1 Anggrek Cahaya ( part 1 )

"Dia lagi" batin Ransha sedikit lelah saat melihat seorang pria duduk beralas lantai trotoar didepan sebuah toko terbengkalai yang letakknya tidak jauh dari restoran tempat Ransha bekerja. Ransha menyebutnya Pria gila, karena pakaiannya yang sangat lusuh dan bau. Selain itu rambut panjangnya yang hampir menutupi wajahnya yang juga terlihat sangat kusut serta terus bergumam tidak jelas yang kemudian tertawa lepas dan setelah itu marah-marah membuat orang-orang yang ingin lewat didepannya jadi ketakutan. Di sampingnya juga tergeletak boneka yang sama kotornya dengan dia yang sesekali pria itu peluk dengan erat.

Ransha berjalan melewati pria gila tersebut dengan santai walau dalam hatinya sudah was-was, takut jika pria itu akan menyerangnya secara tiba-tiba seperti waktu itu. Tanpa wanita itu sadari pria itu sedikit mendongak dan pandangannya langsung mengikuti langkah kaki Ransha hingga wanita itu berhenti didepan toko yang tutup dan mulai membukanya yang setelah itu menghilang ditelan pintu kaca.

●●●●

Sudah dua bulan berlalu semenjak Ransha mendirikan bisnis restoran mini di kota tempat neneknya berada yang kini telah berpulang sehingga Ransha memiliki tugas untuk tinggal di rumah peninggalan neneknya. Wanita itu tidak akan lupa dengan kehangatan yang neneknya berikan ketika dia berlibur saat liburan sekolah tiba. Dan semenjak itu juga ia sering bertemu dengan Pria gila yang selalu duduk didepan toko terbengkalai.

Ketika malam tiba, hujan turun dengan deras. Ransha yang baru saja membersihkan meja terakhir hanya bisa menggerutu.

"Katanya hari ini cerah sampai malam hari? Nggak bisa dipercaya ih ramalannya!"

Di liriknya jam yang dipajang di dinding yang menunjukkan 10 malam dan suasana di dalam restoran juga sudah sepi dari pengujung. Sudah saatnya untuk tutup. Melihat deretan air yang jatuh dari atas membuat Ransha jadi teringat dua bulan yang lalu saat dirinya baru seminggu di sini, saat itu dirinya berjalan pulang sendirian menelusuri jalan yang sepi. Walau ada banyak lampu dan beberapa toko yang masih buka akan tetapi ia masih bisa merasakan suasana disekitarnya yang mencekam ditambah dengan derasnya hujan. Lantas wanita itu mempercepat langkahnya agar bisa sampai dirumah, sayangnya kesialan menimpahnya saat melihat dua orang preman yang berjalan sempoyongan dan mencegat langkah Ransha.

"Wuih.. ada cewek cantik! Mau kemana neng, sendiri aja!" Goda pria botak dengan tatto dilengan kirinya berjalan mendekati Ransha dengan tatapan penuh nafsu. Sementara Ransha reflek berjalan menjauhi mereka namun sayangnya pergelangan tangannya dicekal oleh pria satunya dan berniat ingin mencium Ransha.

Melihat hal itu Ransha sontak berteriak minta tolong, untungnya tidak berselang lama seorang pria dengan berpakaian gembel berlari kearah pria tersebut dan mendorongnya hingga pria itu jatuh tersungkur agar menjauh dari Ransha.Tidak sampai disitu saja, pria itu juga menghajar pria preman tadi dengan membabi buta, tidak terima temannya dihajar pria botak itu menghajar pria gembel tadi namun ditangkis olehnya dan kemudian memberikan dugem mentah membuat pria botak itu langsung sempoyongan kebelakang.

Meski saat ini Ransha masih merasa takut sekaligus syok, namun ia bersyukur atas kehadiran pria ia kenali sebagai Pria Gila yang datang menolongnya. Lantas tanpa pikir panjang Ransha langsung mengambil langkah seribu dan pergi meninggalkan mereka yang sibuk berkelahi.

Sejak saat itu Ransha selalu memberikan makanan dan minuman kepada Pria Gila itu ketika melihatnya duduk santai di tempat dia biasa duduk sebagai tanda terima kasij. Di depan toko tua yang terbengkalai dan tampak akan segera rubuh karena usianya yang sangat tua.

●●●●

Hari ini Ransha berhasil mempergoki seorang pemuda yang duduk di meja nomor 7 yang terus menatap ke arahnya ketika sedang sibuk bekerja. Ini bukan pertama kalinya ia berhasil mempergoki pemuda itu, sudah hampir seminggu malahan. Pemuda dengan menggenakan kemeja kotak-kotak yang di padu dengan celana jeans ditambah dengan paras wajahnya yang ganteng dan memesona. Sayangnya Ransha tidak tertarik sama sekali dan lebih memilih sibuk akan pekerjaannya meski saat ini ia sudah memiliki dua karyawan.

Langit kini berubah menjadi gelap dan suasana di dalam restoran masih ramai untuk datang dan menikmati makanan yang ada disana. Pemuda itu beranjak dari mejanya dan berjalan menuju meja kasir.

"Berapa Kak, semuanya?" Tanya pemuda itu siap-siap mengeluarkan dompetnya.

"Totalnya 32 ribu Kak?" Jawab Ransha.

Pemuda itu lantas mengeluarkan uang sesuai jumlah nominalnya dari dalam dompetnya kemudian memberikannya kepada Ransha. Gadis itu tampak bingung saat melihat kertas putih diselah uang tersebut.

"Kak, ini..."

"Nomorku! Kak boleh kenalan nggak?" Tanyanya.

"Boleh! Namaku Ransha!" Ransha memperkenalkan diri. "Namamu?"

"Namaku Farid! Rumahku tidak jauh dari restoran ini, kapan-kapan mainlah ke rumahku!" Ajak Farid sambil tersenyum.

Ransha hanya tersenyum saja menangapinya yang setelah itu berbincang sebentar. Barulah Farid pamit saat salah seorang pelanggan menegurnya karena menghalangi jalan orang yang mau membayar.

Malam telah tiba dan Ransha segera menutup tokonya. Setelah menutup tokonya ia dikejutkan oleh kehadiran Farid yang menyapanya. Setelah membicara sebentar dan setelah itu mereka berjalan beriringan menuju ke suatu tempat. Sepanjang perjalanan mereka saling berbincang satu sama lain tanpa menyadari mereka dibuntuti oleh pria gila yang tampak tidak senang dengan kehadiran pria asing bersama Ransha. Saat mereka mampir ke supermarket, pria gila itu tidak ikut masuk namun duduk diteras. Orang-orang yang berniat masuk ke dalam supermarket tampak takut-takut serta memandang rendah kearahnya.

Tidak berselang lama Ransha dan Farid keluar dari dalam supermarket membawa kantung plastik di masing-masing tangan mereka. Wanita itu terkejut saat menyadari Pria gila  yang biasa duduk di depan kios tua ada disana dan tengah memandang mereka dengan tatapan tajam. Melihat wanita itu menatap kearah yang lain membuat Farid mengikuti arah tatapan Ransha dan melihat Pria Gila  yang menatap mereka berdua, akan tetapi Farid merasa pria itu menatapnya dengan sangat tajam.

"Kamu kenal sama pria itu?" Tanya Farid.

"Tidak! Ayo kita pergi!" Ajak Ransha berusaha mengabaikannya lalu berjalan duluan yang langsung di ikuti oleh Farid.

Lagi. Pria gila itu kembali mengikuti mereka berdua dengan jarak sedikit berjauhan. Merasa diikuti Farid menoleh ke belakang dan melihat pria itu sedang mengikuti mereka dengan tatapan marah, tapi tatapan itu justru mengarah kepadanya dan berhasil membuat pemuda itu tidak nyaman. Sadar jika pemuda yang berjalan disampingnya tampak tidak nyaman membuat Ransha bertanya kepadanya namun dijawab 'tidak apa-apa' oleh Farid. Merasa ada yang aneh wanita itu menoleh ke belakang dan terkejut jika Pria gila itu masih terus mengikuti mereka.

Bersambung....

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top