecimpungan yang biasa ia dengar di pagi hari, gadisnya mandi.
“Sayang.”
Hening, tak ada jawaban, pemuda itu berjalan kearah pintu kamar mandi lalu mengetuknya.
Tok-
Tok-
“[Name], kamu di dalem?”
Tak ada jawaban, sontak Suna menerobos masuk, ia mengedarkan pandangannya dan kosong, tak ada seorangpun di dalam kamar mandi.
Saat hendak berjalan keluar tiba-tiba matanya menangkap sesuatu berwarna orange yaitu sticky note yang tertempel di atas kloset.
Suna mendekati benda itu lalu mencabutnya, seutas kalimat tertulis di situ, ia membacanya.
Aku hari ini berangkat sendiri - [Full Name]
Dalam batin Suna bertanya-tanya, ada apa dengan gadis itu seharian terakhir ini? Marah-marah, berangkat ke sekolah tanpanya, dan meninggalkan sebuah sticky note, di atas kloset lagi! Nggak elite banget!
“Ah, udahlah!”
Kemudian Suna mulai bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.
---
Seorang pemuda dengan tubuh tinggi baru saja turun dari bus, mata setajam rubahnya mengedar ke sekitar, ia adalah Suna Rintarou.
Suna melangkahkan kakinya masuk kedalam sekolah, ia berjalan di koridor yang biasa ia lewati bersama [Name] menuju kelasnya, di tangan kiri pemuda itu menenteng sebuah jaket berwarna hitam miliknya.
“Suna!” seseorang memanggil Suna, ia langsung menghentikan langkahnya.
“Apa?” Suna menatap malas orang itu.
“L-lo mau ke kelas?” Suna mengangguk.
“G-gue boleh titip coklat ini nggak, kasih ke Nobara.”
Suna menggeleng, “Kasih aja sendiri, cowok nggak lo?”
Itadori yuuji, pemuda bersurai pink itu mencebikan bibirnya, “Jahat lo, anj!” (Oh my baby! Jangan mengumpats zeyeng!)
Suna memutar bola matanya malas lalu melanjutkan langkahnya namun kembali tertahan karna panggilan dari Itadori.
“Sun, bentar kek!”
“Nggak mau, kasih aja sendiri!” kesal Suna.
“Jahat amat lo, [Name] gue rebut mampus lo.”
Suna sontak melempar death glare-nya pada Itadori, si surai pink langsung meneguk ludahnya susah payah, “C-canda kalik.”
Suna menghendikan bahunya lalu melanjutkan langkahnya.
Itadori yang terdiam di tempat gelisah tak karuan, “Moga aja sempet..” gumamnya.
---
Suna mengerutkan keningnya saat mendengar bunyi berdebum dari dalam kelasnya, pemuda itu kini sedang berdiri tepat di depan kelasnya.
Tangannya terulur untuk membuka pintu kelasnya yang entah kenapa di tutup, tak seperti biasanya, selalu terbuka.
Klek-
“Tumben di tutu-”
DOR-
SRAASH-
DOR-
“HAPPY BIRTHDAY SUNA RINTAROU!”
“SELAMAT HARI LAHIR!”
“SELAMAT ULTAH, SUN!”
Suna terpaku, pemuda itu masih diam di ambang pintu, sangat terkejut.
Kertas warna-warni berjatuhan menimpa tubuhnya, seakan slow motion, ia dapat melihat kekasihnya sedang membawa sebuah kue dengan lilin kecil di tengahnya, gadis itu berdiri dua meter darinya, tak lupa senyum lebar di wajah gadis itu.
“Happy birthday, Rin!” wajah [Name] begitu cerah, tak seperti kemarin.
Suna meneguk ludahnya susah payah, entah kenapa tenggorokannya terasa tercekat.
“Semoga sehat selalu, sayangku~”
“HACIE!!”
“WIDIW! GAS TEROS, [NAME]!”
“NO KENDOR-KENDOR!”
“CIUM WOI! CIUM!”
“MANA CIUMANNYA!?”
“HENTAI!”
“CICIUT!”
[Name] melototkan matanya saat tiba-tiba Suna berlari kearahnya, kue di tangannya ia serahkan pada seorang laki-laki bertubuh tinggi yang kebetulan berada di sampingnya.
Bruk-
Suna menubruk lalu memeluk erat [Name] hingga gadis itu mundur tiga langkah kebelakang.
“Su-Sun..?”
“I love you! I love you! I love you! I love you! I love you!” racau Suna dalam pelukan, ia menyembunyikan wajahnya di tengkuk gadis itu.
[Name] terkekeh lalu membalas pelukan Suna dan mengusap punggung pemuda itu, “I love you too!”
Bahu [Name] terasa basah, Suna menangis, [Name] sontak memberi isyarat kepada teman-teman sekelasnya yang asik memotong kue, 'Dia nangis!' tanpa suara.
Semuanya tertawa, “Suna nangis, guys!”
“Wah! Wah! Sunat lagi sono, Sun!”
“Met ultah, Sun!”
“Woi! Rotinya jangan lu abisin sendiri, dong!”
[Name] tertawa lalu mengeratkan pelukannya pada Suna, “I love you..” ucap gadis itu.
“I love you for infinity.”
“I love you for infinity.”
Benang takdir mereka kuat, tak akan pernah terlepas. Cinta mereka tak terbatas, hingga dunia pun kalah.
Suna Rintarou dan [Full Name] adalah sepasang.
“You're mine,” Suna menatap netra kekasihnya lekat.
“I'm yours.”
---
Tamat!
Ini beneran tamat! Yeay! Akhirnya book ini selesai! Makasih banget buat kalian yang udah baca book ini dari awal sampe end! Omg! I love you so much!
Saya merasa uwaw! I love youuuuuu!!
GOOD BYE GUYS! SEE YOU IN ANOTHER STORY! MUAH!
♪
♪
♪
“I love you for infinity.”
♪The End♪
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top