Ch 5. Say sorry (1)

Happy Reading
.
.
.
Bungou Stray Dogs hanya milik Kafka Asagiri-san. Saya hanya meminjam karakternya untuk cerita ini.
.
.
.

Normal Pov
.
.

Tik Tok Tik Tok

Suasana tampak sunyi dan hanya terdengar suara detak jarum jam yang masih setia menunjukkan waktu pada malam itu.

Sosok wanita paruh baya, yang sering di sapa dengan Hikari-obasan, tampak menatap dua remaja yang saling duduk tenang. Bukannya tidak senang. Tapi menurut Hikari-obasan sendiri ini adalah hal yang langka, biasanya dua anak muda ini setiap bertemu pasti saling menyindir ataupun bertatapan seperti kucing yang memperebutkan wilayah kekuasaan, tapi kali ini mereka berdua hanya diam dan makan dengan tenang. Sungguh fenomena yang sangat jarang, itulah pemikiran Hikari-obasan. Tapi sepertinya Hikari-obasan lebih menyukai suasana yang biasanya, karena penasaran maka Hikari-obasan memulai suatu pembicaraan

"[Yourname]-chan bagaimana sekolahmu, nak?" Hikari tampak membuka pertanyaan basa-basi, dan [Yourname] tampak sekali terkejut dan menatap Hikari dengan tatapan bingung.

"Kenapa Hikari-obasan?"

Pertanyaan itu membuat Hikari tampak semakin yakin bahwa ada yang tidak beres.

"Bagaimana dengan sekolahmu?" Akhirnya Hikari mengulangi pertanyaannya.

"Oh baik, walau ya memang semakin banyak tugas," [Yourname] menjawab dengan tersenyum juga sekaligus ringisan karena menyebut kata "banyak tugas".

Hikari membalas dengan senyuman.
Lalu kemudian tatapannya kini mengarah ke pemuda yang sedang menikmati makannya dengan tenang.

"Lalu bagaimana, Ranpo, apakah makanannya enak?" Hikari bertanya kepada Ranpo dengan pertanyaan basa-basi juga, dan kali ini Ranpo menjawab langsung.

"Enak Hikari-obasan," Ranpo menjawabnya. Hikari tampak tersenyum.

Kemudian keadaan sunyi lagi.

"Aku sudah selesai," pertanyaan itu kali ini terucap oleh kedua anak muda tersebut secara bersamaan. Hikari tampak mengernyit bingung begitupula dengan mereka.

"Terimakasih atas makanannya," mereka berucap secara bersamaan lagi. Mereka berdua saling berpandangan dan kemudian memalingkan muka secara bersamaan.

"Selamat malam Hikari-obasan," Dan untuk kesekian kalinya mereka berucap bersamaan, dan mereka kali ini segera angkat kaki dari ruang makan.

Hikari yang melihat itu hanya tersenyum.

"Dasar anak muda"

.
.
.

[Yourname] Pov
.
.
.

Kamu menaiki tangga dengan langkah cepat, diikuti oleh Ranpo di belakangmu. Entah kenapa kamu ingin menghindari Ranpo setelah pembicaraan waktu siang hari.
Setelah kamu mencapai pintu ruanganmu. Kamu berucap tanpa menoleh.

"Selamat malam"

Blam

Ranpo hanya menatap pintu itu dalam diam.

.
.
.

"Aku tidak sabar menunggu season ketiga Bungou Stray dogs," itu suara Suzu yang sekarang sedang menyeruput minumannya. Sekarang kami sedang berada di kantin kampus.

"Season kedua saja baru selesai dan sekarang kamu sudah tidak sabar," kamu hanya mendengus menjawab kalimat dari Suzu.

"Hei aku tidak sabar saat melihat Atsushi beraksi, apalagi sekarang poe masuk ke Detektif agency," kata Suzu semangat, dan membuat kamu mengernyit aneh, Suzu sama sekali tidak menyebut nama Ranpo.

"Apakah benar Ranpo menghilang dari dunianya? Tapi bagaimana bisa?" Kamu bertanya-tanya dan kemudian kamu kembali memakan makananmu yang telah kamu abaikan.

.
.
.

"Terimakasih," kamu baru saja membayar belajaanmu pada kasir supermarket yang berisi beberapa cemilan dan kebutuhanmu yang lain. Hikari-obasan tidak membiarkan kamu makan yang berbau instan dan oleh sebab itulah kamu hanya membeli cemilan karena Hikari-obasanlah yang akan memasak makanan.

Kamu keluar dengan membawa satu kantung plastik, hari ini kamu pulang cepat dikarenakan dosen yang masuk berhalangan hadir. Kamu berjalan sambil melamun sehingga kamu menabrak seseorang dan kantung belanjaanmu lepas sehingga beberapa Snack berhamburan keluar.

"Ah gomen (maaf) aku yang salah," kamu berucap sambil mencoba untuk mengambil Snack kamu yang terjatuh.

"Tidak apa-apa," ucap orang yang ternyata adalah pria itu sambil tersenyum. Kamu yang melihat senyumnya juga ikut tersenyum. Pria itu menyodorkan Snack yang terjatuh tadi kepadamu dan kamu hanya berucap terimakasih.

"Semoga kita bertemu lagi," pria itu kembali tersenyum tapi kali ini senyumannya membuatmu mengernyit seperti pernah melihat senyumannya dan juga ada apa dengan kalimatnya itu.

Pria itu lantas pergi dari hadapanmu yang masih terdiam, beberapa detik kemudian kamu menoleh menatap pria itu. Tapi pria itu menghilang.

"Kemana dia?"

.
.
.

"Tadaima," kamu melepas sepatumu dan mulai memasuki rumah bergaya khas itu.

"Okaeri," kamu terdiam mendapati Ranpo sedang duduk di ruang santai yang biasanya menjadi tempat bermalas-malasanmu.
Mencoba mengabaikan Ranpo, akhirnya kamu keatas untuk menikmati cemilanmu.

"[Yourname]," kamu terdiam dan mencoba mendengar siapa yang memanggilmu.

"Aku yang memanggilmu," Ranpo tiba-tiba sudah ada di belakangmu dan kamu hanya berdehem mencoba tidak terkejut.

"Ya?" Kamu akhirnya bertanya.

"Ada yang ingin aku bicarakan padamu," Kalimat Ranpo membuat kamu lagi-lagi terdiam.

"Ah baiklah, kita bicara di ruanganku," kata kamu sambil berlalu dari hadapan Ranpo.

.
.
.

Suasana tampak sunyi di dalam ruangan yang tidak begitu luas dan tidak begitu sempit. Kamu terdiam duduk di sofa sambil melamun sedangkan Ranpo mulai mengambil cemilan yang kamu beli dan mulai membuka bungkusnya.

Sunyi.

Hanya ada suara Ranpo yang memakan keripik yang di beli oleh kamu.

"Jadi..--" kamu mulai bersuara menatap Ranpo yang sedang memakan lahap Snack yang kamu beli.
Kamu mengernyit.

"Hei itu snackku," kamu menyadari bahwa Ranpo mengambil snackmu

"Sedari tadi kau hanya diam dan melamun, jadi tidak salahkan bahwa aku merasa bosan?" Ranpo berucap dengan nada yang membuatmu jengkel.

"Lagi-lagi dia menyebalkan," Pikirmu pada saat itu.

"Baiklah jadi apa yang ingin kau bicarakan?" Tanyamu langsung kepada intinya.

"Setelah aku pikir-pikir lagi" Ranpo menggantungkan ucapannya dia memakan keripiknya lagi, kamu mengernyit sebal lalu kamu merampas bungkus Snack yang di pegang Ranpo secara paksa.
Ranpo cemberut Tidak suka.

"Hei itukan.."

"Kalau kau ingin bicara ya bicara jangan makan snackku," kamu hanya menjulurkan lidah, Ranpo mendengus

"Dasar bocah"

"Bocah bilang bocah"

"Aku tidak bocah tuh"

"Kau yang bocah"

"Aku lebih tua darimu tiga tahun," Ranpo berucap datar, kamu hanya merenggut sebal.

"Aku benci padamu," kamu berucap sambil bersidekap dan menatap Ranpo dengan tatapan tajam.

"Kau adalah wanita yang menyebalkan," Ranpo menatap datar lalu kemudian dia bangkit menuju pintu.

"Hei bukankah kau ingin bicara?" Tanyamu kepada Ranpo. Ranpo hanya melirikmu dengan malas.

"Setelah kupikir-pikir, bicara denganmu sama sekali tidak akan merubah apapun," ucapan Ranpo membuatmu kesal.

"Memangnya aku mau bicara denganmu hah," Kamu membalas Ranpo dengan nada yang tinggi, tapi Ranpo hanya mengabaikanmu, dia segera membuka pintu tapi belum sempat membuka pintu, kamu bicara lagi.

"Kurasa memang lebih bagus kau dilupakan dan menghilang dari duniamu, kau memang tokoh yang tidak pantas ada di duniamu," kata-katamu membuat Ranpo terdiam. Kamu hanya melihat punggung Ranpo dengan tatapan yang masih kesal, dan kamu menunggu reaksi Ranpo, bersiap apakah dia akan berbalik dan memukulmu atau dia akan mengatakan hal yang menyebalkan. Tapi yang kau dapati hanya posisi Ranpo yang masih tidak berubah. dia menatapmu dengan datar.

"Kau benar"

Dia berucap lalu kemudian segera pergi keluar dari ruanganmu.

Kamu hanya diam menatap kepergian  Ranpo.

Entah kenapa kamu merasa menyesal mengatakan itu.

.
.
.

To be continued
.
.
.

Hallo jangan lupa vote and comment. Dan chap depan saya slow update karena saya mau ujian :(
Mohon maaf dan semoga ada yang nungguin

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top