4
Aku baru saja mengirim pesan kepada Ocha. Hanya pesan singkat untuk meminta hasil foto event kemarin.
Setelah gilirannya coswalk, aku kembali meminta foto dan berkeliling bersama Ocha. Rasanya seperti mimpi tapi ini benar-benar kenyataan.
Sepertinya dia sedang offline karena tidak membalas pesanku.
Aku melihat akunnya, dia sudah cukup lama membuat konten cosplay. Kalau perhitunganku benar, itu mulai saat kami kelas 2 SMA. Sudah cukup lama juga.
Jumlah pengikutnya juga mencapai ribuan orang, benar-benar luar biasa. Like tiap postingan miliknya juga cukup banyak.
Akun miliknya ini adalah akun cosplayer-nya, jadi hanya berisi foto-foto cosplay dan semacamnya. Sementara alasan aku mengenal itu Ocha yang sama dengan di sekolahku, karena dia men-tag akun utamanya.
Di bio Instagram miliknya juga dituliskan kalau akun itu hanya untuk cosplay-nya saja. Aku tidak mengerti mengapa dia men-tag akun aslinya tapi berkat itu aku tau wujud aslinya.
Berbicara tentang akun utamanya, aku juga mengikutinya walau tidak diikuti balik. Yah, itu bukan masalah besar walau sudah bertahun-tahun berlalu.
Aku jadi penasaran, apa yang dia lakukan setelah lulus. Jadi aku langsung saja melihat ke akun utamanya. Jumlah pengikutnya lebih sedikit dibandingkan akun cosplayer-nya.
Tunggu sebentar. Aku melihat postingan yang familiar. Lebih tepatnya logo universitas yang sangat sangat familiar. Saking familiarnya, ada logo yang sama di almamaterku.
Selama ini aku satu universitas dengannya?! Aku tidak menyangka hal itu. Tidak. Siapa yang bisa menyangkanya?
Baiklah, mari tenangkan diri untuk sejenak. Lingkup universitas itu luas jadi kemungkinan kami untuk bertemu masih kecil. Akan lebih mengejutkan kalau aku dan dia berada di prodi atau fakultas yang sama.
Itu uang kupikirkan sampai aku melihat sebuah video. Itu hanya sebuah video perkenalan biasa tapi menggunakan bahasa Jepang. Dengan kata lain, prodi yang ia pilih adalah sastra Jepang. Itu prodi yang sama denganku.
Aku tidak bisa berkata-kata. Jadi selama ini kami hanya berbeda kelas saja? Aku berada di kelas B jadi dia seharusnya ada di kelas A. Jadwal kami juga sepertinya berbeda pantas saja aku tidak pernah melihatnya.
"Riyan?"
Aku menoleh ke samping, melihat sosok yang memanggil namaku dengan lembut.
"Ocha? Kok bisa tau namaku?"
Apa mungkin dia mengingatku?
"Ah itu, aku baru bales DM-mu jadi tau namamu. Terus aku cuma tau kamu yang pake jaket ini."
Oke lupakan.
Yah aku tidak bisa menyalahkannya, aku memang sering memakai jaketku satu-satunya saat berpergian. Selama di kampus aku juga sering memakainya.
Hanya saja aku tidak menyangka akan dapat bertemu dengannya di kampus.
"Kamu jurusan sastra Jepang juga?" tanyaku memastikan.
"Iya. Oh, kamu kelas B ya? Aku di kelas A sih."
Yah sedikit mengecewakan tapi tidak apa. Bisa satu prodi saja sudah cukup membahagiakanku dan itu sebuah keajaiban.
"Sekarang Ocha mau kelas?"
"Awalnya sih begitu tapi tiba-tiba dibatalin, jadi kelas online," ujarnya dengan nada sedikit kesal. Cara dia mengucapnya sedikit imut bagiku.
Teruntuk dosen di luar sana, aku sebagai mahasiswa memang suka kelas online. Tapi ingat, berikan informasi itu sebelum kami sampai di kampus.
"Eh kamu pulang pergi atau ngekos di deket sini?"
"Aku ngekos sih, jadi mau nyari makan aja sekarang."
"Ohh." Setidaknya dia tinggal di dekat sini jadi tidak perlu berpergian jauh kalau kelas dibatalkan.
"Mau makan bareng nggak?"
"Eh..?"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top