˗'ˏ three ˎˊ˗
• care •
- makoto's pov -
BIASANYA aku hanya akan sakit sekali setahun, itupun sakitnya hanya yang ringan-ringan seperti flu. Seperti hari ini.
"HatsyiiI! Sroot!" bersinku dan dilanjuti denan menghisap ingusku.
"Onii-chan, daijoubu?" tanya adik perempuanku, Ran.
Aku memberinya anggukan singkat. "Daijoubu," ucapku, menepuk puncak kepalanya. "Aku berangkat duluan ya."
Setelah itu, akupun berjalan keluar dari rumah dengan sebuah syal mengikat di leherku untuk memberi kehangatan. Syal tersebut menutupi setengah wajahku. Kala aku hendak menapaki tangga batu, aku melihat Haru yang bersama kucing liar yang berwarna putih.
"Haru? Tumben gak berendam lama-la―hatsyii!" ucapanku terpotong karena bersin.
Haru pun menyodorkan sebuah sapu tangan bermotif jangkar. "Nih."
"Tumben..." gumamku.
Ayolah, Haruka Nanase yang biasanya cuek bebek dengan wajah datar yang dingin serta ucapan sinis itu mengurusku?
Huh, dasar. Haru merebut posisiku sebagai sang ibu disini.
( Aduh ooc :") )
Aku tersenyum dan menerima sapu tangan tersebut. "Maka―tsyii!"
Haru memutarkan tubuhnya. "Ayo."
• • •
- haruka's pov -
AKU tahu bahwa dia akan tertular flu-ku, tetapi itulah Makoto. Dia selalu merawatku 24/7. Sejak kecil, dia selalu mengurusiku.
Begitu sampai di sekolah, kami disambuti oleh Gou.
"Haruka-senpai sudah sehat?" tanya cewek bersurai merah gelap tersebut.
"Iya," balasku dengan datar.
Gou melirik ke arah Makoto yang sedari tadi mengisap ingusnya.
"Ohayou, Gou," ucap Makoto.
"Makoto-senpai ketularan flu Haruka-senpai ya?" tanya Gou.
"Yah, begitulah," ucap Makoto.
"Kalau begitu, kalian tidak usah datang ke klub hari ini. Gak apa kok, " ucap Gou. "Sehat saja dulu, baru masuk kembali."
"Arigatou, Gou," senyum Makoto.
• • •
KAMI berjalan pulang bersama. Karena kami hari ini tidak mengikuti kegiatan klub, mentari masih bergantung di langit dengan cerah.
"Gomen, Haru," ucap Makoto. "Padahal, aku bisa pulang sendiri dan kamu bisa berenang sesuka hati."
"Tak apa kok," jawabku. Padahal, hari itu aku benar-benar ingin berenang. Tapi, apa mau dikata kalau orang yang aku sayangi sakit.
Begitu aku sampai di depan rumah Makoto, ibu Makoto lantas menyambutku.
"Terima kasih sudah mengantar Makoto, Haruka," ucap beliau. "Mungkin ini akan sedikit merepotkan, tapi apakah kamu bisa mengurusinya sebentar? Tante ada urusan sebentar."
"Tak apa-apa, Okaa-san," ucap Makoto. "Aku bisa mengurusi diriku sendiri kok."
"Ara? Kamu yakin, Makoto?"
"Sudahlah, aku akan mengurusinya, Tan," ucapku.
Aku mengenal Makoto. Dia tipe orang yang tak mau merepotkan orang lain tapi mau merepotkan diri sendiri.
"Benarkah? Terima kasih, Haruka," ucap ibu Makoto. "Kalau begitu, Okaa-san pamit ya, Makoto. Tolong jaga dia, Haruka."
Setelah ibu Makoto pergi, aku menyuruh Makoto untuk segera menukar pakaiannya dan berbaring di kasur.
"Tapi aku bisa memasak sendiri, Haru," ucap Makoto.
"Tidak, kamu sedang sakit, Makoto. Aku akan memasak untukmu," ucapku sembari mendorongnya menjauh dari dapur.
"T-tapi-"
Brak!
Aku menutup pintu dapur. Setelah itu, akupun mulai memasak.
• • •
- makoto's pov -
GAWAT. Gawat, gawat, gawat, gawat!!
Haru sedang memasak di bawah, dia tak pernah memasak apapun selain ikan makarel. Aduh, apakah aku harus ke bawah sekarang? Tapi nanti dia akan marah. Duuuh, apa yang harus aku lakukan??!
"Makoto?"
"I-iya!"
Aduh, kenapa suaraku menjadi cempreng?
"Aku masuk ya," ucap Haru. Dia lalu membuka pintu kamarku, membawa senampan makanan. Dari aromanya, sepertinya enak. "Apakah kamu merasa sedikit lebih baik?"
"Begitulah." Aku mengambil posisi duduk. Aku melihat semangkuk bubur yang sepertinya enak. "Terima kasih, Haru."
"Nih," Haru menyodorkan sendoknya ke mulutku. "Giliranku untuk menyuapimu."
Pipiku memanas mendengar ucapan Haru. Astaga, manis sekali!!
Aku menurut dan membuka mulutku. "Arigatou, Haru-chan."
• • •
A.N
Sudah berapa abad aku tidak melanjutkan ini???
Sori karena proses pengetikan lama ya. Author sibuk sama cerita" sebelah.
Well, then. Gimanan nih sama cerita hari ini? Enak gak? Kalau enak, di vote, comment dan share ya biar author semakin bersemangat menulisnya!
Sampai nanti!
-Mochii
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top