Epilog

Peringatan!

Nggak ada sangkut pautnya tentang teori game! Disini nggak ada bahas teori game! Ingat, ini hanya ff LN x reader! Seluruh ceritanya akan saya ubah sedikit demi kenyamanan bersama!

.

"Jadi, bisakah kita mulai pembahasan ini?"

Suara dari bujang lapuk menginterupsi di salah satu ruangan sebelum [Name] bisa beneran keluar dari menara dan kembali ke dimensi awal.

Salah satu ruangannya emang ada pencahayaan walau satu doang. Si bujang lapuk nggak ada niat mau nambah bohlam apa? Ketahuan nggak mampu bayar listrik nih jangkung.

Di ruangan itu, entah darimana asalnya udah disediain meja bundar segala dengan satu galon teh pucuk di tengah meja yang mereka bertiga, [Name], Veronica, dan Jangkung kelilingi.

Kayaknya udah mulai serius aja nih suasananya. Kira-kira, mereka pengen bahas apa?

"Sebelumnya, saya ucapkan terima kasih pada kalian yang udah datang ke pertemuan abal-abal ini."

"KELAMAAN LU NGOMONGNYA, BUJANK! KEK RAPAT NGEREBUT HUSBU TAK NYATA! KAPAN GW PULANGNYA?!" [Name] nunjuk-nunjuk kesel si jangkung dari bangkunya.

"Iya deh, maaf. Aku mau kasi tau sesuatu sebelum kamu pulang, sayang."

Tatapan [Name] yang awalnya menusuk makin dipertajam lagi denger si jangkung nyebut dia 'sayang'.

Udah dari kemarin [Name] ngebiarin tuh jangkung manggil dia seenaknya, sekarang makin ngelunjak aja perasaan.

Jika kalian nanya gimana keadaan Veronica, dia mah udah nyeruput mulu gak peduli dunianya jadi bulat kah kotak. Yang penting bisa ngeteh, itu tujuan utamanya.

"Sebelumnya, mohon maap karena aku udah nyulik kamu seenaknya." Jangkung ngelirik dimana [Name] berada. "Karena kamu satu-satunya orang yang bisa ku transfer dari dimensimu."

"'Satu-satunya?' Kamu mau bilang kalau aku 'satu-satunya' orang yang bisa kamu transfer kesini? Kamu nggak ngelupain 49 orang yang udah kamu transfer dari dimensiku kan?" [Name] mengerutkan alis.

Kali ini Veronica keliatan mau turun tangan untuk ngejelasin karena cangkir yang dia pegang dengan anggun dia taruh di meja.

"Sayangnya, 49 orang itu bohongan. Aku cuma membual."

Perempatan imajiner mulai tercipta di dahi [Name].

"Panik gak? Panik gak? Panik lah, masa nggak!" Jangkung tertawa terbahak-bahak.

"Diem lu jangkung! Jelasin lagi gimana kalian bisa ngomong gitu! 49 orang yang kalian sebutin tadi bukannya tanpa alasan kan?!"

'Anak ini pinter juga.' Veronica dan Jangkung membatin. 'Tapi aku yakin teori yang kami sebutkan dengan ngetransfer 49 orang lain tadi, otaknya pasti nggak nyampe.'

"Bukan 49 orang lain yang kami transfer, melainkan 49 kali kamunya yang udah kami transfer." Veronica menyeruput teh kembali.

Dengan teriakan rasa terkejut, didobraklah meja bundar yang ngebuat seisi teh satu galon tadi hampir jatuh kalo nggak dicegah dengan kekuatan Jangkung. Untungnya juga tuh cangkir udah Veronica angkat duluan dengan anggun.

[Name] tentu aja kaget sekarang. Masa nggak kaget denger diri dia udah ketransfer 49 kali ke dunia ini?

Author yakin para reader pun pasti nggak kalah kagetnya dari [Name] disaat baca ini.

"Kok gitu?! Sejak kapan?! Lucid dream?! Kok aku nggak tau?!"

"Tenang sayang, tenang. Kamu masih belum denger penjelasan kami selanjutnya."

"Maka dari itu kami ngadain rapat pemilu ala-ala ini biar kamu tau semuanya sebelum balik." Veronica menyeruput tehnya lagi dengan anggun.

Perasaan itu mulu dah yang dilakuin Veronica.

"Kamu itu satu-satunya orang pilihan yang bisa ke dimensi ini. Lucid Dream mu juga termasuk dari salah satu hidupmu yang berkali-kali masuk ke sini. Do'amu yang pengen banget kesini terwujud kan?"

"Iya sih terwujud, tapi akunya ketolak sama dunia gini, gimana aku mau bersyukur?"

Veronica kesekian kalinya menyeruput tehnya dengan anggun sebelum lanjut ngomong.

"Kamu itu sama denganku."

"Maksudnya?"

"Ibaratkan kita satu dunia, kamu itu kembaranku."

[Name] membulatkan matanya tak percaya.

Iya sih, dia pengen banget kalo hal fantasi atau hal liar yang ada di dalam otaknya tuh terjadi di dunia realita. Tapi kalo udah kejadian begini, siapa yang nggak kaget?

Untung [Name] ga punya riwayat sakit jantung. Auto kejang-kejang nanti.

"Yah, karena kita beda dimensi, makanya ku bilang kita itu sama."

Mendengar penuturan Veronica tadi, [Name] mulai berpose layaknya seorang detektif.

Kalau dipikir-pikir, kayaknya ada benarnya juga Veronica ngomong gitu ke dia.

Kalau dia beneran bisa balik ke dunia aslinya dia, [Name] juga punya sahabat yang mirip kayak Six.

Nama dan sifatnya sih emang beda banget. Tapi kalau sesuai peran, sahabat [Name] tuh ibarat Sixnya, dan [Name] tuh Veronicanya karena sama-sama min akhlak.

Perbedaan yang sangat membedakan Veronica dan [Name] emang dari kakaknya [Name]. [Name] punya kakak, sedangkan Veronica nggak punya.

Mungkin kakak [Name] itu ibarat si Jangkung kali ya?

Kakak [Name] emang hampir memiliki sifatnya si Jangkung banget. Narsisnya ada, sadisnya pun juga ada. Sayangnya dia terlalu tampan dari si Jangkung.

Untuk pembahasan lebih lanjut tentang kakak [Name], mending nanti aja deh~

"Oke, aku pusing sekarang."

[Name] cuma bisa memegang sambil menggelengkan kepalanya beberapa kali. Kayaknya kapasitas otaknya untuk berpikir makin nggak muat. [Name] pusing tujuh keliling.

"Haruskah ku antarkan kamu pulang sekarang?" Jangkung nanya dengan senyuman khas orang pedo.

"Tunggu, satu hal lagi yang mau aku tanyakan sebelum aku balik. Kalian pernah ketemuan sebelumnya?"

Mendengar pertanyaan yang [Name] lontarkan, Jangkung yang lebih heboh jawab pertanyaan itu.

"Iya dong, so pasti itu mah! Bahkan saat pertama kali aku ketemuan sama Veronica pun sifat Veronica sama persis denganmu sebelum akhirnya dia mati nggak bisa ngontrol kekuatannya sendiri!"

Disisi lain yang udah denger itu, Veronica cuma nyeruput tehnya doang ga peduli. Tapi pipinya sedikit ngeluarin warna merah.

Efek malu kali?

'Yang begitu kau banggakan? Sasuga Mono bujank.' [Name] sweetdrop.

Sebelum si Jangkung ngeluarin pertanyaan jadi atau nggaknya [Name] balik, tangan [Name] dengan sigap megang bagian dinding yang udah tertutupi sama daging.

Niatnya sih mau ngilangin tuh daging, kayak yang sebelumnya dia lakuin ke semua penjahat disini.

Dengan konsentrasi penuh, dalam sekejap aja tuh daging langsung ilang ga ada bekas jejaknya. Yang ada cuma penambilan bangunan yang bersih banget kayak abis dicuci pake setrika. Nggak kayak Mono yang cuma untuk menyamarkan bentuk daging itu jadi bangungan.

"Ini hadiahku untuk kalian. Mudahan aja dengan ini, Mono chibi nggak kena paradox lagi. Aku yang liat aja kasian."

"Huaaaa!!! Makasih loh ya!!! Aku jadi bisa hidup dengan tenang membujang disini berkat kamu, sayang!!!! Ayok nikah!!!"

"OGAH BANGET SAMA PEDO! MAUNYA SAMA CHIBI!"

"Tenang aja, di masa depan nanti kamu bakal jadi beneran sama aku, serius deh!" [Name] berusaha menghindar dari duselannya bujang.

"Yaudah, pulang sana! Kasian yang nungguin." Veronica ngomong gitu doang sebelum akhirnya menyeruput tehnya kembali.

Nih anak lama-lama gua kasi sianida biar tau rasa. Nyeruput mulu disaat keadaan lagi haru begini.

"Iya iya, aku mau pulang! Antarkan aku bujang!"

"Oke sayang!"

Akhirnya pemeran utama dari buk ini pulang juga. Berkat bantuan dari orang dalam juga yang mengantarkan dia balik ke dimensi asal. Tapi, kok ada yang aneh?

Bau obat-obatan, suara mesin dari denyut nadi, beberapa isakan tangis dari orang lain karena sekarang ini [Name] nggak lagi nangis. Lah, terus siapa yang nangis?

[Name] membuka matanya perlahan, melirik sekeliling. Rupanya dia berada di rumah sakit sekarang.

Hah? Bentar, rumah sakit?

Perasaan [Name] cuma ada di kamar deh.

Dari ingatan terakhir [Name] pun juga mengatakan demikian.

Terus, kenapa bisa nih anak ada di rumah sakit?

Yang lebih penting, kemana laptopnya?

[Name] melihat sekeliling lagi, rupanya dia lagi berbaring nyantuy di kasur RSJ-- RS maksudnya.

Dari penelusuran mata tadi, ada yang menarik perhatian [Name] sampai bisa ngebuat dia menjerit.

"HP GUA RUSAK BENERAN?!"

Yap, itulah yang dia teriakkan. Bahkan beberapa orang yang ada disana sambil menangis pun terkejut mendengar [Name] berteriak.

"[Name] siuman!" Mereka semua yang ada di ruangan itu berteriak bersamaan. Kakak [Name] lebih dulu meluk [Name] dalam pelukannya.

"Huaaa!!!! Adikku hidup!!! Jangan tinggalin kakak dong!!! Kamu kebiasaan bikin takut kakak ya!!!"

"Ah, sensasi ini-- entah kenapa aku teringat seseorang."

"[Name]! Kenapa kamu bisa nggak siuman selama sebulan sih?! Padahal kamu cuma nonton Yutub di kamar! Kamu nggak sarapan lagi?!" Sahabat perempuan dan salah satu orang yang satu kos dengan [Name] bertanya beruntun.

"Harusnya kamu makan dulu sebelum nonton." Ini salah satu dari dua laki-laki yang jadi teman [Name] di kampus. Sifatnya emang mirip Seven sekilas.

"Padahal aku pengen bahas teori yang lebih membagongkan lagi! Kenapa kamu ga bilang kamu pingsan sih?!" Kalo yang ini salah satu dari dua laki yang jadi temen [Name] juga di kampus. Sifatnya emang lebih mirip Mono banget. Bego-bego polos.

"Gimana mau bilang kalau dari sananya aku udah ga sadar, bego?!"

Walau kesel dikit, [Name] cuma bisa senyum terpaksa ngeliat kelakuan para temen sekaligus kakaknya. Dokternya yang ada disana sampai bingung sendiri sama kelakuan mereka.

"Aku pulang, semuanya." Gumam [Name] pelan banget sampe ga kedengeran.

Tapi setelah itu, dia ngubah ekspresinya kembali setelah ingat sesuatu.

"HP KU RUSAK OY! SIAPA YANG RUSAKIN INI?!"

.

The End

.

Ciee tamat ciee /apasi

Oke, udah sedih-sedihnya. Yang mau bertanya atau yang mau ngadain pertanyaan atau QnA, silahkan bertanya~

Kek ada yang nanya aja--

Karna aku gabut, kadang aku menghabiskan sebagian waktuku untuk ngegambar tokoh utama kita.

Ini dia hasilnya...

Ceritanya tokoh utama kita sama Mono... Maap jelek /udh res

Oh ya, kalian mau aku buat S2 nya apa nggak nih? Kalo nggak ya sukur *kabur

Tapi kalo mau, aku hiatus dulu agak lama, baru bisa up S2 nya. Biasa, masalah kampus. Here we go again~

Dah ya, aku ucapin makasih banyak banyak banyak yang udah setia mau nungguin nih buk up sampe tamat. Aku terhura votenya melebihi ekspektasiku. Hadiahnya bentuk gambar diatas ya...

Aku sedikit bahas S2 nih kalo kalian mau S2 nya tercipta.

Rencananya, aku mau buat S2 nya ini tuh fanservice berpindah ke Seven karena mereka bakal masuk ke LN 1 dimana Six bakal makan the Lady.

Pokoknya sampe situ aja spoilernya yak... Si yu neks sisen eprebadeh~

1578 word

Resaseki12

Rabu, 9 Juni 2021

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top