I. 3 | I'm Your Ghost, You Are My Moon

"Ini luar biasa, Zarein." Vardo tersenyum pada Gurah yang melihat begitu terpana pada bonekanya. Gurah membuka sarung tangan kulit kebanggaannya hanya untuk menyentuh permukaan kulit Jay Yevgeny yang begitu hidup. "Aku ... astaga Tuhan. Bagaimana bisa?"

"Gurah, kendalikan wajahmu. Ada anak buahmu di sini." Kembali Vardo tersenyum ketika anak buah pria itu berdeham dan menarik diri ketika Gurah meminta mereka untuk keluar dari ruangan itu. "Permukaan kulitnya enak disentuh. Apa materialnya? Kayu yang diasah?"

Vardo menggeleng tak tahu. "Tapi lapisan bawah kulitnya terbuat dari keramik," jawabnya kemudian. Mata birunya mengikuti gerakan Gurah yang telah menyiapkan beberapa setelan pakaian untuk Jay Yevgeny gunakan. Ia dengan bangga mengatakan kata-kata berikut, "Karya terbaikku tahun ini adalah untukmu, Zarein."

"Tidak mengecewakan seperti biasa."

Gurah adalah pemilik sekaligus pembuat pakaian boneka di sekitar jalanan populer Tbilisiㅡjalan Rustaveli. Toko besar bergaya mansion tunggal itu telah berdiri lama hingga sampai pada dirinya, generasi ke-3. Tapi sejak pada penanganannya, toko itu hampir menggulung tikar. Sebab kurangnya minat pada pakaian boneka eksklusif.

Vardo datang padanya disaat yang tepat. Ia telah menangani sekitar 15 pakaian boneka wanita itu dan terus menerima respon yang positif dari kalangan menengah atas. Sekarang ia telah membuka cabangnya yang berfokus untuk membuat pakaian aktor opera atau aktris film yang terkait dengan festival budaya, dan kostum pembuatan film layar lebar.

"Aku telah membuat dua pakaian gunung untuknya." Gurah menunjukkan dua pakaian yang sama di depan Vardo dan berkata, "Pakaian yang ini kau minta ketika adegan kematian Jay. Bagaimana menurutmu?"

Vardo melipat kedua tangannya dengan mata meneliti. Satu pakaian gunung yang terlihat kusam, lecek, dan penuh darah buatan itu membuat dahinya mengerut beberapa kali. "Bagian serutan di ujung lengannya agak berbeda dengan yang satunya. Kau sengaja?"

"Ya." Gurah mengingat naskah cerita yang Vardo beritahu mengenai kematian Jay Yevgeny. "Akan banyak perlawanan, dan usaha melarikan diri yang Jay lakukan ketika ia tertangkap oleh suku pedalaman, betul? Masuk akal jika ia mengeluarkan tenaga lebih banyak dan serutan di jaketnya akan sedikit lebih longgar."

Vardo mengangguk. "Ternyata hal kecil seperti itu kau perhitungkan cukup rinci."

"Sudah menjadi pekerjaanku." Pria itu kemudian mencoba membuat Jay Yevgeny duduk di kursi tersedia dan sekali lagi melihat wajah boneka itu. "Zarein, kau mencium bonekanya?"

"Oh?" Vardo mengangkat pandangannya dari kumpulan mata buatan warna-warni pada etalase toko pria itu. "Padahal sudah kuhapus."

"Dari dekat aku bisa melihatnya." Gurah mengambil pembersih khusus untuk menghapus lipstik wanita itu pada permukaan bibir bonekanya secara perlahan. "Aku tidak tahu kenapa setiap bonekamu yang kau bawa ke sini selalu ada sisa lipstikmu. Tapi kalau media tahu, mereka akan mengira kau kelainan jiwa."

"Kalau media tahu, berarti kau dan orang-orangmu di sinilah pelakunya." Gurah melihat pada Vardo berdiri di sana dengan kemeja putih dan celana bahan bermodel tinggi memeluk pinggangnya yang ramping. "Sebab aku tahu Ferah tidak begitu."

"Kau terlalu percaya padanya."

"Aku lebih percaya Ferah daripada denganmu." Vardo tersenyum, tahu kalau kata-katanya menyinggung Gurah.

"Semacam istilah woman support woman?"

"Tidak. Tapi semacam kepercayaan sikap dan kata-katanya ketika aku tidak ada di sekitarnya. Yang seperti itu tidak usah menggunakan istilah. Kalau kau sama seperti Ferah aku juga akan percaya denganmu."

Gurah kembali melihat Jay Yevgeny dan menata rambut hitam boneka itu sementara kepalanya mengingat perbuatannya yang membuat Vardo marah padanyaㅡwalau ia tidak yakin itu sebuah kesalahan.

Satu waktu seorang wartawan pernah melihat Vardo keluar dari tokonya, dan dengan cepat wartawan itu bertanya padanya mengenai Vardo. Pertanyaannya hanya hal umum, tapi ia tidak tahu setiap jawaban yang ia lontarkan berdampak besar pada wanita itu.

Ia mengatakan kalau Vardo akan bekerja dengannya untuk beberapa waktu dan memberitahu satu hal bagaimana wanita itu menemukan ide pertunjukannya. "Zarein mengatakan ia akan berdiam diri di Gereja Armenia pada musim panas sendirian. Bukan berdoa, sepertinya ia hanya memikirkan jalan ceritanya akan tenang di sana. Itu tempat yang sepi."

Gereja itu sudah tidak digunakan lagi. Tentu saja membuat orang bertanya-tanya apa yang Vardo lakukan di sana. Maka berkumpulah orang-orang di gereja itu mengikuti tingkah Vardo berharap menemukan ide atau pemikiran mengubah arah hidup tanpa berdoaㅡhanya merenung. Sisanya hanya memandang heran bangunan yang telah dikelilingi tanaman liar pada bagian dindingnya tersebut.

Kegaduhan yang terjadi membuat tokoh agama tersinggung. Banyaknya orang-orang yang datang bukan untuk menghormati bangunan suci itu membuat gereja harus ditutup menggunakan peringatan keras untuk beberapa bulan. Vardo dicari, dituntut untuk memberi alasan. Ia akan dihukum jika diketahui perbuatannya juga termasuk menghina patung Kartlis Dedaㅡibu bangsa Georgia, sebab gereja Armenia di bangun tidak jauh dari posisi patung tersebut.

Vardo tertawa, Ferah frustrasi. Wanita itu membiarkan Ferah yang berurusan dengan semua orang. Dan memberitahu fakta bahwa benar Vardo sering berkunjung ke sana pada musim panas bukan untuk berdoa. Melainkan memberi perawatan pada anjing yang telah beranak pinak dengan jumlah besar di dalam sana.

"Alasan ia tidak pernah berkunjung pada musim dingin karena jadwal pada musim dingin sangat penuh. Sementara saat musim panas adalah musuh terbesar untuk kulitnya sehingga ia menggunakannya sebagai waktu istirahat. Tapi ia menyisihkan waktu istirahat itu untuk melihat anjing-anjing di sana. Seharusnya ada pengelola kebersihan untuk tempat suci tersebut, yah, melihat bangunannya tidak terawat sudah sangat jelas yang bertanggung jawab tidak melakukan tugasnya dengan baik. Kutegaskan tidak ada tindakan buruk apapun yang Zarein lakukan pada 'Penjaga Tbilisi'. Satu-satunya yang ia lakukan adalah menyewa orang untuk membersihkan patung besar itu dari lumut dan mengecat ulang. Apa aku harus menunjukkan bukti pengeluaran yang Zarein lakukan? Agar orang-orang yang seharusnya melakukan hal itu bungkam?"

Gurah melihat wajah merah padam Ferah di telivisi menjelaskan kepada semua wartawan yang berdesakan. Lalu berita itu menunjukkan isi gereja yang penuh dengan anjing-anjing sehat. Dokter hewan yang merawat memberitahu kalau semua anjing tersebut mengalami kelaparan dan sepertinya telah pulih karena Vardo ada di sana membantu mereka. Gereja itu kemudian kembali diurus dengan baik dan terbuka hanya untuk wisatawan pada hari tertentu.

Gurah ingat bagaimana kata-kata biasanya bisa mengubah persepsi pikiran orang lain. Tapi ia yakin, kalau itu bukan salahnya. Ia memang mengatakan hal yang ia tahu dan tidak mengubah apapun dalam kalimatnya. Ia tidak bersalah, dan menanamkan itu di kepalanya. Namun heningnya sikap Vardo padanya yang tidak menyerangnya secara fisik maupun mental membuat ia mengerti seolah wanita itu mengatakan hal rendah padanya. "Kau terlalu kecil untuk mencoba menjatuhkanku, tua bangka."

"Cerita Jay Yevgeny, apa kau dapatkan inspirasinya dari gereja itu?" tanya Gurah.

"Aku tidak lagi ke sana. Setelah keributan yang aku buat waktu itu," jawab Vardo meninggalkan nada sarkasnya. "Kenapa kau bertanya? Ada wartawan?"

"Tidak." Gurah berdeham. Mengambil pakaian lain untuk Jay Yevgeny yang tidak Vardo minta. "Aku tidak memesan itu," kata Vardo melihat jas hitam beludru yang berkancing bulat emas.

"Aku memikirkan boneka ini akan menyita banyak perhatian orangㅡsama seperti pertunjukan bonekamu yang lain. Setidaknya biarkan ia memiliki beberapa setelan bagus ketika berdiri di sisimu saat wawancara nanti." Gurah membuka pakaian tipis yang digunakan Jay Yevgeny dan sekali lagi matanya dibuat takjub pada pergerakan mulus boneka tersebut. Ini karya halus yang luar biasa, pikirnya. Ia dengan cepat dan hati-hati menggunakan boneka itu kemeja yang ditimpa sweater dan jas hitam beludru. Ketika selesai, ia mengambil langkah ke belakang untuk melihat boneka itu dan tersenyum. "Sepertinya dari sekian banyak boneka priamu, ia yang paling menawan."

"Tidak juga." Vardo mendekat dan melihat dirinya terpantulkan pada bola mata hitam bonekanya. "Aku tidak suka matanya. Tapi kalau diubah menjadi biru atau hijau, malah terkesan memaksa."

"Sebenarnya aku agak kasihan dengannya. Ia akan mati pada kisahnya sendiri." Gurah menggelengkan kepala. "Zarein, kalau kau seorang penulis, kau adalah pembunuh tokohmu sendiri." Vardo terkekeh dan pria tua itu mengambil pakaian lain untuk sang Boneka, meninggalkan Vardo sendirian di sana.

"Sepertinya semua orang akan menyukaimu." Vardo melihat Jay Yevgeny dan mengangkat satu lengan boneka itu yang ringan. Memperhatikan detail jari-jarinya. "Aku penasaran bagaimana orang-orang Peru membuatmu. Tapi hanya jawaban keramik dan Dewa tidak jelas yang terus mereka katakan." Vardo bergumam sendiri dan sekali lagi melihat mata hitam boneka itu. "Sejujurnya aku agak sedikit takut denganmu. Kau terlalu nyata ... dan membuatku memikirkan boneka Chucky. Sialan aku benar-benar takut mengingatnya lagi."

Vardo berdiri ketika Gurah memanggilnya untuk keluar dari ruangan itu. Ia berpikir untuk mencium bonekanya lagi tapi jari-jari rampingnya mengusap pipi bonekanya dan mendengus remeh. "Kau akan kusimpan di gudang ketika pertunjukan selesai. Jay Yevgeny, aku tidak membuatmu tersenyum sebab kau membuatku takut."

Tapi boneka itu tersenyum samar kemudian.

Ketika Vardo meninggalkannya, Jay Yevgeny mengikuti pergerakan Vardo dengan matanya. Dengan samar ia menarik bibirnya untuk tersenyum.

"Bulan." Ia mengucapkan kata-kata pertama Kartvelia-nya.¹

¹) Bahasa sastra untuk semua subkelompok regional masyarakat Georgia, termasuk mereka yang berbicara bahasa-bahasa Kartvelia lainnya: Svan, Mingrelia, dan Laz.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top