Chapter 01
Reader POV
Byur...
Lagi lagi, aku diguyur air berwarna merah pekat saat baru akan keluar rumah, dari aku masih berumur 6 tahun setiap keluar rumah pasti akan terjadi sesuatu. Biasanya anak tetangga yang selalu berbuat seperti ini
Tolong, setidaknya biarkan aku keluar dari rumahku untuk bersekolah. Untung saja aku punya banyak baju seragam karena aku selalu tau kalau hal ini akan terjadi.
Setelah memakai seragam yang bersih, aku segera keluar dari rumah dan berjalan menuju ke sekolah.
============================
Aku telah sampai disekolah. Ketika berada di koridor, semua warga sekolah menatapku dengan horor. Tatapan yang selalu mereka berikan kepadaku setiap sampai di sekolah. Saking seringnya sampai aku tak peduli dengan tatapan itu.
Aku masuk ke kelasku, menarik kursi bangkuku dengan kekuatan telekinesisku. Semua orang di kelasku langsung bergidik ngeri melihatnya.
Kenapa mereka masih takut dengan kekuatanku? Padahal mereka sering melihatnya semenjak kejadian besar yang membuat satu sekolah menjauhiku.
Flashback on
Saat masa orientasi siswa, semua siswa disini adalah orang luar daerah, jadi wajar jika mereka tidak mengenalku. Semua siswa baru disuruh untuk membersihkan satu sekolah. Dan aku kebagian di belakang gedung.
Saat aku sedang menyapu daun daun yang berserakan bersama beberapa orang dan senior. Dari lantai tiga tepat diatasku jatuhlah sebuah papan tulis yang juga memecahkan jendela atas.
Entah kenapa papan tulis itu bisa jatuh begitu saja. Aku masih tenang tenang saja sedangkan yang lain melihatku akan tertimpa papan tulis langsung berteriak kepadaku untuk menjauh.
Dan kekuatan telekinesisku keluar.
Papan tulis itu berhenti tepat sejengkal diatasku serta melindungiku dari pecahan kaca yang jatuh bersama papan tulis itu.
Semua orang yang melihat bergidik ngeri dan menjauh dariku sedangkan aku masih santai menyapu tanpa tau bahwa kekuatanku keluar dengan sendirinya.
Flashback off
Semenjak saat itulah semua murid menjauhiku, bahkan beberapa dari mereka ada yang selalu membullyku.
Seperti yang saat ini terjadi. Meja tempat yang biasa ku duduki telah dicoret coret dengan kapur papan tulis. Berbagai macam tulisan memenuhi mejaku.
'Freak'
'Dasar gadis aneh'
'Pergi dari sini!'
'B*tch'
Aku menghela nafasku lalu aku mengeluarkan sebotol cairan pembersih serta sebuah lap. Aku membersihkan mejaku dengan hati hati.
Setelah bersih, aku pun duduk di kursiku sambil memandang keluar jendela. Mencoba untuk mengabaikan tatapan tajam mereka.
Bel pun berbunyi, aku segera menyiapkan buku pelajaranku dan mulai memerhatikan guru.
============================
Aku sedang duduk diatap sekolah, memandangi pemandangan dari atas sini sambil ditemani angin sepoi membuatku merasa tenang.
Tiba tiba ada seseorang yang menepuk pundakku.
"Halo [Y/N]" Sapa seseorang yang sangat berarti buatku.
"Halo juga Bu Monica" Sapaku balik.
Ya, dia adalah Bu Monica. Satu satunya guru yang selalu baik padaku.
Dia masih single dan tinggal sendiri di apartmentnya, terkadang dia mengajakku untuk bertamu ke apartmentnya.
Bu Monica duduk disebelahku lalu menyondorkan roti buatannya yang selalu dia bawa untuk dimakan bersama.
"Mau?" Tawar Bu Monica, aku mengangguk dan mengambil sepotong roti.
Aku menggigit dan mengunyah roti itu perlahan, roti buatan Bu Monica memang enak.
"Apakah ada hal yang mengganggumu hari ini?" Tanya Bu Monica. Aku hanya menggeleng perlahan.
"Cuma masalah kecil, sudah ku selesaikan kok" Jawabku ceria.
"Syukurlah, kukira kau mendapatkan masalah yang besar seperti beberapa hari yang lalu" Balas Bu Monica lega.
Aku pun menjatuhkan kepalaku ke paha Bu Monica yang sudah ku anggap sebagai kakakku sendiri. Bu Monica pun meletakkan tangannya ke kepalaku, mengelus surai [H/C] ku dengan lembut.
"Seperti biasanya, kau selalu manja setiap bersamaku" Gumam Bu Monica.
"Apakah tidak boleh?"
"Tentu saja boleh, jika kau mau kau bisa menjadi adikku dan tinggal bersamaku"
"Benarkah?!" Tanyaku terkejut. Bu Monica menggangguk yakin.
"Apakah tidak merepotkan? Lalu bagaimana dengan rumahku yang selama ini kutinggali?" Tanyaku ragu. Bu Monica tampak berpikir sejenak.
"Bagaimana kalau aku saja yang pindah, kan aku tinggal di apartment dan kau tinggal di rumah. Mungkin bisa mengurangi biaya tempat tinggal" Balas Bu Monica.
"Jika tidak merepotkan, Ibu bisa pindah dan tinggal bersamaku" Ucapku riang.
Bu Monica langsung tersenyum mendengarnya. Lalu memelukku dengan lembut.
"Tentu saja aku tidak kerepotan" Jawab Bu Monica sambil mencium keningku.
Bel pun berbunyi, tanda pelajaran akan dimulai kembali.
"Nanti saat pulang sekolah, aku akan langsung pindah ke rumahmu. Kau tetaplah di rumah" Ucap Bu Monica lalu pergi ke bawah. Aku hanya memandangnya sampai dia menghilang lalu pergi ke kelasku.
============================
Yosh! Chapter 01 udah jadi.
Karena bosan jadi aku langsung publish chapter ini.
Yang dimulmed itu bayangan [Y/N] menurut author, bersurai putih sedikit biru dan beriris biru, wajahnya itu imut imut galak. Kalau kalian seperti apa? //kepo
Aku terlalu jahat gak sih? Rasanya si [Y/N] terlalu sengsara gitu, dari umur 6 tahun diguyur setiap keluar rumah.
Udahlah abaikan, yang penting don't forget to give your voment okay!
Hope you enjoy it.
Salam.
AoiNisaa
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top