5. Mengawasi
Sebelumnya aku lupa kasih tau kalau alur ini maju mundur ya, kalau flashback biasanya aku italic. Oke.. enjoy..
Happy Reading
Author's Pov
•••••••
Di sebuah toko yang dipenuhi oleh pakaian-pakaian shinobi ataupun non shinobi, terlihat dua orang gadis sedang berbincang.
"Jadi kau ingin kerja disini?" Tanya pemilik tokoh dengan nada tidak percaya. "Kau sudah bilang Mitsuki?" Tambahnya lagi yang langsung dijawab gelengan oleh lawan bicaranya.
"Aku rasa tidak masalah jika aku tidak memberitau Mitsuki," ucapnya memberikan jawaban secara tidak langsung.
"Kau yakin? Bukankah kalian adalah sepasang kekasih?" Tanyanya lagi dan itu membuat respon gelengan dari lawan bicara.
"Bu-Bukan!" Tanpa sadar dia berteriak dan itu sukses membuat beberapa pengunjung toko melihat mereka.
Pemilik toko yang bertanya itu terkikik melihat ekspresi gadis didepannya. "Ngomong-ngomong kau harus hati-hati dengan Choucho, dia sangat penasaran denganmu,"
"B-benarkah?"
"Huum"
"Namida-san, apakah dia sering kesini?" Tanyanya ke gadis yang bernama Namida.
"Terkadang sih," jawab Namida yang sukses membuat gadis di depannya meneguk ludah.
"Kalau begitu aku pulang dulu, aku akan kesini lagi besok," ucap gadis itu dengan sedikit tergesa melangkah menjauhi Namida.
"Jaa nee [Yourname]-chan, hati-hati," Namida berseru diselingi oleh kikikan kecil, rasanya dia seperti terhibur mengerjai gadis itu.
Sedangkan di luar toko, gadis bernama [Yourname] hanya bisa mengelus dada karena merasa ngeri membayangkan dia harus ditanya-tanya seperti kemarin oleh Choucho.
Tapi naas nasip tidak berpihak pada [Yourname] karena tiba-tiba saja sosok gadis bertubuh sedikit tambun itu terlihat melambai padanya.
"Hoi hoi pacar Mitsuki"
Rasanya sudah terlambat jika ingin kabur tapi [Yourname] masih ingin berusaha, dia berjalan pura-pura tidak lihat tapi Choucho menangkap tangannya.
"Kau ini senang sekali kabur," gerutu Choucho.
"Konnichiwa Choucho-san," ucap [Yourname] dengan nada lesu akan tetapi senyum terlihat dipaksakan darisana.
"Kebetulan sekali aku melihatmu disini setelah hampir dua minggu lebih kau menghilang," kata Choucho. "Kau itu tinggal dimana?" Lanjutnya lagi dengan bertanya.
Mendengar hal tersebut malah membuat [Yourname] menjadi ragu untuk memberikan jawaban bahwa dia tinggal dengan Mitsuki, maka Choucho akan semakin penasaran dengannya.
"Eum.. aku tinggal tidak jauh dari sini," jawab [Yourname] terpaksa berbohong, karena mau bagaimana lagi kalau jujur akan menjadi masalah.
"Aku tau kau menyembunyikan sesuatu." Choucho terlihat menelisik sebelum mengibaskan rambut cokelat panjangnya.
Melihat itu [Yourname] hanya bisa terdiam dan tidak melakukan sesuatu yang tambah membuat curiga.
"Ah ngomong-ngomong, kau tidak bersama Mitsuki?" Tanyanya secara tiba-tiba mengganti topik dan itu membuat [Yourname] merasa lega.
"Dia pergi"
"Kemana?"
"Aku juga tidak tau," jawab [Yourname] lagi, karena memang tadi pagi Mitsuki pergi hanya meminum susu yang [Yourname] buat, tidak memberitau pergi kemana.
"Hmm." Choucho mengangguk-ngangguk, lalu kemudian dia menjentikan jarinya. "Kalau begitu sekarang kau ikut denganku," ucapnya yang tanpa permisi menarik tangan [Yourname] padahal gadis itu belum menjawab iya ataupun tidak.
"C-Choucho-san t-tunggu"
••••••••
"Hallo teman-teman"
Choucho berseru ketika memasuki sebuah restoran, beberapa orang melihatnya tapi dia tidak peduli, langkah kaki membawanya menuju salah satu meja dengan tiga orang disana.
"Choucho kau lama sekali"
Choucho mendelik dan mengibaskan rambutnya. "Berisik kau Inojin, sekarang lihat siapa yang aku bawa." Badannya bergeser untuk memperlihatkan seseorang yang bersembunyi dibaliknya.
"Siapa dia?" Inojin bertanya heran.
"[Yourname]-chan, pacar Mitsuki"
Inojin terkejut dan salah satu orang yang ada di dalam kelompok itu terbatuk. "Eh pacar?"
Choucho mengangguk mantap. "Payah sekali kau Sarada, masa teman anggota seteammu tidak tau berita ini"
Sarada hanya terdiam, bukan karena perkataan Choucho melainkan dia terkejut dengan kata pacar yang keluar dari mulut gadis berkulit cokelat itu.
"Kau benar pacar Mitsuki?" Tanya Sarada to the point melihat [Yourname], sedangkan yang ditanya hanya bisa menarik ujung bajunya pertanda cemas.
"Emm aku.."
"Ah pantas saja sewaktu sedang menjalankan tugas Mitsuki membawa bekal," tiba-tiba Inojin yang sedari tadi hanya menyimak bersuara, nadanya terdengar tanpa dosa sama sekali.
Choucho langsung mengangguk-ngangguk. "Hmm aku mengerti sekarang"
Mereka semua melihat [Yourname] dengan tatapan yang berbeda-beda.
Tiba-tiba helaan nafas terdengar. "Sudah, kalian hanya membuat dia jadi semakin takut." Pemuda berkuncir itu akhirnya membuka suara, dia sedari tadi sedikit jengah dengan percakapan teman-temannya.
"Aku disini hanya untuk menyampaikan keadaan mengenai Boruto"
Semua mata langsung tertuju kearah pemuda berkuncir itu.
"Ada apa dengan Boruto?" Tanya Sarada dan sukses mendapat respon tawa dari Choucho. "Santai saja Sarada tidak perlu sekhawatir itu"
"Aku tidak khawatir!" Protes Sarada.
Choucho masih tertawa sedangkan Shikadai hanya bisa menggeleng, lalu dia melihat [Yourname] yang masih berdiri. "Duduklah [Yourname]-san, Mitsuki akan datang kesini"
[Yourname] mengerjap. "Bisakah aku pulang saja?"
"Sudahlah duduk saja"
Choucho langsung menarik [Yourname] untuk duduk disebelahnya, dan pembicaraan mereka dimulai lagi.
"Jadi ada apa Shikadai?" Tanya Sarada
"Kemungkinan Boruto akan pulang lusa"
"Hooo"
"Lalu?"
"Kita tunggu Mitsuki, aku tidak ingin menjelaskan ulang"
Mereka semua menuruti perkataan Shikadai sedangkan [Yourname] hanya bisa duduk dengan cemas, masalahnya dia tidak bilang apa-apa mengenai keadaannya yang tiba-tiba keluar begitu saja, memang tidak tertulis di surat perjanjian bahwa dia harus memberi tahu kemana dia akan pergi tapi Mitsuki selalu berkata bahwa dia masih menjadi tanggung jawabnya jadi seharusnya [Yourname] memberitau Mitsuki.
Beberapa menit kemudian, Mitsuki datang dan dia sama sekali tidak berbicara apapun mengenai mengapa [Yourname] bisa ada disini, lalu percakapanpun mereka lakukan dan lebih di dominasi dengan penyebutan nama Boruto yang jelas [Yourname] tidak tau siapa.
Akhirnya pertemuan itu selesai, mereka membubarkan diri walaupun sempat Choucho masih memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada [Yourname] akan tetapi setelah itu Sarada langsung menariknya dan berbisik kepada Mitsuki.
"Kau berhutang penjelasan padaku." Setelah itu Sarada menarik Choucho untuk pergi dan tersisalah Mitsuki dan [Yourname].
Mitsuki sama sekali tidak bicara dan hanya memberikan isyarat supaya [Yourname] berjalan di sampingnya.
"Jika kau ingin keluar, katakan padaku," kata Mitsuki membuka suara, mereka berjalan dibawah sinar matahari yang sebentar lagi akan tenggelam.
"Maaf," jawab [Yourname] memegangi ujung bajunya.
"Untuk apa kau ke tempat Namida?"
[Yourname] sedikit tersentak karena Mitsuki langsung mengetahui bahwa dia pergi kesana. "Aku hanya mencari pekerjaan," jawab [Yourname]>
"Untuk apa?"
"U-untuk membalas budimu," jawab [Yourname] lagi yang melihat ke jalanan, terdengar helaan nafas dari pemuda disebelahnya, padahal Mitsuki sama sekali tidak pernah berhela nafas selama hidupnya tapi entah mengapa bersama gadis ini membuatnya bingung ingin bereaksi seperti apa selain menghela nafas.
"Sudah kubilang tidak perlu"
"Tapi.."
"Kau masih dalam pengawasanku, jadi kau tidak bisa berkeliaran begitu saja di desa ini, jika tidak ada aku, maka orang lain yang akan mengawasimu," ucap Mitsuki, kini mata emasnya melirik kearah gadis disebelahnya. "Kau paham?"
[Yourname] mengangguk. "Maaf"
Mitsuki kembali melihat ke depan, jujur saja lebih baik dia dihadapkan oleh musuh dengan kekuatan tinggi daripada dengan gadis disebelahnya yang terasa begitu rapuh dan lemah bahkan sedari awal dia tidak bisa merasakan chakra gadis disebelahnya, Mitsuki hanya bisa berasumsi untuk sementara bahwa [Yourname] adalah manusia biasa bukan shinobi.
•••••••
Malamnya [Yourname] sudah berada di tempat tidur milik Mitsuki dan sang pemilik rumah sudah menyiapkan futon tepat disamping tempat tidur.
Mata [Yourname] saat ini sedang memperhatikan pergerakan Mitsuki yang sedang bersiap untuk tidur.
"Ada apa?"
"Ah." [Yourname] terkejut ketika Mitsuki menatapnya dari bawah karena posisi [Yourname] saat ini sedang duduk ditepi tempat tidur.
"Berapa lama aku harus menjadi pacarmu?" Tanya [Yourname] karena memang di surat perjanjian sama sekali tidak di tulis masa waktunya.
"Mungkin selama kau sudah tidak dicurigai sebagai orang jahat," jawab Mitsuki.
"Memangnya aku terlihat seperti orang jahat?"
Mitsuki terlihat meneliti dan [Yourname] langsung salah tingkah di lihat seperti itu. "Mungkin iya jika orang lain yang melihat," ucap Mitsuki menjawab pertanyaan [Yourname].
"Kalau Mitsuki?"
"Hm?"
"B-Bagaimana kalau Mitsuki yang melihatnya?" Suara [Yourname] menjadi terbata, rasanya seperti berdebar-debar di dadanya.
"Kau hanyalah gadis biasa," jawab Mitsuki dengan nada tenang. "Tapi tidak ada yang tau ada apa di dalamnya," tambahnya lagi yang membuat [Yourname] sedikit memiringkan kepala.
"Maksudnya?"
Mitsuki hanya melirik sekilas. "Selagi asal-usulmu belum jelas, kau masih dicurigai, jadi jangan berkeliaran seorang diri di desa."
Walaupun Mitsuki masih memasang wajah tanpa ekspresi tapi nadanya terdengar kesal.
"Tapi Mitsuki.."
"Apakah setiap malam kau menjadi banyak bicara?"
Kali ini [Yourname] tidak bicara lagi, karena jujur saja ketika berada di rumah hanya berdua dengan Mitsuki, dia merasa canggung akan tetapi dia ingin berbicara dengan pemuda itu supaya tidak terasa canggung.
"Maaf mengganggumu, s-selamat tidur Mitsuki"
[Yourname] berbaring dan menunggu balasan dari Mitsuki, akan tetapi pemuda itu tidak menjawab dan akhirnya gadis itu memutuskan memejamkan matanya untuk tidur.
Sedangkan Mitsuki yang saat ini sudah berbaring menatap langit-langit kamarnya tampak berpikir mengenai hari ini karena dia tidak mendapatkan hasil apa-apa mengenai gadis yang saat ini dalam pengawasannya.
Walaupun mantan gurunya yang kini sudah merangkap menjadi Hachidaime tidak memberondong Mitsuki untuk mencaritau mengenai [Yourname], tapi jelas kabar ini sudah mulai tercium ke beberapa petinggi Konoha, bahwa ada penghuni ilegal yang belum tau asal-usulnya berada di dalam desa.
Mitsuki tidak pernah mempermasalahkan [Yourname] ingin pergi kemana, tapi saat ini jika dia tidak bersamanya maka anbu yang lain akan mengawasinya, dan informasi ketika [Yourname] pergi ke toko Namidapun, dia dapati dari salah satu anbu, jika gadis itu melakukan hal yang mencurigakan maka dia bisa diseret ke bagian interograsi.
Mengingat hal itu membuat Mitsuki harus memutar otak agar [Yourname] tidak dicurigai semakin dalam oleh para petinggi Konoha, langkah pertama yang harus dia ambil adalah mengetahui lebih dalam informasi tentang [Yourname] jika saja gadis itu mau menjelaskan semua padanya. Bahkan dia sendiripun tidak tau bagaimana bisa ada di kamar Mitsuki.
Mitsuki sudah bertanya mengenai Minidroid ke Denki tapi jawabannya tetap sama bahwa tidak ada yang aneh dari Minidroid Matatabi itu.
Jika seperti ini terus maka belum ada kejelasan lebih dalam lagi dan keberadaan [Yourname] bisa terancam.
Mitsuki bangkit berdiri dan melihat gadis yang beberapa minggu ini hadir dalam hidupnya, wajahnya tampak tenang pertanda dia sudah tertidur, beberapa kali sedikit ada kerutan di dahinya entah dia sedang memimpikan apa dalam tidurnya dan itu membuat tangan Mitsuki mengusap kerutan itu hingga gadis itu kembali tenang.
Mata keemasan Mitsuki melihat ada sedikit bekas luka gores pada pinggang gadis itu yang terlihat karena bajunya sedikit tersingkap, dengan cepat Mitsuki menutupinya menggunakan selimut.
Sepertinya untuk malam ini dia tidak bisa tidur karena gadis ini, mau bagaimanapun ada rasa tidak tega ketika gadis yang saat ini sedang terlelap dengan tenang akan mendapati banyak masalah jika Mitsuki tidak ambil bagian untuk melindunginya.
Walaupun mereka hanya pasangan pura-pura, tapi untuk menjaga dan merahasiakan identitas [Yourname] adalah bonus yang Mitsuki pilih, karena dia tau bahwa gadis ini tidak akan menyakiti siapapun, setidaknya sekarang Mitsuki hanya mengikuti apa yang ingin dia lakukan.
Dengan memegang pada rasa kasihan terhadap gadis ini, tanpa sadar pemuda itu menjadikannya alasan, walaupun dia tidak akan pernah tau bahwa ada perasaan lain selain kasihan yang turut hadir mengikutinya.
Tidak akan pernah tau jika mereka masing-masing menyembunyikannya.
To be continued.
Jumpa lagi, cerita ini ngaret jadi dua minggu, aku sibuk hehe
Belum ada konflik yang terlalu dalam sih dan emang perasaan Mitsuki sama Reader cenderung slow banget, sengaja sih karena menyesuaikan dengan karakter Mitsuki walaupun aku gatau disini dia ooc atau gak. Kalau ooc maafkan ya ^^
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top