Chapter 9.5 : Salahku
Jujur, sejak kecil aku bukanlah anak biasa. Sifatku lebih dewasa dibandingkan dengan anak-anak yang sebaya dan pemahamanku lebih cepat dibandingkan dengan pemahaman orang dewasa.
Karena hal itu juga, aku bisa menyadari kelebihanku ini. Sayangnya, Tou-san dan Kaa-san tidak tahu tentang kelebihan ini. Aku juga tidak ingin mengatakannya, karena itu aku memilih untuk menutup mulut.
Aku lebih suka diam di rumah, membantu Kaa-san memasak dan sesekali membersihkan rumah walau cukup sulit melakukannya. Tapi, aku senang setiap kali melihat senyum Tou-san yang selalu memujiku karena kerja kerasku membantu Kaa-san. Aku juga senang karena pekerjaan Kaa-san berkurang sehingga memiliki banyak waktu luang untuk dihabiskan bersama denganku.
Tapi, tetap saja aku tidak mengerti.
Apa ini?
Apa yang kurang dariku?
Jika aku memiliki kelebihan, pasti aku memiliki kekurangan. Tapi, apa kekurangan yang aku miliki?
Tolong! Kumohon, seseorang tolong aku!
"Ini tentang anakmu, Minato."
Siapa itu?
"Maksud Anda Naruto?"
Apa?
"..."
"..."
"..."
Apa? Apa yang terjadi?
Kenapa semuanya gelap? Kenapa di sini sunyi? Ada apa ini? Mengapa aku di sini?!
"Hei, kau!"
Aku menoleh, mendapati sosok yang bersembunyi dalam kegelapan itu berdiri di sana. Anehnya, walau gelap aku masih bisa melihat sosoknya.
"Siapa kau?"
Dia bertanya padaku. Apakah aku harus menjawabnya?
"Na-namaku bukan hal penting. Seharusnya aku yang bertanya, siapa kau? Di mana ini?"
Dia bergeming. Selama beberapa saat kami terus berada di sini tanpa ada bergerak maupun berbicara. Aku tidak tahu sudah berapa lama, tapi kalau aku tidak segera kembali Tou-san dan Kaa-san pasti khawatir.
"Namaku juga bukan hal penting. Kalau tempat, aku tidak tahu."
Hah? Lalu, apa yang harus aku lakukan?!
"Tapi, kalau kau ingin kembali aku bisa membantumu."
Aku tersenyum senang mendengarnya. "Benarkah?"
Dia juga tersenyum. "Tentu, tapi ada syaratnya."
Aku sedikit ragu ketika dia mengajukan syarat. Bisa saja dia membohongiku, tapi aku sendiri tidak bisa melakukan apa-apa.
"Baik, apa syaratmu?"
Aku sangat yakin dia menyeringai jahat sekarang.
"Biarkan aku mengambil alih tubuhmu."
"Apa?!"
Syarat konyol apa itu? Aku tentu menolaknya. Tidak mungkin aku akan membiarkan tubuhku diambil alih oleh sosok yang tidak dikenal seperti dia!
Dia terkekeh geli entah karena apa. "Tenang saja, bukan sekarang. Tapi, ketika bahaya mengancam keselamatanmu."
Bahaya yang mengancam keselamatanku? Kalau itu...
"Mengapa aku harus mempercayaimu?"
Seringainya berubah menjadi senyuman lembut yang membuatku berangsur tenang. "Karena kita adalah orang yang sama."
Orang yang sama? Apa maksudnya?
Dia melangkah maju hingga berdiri tepat di hadapanku. Wajahnya kini berada di samping kepalaku, tepatnya di dekat telingaku.
"Aku adalah kau, dan kau adalah aku."
Aku terkejut dan segera menjauh darinya. Siapa sebenarnya dia? Apa-apaan dengan kata-katanya tadi?
Tangannya terulur ke depan, tepat menuju ke arahku. Aku tidak tahu apa yang dilakukannya, tapi aku merasa tubuhku ditarik oleh sesuatu dengan kuat. Pandanganku perlahan menghilang.
"Aku anggap kau setuju dengan syaratku."
Samar-samar, aku bisa mendengar suaranya yang mengatakan hal itu.
"Tidurlah, temanku."
Ketika aku membuka mata, semuanya sudah terlambat.
Aku ... bukan manusia.
Tidak ada yang salah di sini.
Semuanya adalah salahku.
Salahku.
Salahku...
Jadi, tolong jangan menyalahkan dirimu sendiri, Tou-san.
•••
Author's Note :
Bonus :
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top