Chapter 1 - Pertemuan Pertama

Peringatan!

Nggak ada sangkut pautnya tentang teori game! Disini nggak ada bahas teori game! Ingat, ini hanya ff LN x reader! Seluruh ceritanya akan saya ubah sedikit demi kenyamanan bersama!

.

"Kok ... Hah?! Gimana bisa--"

Dengan gerakan tangan yang masih patah-patah ingin menunjuk sosok yang ada di depannya, mata [Name] tak kunjung juga memejam dan malah makin melebar.

Awas mbak, ntar tuh mata bisa keluar kan genre ini jadi horor untuk yang baca.

Seseorang dengan kepala kardusnya yang ingin ditunjuk [Name] tadi langsung aja nyambar pengen meluk [Name] kayak anak kecil yang baru ketemu ibunya.

Suwer, [Name] mendadak merasa punya anak piyik disini. Padahal notabenenya Mono ini husbu [Name] di dunia game Little Nightmares.

"Akhirnya!!! Aaaaa aku kangen!!!" Masih dengan mengeratkan pelukan Mono terhura. Disisi lain, anak orang dibuat baver untuk kesekian kalinya.

Padahal di season awal udah kena banyak fanservice dari Mono dan sekarang?

Memang pembukaan yang bagus sekali. Seketika [Name] lupa dengan gajinya yang tak ku bayar karena bangga dengan diriku yang mengetik ini.

"Mono, bentar," [Name] menjauhkan dirinya dari pelukan maha dasyat yang sukses daritadi beberapa kali menusuk jantungnya. Bikin megap-megap anak orang aja dipagi hari.

Eh, ini pagi bukan sih?

Jangan kata dipeluk, dicium juga [Name] ogah banget kalau sama husbu. Ntar jantungnya malah meledak, ga bisa menikmati keindahan dunia bersama doi. [Name] kan anak baik yang pengen hidup lama sama doi. Anak baik dalam mimpi maksudnya.

Yakali anak minus akhlak macam [Name] kalo di dunia manusia bisa jadi anak baik? Kiamat dunia kalau [Name] beneran gitu.

"Aku mau nanya sesuatu, kita dimana sekarang?"

"The Maw." Tanpa ba bi bu Mono menjawab cepat. Sasuga kekuatan buchin.

'Jadi bener kalau disini tuh Little Nightmares yang pertama? Awal banget dong? Bisa ketemu Seven dong?!'

Aseek, mbak [Name] udah mikir sesuatu nih~ Mari kita muvon sejenak.

"Jadi, kamu yang bawa aku kesini?" Mono mengangguk cepat. Anggukannya udah kayak anak kecil aja mas. Eh, emang masi kecil kan ya?

"Tau dari mana?"

"Diriku di masa depan."

"Oh, dari jangkung to-- wait, KOK KAMU TAU?!"

"Soalnya omnya ngomong sendiri ke aku sebelum ngilang sepenuhnya."

'KAU AJARKAN APA LAGI PADA HUSBU UNYU AING WAHAI KANGKUNG YANG UDAH JADI ARWAH?!'

Inginnya [Name] mencak-mencak sekarang juga kalau ga ada Mono di depan dia. Semua image yang udah dia bangun di depan Mono bisa hancur kapan aja dan bisa aja malah bikin Mono ilfil.

Ga tau aja mbak [Name] kalau tuh doi mau-mau aja sama kelakuan mbak [Name] yang udah macam setan.

"Eh, bentar. Berarti kalau dia udah jadi arwah, kabarnya si kuning gimana dong?"

"'Si kuning'? Six?" Mono memiringkan kepalanya bingung saat tak sengaja mendengar celetukan [Name].

"Oh, bukan, aku cuma ngomong sendiri." [Name] mengibaskan tangan kanannya sambil tertawa kikuk. "Btw, kita dimana sekarang?"

"'Btw'? Apa itu? Nama makanan?"

Ternyata, bego sama polos ga jauh beda ya bund.

"Kalau kamu nanya kita ada dimana, bukannya udah ku kasih tau kalau kita ada di The Maw?"

"Bukan itu jawaban yang pengen ku denger. Lebih tepatnya, lokasi kita ada dimana sekarang?" [Name] masih bertanya dengan mode berpikir.

"..., bukannya kamu udah tau sendiri kalau kita ada di lorong?"

"..., iya juga ya."

'Kok mendadak aku jadi bego di depan doi?'

Ingatlah selalu untuk terus membaca ayat kursi disaat jiwa kalian udah terkirim ke isekai agar kalian bisa menjaga kewaras kalian selalu.
-[Name]2k21

Matamu mendadak kelilipan kali. Efek dari bersama sang doi emang lebih dasyat penyakitnya.

"M-Maaf, aku ganti aja pertanyaannya. Tujuanmu bawa aku kesini karena apa? Apa ada sesuatu yang mengharuskanmu membawaku kesini biar kita bisa mecahin masalahnya sama-sama?"

"Aku kangen."

"..., Hah?"

"Iya, itu tujuannya. Aku kangen."

'UNTUNG LU GANTENG TONG!!!'

Untuk kesekian kalinya lagi [Name] dibuat emosi sama pecinta kardus.

Tau gini mending dirinya nyusul dan ngeteh aja bareng Vero. Akhirnya setelah sekian lama, [Name] sudah mulai paham kenapa si Vero ga banyak gerak dan lebih memilih untuk ngeteh di ruangan kosong.

Karena [Name] baik hati, jadi masalah kecil begini ga akan bisa bikin [Name] pengen bunuh doi (walau sebenernya pengen juga sesekali).

"Aku disini karena lagi bingung aja mau ngapain. Mumpung aku inget kata-kata diriku di masa depan, makanya aku bawa kamu kesini."

"Dengan kekuatan maha dasyatmu?" Mono mengangguk menyetujui.

"Berarti kamu juga ga tau dimana lokasi persisnya sekarang ya? Yaudah, ayok keluar!"

Awalnya Mono pengen nyegah [Name] biar ga buka tuh ventilasi, tangannya aja udah keangkat setengah, tapi ujung-ujungnya malah terlambat karena [Name] udah buka tuh ventilasi duluan dan celingukan di luar sana.

Mono masih takut mau keluar bruh, tolong hargai anak kecil yang sedang ketakutan.

Masih celingukan sana-sini, melihat beberapa mainan tergeletak diruangan itu dengan kondisi lampu padam membuat [Name] yakin 100% kalau mereka sekarang lagi ada di ruang bermain.

Ternyata, Mono udah sejauh ini toh? Kirain masih jauh di awal banget tempat Six bangun gitu.

Kalau kalian protes tuh ruang bermain kalo di game ga ada ventilasi, tinggal bayangin terciptanya ventilasi kenapa nggak? Nggak bisa bayangin? Buat sendiri dong. Di dunia oren ini tidak ada yang tidak mungkin dalam kuasa author.

"[Name], tunggu!" Mono berseru panik karena daritadi emang dirinya nggak bisa keluar dengan mudah kayak [Name]. Biasa, efek pemakaian kardus.

Padahal tuh muka udah ke spill banyak di season awal tapi tuh muka masih aja di tutupin? Herman [Name] tuh.

"Mono, mainannya banyak disini!"

Astaga mbak, kayak masa kecilmu ga bahagia aja. Girang amat liat mainan anak-anak.

"Aku juga tau [Name]. Tapi, untuk apa semua ini?"

"Entahlah, ayo kita main!!!"

"Bentar! Takutnya nanti jebakan!"

Posisinya mulai berbalik disini ya bun. Yang awalnya Mono jadi anak piyiknya [Name] sekarang malah jadi [Name] yang jadi anak piyiknya Mono.

"Oh iya, Mon, kamu nyusup kesini ya?"

Mono mengangguk, "Sejak aku keluar dari menara itu, aku nggak sengaja nginjak kertas lusuh yang menggambarkan kapal bulat. Kayaknya Six juga kesini deh."

'Tenang Mon. Aku tau dia kesini.'

[Name] versi ngecheat mode on.

Ngomong-ngomong, [Name] emang udah duga kalau Mono bakal nyusup kesini melihat dari dirinya yang selamat nggak dibawa ke kamar anak-anak. Beruntungnya lagi lokasi Mono saat ini emang mendukung banget plus matinya listrik di ruangan ini.

Menyesuaikan kecerahan mata di mode gelap layaknya hp yang disetel tema gelap, [Name] tau kalau dirinya sekarang lagi makai baju seragamnya di dunia sana bukan kayak jaket kuning yang biasa dia pakai di awal sisen.

Taulah seragam [Name] yang warna biru itu kalau kalian liat gambaran saya yang buriqhnya naujubillah.

Kalian nanya kenapa [Name] pake baju seragam? Karena [Name] emang dari awal di dunianya waktu balik ke rumah make baju seragam bukan baju biasa. [Name] juga masih ada urusan di kampus disaat dirinya baru balik dari RS.

Biasa, masalah tugas kuliah bukan krispi.

Hermannya, kenapa [Name] seneng banget pake almamater sedangkan beberapa teman lainnya aja pada ogah makenya?

Masih menjadi misteri negara itu. Kakaknya aja sampai sekarang mana ngerti selera adeknya begimana.

"[Name], aku nemu sesuatu!" Mono berseru mendapati sesuatu di tangan kanannya sambil menghampiri [Name].

"Kamu mau nggak? Biar kita samaan nutup wajah gitu?" Tangan Mono udah menjulur menyerahkan topeng putih berbentuk rubah kayak di jepang-jepang gitu.

"Untuk apa-- ah, aku paham."

Dengan cepat tangan [Name] mengambil topeng itu dan memakainya.

Perasaan [Name] aja atau emang nih topeng cocok banget dan sesuai sama seleranya [Name] walau tanpa ngaca?

Maksudnya [Name] makai tuh topeng biar identitasnya nggak ketahuan sama Six aja. Dia takut dimakan lagi kalau Six tau dia masih hidup.

Nggak lucu kalau baru aja dateng tiba-tiba Six udah ngomong "darahmu enak, boleh coba lagi nggak?" dengan watadosnya.

Sebelum [Name] sempat nanya gimana pendapat Mono tentang topengnya, Mono udah narik tangan [Name] duluan dan masuk ke ventilasi. Merasa ada yang datang katanya.

Bener aja apa yang dibilang Mono barusan, ada anak kecil berlari berlawanan arah. Terlihat, melarikan diri?

'Ah, aku tau adegan ini!' batin [Name] saat tak sengaja melihat sesosok anak lainnya yang mengejar anak pertama yang melewati mereka tadi.

Ciee ketemu doi dua nih ciee....

Oke, mari kita muvon dengan kekuatanku wahai [Name] sang readers itu sendiri.

"[Name], mau kemana kamu?!" Mono panik melihat [Name] yang udah keluar dari ventilasi berniat menyusul tuh anak dengan topeng yang masih terpasang di wajahnya.

Sudah ku bilang, mari kita muvon sejenak. Mari kita buat sang doi dua baver.

Kalau bisa embat dua, kenapa harus satu?

'Semoga masih sempat!' [Name] berlari menyusul sosok laki-laki yang udah hilang dari penglihatannya.

Cepat-cepat [Name] turun dengan kain yang udah diikat sama anak lainnya, namun apalah daya kain itu lagi ga bersahabat sama [Name] dan malah lepas dari ikatan sebelum [Name] turun.

Jelas [Name] jejeritan dikira mau mokad. Teriak sepuasnya disaat jatuh menjemput maut. Nggak kayak Six yang jatuhnya tanpa suara.

Author kadang bingung sama Six, sebenernya dia bisu atau gimana? Mono aja masih bersuara kalau lagi jatuh.

Jangan-jangan, Seven juga nggak bersuara sewaktu jatuh kayak Six?

Hmm, teori yang sangat berfaedah.

"Aduh ...." [Name] mengelus bokongnya yang mendarat tidak mulus barusan. Tapi setelah telusuri lagi, kok kayak ada yang empuk?

Kayak bantal tapi bisa bernapas. Curiga [Name] lagi nindihin seseorang.

Melirik ke bawah dimana sesuatu itu berada, [Name] makin terkejud sejadi-jadinya tak menyangka dengan apa yang dia lihat.

"Aduh ... maaf, aku nggak sempat nangkap kamu dengan benar tadi."

'Anjim, anak orang dimensi ini ganteng banget!'

Namanya juga dunia game mbak. Tak ada yang tak mungkin dari dunia game dan dunia dua di apalagi soal ketampanan. Jangan diragukan lagi itu mah.

.

To be continue ....

Maap lama update
Aku lagi bergelud dengan kuliah, bergelud dengan mood swing, bergelud dengan sakit, dan bergelud dengan jaringan makanya lambat banget kayak nggak keurus.

Niatnya mau up di buk sebelah sih, tapi mau rewatch aja susahnya minta disembelih nih jaringan jadi ga jadi up.

Btw, makasih banget loh udah luangin waktu buat baca nih buk. Gatau kenapa yang baca buk ini tuh seakan jadi penyemangatku.

Di tahun 2k21 ini yang meninggal makin parah, aku jadi takut sakitku ini bisa menyebabkan ... itulah ya. Mudahan nggak.

Mudahan juga kita semua dimudahkan kesehatannya, dimudahkan rejekinya, dimudahkan kelancaran hidupnya biar kita bisa terus hidup sampai 2k22. Amin.

1656 word

Reraseki12

Minggu, 25 Juli 2021

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top