14
“Selamat sore.”
Catz terdiam. Sontak matanya melebar. Ia mengenali pemilik suara yang memanggilnya. Kepalanya menoleh membuat rambutnya bergoyang karena di gerai. Ia melihat seorang pria berdiri menatapnya. Ia tahu siapa pria itu, tapi memilih diam.
Kaki pria itu berjalan mendekat. “Lo Catz bukan?”
Catz mengangguk pelan. “Dan lo Kevin.”
Mulut pria itu menyeringai. “Apa lo ada waktu?”
“Gue sedang menunggu Mark menjemputku.”sahut Catz sengaja memberi penekanan saat menyebut nama Mark.
Kevin mengangguk. “Gue tahu.”
“Lo mau bicara apa?”
“Lo pasti sudah tahu siapa Mark sekarang bukan?!”
“Ya…terus kenapa?”
“Gue juga tahu Mark memilih untuk melanjutkan hubungan kalian di saat dia masih mencintai gue.”
Perkataan Kevin membuat bulu kuduk Catz merinding. Jika Kevin mengatakan mencintai seorang wanita, itu normal baginya. Tapi ini, Kevin mengatakan mencintai Mark, sesama jenisnya. Ia tidak biasa mendengar hal tersebut. Rasanya ganjil.
“Lo cemburu?!”tebak Catz.
Kevin tersenyum miring. “Buat apa gue cemburu? Gue yakin Mark akan memutuskan lo.”
“Dari mana lo bisa yakin? Manusia bisa berubah. Mungkin saja gue bisa membuatnya jatuh cinta sama gue. Nah lo siap-siap saja deh!”
“Lo juga harus siap-siap kalau Mark tidak bisa jatuh cinta sama lo. Hubungan kalian tidak ada apa-apanya di banding hubungan kita. Gue dan Mark sudah tahu luar dalam.”tukas Kevin.
Sekali lagi Catz bergidik. Maksudnya apa sih sudah tahu luar dalam, tanyanya dalam hati, bikin gue makin jijik sama dia. “Terus kenapa? Gue juga bisa mengetahui Mark luar dalam.”tantangnya.
“Jangan harap lo bisa merebutnya dariku.”desis Kevin yang langsung pergi menjauh.
Catz mendengus. “Apa sih maksudnya?! Sudah datang tiba-tiba, ngoceh tidak jelas terus main pergi saja!”
Catz menoleh saat mendengar suara klakson mobil. Ah Mark sudah datang, batinnya, jangan-jangan Kevin kabur karena melihat mobil Mark sudah tiba?! Ia mengedikkan bahu dan langsung keluar dari lobby gedung. Mendekati mobil Mark. Membuka pintu dan langsung masuk. Matanya menelusuri lobby gedung, mencari sosok Kevin yang mungkin saja sedang memperhatikan mereka. Tadi tidak ada.
“Cari siapa?”tanya Mark. “Kamu janjian sama Ruby?”
“Oh tidak. Hanya lihat-lihat saja.”sahut Catz cengegesan. Ia melihat Mark yang mengemudikan mobilnya keluar area gedung. Seperti biasa, dadanya berdegup kencang. Mark selalu terlihat sempurna dan tampan. Sosok yang selalu bisa menjadi magnet bagi kaum hawa. Sayangnya ternyata dirinya….
“Mau makan dulu?”tanya Mark.
“Huh…ah….makan di mana? Memang tidak mau makan di rumahku saja?!”
“Aku lagi ingin makan ramen. Sudah lama. Sekalian beli buat mamamu juga. Kan suka bawain makanan buat aku.”
“Oh…tidak usah repot-repot. Tapi tidak apa juga sih biar mama senang…”ujar Catz terkekeh.
“Menyenangkan hati calon mertua ya.”goda Mark tersenyum.
“Heh?!”gantian Catz yang kaget. “Wah kamu sudah ketularan kakakku nih!”
Mark tertawa dan kembali fokus menyetir.
Boleh tidak sih kalau gue seneng mendengar ucapannya tadi? Boleh dunk kalau gue ge-er?! Itu kan berarti dia mempunyai niat serius sama gue. Tapi bagaimana nasibnya dengan Kevin ya? Hubungan mereka kan masih jalan. Entah kapan Mark akan memutuskan hubungannya dengan Kevin.
“Jadi kita makan ramen saja ya?!”
“Boleh.”
“Tidak apa kan kalau kamu tidak makan bakso?”
“Tidak masalah kok. Aku kan tukang makan!”kata Catz terkekeh.
“Siapa tahu saja kamu lagi pengen makan bakso.”
“Sekali-sekali ganti menu tidak apa kok. Apalagi kan kamu yang traktir!”
Mark tertawa kecil. “Bisa saja kamu.”
“Nanti aku boleh nambah kan?!”
Mark kembali tertawa. “Makan saja belum, sudah rencana mau nambah?!”tukasnya.
“Hehehe…yah rencana kan boleh dunk.”sahut Catz terkekeh. Ia menoleh menatap samping wajah Mark. Tersenyum karena hubungan mereka masih bisa lanjut. Catz berharap Mark bisa berubah.
———
“Catz.”
“Hm….”gumamnya asyik membuka dan membaca lembar demi lembar buku menu di tangannya. Matanya membaca menu satu per satu. Sesekali tampak berbinar melihat foto menu ramen yang mengiurkan.
“Kemarin aku bertemu dengan Kevin.”
Catz berhenti membaca dan duduk diam terpaku. Matanya mendongak dari buku menu. Bertemu dengan manik biru Mark yang tampak tidak enak. Ia mengakui Mark sangat jujur mengatakan hal itu, tapi apa pria itu tidak sadar kalau hatinya terasa perih mengetahui kenyataan bahwa kekasihnya bertemu dengan orang yang sudah mengisi hatinya selama ini?!
“Jadi….kamu masih menemuinya?”tanyanya muram.
“Ya.”gumam Mark.
Catz menarik napas. “Apa dia sudah tahu perihal kita?”
“Ya.”
Catz mengangguk paham. Mungkin karena itu juga Kevin menemuinya tadi. Pasti pria itu jadi membencinya karena sudah merebut Mark darinya. Fakta itu membuatnya menyeringai lebar. Membuatnya semangat untuk menjalankan rencananya mengubah Mark menjadi normal lagi.
“Kenapa kamu?”
“Hah?!”Sahut Catz baru tersadar kalau ada Mark. “Oh tidak…aku…aku baru memilih menu…hehehe….”
“Kita pesan dulu ya.”kata Mark yang di balas dengan anggukan kepala dari Catz.
Mark memanggil pelayan yang langsung datang menghampiri. Ia menyebutkan pesanannya dengan Catz. Pelayan itu mengulangi pesanan dan beranjak pergi.
“Jadi, kapan kamu akan memutuskan Kevin?”tanya Catz.
Mark terdiam. Ia malah memandangi gelas minum. Catz tahu pria itu sedang bimbang. “Aku masih menunggu waktu yang tepat.”
“Oh….”lirih Catz. Jujur ia merasa sangat kecewa. Ia berharap Mark akan langsung memutuskan hubungannya dengan Kevin.
“Maaf ya…”
Catz menatapnya. “Aku tahu pasti sulit buatmu, tapi kuharap kamu bisa segera memutuskan hubunganmu dengan Kevin. Dengan begitu kamu bisa fokus untuk berubah.”
“Ya aku tahu….tapi aku masih merasa sulit….berat rasanya. Aku sudah lama bersamanya. Dan kami saling memahami.”
Catz memutar bola matanya dengan kesal. “Kalau kamu terus kontak dengan Kevin, bagaimana aku bisa membantumu?!”
“Aku akan mencoba berbicara dengannya.”
Percakapan mereka terhenti karena pelayan datang membawakan pesanan. Mata Catz berkilat semangat melihat mangkok berisi ramen dengan kuahnya yang berlimpah dan tampak sedap. Aromanya pun membuat air liurnya nyaris menetes. Catz langsung sibuk meramu ramen. Ia meraih botol bubuk cabai dan menaburkan ke atas ramennya.
“Awas kepedasan.”ingat Mark melihat betapa banyak cabai bubuk yang ada di atas ramen Catz.
“Tenang…aku jago makan pedas…”
“Yah jangan sampai sakit perut saja.”
“Selamat makan!”sahut Catz tersenyum lebar dan mulai menyantap ramennya. “Hmm…enak….”
Mark terkekeh. Dan ia juga mulai makan.
“Hmm…ngomong-ngomong….kenapa kamu jadi ingin berubah?”tanya Catz penasaran.
Mark berhenti mengunyah dan menatapnya sejenak. “Karena aku memanh ingin menjadi pria yang normal. Aku lelah terus bersembunyi seperti ini.”
“Kalau lelah, kamu bisa mengakui ke semua orang bukan?! Dengan begitu hubunganmu dengan Kevin tidak perlu backstreet lagi.”ujar Catz. Dan tentunya membuat gue patah hati, batinnya.
“Dan membuat orang tuaku kecewa?!”
Catz terdiam. Ya, ia paham bagaimana tanggapan orang terhadap hal tersebut.
“Aku sudah capek. Aku sudah berusaha tapi selalu gagal….”
“Makanya kamu minta bantuanku? Jangan-jangan kamu menerima perjodohan ini juga karena kamu sudah terpikir rencana ini ya?”
“Ah tidak. Aku menerima karena tidak ingin mengecewakan mama. Saat itu memang belum terpikir.”ujar Mark. “Kupikir kalaupun kita tidak cocok, kita bisa berteman. Tapi…lama-lama aku merasa terbiasa dengan kehadiranmu. Aku merasa nyaman denganmu…”
Catz yang sedang mengunyah langsung terdiam mendengar perkataan Mark. Ia mengangkat mata dan menatapnya. Mencari tahu apakah Mark memang serius atau sedang bercanda. Tapi ekspresi wajahnya begitu kalem dan serius. Tidak ada kilatan mata jahil di manik biru itu.
Dia serius, bisiknya.
Desir bahagia melanda hatinya. Jantungnya juga jadi berdetak tidak karuan. Bolehkah ia senang karena Mark sudah nyaman dengannya?! Bukankah itu berarti pria itu sudah mulai ada rasa padanya?! Walau hanya sedikit saja….
“Jadi…kurasa misiku sudah mulai berpengaruh ya?!”kata Catz dengan wajah merona.
“Ya. Aku memang tidak bisa janji kapan bisa membalas perasaanmu…”
“Aku paham kok!”sahut Catz menyeringai lebar. “Kita lanjut makan ya biar bisa pulang. Kan kamu mau menyenangkan hati mamaku!”
Mark tertawa pelan. Ke dua orang itu pun melanjutkan makan malamnya. Mood Catz langsung naik dan semangat setelah mendengar pengakuan Mark tadi. Sesekali ia melirik ke arah pria itu. Dan tersenyum lebar.
Bersambung...
Ihir 😍😍😍🥰
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top