Chapter 2: Are
Disini Nanaz akan menggunakan Raku daripada Riku hingga chapter terakhir, nanti setelah itu kembali menggunakan Riku~
---
Keesokan harinya...
Raku bangun pada pukul 4 pagi, entah kenapa dia bisa terbangun sepagi itu...
Makanya, daripada melamun...dia pun memutuskan untuk pergi lari.
Dia lari mengelilingi jalan sekitar dorm, angin sejuk berhembus dengan lembut, langit juga mulai menampakkan warna cantiknya.
Kirei....aku tidak tahu jika setiap pagi langit bisa seindah ini.... Batin Raku.
Tidak ingin melewatkan momen itu, dia pun memotret dirinya dengan langit pagi itu, dan menyimpannya di galeri.
"Yosh....saatnya kembali" ucap Raku sambil melihat jam yang menunjukkan pukul 05.36.
Beginikah rasanya berlari dengan bebas.....rasanya menyenangkan! Batin Raku.
Raku berlari dengan kencang dan senyum yang tertampak di wajahnya, dia sangat bersemangat ketika berlari pulang.
. . .
Sesampainya di dorm, dia bisa melihat ketiga member Trigger yang masih mengenakkan piyama mereka.
"Loh...sejak kapan kau keluar?" Tanya Gaku.
"Kurasa sekitar jam 4 pagi, setelah itu aku memutuskan untuk lari" jawab Raku sambil menggaruk-garuk pipinya dengan jari telunjuknya.
"Wah...Raku-kun rajin berolahraga ya? Itu bagus untuk kesehatan loh" ucap Ryuu dari arah dapur.
"Menyenangkan loh bisa berolahraga, selain sehat....kita juga bisa melihat pemandangan yang hanya bisa dilihat pada pagi hari" jelas Raku.
"Kalau begitu, kita juga harus coba untuk lari pagi. Bagaimana jika besok kita berlari?" Usul Tenn yang tampaknya tertarik.
"Itu ide bagus!"
"Baiklah. Makanya Gaku....bangun pagi ya....jangan siang terus bangunnya" ucap Tenn sambil berjalan ke kamarnya.
Gaku hanya diam sambil menatap Tenn, tatapannya menunjukkan tatapan tak percaya.
"Barusan....itu Tenn kan? Aku pasti salah kan...haha"
Raku memiringkan kepalanya.
"Huh...memangnya kenapa, Gaku-san? Memangnya Tenn-san tidak pernah bersikap seperti itu?" Tanya Raku.
Gaku menatap Raku sambil memegang tengkuknya.
"Um...bagaimana menceritakannya ya...? Dulu, Tenn mempunyai seorang adik kembar, dan adiknya bernama Nanase Riku. Nanase juga seorang center dari grup idol IDOLiSH7"
"Oh! Grup yang kita temui kemarin, dan yang memberiku hadiah juga kan?" Tanya Raku.
Gaku mengangguk.
"Tenn awalnya sangat kejam dan dingin padanya, namun setelah mengetahui fakta jika kedua orang tuanya juga Kakak perempuannya meninggal dan Nanase terluka parah karena ingin menjemput dirinya....sikap kejam dan dinginnya perlahan menghilang"
"Dan Riku-san menceritakan semuanya?"
"Iya, saat itu kami bermain ToD untuk acara reality show di rumah kosong yang merupakan kediaman Nanase"
"Begitu kah....lalu apa hubungannya dengan sikap Tenn-san selama ini?" Tanya Raku.
"Karena kecelakaan saat itu, Nanase memiliki penyakit lain selain asma nya yang sudah akut, dan nama penyakit itu adalah ARDS. Dia juga meninggal tepat 2 bulan setelah konser besar di Zero Arena, saat Nanase meninggal....Tenn sangat terpukul....dia merasa sangat bersalah....dia menyalahkan dirinya untuk kematian adik kembarnya itu"
Raku menundukkan wajahnya, poninya menutupi ekspresi sendunya.
"Meski sudah setahun sejak kematian Nanase, Tenn masih bersikap sama seperti setahun yang lalu. Sebelum kau datang, dia sering mengurung di kamar, setelah bekerja....setelah konser....dia selalu saja begitu. Dia juga menjadi irit berbicara, dan jarang tersenyum....makanya aku sangat terkejut ketika melihat sikapnya tadi" jelas Gaku sambil tersenyum kecil.
"Begitukah..."
Kemudian, Gaku memegang pundak Raku. Raku sedikit terkejut, dan menatap Gaku.
"Aku yakin, kedatanganmu kesini merupakan hal yang sangat baik. Aku yakin kau bisa menyembuhkan Tenn hingga ia bisa bersikap seperti semula" ucap Gaku.
Raku mengangguk kecil dan tersenyum.
"Uhm! Pasti dong!" Ujarnya sambil tersenyum.
.
.
.
.
"Wah wah....sepertinya kau telah berpaling dari Tsumugi-chan ya...Gaku"
"AHHH RYUU! KENAPA KAU MEMINUM BIR MU DI PAGI BUTA INI HAH?!"
"Ehh?? Bukankah ini jus apel?"
"AHHH RYUU-SAN! BERHENTI MEMINUM BIR ITU!"
"Hehe...Raku-kun mau? Ini enak loh~"
"MOUUU! RYUU-SAN!/RYUU!!!"
Sementara itu...
Tenn yang baru keluar dari kamar mandi pun terkejut mendengar teriakan dari lantai bawah.
"Ya ampun....ini masih pagi tapi mereka sudah berisik...."
Dia mengeringkan rambutnya dengan handuk yang ia bawa, kemudian tatapannya melayang pada sebuah buku di atas meja yang berisi figura foto.
"Jadi ingat saat itu...." Gumam Tenn sambil terkekeh.
Flashback desu~
Kedua anak kembar itu terlihat tengah menyelinap ke dapur sambil mengendap-endap.
"Riku...jangan disana, nanti kelihatan" bisik Tenn.
"Ah...iya"
Mereka terbangun di pagi buta karena lapar, karena tidak tega membangunkan yang lainnya jadi mereka pun pergi berdua.
"Nah disana ada puding, Ibu baru membuatnya kemarin" ucap Tenn sambil menunjuk pada kulkas.
"Puding? Riku mau!" Seru Riku.
"Sshh....pelankan suaramu, Riku"
Riku langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya dan mengangguk.
Tenn membuka kulkas itu dan mengambil puding, dia juga mengambilkan puding untuk Riku.
"Ini"
"Arigatou, Tenn-nii"
Mereka berdua makan puding mereka dengan nikmat, apalagi dengan kulkas yang terbuka.
Tanpa mereka sadari, Ayana yang sedang menuruni tangga itu heran ketika melihat pintu kulkasnya terbuka.
Maka dari itu, dia mendekatinya.
"Eh? Ricchan dan Tencchan?"
Dengan rasa penasaran, dia mengintip apa yang dilakukan si kembar itu.
"HAAAAA! KALIAN MAKAN PUDING YAAA??!" Seru Ayana.
Tenn dan Riku terkejut, dan menatap Ayana.
"Nee-chan...."
"Tidak baik makan sesuatu yang manis sebelum sarapan! Jika kalian ingin sesuatu, bangunkan aku atau Ayah dan Ibu" ucap Ayana.
Si kembar menundukkan kepalanya.
"Maaf, Nee-chan...."
Ayana menghela napasnya, dan tersenyum kecil.
"Ya sudah....kalian berdua pergi mandi sana, Nee-chan akan buatkan omurice untuk kalian"
Mereka berdua langsung senang level max.
"Benarkah?"
Ayana tersenyum.
"Iya, pergilah mandi"
"Baikk~"
Flashback done desu~
Tenn terkekeh pelan, dan kemudian dia mendengar suara ketukan.
"Tenn-san....sarapan sudah siap"
"Ah iya, sebentar lagi aku akan turun" ucap Tenn.
"Baiklah"
Tenn tersenyum kecil.
---
Mereka pun pergi ke Yaotome Production, Raku juga harus pergi ke ruangan Sousuke karena akan ada hal yang harus disampaikan, Anesagi juga ikut bersama Raku.
"Kira-kira hal apa ya...yang akan disampaikan Sachou...?"
"Entahlah, jika dia memanggil kita berdua...pasti ada suatu projek besar untuk Trigger" ucap Anesagi.
Setelah sampai, mereka pun mengetuk pintu ruangan Sousuke.
Tok! Tok!
"Masuk"
Saat membuka pintu, mereka melihat si tu-ah...salah story- maksudku Takamasa dan juga Aya yang sudah duduk manis disana.
"Kalian sudah datang" ucap Sousuke.
"Ada apa, Sachou? Tidak biasanya kau memanggil kami berdua" ucap Anesagi.
"Kujo-san....silahkan"
Kemudian, Takamasa menyimpan sebuah file di meja yang berjudul 'Projek Trigger'.
"Minggu depan, Trigger akan mengadakan sebuah konser besar di Zero Arena, konser ini akan menjadi penentuan besar untuk kedepannya. Jadi aku ingin kalian berdua mempersiapkan segala sesuatu untuk konser Minggu depan" jelas Takamasa.
Anesagi dan Raku tentu sangat terkejut.
Raku mengepalkan tangannya, tapi dia sadar posisi....dia hanya seorang asisten manager....tidak lebih.
"Maaf Kujo-san, tapi keadaan Tenn belum memungkinkan untuk berdiri dipanggung! Bahkan untuk berinteraksi saja dia masih susah!" Ucap Anesagi.
Takamasa menyimpan cangkir teh itu dengan sedikit kasar, dan menatap Anesagi dengan tatapan datar.
"Apa kau tidak pernah membawanya ke psikiater lagi??" Tanya Takamasa.
Anesagi hanya diam.
Tenn pernah dibawa ke psikiater oleh Anesagi, tapi psikiater tersebut tidak bisa melakukan apa-apa karena Tenn sama sekali tidak mau berbicara ataupun menatapnya, dan selalu seperti itu setiap pertemuan.
"Ku rasa....sebaiknya diundur saja konser itu hingga bulan depan, lagipula Tenn-san sudah menunjukkan sedikit kemajuan dalam berinteraksi, ku yakin dalam waktu sebulan....dia akan sembuh" ucap Raku tiba-tiba.
"Raku...?!"
Raku menatap Anesagi dan mengangguk kecil.
"Jika kita terus mendukung Tenn-san, menemaninya dalam kesendirian, dan memberinya sedikit saran....ku yakin dia akan sembuh"
Takamasa menatap Raku, Raku juga menatap balik Takamasa.
"Hmph....baiklah, ku beri waktu satu bulan"
Anesagi dan Raku menghela napas lega, dan saat akan pamit dari ruangan.... Takamasa memanggil Raku.
"Raku, kan?" Tanya Takamasa memastikan.
Raku menoleh dan mengangguk.
"Aku...melihat potensi besar dalam dirimu, bagaimana jika kau menjadi idol di bawah didikanku? Ku yakin kau akan bisa menjadi seperti Tenn" ujar Takamasa.
Raku terdiam, tapi dia ingat tujuan awalnya menjadi asisten manager.
"Maafkan aku, Kujo-san. Tapi aku sama sekali tidak ada niatan untuk menjadi idol, menjadi asisten manager saja aku sudah senang" ucap Raku sambil tersenyum.
"Begitu ya, tapi pikir-pikir saja dulu....jika kau berubah pikiran, pintu rumahku terbuka dengan lebar"
Raku mengangguk mengerti, dan kemudian pamit dari ruangan Sousuke.
. . .
Kini mereka berdua berada di rooftop, sambil menikmati es cappucino dari cafe di depan Yaotome Production.
"Huh! Jika saja dia bukan siapapun untuk Tenn, aku mungkin sudah menghabisinya sekarang!" Gerutu Anesagi.
Raku yang tengah bersandar di pembatas itu pun hanya terkekeh.
"Tapi...ada sedikit perubahan dari Tenn-san. Gaku-san menceritakan semuanya padaku tentang masa lalunya, asal mula dari berubahnya sikap Tenn-san yang menjadi pendiam dan irit berbicara"
Raku tersenyum sendu sambil mengabiskan minumannya.
"Sebenarnya, Tenn-san tidak perlu dibawa ke psikiater. Dia hanya perlu sebuah dorongan dan juga sandaran...pasti dia akan baik-baik saja setelah meluapkan semuanya" jelas Raku.
Hanya saja dia tidak mau....habisnya Tenn-nii kan orang yang tidak mau kehilangan wajah kerennya... Batin Raku.
Anesagi menatap Raku, dan kemudian menatap pemandangan Tokyo dari rooftop.
"Begitu ya..."
.
.
.
.
.
.
"Aaahh! Anesagi-san, minumanmu tumpah!"
"Huwaa!"
"Itu pasti lengket ya....apa tidak ada air bersih disini?"
"Tenang, aku membawa air mineral"
"Eh jangan disitu! Nanti kena orang yang dibawah loh"
"Tidak ada orang kok, jadi aman"
"....terserah Anesagi-san deh"
Sementara itu....
"Kujo-san, tadi itu siapa? Aku tidak pernah melihatnya" tanya Aya.
"Dia adalah asisten manager Trigger, dia juga masih baru di Yaotome Production" jawab Takamasa.
"Oohh"
Saat mereka melangkah, tiba-tiba...
BYURR!
"Huwaaa! Kujo-san?! Kau tidak apa-apa?!" Seru Aya.
"....ya, aku tidak apa-apa"
Takamasa terkena 'guyuran hujan' yang entah datang darimana.
Kejadian itu sempat dilihat oleh Raku yang tengah berjaga-jaga jika ada orang yang terkena siraman air.
"Pft...."
Mampus kau... Batin Raku yang tengah menahan tawanya.
TBC
Next!
Chapter 3: Twins
:)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top