40. Lebih Dari Cinta

Ada yang lebih baik dari cinta yaitu kamu, aku nyaman berada di sampingmu selamanya. (Betty)

***

Tiga bulan berlalu membuat kondisi wanita itu menjadi lebih baik dari sebelumnya. Betty mengikuti rangkaian rehabilitas di panti rehabilitasi narkoba. Setelah pemaksaan suntik narkoba yang dilakukan anak buah Martin ia dikhawatirkan ketergantungan dan terpaksa harus karantina.

Betty menjalani karantina dengan bersemangat. Semangat itu tak akan bersemi jika tidak ada Soni di sisinya. Selama tiga bulan belakangan ini kakak kandung Sean itu telah membuatnya jatuh cinta dan bertekuk lutut dalam balutan asmara.

Soni dengan kesabarannya menemui Betty yang dikarantina dan memberikan perhatian kecil. Perhatian kecil itu membuatnya nyaman bersama Soni. Bagi Betty Soni lebih dari sekedar cinta. Ia nyaman, rindu dan selalu ingin dalam gandengan dan dekapan pria tampan itu.

Di pinggir sungai Cikuning di lokasi yang disebutkan Soni tepat di dekat jembatan penghubung sungai, Betty berjalan pelan. Wanita itu berjalan sambil memperhatikan suasana sungai dan mencari sosok Soni yang mungkin saja sudah stand by menikmati senja.

Ia melangkah pelan dengan sabar mencari sosok kakak Sean yang sebenarnya ia rindukan. Dua hari tak bertemu pria itu rasanya sangat menyiksa. Itu yang menurutnya lebih dari cinta,  karena ingin selalu bersama dan rindu walau sebentar saja tak bertemu.

Mata Betty berbinar saat melihat Soni yang sudah berdiri menatap senja di ujung jembatan. Betty menilai pria itu sangat romantis dan sepertinya memang cocok dijadikan pasangan hidup.

"Kak Soni!" panggil Betty.


Soni menoleh dan menatap Betty dari kejauahan. Pria itu tersenyum manis. Wajahnya terlihat semakin tampan diterpa senja. Betty melangkah lebih cepat dan Soni berjalan mencoba mendekati Betty. Mereka bertemu di tengah jembatan.


"Kemana aja Kak? Dua hari ini aku tak melihatmu," tanya Betty penasaran.

"Maaf Betty dua hari ini aku enggak mengunjungi kamu. Aku ke Singapur ada urusan bisnis, aku juga baru sampai beberapa jam yang lalu," jawab Soni dengan senyuman manis seperti biasanya,

Betty tersenyum ceria dan memegang kedua lengan Soni. Pria itu seperti kurang bersemangat, mungkin dia lelah karena baru saja sampai dari luar negeri. "Kakak kenapa? Kakak enggak suka aku datang ke sini?" tanya Betty.

"Justru aku senang, aku termenung karena sejak lama aku berpikir suatu saat aku bertemu jodohku di sungai ini," kata Soni.

"Bukannya kamu sudah menemukan jodohmu?" tanya Betty.

"Hmm? Apa mungkin kamu?" tanya Soni.

"Aku berharap begitu Kak, aku... Aku...," tiba-tiba kata-kata Betty tercekat. Matanya berkaca-kaca, ia tertunduk

"Betty, kamu datang kemari menemuiku? Dua hari ini aku sempat berpikir kamu enggak menerima cintaku," kata Soni.

"Kamu salah Kak, aku datang kemari untuk mengatakan kalau aku merindukanmu, aku jatuh cinta padamu. I think I'm in love with you," kata Betty dengan tatapan berkaca-kaca.

"Benarkah Betty, kamu sudah yakin?" tanya Soni.

"Aku yakin, membina hubungan baru denganmu. Aku merasa tenang karena Kak Ima dan Kak Sean sudah bertunangan. Aku makin senang mereka dua bulan lagi menikah," kata Betty.

"Mereka melangkahi aku, tapi tak apa," jawab Soni tertawa pelan.

"Jangan sedih," jawab Betty menoel pipi Soni.

"Betty, aku mencintaimu," kata Soni dengan lancar. Akhirnya pria itu puas mengatakan cinta pada Betty tanpa hambatan.

"Aku juga," jawab Betty menatap mata Soni.

Soni meletakkan kedua tangannya di pinggang Betty. Ia menarik pelan tubuh Betty hingga jarak mereka sangat dekat. Kedua mata mereka saling pandang dan masing-masing jantung mereka berdetak lebih cepat.

Soni makin mengeratkan rangkulannya di pinggang Betty. Soni menunduk memejamkan mata dan mencari bibir Betty yang sebenarnya sudah siap menerima ciumannya. Betty meremas kedua lengan Soni dan bersiap menerima ciuman hangat pria tampan itu.

Suasana sepi justru membuat bibir Soni bergetar menyerang bibir Betty. Sementara Betty menyambut ciuman itu dengan mengikuti getaran yang diciptakan Soni. Perlahan tapi mereka menikmati dan semakin lama mereka berciuman semakin menumbuhkan rasa cinta di hati mereka.

Ciuman berlangsung lama dan romantis itu terputus karena mereka diguyur hujan lebat. Mereka saling melempar tawa karena hujan seolah mengerti agar mereka mengentikan aktivitas romantis mereka.

"Ayo, ikut denganku. Apartemenku tak jauh dari sini," kata Soni sambil menyeka wajah cantik Betty yang tersiram air hujan.

"Baiklah!" jawab Betty. Setelahnya mereka berjalan berkejaran dengan lebatnya hujan. Tangan Betty digandeng Soni. Dalam perjalanan sesekali Soni menatap Betty penuh sayang.

***

Di apartemen Soni yang bisa dikatkan cukup mewah itu mereka melanjutkan ciuman mereka yang sempat terputus dengan baju yang basah kuyup. Ciuman romantis di jembatan tadi kini berubah menjadi ciuman erotis.

Betty tampak bersemangat bersama Soni. Tangannya menarik tengkuk Soni supaya pria itu makin mempertajam ciumannya. Soni sendiri tak mau kalah, tangan pria itu justru mengarah ke bokong Betty dan menarik bokong Betty supaya semakin dekan dengannya.

Sesak napas berciuman lama, bibir Soni kini berpindah ke pipi Betty dan berlanjut ke leher wanita itu. Napas Soni justru membuat Betty mendesah. "Ah...," rintih Betty. Tak tahan ia mendorong kepala Soni dan membelakangi Soni. "Kak, buka resliting gaunku," perintah Betty.

"Betty, ka...kamu." Soni menjadi terkejut.

"Cepat lakukan!"kata Betty.

Dengan ragu Soni membuka resliting gaun yang dipakai Betty. Ia melihat punggung Betty dan pakaian dalamnya. Setelah gaun wanita itu terbuka, wanita itu menarik tangan Soni menuju kamar Soni. Setiba di kamar Soni Betty memeluk Soni dengan kuat dan merebahkan tubuhnya di tempat tidur dengan posisi tubuh Soni berada di atas tubuhnya.

***
Soni terbangun dari tidurnya. Tangannya meraba sisi sebelah ia tidur ternyata kosong,  Betty tidak ada di sampingnya. Sepertinya wanita itu sudah bangun dari tidurnya. Soni mengucek matanya menghilangkan sisa rasa kantuknya. Ia bangun dan hanya mengenakan celana boxer dan bertelanjang dada.

Langkah Soni terhenti ketika mendapati Betty yang sedang sibuk di dapur dan hanya memakai kemeja biru muda Soni dan celana pendek. Kemeja itu tampak kebesaran olehnya, hal itu membuat Soni tersenyum kecut. Kemana bajunya? Kenapa memakai kemejaku?

"Kamu lagi apa?" tiba-tiba Soni sudah memeluk Betty dari belakang. Betty tampak sedang menyiapkan sandwich.

"Lagi nyiapin sarapan sayang," jawab Betty tanpa menoleh ke arah Soni yang masih memeluk Betty dengan gemas. Dagu Soni kian menempel di bahu Betty setelah mendengar wanita itu memanggilnya sayang.

"Kamu memanggilku sayang?" tanya Soni seolah tak percaya.

"Hmm," jawab Betty dengan tangan yang masih sibuk.

"Sulit dipercaya," kata Soni.

"Sekarang kamu harus percaya, mungkin sekarang dan seterusnya aku akan memanggilmu sayang,"jawab Betty manis.

"Mmm... Betty. Makasih ya, kamu udah mau pertimbangkan aku. Aku janji aku bakalan selalu ada buat kamu dan aku rela kalau memang aku jadi yang ke dua di hatimu," bisik Soni.

"Sayang, kamu bicara apa sih, kamu itu yang termanis bagiku. Dilan memang cinta pertama bagiku, tapi cinta terakhirku ada di kamu,"

"Benarkah?"

"Hmmm," jawab Betty dengan anggukan.

Soni memutar tubuh Betty hingga berhadapan dan mulai mendekatkan bibirnya. Pria itu juga memainkan lidahnya hingga tercipta ciuman panas di pagi hari. Tentu saja Betty membalas ciuman panas itu sebab yang mereka lakukan tadi malam lebih dari sekedar ciuman panas. Hal yang paling intim sudah terlanjur mereka lakukan.

"Makasih ya my princess, kamu telah memberikanku malam terindah.  Mmm, Bulan depan kita menikah ya? Kita akan menikah duluan daripada Sean dan Ima," kata Soni dengan masih memeluk Betty.

"Bulan depan apa tidak terlalu cepat? Kita kan juga butuh persiapan?" kata Betty.

Soni menjawab dengan gelengan. "Enggak butuh persiapan, semua bisa diatur. Kamu jangan ragukan Soni. Ssstt... Ini semua supaya tidak batal tiba-tiba."

"Kakak, ini enggak akan batal. Enggak akan ada yang membatalkan kisah cinta kita." Betty mengecup pelipis Soni.

"Wahh, untung aja saat itu Naima enggak milih aku, Naima lebih milih Sean. Aku berkilah mati-matian supaya enggak dijodohin sama Naima walaupun dia itu cinta pertama aku. Ha ha ha." Soni terkekeh.

"Astaga aku baru tahu, ternyata begitu ya dia itu cinta pertama kamu. Apa kalian sering begitu? Suka sama cewek yang sama?" tanya Betty dengan menyipitkan mata.

Bukan begitu, yang ada setiap cewek yang aku suka selalu suka sama Sean. Kamu juga gitu kan? Aku suka sama kamu tapi kamu suka sama Dilan," goda Soni.

"Kakak!!!" rengek Betty manja. Betty meninju pelan dada bidang Soni dan langsung memeluknya.

"Setelah kita nikah kita tinggal di Hongkong, aku mau urus bisnis papa di sana. Aku bukan menjauhkan kamu dari Sean tapi kalau kita sudah punya komitmen seharusnya kita melupakan yang sudah berlalu.

"Kamu tenang saja, yang lalu memang sudah kuanggap berlalu, kedepannya aku pendamping hidup kamu. Jangan lupa ya sayang, kalau Sean dan Dilan yang mempertemukan kita," kata Betty pelan.

"Hmmm baik lah sayangku," jawab Soni puas.

"Sekarang ayo lamar aku!"

"Would you merry me."

"I do,"

Soni terkekeh dan mencium kening Betty. "Sekarang pakai bajumu,"perintah Betty lembut.

"Sayang..., bajuku kamu yg pakai," rengek Soni lembut sambil mencium pipi Betty.

"Astaga iya, aku lupa. Dres ku belum kering terpaksa aku memakai kemejamu yang sepertinya tidak terlalau basah," jawab Betty.

"Oke lah aku bisa pakai kemeja lain, aku mandi dulu ya," pamit Soni.

"Perlu ku mandikan Bos?" tanya Betty Jahil.

"Jangan nanti kejadian malam terulang lagi," gerutu Soni.

"Memangnya kenapa sayang? Kalau terulang lagi?" tanya Betty.

"Sayang, aku udah telat ke kantor nih!" rengek Soni manja.

Betty tersenyum dan mencubit pelan hidung Soni. Lalu wanita itu mengecup pelan bibir Soni sebelum kembali memeluknya.







Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top