8. Restoran Padang
Senyumanmu padaku adalah lukisan indah tiada tara. Aku heran, mengapa kamu memiliki segala hal yang indah. (Naima)
***
Sean membawa Ima ke restoran yang namanya Sederhana. Sebuah restoran mewah yang menunya khas masakan Padang. Namanya saja sederhana tapi pada kenyataan restoran ini adalah salah satu restoran Padang termewah di Jakarta.
Restoran ini didesain ala rumah adat Sumatera Barat lengkap dengan gonjongnya. Di dalamnya diberi sentuhan mewah moderen tanpa meninggalkan kesan tradisional. Beberapa bagian dindingnya yang terbuat dari kayu diukir dengan ukiran khas Sumatera Barat yaitu ukiran motif pucuak rabuang dan kuciang lalok. Lantainya dilapisi kayu jati yang memberikan kesan hangat.
Sean dan Ima memilih duduk di dekat dinding tepat di meja nomor 13. Meja makan yang seharusnya untuk kapasitas 6 orang hanya diisi mereka berdua saja. Sudah bisa dipastikan mereka tidak duduk berdekatan tetapi mereka duduk berhadapan.
Pelayan restoran datang dengan membawa nampan berisi aneka masakan Padang seperti rendang, dendeng balado, gulai kapalo lauak, itiak lado hijau, sambal lado uok, ayam balado dan lain sebagainya hingga meja kapasitas 6 orang itu dipenuhi aneka makanan Padang yang dihidangkan dengan piring kecil.
"Beneran kamu enggak lagi diet kan?" Sean kembali memastikan kalau wanita cantik yang masih memakai baju kerja itu tidak sedang diet.
"Enggak Sean," jawab Ima berbohong.
"Hmm, aku enggak tanggung jawab ya kalau berat badanmu Naik beberapa kilo," kata Sean sambil menyendok Nasi dari bakul nasi yang dihidangkan di atas meja.
Ah, yang penting kamu tetep lanjutin perjodohan ini, itu sudah cukup bagiku. Batin Ima.
Mulanya Ima ragu-ragu memakan makanan yang banyak mengandung kalori ini. Tapi, begitu melihat Sean makan dengan lahapnya Ima menjadi ingin makan juga. Dari cara makan Sean yang tidak memakai sendok adan makan dengan lahap, kwlihatannya makanan yang terhidang ini enak. Sepertinya soal selera makan pria itu tidak main-main.
Untuk makan siang ini Ima memilih itiak lado hijau. Baru sekali suap gadis itu menikmati kenikmatan cita rasa, ia pun ketagihan hingga menyuapkan nasi berulang-ulang.
Sean tersenyum-senyum melihat Ima yang ternyata nafsu makannya cukup besar. Ima juga tersenyum dan tak menyangka kalau Sean porsi makannya banyak, seperti raksasa kelaparan. Sambil makan mereka berdua saling melempar senyum dan terkekeh menyaksikan adegan makan yang luar biasa ini.
"Aku suka masakan Padang, Mama sering memasak buatku. Aku suka pedas, kalau Kak Soni enggak suka pedas, Kak Soni sering protes kalau Mama memasak makanan pedas seperti ini," cerita Sean yang mulai mencairkan suasana beku antara mereka berdua.
Ima lagi-lagi merespon cerita Sean dengan senyuman. Dari sini ia tahu bahwa lelaki idamannya menyukai makanan khas Sumatera Barat.
Bisa, bisa diatur aku bisa memasaknya kok, demi kamu! Pakai bumbu cinta dan penyedap kasih sayang. Batin Ima.
"Ima kayaknya kamu harus coba ini deh!" kata Sean tiba-tiba sambil menunjuk piring kecil yang berisi jengkol balado.
"Hah, jengkol!" Ima terkejut dengan piring yang ditunjuk Sean.
Gila kali ni cowok! Masa aku disuruh makan jengkol sih! Batin Ima.
"Iya kamu coba dulu deh, pasti kamu suka. Kata Sean sambil memindahkan dua keping jengkol dengan ke piring Ima.
"Aduh, Sean makasih. Enggak usah, aku enggak suka jengkol."
"Coba dulu Ima, don't judge food by other people's tastes. Kata orang emang pahit. Tapi ketika kamu rasakan dan resapi rasanya pasti kamu sadar kalau jengkol ini punya rasa yang unik," kata Sean panjang lebar. Sepertinya Sean sudah mulai tidak canggung dengan Ima.
"Enggak Sean," rengek Ima.
"Coba dulu, gigit dikit aja."
Mau tak mau Ima menyanggupi permintaan Sean. Terpaksa, dari pada pria itu kecewa, lalu tidak jadi tunangan. Momen ini juga kali pertamanya ia dan Sean mulai cair dan tidak canggung lagi. Sean sudah mulai banyak berbicara karena biasanya pria itu terkesan dingin dan cuek. Menyanggupi permintaan Sean sepertinya lebih baik dan momennya juga pas.
Ima memulai gigitan pertamanya. Lalu mengunyah jengkol itu perlahan-lahan. Sambil mengunyah Ima memutar bola matanya ke atas. Ima berdoa di dalam hati semoga tidak terjadi apa-apa misalnya muntah. Tak mungkin rasanya jika muntah di depan lelaki idaman, malu.
Ya ampun, dia nurut aja gue suruh makan jengkol. Ha ha ha, gue rasa dia emang calon istri yang baik sih. Ya nurut kata-kata calon suami lah. Gue tau banget kalau meminta cewek kosmopolit makan jengkol itu susah. Kenapa dia mau aja ya. Batin Sean.
Pria itu tersenyum geli melihat wajah Ima yang lucu saat makan jengkol dengan bola mata yang ia putar ke atas. Sesekali gadis yang ada dihadapannya itu menggaruk rambutnya dan mengunyah jengkol yang ia suapkan dengan nasi secara perlahan.
Ih, kenapa jengkol ini tiba-tiba rasanya jadi legit gini sih! Setahuku jengkol itu rasanya pahit kayak sikapnya Sean selama ini. Ha ha ha omongan Sean tadi bener juga sih, kalau menikmati makanan itu harus diresapi dan jangan menilainya dari selera orang lain. Batin Ima.
Tanpa malu-malu Ima mengambil dua keping jengkol lagi di piring hidangan. Ia membelah sekeping jengkol menjadi dua bagian. Setelah terbelah ia menyuapkan kembali nasi yang berisi potongan jengkol yang ia belah. Ternyata Sean tak melepas pandangannya dari Ima yang tengah menikmati jengkol. Sambil mengunyah makanannya Sean berusaha menahan gelak tawa.
"Apa liat-liat!" protes Ima yang menghentikan suapannya karena diperhatikan Sean.
"Ha... Ha... Ha...," Sean tak bisa menahan tawanya melihat calon tunangannya lahap memakan makanan yang sebelumnya tak disukainya.
"Sean! Ih," kata Ima pura-pura kesal. Padahal dihatinya Ima sangat senang melihat Sean tertawa. Pertama kalinya Ima melihat Sean tertawa lepas.
Duh! Jangan-jangan dia mengujiku. Jangan-jangan dia ilfil gara-gara ini. Duh! Sean kamu pinter banget sih menjebakku! Batin Ima.
Setelah puas menikmati hidangan, mereka berdua ngobrol ringan. Rasa deg-degan Ima mulai berkurang. Gadis itu kini lebih Santai di depan Sean.
Bagi Ima senyuman Sean padanya adalah lukisan indah tiada tara. Sean seperti memiliki segala hal yang indah.
Pramusaji segera mengangkat piring yang ada di hadapan mereka dan langsung membersihkan meja dengan cairan pembersih. Kini di atas meja hanya ada tas LV Speedy milik Ima, ponsel Ima dan ponsel Sean. Tangan mereka juga mereka letakkan di atas meja.
Sean mencoba meraih tangan Ima. Seperti mendapatkan sinyal, Ima perlahan memajukan tangannya. Setelahnya tangan kokoh Sean menggenggam lembut tangan Ima. Tak lupa untuk menambah kesan supaya lebih romantis dan dramatis, Sean menggosokkan jempolnya ke punggung tangan Ima.
Berhasil, kini wanita itu tengah mabuk kepayang dalam genggaman tangan dan cintanya pada Sean. Ima membatin. Jangan! Jangan plis jangan! Jangan dilepasin. Genggam terus! genggam terus!
"Ima," panggil Sean lembut. Matanya juga menatap Ima dengan lembut. Bisa-bisanya pria itu bersikap baik mendadak. Bukankah tadi selama perjalanan, di mobil ia bahkan diam saja. Ada apa ini?
"Iya Sean," jawab Ima sedikit gelagapan.
Sebenarnya Sean tak enak melihat Naima yang selalu menjadi pengagum rahasianya. Sean tahu sejak lama. Sean merasa ia harus berterus terang agar Ima tidak terus-terusan menjadi pengagum rahasia.
"Ima, mulai sekarang kamu enggak usah neropongin aku lagi ya. Kalau kamu ingin melihatku just ask. Kamu bisa memintaku kapanpun dan aku akan menemuimu tanpa banyak pertimbangan," katanya dengan senyuman yang paling manis.
Hah, dia berkata just ask! Itu artinya aku tinggal memintanya datang ke rumah, lalu dia datang. Alhamdulillah, akhirnya ada kemajuan. Batin Ima.
"I.. Iya Sean," jawab Ima. Ia juga malu ternyata Sean tahu kalau dirinya suka meneropongi pria ganteng itu. Pipi Ima bersemu merah. Mau bagaimana lagi, sudah terlanjur terciduk.
"Ima, nanti sore kita joging ya! Di taman kompleks, kamu enggak sibuk kan?" tanya Sean.
"Enggak Sean," jawab Ima.
"Horee... Horee..., akhirnya aku bisa pamer ke warga kompleks" batin Ima.
"Oke kalau gitu, aku jemput kamu ya. Aku panggil dari depan rumah," kata Sean dengan senyuman jahil. Ia merasa lucu membayangkan menjemput Ima yang tinggal di depan rumahnya. Rasanya seperti menjemput gadis tanpa kendaraan atau bermodal dengkul.
"Iya Sean," Ima ikut tersenyum. Dalam hatinya ia merasa akan terbang. Kencan di rumah makan Padang ternyata akan disambung nanti sore dengan joging berdua.
"Oh iya Ima, Ini buat kamu," Sean meronggoh saku kemejanya dan memberikan kotak kecil berwarna merah muda.
Ima menerima kotak itu dan membukanya segera setelah Sean menyuruhnya membuka kotak itu. Ternyata kotak itu berisi kalung perak. Ima rasanya ingin terbang untuk kesekian kalinya. Tak disangka pria cuek itu rupanya bisa menciptakan kejutan manis. Setelah membukanya mereka berdua memfoto tangan mereka sambil memegang kalung. Hasil foto tangan mereka membentuk hati.
Sean sepertinya sudah mulai membuka hatinya dan menerima perjodohan ini. Ima bukanlah pilihan buruk, tapi pilihan yang sangat baik. Walau mereka tidak akrab Sean tahu kalau Ima adalah gadis baik, cantik, patuh pada orang tua, tidak pernah clubbing malam-malam, pintar, memiliki karir bagus dan Ima juga taat beribadah. Sean bahkan tak pernah melihat Ima membawa lelaki ke rumahnya. Setahu Sean hanya Soni lah yang mengunjunginya, itupun Soni berpura-pura menemui Chandra-- Kakak Ima sambil ambil kesempatan bertemu Ima. Sean tahu semua tapi Sean sebelumnya memungkiri kalau Ima adalah pilihan yang baik.
Ima menampilkan senyum terbaiknya. Gadis itu masih malu-malu. Ia sering salah tingkah ketika Sean tanpa sengaja bertatapan dengannya. Ima sepertinya memang memiliki pribadi yang menyenangkan.
Betty maaf. Batin Sean.
Tangan Sean dan Ima.
Terjemahan bahasa minang:
1. Pucuak rabuang = pucuk rebung
2. Kuciang lalok = kucing tidur
3. Gulai kapalo lauak = gulai kepala ikan
4. Itiak lado hijau = bebek cabe hijau,
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top