2. Tersesat di Mimpi Indah

Jujutsu Kaisen by Gege Akutami

Story by zhaErza

.
.
.

Tersesat di mimpi buruk adalah sesuatu yang paling kubenci, saat tersentak dan berhasil bangun, aku tersegal dan  berkeringat sebesar biji jagung yang mengalir dari dahi. Mendecak keras, aku hanya bisa bernapas dengan kasar dan mengusap anak rambutku yang sedikit lembap.

Berengsek.

Walau aku telah meninggalkan tempat setan itu, kenapa lagi-lagi aku berakhir menyedihkan dengan memimpikannya. Terkurung di sana, tak bisa keluar dan menatap mata mereka yang menyorotiku dengan benci dan jijik, juga kutukan yang tak ada habisnya menyerang hingga aku nyaris musnah. Aku bernapas berat, marah, kalut dan kacau. Tanpa sadar, tanganku mencengkeram rambut dan menjambaknya dengan kuat.

Memiringkan tubuh, mataku menangkap benda persegi di samping kasur lipat yang menjadi alasku berbaring di tempat sempit ini. Tanganku bergerak, jemari lantas mengambilnya, kemudian menekan tombol kunci dan aku bisa melihat satu-satunya kontak yang kupunya, nomor gadis itu, yang kuingat memiliki senyuman indah dan ceria. Bibirku tersenyum kecil, kemudian menghilang karena aku tak bisa mengingat namanya. Kenapa aku selalu melupakan namanya, ya? Kenapa aku tak bisa mengingat nama gadis itu dengan baik?

Ini pukul dua pagi, ibu jariku gatal ingin menekan nomor tersebut, tetapi aku tahu pasti akan mengganggunya yang tengah tertidur pulas. Namun, aku ingin sekali mendengar suaranya. Aku ingin mendengar dia tertawa, dan bercerita banyak hal. Ingin sekali.

Tak ada suara apa pun di pukul dua pagi, hening, yang terdengar hanyalah air yang terus menetes lambat dari keran yang tak bisa dikunci dengan baik. Tanpa berkedip, aku memandangi satu-satunya nomor yang berada di ponselku, terus seperti itu sampai matahari memunculkan sinarnya di ufuk timur.

Malam-malam selanjutnya, aku merasa tidurku benar-benar kacau. Mimpi menjijikan yang terus datang, membuatku lebih memilih keluar di malam hari dan pulang di subuh hari. Namun, di suatu waktu, aku terlelap. Aku tahu ini mimpi, tempat gelap yang menyesakkan, dan kesendirianku. Ini jelas mimpi burukku. Lama aku terdiam, duduk di suatu tempat yang bahkan aku tak tahu entah berada di mana. Namun, entah kenapa tiba-tiba aku mengingat dia, aku ingin bertemu dengan gadis itu.

Sendirian di tengah gulita, duduk di sebuah bangku taman, dan aku terbelalak karena melihatnya menghampiriku sambil berlari kecil. Dia memanggil namaku, kemudian senyumannya perlahan sirna, mungkin karena melihat wajahku yang kusut.

"Apa kau baik-baik saja, Toji?"

"Ya," jawabku bingung dan takjub karena dia benar-benar datang sangat aku ingin. Senyuman tipis terukir di bibir, hatiku tergelitik karena senang bersamanya walau hanya di dalam mimpi.

Dia masih menatapku khawatir, lekat, kemudian perlahan menggerakkan tangan dan mengusap kantung mataku yang menghitam dengan jari telunjuknya yang hangat.

"Kenapa?" tanyaku.

"Ah, tidak. Hanya saja, kau kelihatan kelelahan sekali?" dia terlihat ragu-ragu.

Aku tertawa kecil dan menggelengkan kepala.

"Aku baik-baik saja. Tidak perlu cemas, aku tak terluka."

Walau telah kujelaskan demikian, gadis itu tetap memandangiku dengan khawatir, aku tak suka. Aku lebih suka ia tersenyum karena itu tarasa hangat dan mengalir sampai ke dadaku. Dan dia pun mengembuskan napas dan melebarkan kurva di bibirnya, indah dan terasa menyenangkan untuk kutatap lamat. Dia benar-benar melakukannya.

"Tapi kantung matamu menghitam, apa kau tak tidur dengan baik?"

Aku berpikir sebentar, dan mengangguk.

"Jangan khawatirkan apa pun, aku di sini bersamamu, Toji." Dia tersenyum lebih cerah dan mengusap pipiku dengan kedua tangannya yang ramping itu.

Bola mataku melebar, kemudian beberapa saat berlalu, bahuku mulai berguncang karena tawa kecilku keluar, ingin kubilang kepadanya untuk jangan khawatir berlebihan. Namun, aku tahu ini hanyalah mimpi dan keinginan terpendamku yang berharap bisa bertemu dan terus bersamanya.

Tanganku bergerak dan menggenggam tangannya yang masih berada di pipiku, aku menatap dia. Membatin, apakah kau akan terus berada di sisiku seperti ini? Dan dia menganggukkan kepala sembari tersenyum begitu indah.

"Ya, aku akan selalu ada di sisimu, Toji."

Dengkusan geliku terdengar bahkan di telingaku sendiri, aku perlahan melepaskan tangannya yang berada di pipiku. Kulihat dia kebingungan dengan bibir terbuka sedikit, kupandangi dia sekali lagi, kemudian aku mengambil napas dalam dan tersenyum kecil.

"Terima kasih, bahkan di mimpi pun, senyumanmu begitu indah."

Aku tahu apa pun yang kuinginkan di mimpi ini akan terwujud. Ini lucid dream, tetapi semua hanyalah kepalsuan semu, yang bahkan lebih menyakitkan daripada mimpi burukku. Mungkin aku terlalu mendambamu? Kau yang selalu peduli dan menghiburku saat aku tak tahu harus bagaimana di dunia yang buruk untuk orang sepertiku. Namun, aku tak ingin tersesat di mimpi indahku ini.

Memutuskan untuk bangun, semuanya perlahan menjadi hitam, kemudian ketika mataku terbuka, kulihat kamar kecilku yang kusewa, dan aku yang membaringkan wajah beralas lipatan tangan di meja rendah.

Pikiranku membuana sesaat, tentang mimpi yang kuciptakan sendiri. Perasaan ini? Kupikir hanya ada benci dan muak kepada diriku sendiri dan Zenin, tetapi semenjak dia hadir, semua menjadi abstrak, membingungkan, sekaligus menyenangkan. Ponselku berbunyi, kulihat nomornya menghubungi, yang lantas membuatku mendudukkan diri dengan tegak dan mengangkat panggilan teleponnya.

Suara gadis itu mengalir indah di telingaku, dia bertanya bagaimana kabarku dan apakah akhir pekan nanti memiliki waktu untuk bertemu.

"Aku sehat, kau? Ah, akhir pekan nanti pasti menyenangkan."

Aku tersenyum, dan kami terus mengobrol untuk beberapa menit kemudian. Atau lebih tepatnya, dia yang bercerita banyak hal kepadaku, dan hal kecil itu sangat berarti bagiku.

.
.
.
.

BAB II
Tamat

.
.
.

30 Days Writing Challange dari NPC2301
Hari kedua, tema: Lucid Dream

Aaaaaa Erza selalu mewek ih, di sini Toji udah mulai suka tapi dia gak paham perasaannya. Dia cuma pengin untuk deket Megumi-Mama aja.

Hueeeee pokoknya semangat banget kalau nulis lillbit angst gini.

🥺🥺😍😍

Terima kasih sudah baca.
Salam sayang,
zhaErza

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top