41.


Bahasa non-baku!

Suna berjalan lesu memasuki apart, hati laki-laki itu tak tenang, ia memikirkan [Name] yang pergi ke perpustakaan kota, meskipun gadis itu pergi bersama Nobara hatinya tetap tak tenang.

Suna menjatuhkan dirinya keatas sofa lalu menengadahkan wajahnya menatap langit-langit ruangan, helaan nafas panjang terdengar beberapa kali keluar dari mulutnya.

Tangan kirinya terulur masuk kedalam saku celana seragamnya mengambil ponselnya.

Sebuah notifikasi pesan dari nomor Osamu masuk, macanya memicing tajam.

Osamu : Sun, kok tadi gue liat cewek lo ama si Nobara di kafe ama cowok ganteng ya? Itu lo bukan sih? Tapi kan lo kagak ganteng..

Suna menggertakan giginya, ia menarik nafas dalam-dalam, tidak mungkin [Name] berbohong padanya kan?

Saya : Lo liat di kafe mana?

Suna mengumpat saat pesannya yang ia kirim pada Osamu malah centang satu, pemuda itu malah off alias tidak online.

Suna melempar ponselnya ke atas karpet lalu mengusap wajahnya kasar, dengan mencak-mencak laki-laki itu bangkit dari duduknya lalu berjalan masuk kedalam kamar, kemudian ia pergi masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri, ia butuh air dingin untuk memadamkan emosinya.

---

Suna duduk gelisah di atas sofa, jam dinding telah menunjukan pukul sembilan malam, tapi kekasihnya belum pulang juga, sudah lebih dari seratus kali Suna menghubungi gadis nakal itu tapi nomornya tak aktif.

Klek-

Suara pintu terbuka, Suna langsung berdiri dari duduknya lalu berjalan kearah pintu, [Name] kembali dalam keadaan baik-baik saja, tapi.. jaket siapa yang dikenakan gadis itu?

“Kok baru pulang?!” kesal Suna sambil menatap [Name] tajam, gadis itu melirik malas pemuda itu lalu memutar bola matanya.

“Jaket siapa yang kamu pake itu?” tanya Suna sambil berjalan mengikuti [Name] yang hendak masuk kedalam kamar.

“Jaket temen.”

“Cowok?” [Name] berdehem, Suna sontak memicingkan matanya tak suka.

Kini telah di dalam kamar, [Name] melepas jaket yang ia kenakan dan membuka dua kancing teratas seragamnya.

Suna duduk di pinggiran kasur sambil menatap gerak-gerik gadis itu, “HP kamu kok nggak bisa dihubungin?”

“Lowbat,” jawab [Name] singkat sebelum masuk kedalam kamar mandi.

Suna memijit pelipisnya, “Dia kenapa..?” dalam batin ia berpikir keras, apakah ia membuat sebuah kesalahan?

---

“Kamu nggak bobo?” tanya Suna sambil merebahkan tubuhnya di samping [Name] yang tiduran tengkurap sambil membaca novelnya.

“Nggak.”

Suna mengubah posisinya menjadi tengkurap, ia ikut membaca novel di tangan [Name].

“Jangan ganggu!” ucap [Name] dengan sebalnya, Suna mengeryitkan keningnya, “Kenapa sih, orang ikut baca doang.”

“Kamu ganggu banget dari tadi,” ucap [Name] sambil melempar novel di tangannya ke atas lantai, Suna melototkan matanya lalu pemuda itu mendudukan dirinya.

“Kamu yang kenapa, seharian ini marah-marah mulu,” ucap Suna, [Name] menutup wajahnya dengan bantal, gadis itu menggeleng.

“Aku ada salah ya..?” ucap Suna pelan sambil mengusap bahu [Name] namun ditepis gadis itu, Suna terdiam sebentar.

“Nggak usah pegang-pegang, modus..”

Suna mengusap wajahnya kasar, entah kenapa hatinya berdenyut kuat dan matanya tiba-tiba terasa panas.

“Jangan marah lama-lama ya..”

Kemudian kedua insan itu tidur saling menunggu satu salam lain.

---

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top