Chapter 16 : Pertemuan
Dengan malasnya ia menguap. Naruto berjalan gontai menuju tempat tujuan mereka.
"Aku mengantuk ... "
"Kita sebentar lagi sampai, baka!"
Entah mengapa, seruan Deidara menambah rasa kantuknya. Naruto mencoba untuk tetap membuka matanya, namun yang ia dapatkan adalah hampir tersandung batu. Beruntung refleknya cepat sehingga ia bisa mencegah tubuhnya menyentuh tanah ... atau kalau tidak Deidara pasti akan menertawakannya.
Suara Sasori yang rendah memotong pikirannya. "Kalau tidak salah, kau berasal dari Konohagakure, 'kan?"
Mengangkat kepalanya, ia menatap boneka yang duduk(?) di atas burung itu. Tangannya tanpa sadar menyentuh tempat di mana ia menyembunyikan hitai-ate Konoha yang memiliki goresan horizontal di tengahnya. Naruto sengaja tidak memakainya di kepala karena benda ini akan mengingatkannya pada desa lamanya; Konoha.
"Ya, aku dari Konoha. Sasori-san dari Sunagakure, 'kan? Apakah tidak masalah menyerang desamu sendiri?" jawabnya disertai pertanyaan. Naruto memang pergi dari desa, namun ia tidak berniat untuk menyerang desanya.
Karena itu, ia selalu bimbang ketika memikirkan adiknya yang notabenenya adalah Jinchuriki Kyuubi. Jika Naruko ditangkap juga---
"Aku sudah meninggalkan Suna. Aku juga tidak punya ikatan dengan desa itu lagi. Jadi, aku tidak peduli." Jawaban Sasori menghentikan pikirannya yang melayang. Naruto menatap Sasori sekilas sebelum mengalihkan pandangannya.
Sasori tidak lagi memiliki ikatan sehingga dia bisa menyerang desa Suna. Tapi, bagaimana dengan Naruto? Ia masih memiliki ayah yang bodoh, ibu yang penyayang, dan adik yang manja di desa Konoha.
Berpikir tentang ini, sosok Itachi menghampiri pikirannya. Naruto bertanya-tanya, apa yang akan dilakukan Uchiha Itachi dalam menghadapi penyerangan desa?
Bagaimanapun, di sana terdapat Uchiha Sasuke yang masih belum membalas dendam terhadapnya.
Mengingat upaya yang dilakukan senior Uchiha itu membuat Naruto menyunggingkan senyum kecil.
Setelah berjalan begitu lama (sebenarnya hanya Naruto yang berjalan), mereka tiba di tempat tujuan. Ini adalah sebuah gua dengan batu besar yang menghalangi pintu masuk. Naruto bisa melihat segel di permukaan batu.
"Di sini? Aku pikir kita akan langsung ke Amegakure."
Yah, karena Pain berada di sana.
"Ini adalah salah satu tempat persembunyian Akatsuki."
Salah satu? Berapa banyak tempat persembunyian yang dimiliki oleh organisasi ini?
Naruto memiliki tugas sebagai mata-mata, namun ia tidak pernah tertarik memata-matai Akatsuki. Alasannya sangat mudah, karena ia terlalu malas melakukannya.
Segel dibuka oleh Sasori. Di dalam gua itu cukup gelap, namun sosok samar-samar terlihat di antara kegelapan.
Rambut oranye dengan hitai-ate desa Ame yang digores, beberapa batang besi kecil terpasang di wajahnya, serta jubah hitam berlambang awan merah ...
Ya, ini adalah ketua Akatsuki, Pain.
Atau lebih tepatnya salah satu Pain bernama Tendou.
Naruto memang malas untuk memata-matai Akatsuki, namun bukan berarti ia tidak mencari tahu apa yang disembunyikan oleh organisasi awan merah ini.
Salah satunya adalah adanya enam Pain.
Memikirkan ini, Naruto tersenyum di balik kerah tinggi jubahnya.
--Alone--
"Seharusnya di sini!"
Dipimpin oleh Kakashi, tim Konoha---ditambah nenek Chiyo dari desa Suna---menyusuri hutan untuk mengejar anggota Akatsuki yang telah "mencuri" Gaara.
Sebenarnya, kata "mencuri" kurang tepat, tapi abang author-nya lagi males nyari kata yang benar...
Oke, bek tu stori.
Melompat di antara dahan pohon, Naruko menahan kekesalannya terhadap orang-orang yang telah melukai hal yang berharga baginya.
"Jika terjadi sesuatu pada Gaara, aku akan--- "
Naruko tidak sempat menyelesaikan kata-katanya ketika suara serak menyela, "Itu tidak akan terjadi."
Nenek Chiyo menatapnya dengan tersenyum dan meyakinkan. "Gaara-kun akan baik-baik saja."
Ya, Gaara baik-baik saja.
Dia adalah Kazekage di desa Suna ... Dia adalah orang yang kuat ... Jadi dia pasti baik-baik saja.
Kalimat itu terus Naruko ucapkan dalam hati seperti mantera, berharap hal itu menjadi kenyataan.
Setelah sekian lama, mereka tiba di depan sebuah batu besar yang menghalangi pintu masuk gua.
Di sinilah Gaara berada.
--Alone--
Tendou Pain menatap ke arah pintu masuk yang tertutup sebelum berkata, "Ada yang datang."
"Sepertinya orang-orang yang mengajar Jinchuriki ini." Kakuzu membalas dengan sosok hitamnya.
"Wah, wah, kalian berhasil diikuti ternyata," timpal Hidan dengan sarkastik.
Naruto dan Sasori tidak menyahut, namun Deidara telah terpancing emosinya. "Berisik! Aku sendiri tidak menyangka kalau mereka bisa sampai menemukan tempat ini!"
Untuk kesekian kalinya, pertengkaran antara manusia yang tidak bisa mati dan manusia pecinta bom kembali dimulai. Naruto tidak menghiraukannya dan menatap "mayat" dari pemuda berambut merah yang terbaring di tanah. Kemudian, pandangannya beralih pada patung besar di belakang Tendou Pain.
Membayangkan Naruko---
"Naruto, kau ikut denganku." Suara rendah Pain mengalihkan fokusnya. Yang dipanggil tidak menjawab untuk beberapa saat karena terkejut sebelum bertanya, "Ke mana kita pergi?"
"Amegakure."
Tendou Pain memberi perintah pada anggota Akatsuki lainnya. Tepat ketika hanya mereka berempat di dalam gua, pintu masuk terbuka.
"Mereka diserahkan pada kalian, Sasori."
"Serahkan padaku."
Naruto berjalan mendekati Pain. Dari ujung matanya, ia melihat ninja yang berhasil menyusul mereka. Mata birunya terbelalak melihat orang-orang yang dikenalnya.
Mantan gurunya, Hatake Kakashi dan adik perempuannya, Namikaze Naruko.
Walau ia tidak pernah melihatnya lagi sejak enam tahun kepergiannya, Naruto tidak akan melupakan orang yang paling berharga baginya itu.
Namun sebelum ia bisa bereaksi, Tendou Pain telah membawanya pergi.
.
.
.
Ketika pintu terbuka, Naruko segera masuk bersama Kakashi. Walau samar-samar karena gelap, ia masih bisa melihat adanya empat orang di dalam gua. Sayangnya sebelum ia bisa melihat dengan jelas, dua orang lainnya telah menghilang di tempat tanpa meninggalkan jejak.
Dua orang tersisa memakai jubah hitam bermotif awan merah. Yang satu memiliki rambut pirang panjang, sementara sisanya memiliki tubuh membungkuk di lantai.
Dengan marah ia berteriak, "DI MANA GAARA?!"
.
.
.
Pandangannya kini beralih pada hujan deras yang turun di luar jendela. Tangannya terulur untuk menangkap setitik hujan yang jatuh ke telapak tangannya.
Menatap air di tangannya, matanya berubah menjadi sendu.
"Naruko ... "
•••
Arbi's Note :
Ciee, yang ketemuan tapi cuma sebentar doang😗
Naruko : Onii-san!! Ah!! Bakauthor!! Apa yang kau lakukan pada Onii-san?!! Padahal kita hampir saja bertemu!!!
Naruto : Ya... Lagipula, judul Chapter kali ini "pertemuan", tapi yang terjadi hanya bertemu singkat ...
Bagaimanapun, kalian berdua benar-benar "bertemu" 'kan?
Naruko+to : "Bertemu" dengkulmu!!
Naruko : Naru saja belum melihatnya!!
Naruto : Aku bahkan belum sempat memanggil namanya!!
Yah, yah, lupakan mereka berdua... Kita lanjutkan dengan membuka sesi QnA sesuai janji Chapter kemarin!!
Naruko : Hanya ada dua lho, Bakauthor...
Biarin, yang penting ada daripada tidak ada ... #ArbiQuotes2K20
Yang pertama dari SayfulAmmrr
Hem... Jawaban ini sebenarnya mengandung bocoran cerita. Bagaimana menurutmu, Menma-kun?
Menma : Yah, yang jahat bisa saja aku. Naruto juga bisa jadi jahat. Atau kami berdua bisa jadi jahat ... Atau malah kami berdua bukan orang jahat...
Intinya, Naruto-kun dan Menma-kun belum tentu menjadi jahat... Garis bawahi kata "belum tentu". Kebenarannya masih belum sempurna lho... Apa yang terjadi sebenarnya akan terungkap, tapi tidak mungkin diungkapkan sekarang~ Nanti ceritanya jadi gak seru deh kalo dibocorin~
Oke, next ... Dari DISINIHANYA_S
Wah... Member FLC yak? Jadi kangen...😳
Naruko : Soalnya Bakauthor ini "mantan" member sih...
Ehem... Tanya umur ya? Eeeehh... Arbi gak tua juga gak muda kok... //ehe
Naruko : Umur Naru sekarang enam belas tahun... Bakauthor lebih tua satu tahun dari Naru lho... Makanya, jangan panggil Bakauthor ini dengan "kakak", takutnya dia lebih muda dari pembaca~
Tau kalo Arbi lebih tua dari kamu, kok manggil "baka"?!
Naruko : Karena author emang baka :v
. . . Arbi nyesel ngurus kamu, Ruk!!
Naruko : Biarin!! Weeek!!!😛
Naruto : Okeh, sekian dari author tertjintah kami ini...
Menma : Terima kasih sudah membaca ... Sampai jumpa di Chapter selanjutnya~
Menma : Betewe, Thor ... Kapan aku muncul?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top