Chapter 21 - Cobaan Berat (2)
Peringatan!
Nggak ada sangkut pautnya tentang teori game! Disini nggak ada bahas teori game! Ingat, ini hanya ff LN x reader! Seluruh ceritanya akan saya ubah sedikit demi kenyamanan bersama!
.
Masih dengan posisi [Name] di tengah dengan pundak kiri tertancam taring Six sambil megangin anak orang di tangan kanan, tangan dan semua sekujur tubuh udah bergetar hebat ngerasain rasa sakit dan nahan orang secara bersamaan.
Emang pasti susah mau nahan seseorang sambil di terkam harimau dari atas jurang, apalagi orangnya yang nahan perwujudannya macem [Name] yang ogah olahraga dan suka rebahan. Remuk dah tuh badan.
"Six! Tunggu! Kita bisa bicarain ini baik-baik!" [Name] makin nyegah Six saat dirasa Six mulai ngisep darah dia yang keluar kayak vampir.
Disaat Six ngisep darah [Name], disaat itu pula layar tancep-- maksudnya sistem mulai menggila ngeluarin layar yang bejibun di hadapan [Name].
Gagal sudah harapan hati mau nolong Mono secepatnya.
"Six, plis, kamu udah kayak vampir aja. Kamu lapar? Kalau lapar, harusnya kamu bilang ke aku dulu biar ku cariin makanan--"
"Ga perlu. Aku udah kenyang dengan makan kamu begini."
'..., seketika aku lupa kalau game ini ada genre horornya.'
Biasaan kena fanservice mulu sih makanya lupa. Biasaan kamu mbak.
"[Name]."
Mono manggil [Name] yang ngebuat [Name] noleh ke dia sambil sesekali meringis kesakitan.
"Kamu lepasin aku sekarang biar kamu bisa hidup dan lepasin gigitan dari Six."
"KAMU BEGO YA?! GA MUNGKIN AKU MAU LEPASIN KAMU GITU AJA SETELAH PERJUANGAN YANG KU BUAT SELAMA INI!!"
"Biarpun aku nggak paham arti kata 'bego' yang kamu sebut tadi, tapi dengerin penjelasanku dulu."
Sambil masih megangin Mono dengan Six yang semakin aktif ngisep, telinga [Name] dia buka lebar-lebar biar denger setiap kata yang diomongin Mono.
"Aku tau perjuanganmu selama ini yang mau aku selamat dari ancaman maut dari dunia ini, tapi aku bakalan nyelametin kamu sampai kapanpun kalau kamu beneran di ambang kematian kayak sekarang."
Di satu sisi, [Name] masih berusaha memusatkan penglihatannya cuma biar bisa liat wajah doi doang. Walau sekeras apapun dia nyoba, tetep aja wajah Mono masih ketutupan layar sistem yang bejibun bertuliskan 'kerusakan sistem'.
Wajah Mono yang tampan begitu dia bilang 'kerusakan sistem'? Wah, mata sistemnya emang udah rusak kayaknya.
"Awalnya aku mau minta kamu buat ngelepasin pegangan tangan ini aja dan biarin aku jatuh ke dasar, tapi kayaknya kamu ga bakal setuju--"
"YA IYALAH AKU GA SETUJU! TUJUH HARI TUJUH MALEM KU LUANGIN WAKTU CUMA UNTUK BUAT ALTAR DAN PESUGIHAN UNTUKMU BIAR KAMU BISA SELAMAT DARI DUNIA YANG KEJAM INI! AKU BAHKAN SAMPAI KURANG TIDUR GARA-GARA KAMU!"
"A-Ahaha, maaf [Name]--"
"MAAF DENGKULMU?!"
"P-Pokoknya sekarang gini, kamu lepasin tanganku dan bawa tanganku ke ujung batu ini biar aku yang usaha narik diri sendiri. Kamu fokusin aja lepas dari gigitan Six. Salah satu penyebab aku nggak mau dilepas sama kamu gitu aja karena aku takut kamu kehabisan darah dan mati nanti."
"..., oke, kalau itu maumu."
Sesuai instruksi, akhirnya [Name] putuskan buat ngasih tangan Mono ke ujung bangunan dan langsung ngejauh dari Mono biar bisa lepas dari gigitan Six.
"Six, aku ga kuat ... hah ... b-bisa dilepas sekarang nggak? Aku mau pingsan rasanya." [Name] terkapar di lantai sambil ngos-ngosan.
"Nggak bisa. Perutku nanti lapar kalau aku lepas sekarang."
'Mamak, temanku mau makan aku mak!!! Gimana ini?! Mati muda donk nyusul Sepen?!'
"Maaf, [Name]. Harusnya aku ga ngelakuin ini ke kamu."
[Name] kaget denger suara lirihan Six. Walau nggak kedengeran semuanya, tapi [Name] merasa yakin kalau sebelumnya Six meminta maaf padanya.
Seperti yang terlihat, kali ini bakal ku buat serius. Ohoho~
Disamping Six minta maaf sama dia, [Name] ngerasa adanya tetesan air yang mengalir lagi. Tapi kalau diliat lagi, air mata Six berpadu dengan darah [Name].
Iya, Six lagi nangis. Tenangin gih.
"Diluar dugaan, ternyata aku lemah sama kamu kalau kamu lagi nangis gini." [Name] bergumam yang untungnya gak kedengeran sama Six.
"Tenang aja. Walau kamu udah makan aku gini, aku masih mau temenan sama kamu."
[Name] hebat ya kalau dalam masa kritis gini. Dia tau banget apa yang lagi dipikirin Six sampai bisa buat dia nangis. [Name] juga ngelus pelan kepala Six biar bisa tenang dikit.
Berasa kayak kakak adek aja kalian.
"Udah kenyang?" Six ngangguk menjawab pertanyaan [Name] setelah lepas gigitannya dia.
"Kalau gitu, bisa tolong turutin permintaanku? Kamu lewat gerbang itu duluan, biar aku dan Mono nyusul kamu nanti."
Six ngangguk sekali lagi sebelum akhirnya beneran ngelewatin gerbang itu.
Disaat Six udah lewat gerbang itu, disaat itu pula kehebohan [Name] pecah.
"MAMAK! SAKIT BANGET ASTAGA! DIA VAMPIR ATAU GIMANA?!" Gegulingan [Name] ngomong gitu sambil meringis kesakitan.
"[Name], jangan lupakan aku!"
"O-oh iya, doi masih ada disini!"
Cepat-cepat [Name] berdiri dan nyusul dimana Mono berada, yaitu di ujung tebing. Rupanya tuh anak emang belum naik daritadi.
Sengaja mau ditolongin [Name] apa gimana mas?
"Ayok sini naik!"
"Udah ku coba tapi nggak bisa! Aku berasa ketolak disaat mau naik ke atas!"
Perasaan nggak enak mulai menggerogoti [Name]. Mana tau setelah Mono bilang gitu, bisa aja dirinya jatuh lagi.
Pupus sudah harapan [Name] yang niatnya mau nolongin nih anak.
Tapi belum apa-apa dan baru narik Mono ke atas, Mono udah ada di atas tebing dan nubruk tubuh [Name]. Kayak berasa ringan? Entahlah.
"Kamu nipu aku?!"
"Nggak! T-tadi itu beneran!"
'Bisa aja nih anak bo'ongnya.'
Mereka lagi makai posisi Yuka-don sekarang. Iya, [Name] di bawah Mono di atas.
Perasaan nggak ada posisi lain daripada ini deh.
Mono langsung aja narik tangan [Name] buat berdiri dan lari sekencangnya untuk bisa masuk ke gerbang.
Ujian mereka belum berakhir sampai disini. Disaat setengah badan Mono udah lewat gerbang, mereka mulai diuji lagi dengan jatuhin [Name] dan genggaman tangannya pun kayak dilepas paksa.
'Sistem kmvrt!' begitu apa yang [Name] umpatkan dalem hati.
Jejeritan udah Mono ngeliat [Name] terjun bebas dengan dirinya yang udah ga bisa kembali lagi nolongin [Name]. Ga punya cara lain, akhirnya Mono dengan terpaksa ninggalin [Name] disana.
"Makasih udah ngabulin permintaanku! Mono akhirnya bisa idup dengan tenang, walau ada sedikit gangguan dari layar sistem yang ada di hadapanku ini." [Name] ngomong panjang lebar kek orang ngelantur.
Ga cuma itu aja. Ternyata sesudah [Name] jatuh sampe ke dasar yang ngebuat dia ga ada bekas luka karena empuknya mata berdaging, Jelangkung dan Veronica udah nungguin dia di bawah.
Mau reuni katanya.
"Aku tau kamu nggak akan mengecewakan, sayang!!!" Jangkung lebih dulu meluk [Name].
"Menjauh kau, dasar pedo!!!"
"Bebeb nggak ngaca, ih!"
"[Name]. Selamat atas kemenanganmu."
[Name] noleh disaat masih dipeluk pedo. Rupanya yang tadi itu suaranya Veronica toh. Kirain dia masih sibuk ngeteh.
Tapi emang bener sih dia lagi ngeteh sekarang walau seluruh tubuhnya udah nge-glitch banget.
Kayaknya motto si Veronica "Takkan ada yang bisa menghalangiku untuk ngeteh" kali ya?
"Dari awal ketemu mereka, aku udah nyadar kalau mereka ini pada stress. Kurang kasih sayang kali, idup mereka cuma ada di dalam menara doang kan ya? "
.
To be continue ....
1137 word
Resaseki12
Jum'at, 21 Mei 2021
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top