28.


Bahasa non-baku!

“Sun, pinjem HP dong!” ucap [Name] pada Suna yang sedang tiduran di atas karpet, ponsel pemuda itu tergeletak sembarangan di atas lantai.

“Ambil tuh.”

“Aku download game ya!”

“Hm.”

Dengan perasaan antusias [Name] menyambar ponsel kekasihnya lalu mengotak-atiknya, ia me-download berbagai macam game dengan wajah senang, raut bahagia gadis itu tiba-tiba sirna saat sebuah notifikasi pesan masuk kedalam ponsel di genggamannya yang bukan merupakan miliknya.

12345***** : Kok kamu jarang chat aku sekarang, babe?

Jantung [Name] seakan hendak melorot ke usus besar, gadis itu melirik-lirik Suna yang memejamkan matanya tertidur, dengan segala rasa keingintahuannya gadis itu membuka pesan tersebut.

Nomor asing itu tidak aktif beberapa detik yang lalu, [Name] membuka profilnya lalu menggigit bibir bawahnya kuat-kuat, foto seorang gadis cantik tersenyum kearah kamera, [Name] akui gadis ini sangat cantik! Lebih cantik darinya malah!

Dengan menahan nafas [Name] mengetikan sesuatu untuk membalas pesan dari nomor asing itu.

Saya : Siapa?

Tak selang lama nomor itu kembali online lalu mengetik dan mengirim balasan.

12345***** : Maksud kamu apasih?

Mata [Name] berkaca-kaca, sekuat tenaga ia menahan bibirnya agar tak mengeluarkan suara ataupun isakan.

Saya : Ini siapa?

Tangan [Name] tremor hebat, gadis itu tiba-tiba merasa pusing dan mual, dengan was-was ia melihat kearah Suna yang masih tenang, tak bergerak sedikitpun, nafas pemuda itu teratur.

12345**** : Yayang kamu lah! Siapa lagi! Ya ampun! Jangan-jangan kamu nggak nyimpen nomor aku!?

Tak kuat lagi [Name] melempar kuat ponsel digenggamnya kearah Suna yang sedang tidur hingga mengenai bahu pemuda itu, dengan kaget Suna terbangun.

“Apa-apansih-” Suna terpaku, “Kamu kenapa nangis..?”

[Name] menggengam erat kedua kepalan tangannya, gadis itu ingin sekali memotong leher pemuda di hadapannya saat ini, namun ia tak bisa!  Makanya ia menangis!

“H-hei kamu kenap-”

“LO ANJING!”

Suna terdiam, pemuda itu membatu, untuk pertama kalinya nada [Name] membentaknya tanpa ada unsur main-main.

“LO SELINGKUH!?”

Suna melototkan matanya, “Selingkuh apaan?!”

“LIAT HP LO!”

Suna terdiam sebentar sebelum meraih ponsel di sampingnya yang sedikit retak layarnya, ponselnya masih menyala meski sudah retak, pemuda itu mengerutkan keningnya saat membaca chat roomnya dengan nomor tidak diketahui itu.

“Aku nggak selingk- Sayang, aduh.. kok nangis?” Suna malah khawatir pada [Name], bukannya mengeluarkan pembelaan.

[Name] mengusap wajahnya yang telah basah karna air mata dengan punggung tangan, “Kamu kok jahat banget sih, Sun..”

“Kalo bosen ngomong, jangan bohong kayak gin-”

“Aku nggak selingkuh, [Fullname].”

Ucapan Suna tegas, “Aku nggak pernah selingkuh!”

“Terus itu apa?! Selir kamu?! Gitu?!”

Suna memijit pelipisnya lalu menatap layar ponselnya yang masih menyala menunjukan chat roomnya dengan orang tidak diketahui itu.

Suna memicingkan matanya sebentar saat membaca nomor tidak diketahui itu, mulutnya bergumam mengucapkan satu-persatu angka nomor itu.

‘Kok familiar ya?’ batin Suna.

[Name] geram, “SUN!”

“Eh iya?”

“Anj- lo tuh ya!” kesal [Name].

Tiba-tiba Suna ingat, “OASU!” ucap Suna dengan nada kesalnya.

[Name] sedikit kaget namun gadis itu tetap mempertahankan raut marahnya.

“Ini nomornya jamet pirang!”

---

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top