I Love Him but... (1)

Suna Rintarou x Kita Shunsuke
[SunaKita]
.
.
.

Warning: Angst, Sad, Rejection, Harsh Words, Rude Behavior, Hurt/Comfort, Drama, BL.
.

.
.
Typo(s), Lil OOC and Non!AU.
(Non!AU = situasi kurang lebih sesuai dengan kondisi pada kenyataannya [anime]. Hanya saja jalan ceritanya yang akan dirubah)
.
.
.
I make this story' full with my heart so if you'll want please vote and comment this chapter.
-Cinnamon.

Happy Reading

Kita Shinsuke POV

Julukan robot hidup sepertinya sudah tak asing lagi kudengarkan di sekitar sekolah. Tiap harinya ada sekitar 30 sampai 35 kali julukan itu keluar dari berbagai macam murid yang tak sengaja berpapasan denganku.

Aku tak memperdulikannya, toh jikapun aku menanggapi mereka tak akan ada gunanya. Belum tentu mereka akan berhenti mengejekku dan bisa saja semakin parah.

Kulangkahkan kakiku masuk ke dalam gedung olahraga tempat biasa kami berlatih tiap harinya. Semua anggotaku belum datang, mengingat ada jarak waktu antara pulang sekolah dan kegiatan klub.

Aku berjalan menuju loker seperti biasa, hendak menaruh tas serta mengganti seragamku.

Rutinitas seperti ini sudah kulakukan setiap harinya, tak ada sedikitpun rasa bosan saat aku melakukannya. Karena aku percaya bahwa Melakukan dengan pengulangan, sesuai tata cara dan menyeluruh itu ada kepuasan tersendiri.

Tapi, bukan berarti aku melakukannya demi Kami-sama juga sih.

Setelah mengganti seragam dengan kaos dan juga menggunakan jaket volly, aku pun segera keluar dari sana. Hendak melakukan kegiatanku selanjutnya seperti mengelap bola ataupun mengepel lapangan.

Aku berpapasan dengan Suna, dia nampak seperti orang kelelahan setiap harinya. Tak bisa kutahan jika aku tersenyum kala meliriknya sekilas sebelum kembali melanjutkan jalan ke lapangan.

🦊🦊🦊

No One POV

Suna meletakkan tas selempangnya ke loker dan dengan segera menukar seragamnya dengan kaos oblong yang akan ia gunakan saat berlatih.

Dia mengernyitkan dahi heran kala menemukan tiga buah chuupet di lokernya, bukan sekali dua kali ia menemukan chuupet ada disana.

Sempat dia berpikir bahwa kaptennya lah yang memberinya chuupet tersebut namun ketika ingat bahwa Kita tak mungkin melakukan hal itu kembali membuatnya berpikir.

Dia juga tak begitu peduli sih siapa yang memberi chuupet itu. Selama orang itu tak mengganggunya dia akan diam saja.

Satu buah chuupet ia gigit kemudian menaruh sisanya di tas miliknya, berjalan keluar dengan chuupet dimulutnya. Berniat membantu Kita ataupun menunggu kawannya yang lain.

Ketika dia keluar, dia segera disambut oleh sosok sang kapten yang nampak tekun mengepel lapangan seorang diri. Dia hanya menatapnya dari pintu ruang ganti, mengamati apakah ia bisa melihat kaptennya itu dalam sikap lain selain wajah datar dan ucapan menusuk tiap harinya.

Hampir 10 menit Suna diam mengamati dan nampaknya Kita tak menyadari jika Suna tengah mengamati dirinya.

Pemuda yang berada di posisi blocker itu menghembuskan nafasnya, berjalan menuju gudang dan berniat membantu kaptennya.

Mendengar suara orang lain di dekatnya, Kita menoleh. Dia mendapati Suna yang turut membantunya. Tanpa sadar bibirnya membentuk kurva ke atas yang di sertai rona merah tipis di wajahnya. Dia berbalik mencoba menyembunyikan suatu perasaan aneh yang selalu timbul saat melihat pemuda sipit tersebut.

"Osu.."

Pintu gedung olahraga terbuka lalu satu persatu mulai masuk kedalam ada Gin, si kembar dan Aran.

"Osu"

"Kita-san! Suna! Ambil lah! Osamu tadi membuat sangat banyak onigiri untuk kita semua" seru Atsumu bersemangat. Ditangannya bahkan sudah terdapat dua buah onigiri yang sudah terlebih dahulu ia ambil.

Suna mengangguk, dia segera berjalan mendekat dan mengambil satu buah onigiri. Chuupet yang sejak tadi telah habis ia buang ke tempat sampah yang tak jauh disana.

Sementara Kita dia hanya menggeleng menolak secara halus tawaran Atsumu dan kembali melanjutkan aktivitasnya.

Yang lain ijin mengganti baju mereka dan kini hanya ada keduanya kembali. Suna sedang duduk di pojok lapangan seraya memainkan ponselnya dengan satu tangan sementara Onigiri tadi ada di tangan satunya.

Keadaan hening kembali menyapa keduanya, dikarenakan mereka bukan lah sama-sama pencari topik yang baik dan juga merasa jika tak perlu berbicara kecuali hal penting.

Kita selesai mengepel, dia segera membereskan berbagai peralatan yang tadi ia gunakan. Pandangannya kini tertuju ke Suna yang masih terduduk di pojok.

"Di satu sisi aku tak suka perasaan ini namun disisi lain akupun nyaman dengan hangatnya itu"

Kita membawa pengepel tadi menuju gudang penyimpanan dan kebetulan itu berada di sebelah Suna.

"Dia dingin, aku susah mengajaknya bicara. Ia juga nampaknya tak begitu peduli jika aku membuka topik" sambungnya berbicara sendiri dalam batin.

Kita masuk ke dalam gudang, menata dan merapikan semua benda tersebut seperti semula.

"Tapi bukan berarti aku membencinya"

🌾🌾🌾

Suna Rintarou POV

Kita-san daritadi memandangiku, walau tak begitu ketara aku dapat mengetahui bahwa dia sesekali mencuri pandang menatapku.

Awalnya kuhiraukan dia namun lama-kelamaan aku juga menjadi risih akan tabiatnya yang tak seperti biasanya.

Dia seolah ingin membaca diriku, yang tentunya bukan lah satu hal yang aku sukai. Itu cukup membuatku risih.

Aku hendak menegurnya, bertanya apakah semua baik-baik saja dan kenapa ia serius memandangiku.

Namun sebelum niat itu terlaksana Kita-san sudah terlebih dahulu mengambil alat kebersihannya dan pergi menuju gudang.

Aku berdecih, itu tadi harusnya adalah cara terbagus untuk mengutarakan semuanya.

Jujur saja, dia tak seperti biasa dan aku cukup heran akan hal itu. Dia yang selalu nampak serius begitu tiba-tiba saja memberikan sebuah atensi padaku.

Bukannya aku cukup bodoh, tapi apa yang dia inginkan dariku? Apa dia juga melakukan hal itu pada Atsumu dan Osamu?

Apa dia hanya sekedar melihat perkembangan kami karena sebentar lagi akan di adakan latih tanding dengan sekolah lain?

Tidak.. tidak.

Mau kita berlatih tanding ataupun turnamen pun Kita-san tak pernah melakukan hal itu.

Ini baru pertama kalinya, ya... Pertama kalinya ditahun kedua kami.

Apa yang sebenarnya dia sembunyikan? Ataupun apa yang sebenarnya dia mau?

🦊🦊🦊

No One POV

"Semua berkumpul" seruan dari Omimi terdengar kala semuanya sudah berkumpul dan mengganti baju mereka.

Coach Nakamure juga sudah ada di sana bersama mereka, nampaknya akan di adakan sebuah breafing rutin sebelum mereka latihan seperti biasa.

Kali ini hanya membahas tentang latih tanding dengan beberapa sekolah kuat beberapa hari ke depan.

Semua nampak bersemangat tak terkecuali sang kapten sendiri. Dia yang notabenenya jarang di mainkan hanya bisa memandang dari jauh para anggotanya yang nampak sangat antusias.

Bola mata bagai mata rubah itu memandang sekitar dengan tatapan datar dengan sedikit kelembutan. Terselip rasa bangga serta senang dalam hatinya karena bisa bersama pemain kuat seperti anggotanya yang lain.

Pandangannya kini terarahkan pada pemuda dengan mata sipit yang berjarak tak jauh darinya.

Suna.

Fokusnya terkunci pada pemuda itu yang saat ini sedang bersenda gurau dengan si kembar Miya. Sesekali seulas senyum terlihat dari wajahnya kala pembicaraan mereka menyangkut tentang Atsumu yang selalu gegabah dan kekanak-kanakan.

Entah kenapa Kita seakan betah jika terus menatap wajah Suna dari jauh, walau sebenarnya dia ingin memandang Suna dari dekat. Namun dia tahu itu akan menjadi sebuah kecanggungan panjang di antara mereka berdua.

Dia tak pandai membuka pembicaraan, begitu pula dengan Suna yang jarang bicara.

Sifat keduanya yang hampir mirip itu lah salah satu penghalang komunikasi diantara keduanya. Kita kadang berusaha sendiri untuk membuka pembicaraan, namun berakhir sama. Akan selesai setelah sepatah dua patah.

"Tak apa, aku sudah cukup puas jika melihatnya"









Otsukare~

Akhirnya chapter 1 telah selesai juga ahaha~

Ehehehe kali ini saya akan membuat cerita ini sesukses buku DaiHaru pertama saya.

Semoga bisa!1!1! /bersemangat/

Untuk update, mungkin akan saya usahakan 2/3 kali dalam seminggu karena ini termasuk kapal favorit saya jadi akan benar-benar berusaha!1!1!

Untuk keseluruhan chapternya nanti saya tak tahu, target saya ingin sampai 40 chapter ahaha tapi semoga saja bisa (◕ᴗ◕🌺)

Saya menyiapkan banyak plot untuk karya ini jadi persiapkan diri kalian muehehehe.

Okay itu saja.

Jaa~!

Selesai diketik Senin,17 Mei 2021
Dipublish Sabtu, 19 Juni 2021
Jawa Timur.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top