6. Boruto
Jangan lupa vote dan komen
Happy Reading
.
.
.
~[Yourname]~
Kamu melihat Mitsuki yang sedang memberikan makanan kepada kucing-kucing, walaupun ekspresi pemuda itu sangat terbatas akan tetapi hatinya lembut, terlihat dari kedua mata emasnya yang memandang teduh kucing tersebut.
"Andai saja Mitsuki juga memandangiku seperti itu," batinmu berbicara akan tetapi lantas kamu tepis setelah mengingat bahwa hal itu tidak mungkin terjadi.
"Kenapa?" Suara Mitsuki mengangetkanmu, saat ini dia sedang duduk bersama kucing-kucing yang mengeong kearahnya, walaupun matanya tidak melihatmu akan tetapi kamu yakin dia berbicara padamu, bukan dengan kucing.
"Ah apa?" Kamu yang bingung malah bertanya. Hal itu mengakibatkan tatapan Mitsuki sepenuhnya kearahmu.
"Tadi kau menggelengkan kepala"
"Aku begitu?"
Mitsuki mengangguk. Kamu terdiam, ternyata tanpa sadar kepalamu menggeleng setelah memikirkan hal yang cukup memalukan bagimu.
"Ah itu.. aku hanya memikirkan sesuatu"
"Memikirkan apa?"
Rupanya Mitsuki bertanya lagi dan itu membuatmu nyaris bingung ingin menjawab apa sebelum sesuatu terlintas di otakmu.
"Aku hanya membayangkan jika petinggi desa ini benar-benar mencurigaiku dan tidak ada bukti yang mengatakan bahwa aku bukan orang jahat," jawabmu sedikit menunduk, walaupun sebenarnya bukan itu yang kamu pikirkan saat ini akan tetapi beberapa kali kamu juga memikirkan itu.
"Ah tapi jika memang aku dicurigai dan diasingkan, setidaknya aku berharap sesekali Mitsuki mendatangi tempatku nanti," tambahmu lagi dengan memegangi ujung pakaianmu.
Rasanya suasana menjadi sedih ketika kamu mengatakan itu, padahal kamu hanya berusaha mengalihkan pikiranmu tentang Mitsuki, sekarang malah menjadi boomerang untukmu.
"Matamu"
"Ah"
Kamu menyadari matamu sudah berair dan beberapa sudah mengalir ke pipimu. "M-maaf, tanpa sadar aku menangis," katamu dengan senyuman tipis walau sulit untuk mengangkat kedua sudut bibirmu.
Dalam hati kamu bertanya-tanya mengapa ketika dihadapan Mitsuki, kamu jadi selemah dan serapuh ini, padahal jika dihadapan bibi panti, kamu tidak berani untuk menangis.
Tiba-tiba kamu melihat Mitsuki bangkit berdiri dan menepuk-nepuk pakaiannya yang sedikit berdebu, lalu dia menghampirimu dan mengulurkan tangan.
Kamu melihat tangan berkulit pucat itu sebelum menyambut dengan ragu ulurannya, sebuah tarikan membuatmu berdiri tegap tepat dihadapannya.
Ketika kamu ingin menarik tanganmu, Mitsuki menahannya, dia menggenggam tangan kananmu dan mengangkatnya keatas tepat dihadapan wajahmu.
"Aku tidak bisa berjanji, tapi aku tidak akan membiarkanmu disana," kata Mitsuki.
"Jika tidak bisa menggunakan satu tangan, maka aku akan menggunakan kedua tangan," tambahnya lagi dengan tangan kirinya yang ikut memegang tangan kananmu.
Perkataannya itu sukses membuatmu terharu, jantungmu terasa berdetak ribuan kali lebih kencang, rasanya ucapan pemuda dihadapanmu itu begitu manis ditelingamu.
"T-terimakasih"
Kamu melepas tangan kananmu dan mengusap air matamu menggunakan lenganmu. "Ayo kita sarapan" kamu berbalik untuk masuk ke dalam, berusaha untuk tidak menengok ke belakang karena merasa malu.
Tidak sadarkah Mitsuki kalau perkataannya itu begitu manis dan membuat siapapun gadis yang mendengarnya akan berdebar.
•••••••
~Author~
Uchiha Sarada.
Gadis berambut panjang hitam dengan warna mata yang senada kini tengah melihat dokumen-dokumen pasien, sebenarnya dia bercita-cita ingin menjadi hokage, akan tetapi nasip membawanya pada profesi sebagai asisten kunoichi hebat setara dengan hokage ketujuh dan hokage bayangan, siapa lagi kalau bukan Haruno Sakura atau Uchiha Sakura yang perintahnya tidak bisa dibantah karena dia adalah ibunya Sarada.
"Sepertinya nona Uchiha sedang sibuk"
Sarada melihat kearah jendela yang memang dia biarkan terbuka, disana terdapat pemuda yang duduk dengan jubah hitam berkibar tertiup angin terasa familiar untuk gadis uchiha itu.
"Boruto?"
Pemuda itu masuk melalui jendela dan melangkah mendekati gadis uchiha, wajah pemuda itu sudah banyak berubah apalagi ditambah garis rahangnya yang tercetak jelas, khas pemuda yang sedang memasuki kedewasaan.
"Bukannya kau harusnya tiba di Konoha besok?" Hal itu ditanyakan oleh Sarada, masalahnya adalah Shikadai menyampaikan bahwa Boruto akan datang besok.
"Ah soal itu sepertinya tidak ada salahnya datang lebih awal, lagipula aku tidak ingin disambut," ucap Boruto.
"Kau sudah bertemu Hokage kedelapan?"
"Sudah, aku baru saja darisana"
"Hmm." Sarada hanya bergumam, tidak tau membahas apalagi, lalu dia teringat sesuatu, langsung saja dia membuka laci besar dibawah meja dan mengambil sesuatu.
"Ini hadiah dari Denki." Sarada memberikan bungkusan untuk Boruto yang langsung menerimanya.
"Apa ini?"
"Buka saja"
Boruto membuka isinya dan melihat benda seukuran boneka shukaku milik adiknya, akan tetapi ini adalah mainan dengan bentuk Kyuubi.
"Oh minidroid"
"Kau sudah tau?"
"Aku melihat iklannya ketika sampai disini"
Sarada hanya mengangguk, dia memperhatikan Boruto yang kini fokus menatap minidroid itu, walaupun wajah pemuda itu tanpa ekspresi tapi Sarada tau bahwa dua mata yang kini berbeda warna itu terlihat sedih.
"Boruto"
"Hm?"
"Kau sudah makan?" Jelas itu adalah pertanyaan yang sangat basa-basi dan Sarada tau bahwa dia mengucapkan itu hanya untuk mengalihkan perhatian Boruto.
Boruto melihat Sarada lalu kemudian dia tersenyum. "Ah belum, tapi aku ingin sekalian mengajak Mitsuki untuk makan hamburger," ucapnya dengan diselingi kekehan, sedangkan Sarada hanya memutar mata bosan.
"Tidak adakah menu selain makanan tidak sehat itu yang ingin kau makan setelah pulang ke desa?"
"Hmm mungkin beberapa kentang goreng,"
"Sama saja!!"
Boruto tertawa dan mengusak-ngusak rambut Sarada. "Terimakasih Sarada"
"Untuk?"
"Aku hanya berterimakasih, ayo kita segera pergi"
Boruto ingin melangkah kembali menuju jendela sebelum Sarada mengomelinya.
"Jangan lewat jendela, disini ada pintu!"
"Ah maaf"
Lalu mereka berjalan keluar lewat pintu untuk menuju restoran cepat saji lalu membelikan makanan untuk Mitsuki, karena mereka sepertinya memutuskan untuk makan di rumah pemuda itu.
Beberapa menit kemudian, ketika mereka sudah sampai di rumah Mitsuki.
"Kenapa kita tidak langsung masuk ke lantai dua? Itukan kamar Mitsuki"
"Tidak sopan sekali kau ini"
Sarada ingin sekali menjitak kepala Boruto, wajah berubah, tapi tingkah laku tetap sama walaupun dia tau itu hanya ditunjukkan untuk beberapa teman dekatnya.
"Aku cuma bercanda"
"Nadamu sama sekali tidak terdengar seperti itu," sinis Sarada.
Dua sejoli mendekati pintu masuk, ketika Sarada ingin menekan bel, Boruto menahannya.
"Kau tidak merasa ini terlalu sunyi? Apakah Mitsuki ada di dalam?" Pertanyaan dari Boruto membuat Sarada menghentikan niat untuk menekan belnya, gadis itu menatap Boruto kesal.
Boruto tersenyum sebelum tangannya memegang gagang pintu, lalu menekannya, pintu itu terbuka.
"Ah tidak di kunci berarti dia ada di dalam"
"Boruto!!"
"Ssstt tidak apa-apa, ini hanya sekali aku ingin mengejutkannya." Tangan-tangan Boruto berusaha menahan Sarada untuk tidak marah padanya karena melakukan hal yang tidak sopan.
Ketika masuk, hal pertama yang mereka lihat adalah ruang tamu yang rapih dan bersih, bahkan Sarada sampai menyentuh perlatan yang ada disana dan sama sekali tidak ada debu.
"Aku tidak menyangka Mitsuki adalah orang yang rajin"
Boruto menyetujui ucapan Sarada karena dia cukup kagum dengan mantan teman se-teamnya itu.
Langkah mereka dilanjutkan sebelum sebuah suara gaduh terdengar bahkan Boruto dan Saradapun terkejut, mereka dengan refleks menuju asal suara yang ternyata dari arah dapur. Ketika sampai disana mereka dibuat terkejut dengan apa yang mereka lihat.
"Mitsuki"
"[Yourname]-san"
Boruto dan Sarada mengucapkan itu berbarengan karena melihat dua orang yang saat ini dalam posisi cukup ambigu.
Mitsuki dengan kaus warna putih dan rambut yang basah serta dibawahnya terdapat gadis yang bernama [Yourname] dengan tangan kanan yang memegang kemoceng. Mereka dalam posisi berbaring, saat ini menatap Boruto dan Sarada dengan ekspresi belum sepenuhnya sadar.
Gadis yang dibawah Mitsukilah yang sadar karena dia terkena tetesan air dari rambut Mitsuki. "M-Mitsuki," suaranya mencicit tapi masih di dengar oleh Mitsuki, pemuda itu lantas bangkit berdiri dan membantu [Yourname] untuk berdiri.
Boruto melihat mereka masih dengan ekspresi terkejut begitupun Sarada walaupun dia sudah sedikit lebih tau daripada Boruto.
"Bisa jelaskan ini semua?"
•••••••
Boruto tertawa cukup keras walaupun dia mencoba untuk menahannya karena Sarada menyikut perutnya.
"Jadi hubungan kalian hanya sebatas dengan surat perjanjian itu?" Tanya Sarada yang diangguki oleh dua orang di depannya.
"Orochimaru-san rupanya sangat khawatir terhadap anaknya," ucap Boruto dengan kekehan kecil, Mitsuki yang mendengarnya terlihat kesal tapi dia tidak merespon apapun.
"Kau tinggal dengan Mitsuki selama hampir dua minggu lebih?" Tanya Sarada kepada [Yourname] yang lagi-lagi dijawab anggukan.
"Oh astaga, aku benar-benar tidak tau." Sarada terlihat frustasi. "Padahal aku yang memberi saran terhadapmu Mitsuki, tapi kau tidak memberitauku soal ini," tambahnya lagi dengan kesal.
Boruto melihat Sarada. "Saran apa?"
"Saran untuk mendapati pacar pura-pura," jawab Sarada dan itu membuat Boruto menatap tidak percaya.
"Aku tidak menyangka putri guruku seperti ini." Boruto berdecak dan menggelengkan kepalanya tidak percaya.
"Kau mengejek!!"
"Maaf aku sudah membuat kalian terkejut," ucap [Yourname] menundukkan kepalanya, menghentikan perdebatan antara Boruto dan Sarada.
Sarada langsung menggelengkan kepalanya. "Tidak seperti itu, kami hanya tidak percaya bahwa Mitsuki membiarkan seorang gadis di tempatnya"
Boruto menyetujui. "Ternyata Mitsuki yang membuat kejutan untukku, padahal aku ingin mengejutkannya," kata Boruto dengan mengerling kearah Mitsuki yang masih setia untuk diam.
"Untuk identitas [Yourname] jangan bilang pada siapapun, yang tau ini hanya kalian berdua, Shikadai, dan Hachidaime-sama." Akhirnya Mitsuki buka suara yang langsung diangguki oleh Boruto dan Sarada.
"Tapi benarkah kau sama sekali tidak tau bagaimana caramu bisa berada di kamar Mitsuki?" Tanya Sarada.
"Aku juga tidak tau"
"Mungkinkah itu seperti teleport yang digunakan oleh klan Otsutsuki?" Pertanyaan Sarada membuat Boruto dan Mitsuki saling pandang.
"Sepertinya tidak," ucap Boruto, matanya memandang [Yourname] dan melihat tidak ada aliran chakra, hanya seperti manusia biasa pada umumnya.
Mereka bertiga saling berdiskusi dan [Yourname] yang sama sekali tidak mengerti hanya bisa memperhatikan mereka sebelum matanya tertarik melihat mata kanan Boruto yang berbeda.
"[Yourname]-san" panggil Sarada.
"Ya?"
"Kau bukan keturunan ninjakan?" Pertanyaan itu dijawab gelengan oleh [Yourname] "aku hanyalah anak panti"
Setelah mendengar itu Boruto dan Sarada menjadi iba, nasip mereka masih beruntung ketimbang gadis di depannya ini.
"A-aku ingin bertanya"
Tiga orang itu menatap [Yourname] cukup intens karena tiba-tiba gadis itu bertanya.
"Mata kanan milik Boruto-san kenapa berbeda?"
"Ah ini.." Boruto terhenti untuk beberapa saat hanya untuk melihat dua rekan yang sedang memperhatikannya.
"Mau melihatnya?"
"Eh?"
Boruto menghampiri [Yourname] yang sedang duduk di sofa, jari-jari tangannya memberi isyarat untuk [Yourname] melihat matanya, karena penasaran [Yourname] berdiri dan Boruto membungkukan badannya sedikit untuk sejajar dengan [Yourname].
"Ini adalah Jougan"
"Jougan?" Tanya [Yourname] masih dengan serius mengamati warna mata kanan Boruto.
"Sebuah kekuatan mata," jawab Boruto singkat, walaupun [Yourname] tidak mengerti akan tetapi dia tetap mengangguk dan paham bahwa mata ini memiliki kekuatan khusus.
"Kau ingin menyentuhnya?" Pertanyaan yang tiba-tiba itu membuat [Yourname] mengerjapkan matanya. "Bolehkah?" Tanya [Yourname].
Boruto mengangguk dan memejamkan sebelah matanya, lalu [Yourname] menyentuh kelopak mata yang ternyata ada sebuah tanda seperti bekas luka memanjang secara vertikal.
"Luar biasa," gumam [Yourname] yang membuat Boruto terkekeh, mereka terlihat akrab seperti teman lama.
Tapi sayangnya interaksi mereka harus terhenti karena Mitsuki mengangkat bungkusan yang berada diatas meja. "Bukankah ini harus segera dipanaskan?" Tanyanya tanpa ekspresi, langsung saja [Yourname] tersadar dan mengambil alih bungkusan itu.
"Aku akan panaskan." Setelah mengatakan itu [Yourname] pergi ke dapur, diikuti oleh Sarada yang sebelumnya berkata ingin membantu.
Setelah dua gadis itu pergi, Boruto langsung duduk di sofa dan sedikit merenggangkan tubuhnya, dia merasakan Mitsuki masih memperhatikannya.
"Ada apa?" Tanya Boruto.
"Kenapa kau memberitau perihal matamu?" Mitsuki bertanya langsung dan itu membuat Boruto hanya menaikkan alisnya. "Memangnya kenapa?"
"Kau langsung akrab dengan [Yourname]"
Entah mengapa Boruto seperti merasakan nada bicara Mitsuki yang berbeda dan itu membuatnya sedikit penasaran.
"Kau saja langsung memberinya tempat tinggal, apakah aku salah?" Boruto bertanya, kepalanya dia miringkan dan tidak mengerti mengapa Mitsuki berkata seperti itu.
"Tidak, kau tidak salah," kata Mitsuki dengan nadanya yang kembali seperti semula, melihat itu Boruto semakin penasaran dan bertanya-tanya ada apa dengan mantan rekan se-team yang sudah dia anggap sahabat.
"Mitsuki bagaimana kalau kau melawanku, kita latihan, aku penasaran dengan kekuatan anbu Konoha," ucap Boruto, dia menyeringai dan Mitsuki balas mengangguk.
"Baiklah"
•••••••
~[Yourname]~
Kamu melambai kearah dua teman Mitsuki sekaligus teman barumu, walaupun kamu sudah bertemu beberapa teman-temannya Mitsuki, akan tetapi Sarada dan Boruto adalah teman dekat Mitsuki yang sangat baik dan juga kamu merasa nyaman.
Setelah mereka berdua menghilang dari pandanganmu, kamu masuk ke dalam dan langsung melihat Mitsuki yang sedang duduk di sofa dengan tangannya memegang sebuah ular yang terlihat mendesis ke wajah Mitsuki. Setelah itu tiba-tiba ular itu menghilang dan kamu baru bisa mendekati Mitsuki, karena kamu masih tidak bisa akrab dengan ular, walaupun sudah mulai terbiasa.
"Apakah itu dari ayahmu?" Tanyamu dan Mitsuki mengangguk, kamu lantas duduk disebelah Mitsuki.
"Ada apa?"
"Seperti biasa dia menyuruhku untuk datang ke tempatnya bersamamu," jawab Mitsuki. Kamu langsung paham.
"Aku tidak masalah harus bertemu dengan orangtuamu," ucapmu yang baru kamu sadari terasa seperti akan menemui calon mertua.
"Tidak bisa, kau belum bisa untuk keluar desa," tolak Mitsuki dan itu membuatmu tersadar bahwa kamu masih seperti tahanan.
"Aku baru ingat," ucapmu.
"Ngomong-ngomong, Boruto mengundangku untuk datang hari minggu ke restoran ramen terkenal itu, kau juga ikutkan Mitsuki?" Tanyamu.
"Aku belum tau"
Mendengar hal itu kamu langsung merasa kecewa, padahal kamu penasaran setelah mendengar cerita Boruto bahwa restoran ramen itu sangat enak.
"Kau sepertinya sudah dekat dengan Boruto"
Kamu mengangguk menyetujui ucapan Mitsuki. "Boruto sangat baik dan dia mau menjelaskan mengenai Konoha, dia juga sangat keren karena berkelana keluar desa, dia sudah seperti agen rahasia," ucapmu panjang lebar, rasanya sangat menyenangkan jika bersama Boruto, kamu sudah seperti mendapat teman.
"Ah dulu juga kau menyebutnya matahariku kan? Ternyata memang dia seperti matahari," tambahmu lagi. Tanpa sadar kamu bercerita sehingga baru menyadari kalau Mitsuki sedang melihatmu.
"Ah aku jadi terlalu asyik bercerita," katamu dengan wajah yang merona karena malu.
"Maaf mengganggu waktu tidurmu," ucapmu lagi akan tetapi Mitsuki tidak bereaksi apapun dan dia hanya melangkah menaiki tangga untuk ke kamarnya.
Kamupun menatap bingung karena Mitsuki seperti tidak senang. "Apakah dia sedang ada masalah? Apa karena ayahnya?" Batinmu bertanya-tanya. Rasanya bingung melihat Mitsuki yang tidak bicara apapun.
Andai saja Mitsuki seperti Boruto, mungkin komunikasi kamu dan dia akan berjalan lancar, kamu jadi teringat ucapan Sarada ketika kamu dan gadis itu berada di dapur.
"Apakah kau menyukai Mitsuki?"
Pertanyaan itupun masih kamu jawab mengambang karena kamu juga tidak tau dengan perasaanmu, kamu merasa tidak pantas dengan Mitsuki yang terlihat seperti ninja yang hebat, dia tidak mau menghambat Mitsuki dengan kehidupanmu yang belum jelas.
"Kalau kau bingung dan ingin bertanya perihal Mitsuki, aku bisa membantumu,"
Haruskah Kamu bertanya ke Boruto? Rasanya bertanya mengenai info tentang seseorang itu tidak baik, seharusnya kamu mendengar langsung dari Mitsuki.
Tapi sayangnya pemuda itu masih tertutup dan kamu tidak bisa apa-apa.
To be continued
Masih memikirkan Boruto mau dipasangin sama siapa heheh
Mau kasih saran juga boleh
Hallo semoga suka ya jangan lupa vote dan komen supaya aku semangat
See you next chap
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top