Ch 20. I can't Forget You [End]
Video hanya milik sumbernya
Jangan lupa puter videonya
Happy Reading
.
.
.
Apakah ada yang tau? Ketika kita mencoba melupakan seseorang, pasti selalu saja ada yang mengingatkan entah teman ataupun benda yang penuh kenangan
~I can't forget you
Happy Reading
.
.
.
"Hattchiim"
Tanizaki Juunichiro bersin
"Oniichan, daijoubu?"
Junnichiro hanya tersenyum menanggapi adiknya yang khawatir.
"Sepertinya Tanizaki-san sakit," Atsushi bersuara dari balik layar komputernya
Brakk
Kamu membuka pintu agency dengan cukup keras.
Kunikida melotot melihat pintu agency di perlakukan tidak berperikepintuan
"Oi bocah---"
Kamu memotong ucapan Kunikida
"Ada yang melihat Ranpo?"
Semua terdiam.
"Ano.. tapi dari tadi Ranpo-san tidak kesini," Atsushi bersuara
"Bocah, Ranpo tinggal satu atap denganmu, dan kau mencarinya?"
Kunikida menatap sebal, dia masih baper perihal kalimatnya yang di potong.
"R-Ranpo ketika aku terbangun.. dia tidak ada di sebelahku, aku sudah mencarinya tapi--"
"Tapi dia tidak ada"
Ucapmu sambil menghela nafas.
Semua yang ada disitu hanya bisa terdiam, mencerna kalimatmu.
Kamu tiba-tiba ingin mencari Dazai
"Siapa tau Dazai tau," pikirmu pada saat itu
"Dazai-kun dimana?"
Atsushi lagi-lagi yang menjawab sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal
"Ah kalau Dazai-san, sebaiknya [Yourname]-san jangan mencarinya, karena tingkat kesulitan mencari Dazai-san itu paling sulit daripada Ranpo-san"
Kamu mengernyit
"Memangnya dua orang jenius seperti itu ya?" Batin kamu bertanya-tanya
"Baiklah aku akan mencari Ranpo lagi"
Blam
Kamu pergi dan menutup pintu dengan keras tanpa kamu sadari.
"BOCAHH JANGAN BANTING PINTU"
Kunikida mendelik dan mencatat semuanya di dalam buku kecilnya.
Atsushi meringis mendengar suara Kunikida.
"Tunggu sebentar"
Tiba-tiba Naomi bersuara
"Ada apa Naomi-chan?"
Juunichiro bertanya kepada adiknya.
"Ranpo-san tidur di sebelah [Yourname]-chan... Sejak kapan... Mereka...?"
Pertanyaan Naomi atau lebih tepatnya pertanyaan retoris dari Naomi membuat semuanya seakan baru teringat sesuatu. Mereka hanya saling pandang.
.
.
.
Kamu menghela nafas lelah dan duduk di salah satu ayunan yang berada di taman.
"Apasih maunya si detektif itu? Menghilang begitu saja, tapi aku semalam tidak salah dengarkan? dia mengucapkan..."
Kamu menggeleng, wajahmu memanas.
"Apa mungkin itu ilusi?" Tanyamu dalam hati
"[Yourname]-chan?"
Kamu melihat kearah sumber suara yang memanggilmu dan ternyata itu Hikari dan belanjaannya.
"Hikari-obasan"
"Kenapa kau disitu?" Hikari bertanya kearahmu
"Ah aku.." kamu mengusap lehermu karena gugup, merasa gengsi ketika mengatakan sedang mencari Ranpo
"Aku sedang berjalan-jalan"
Hikari hanya tersenyum
"Memanfaatkan hari terakhir di dunia ini ya?" Ucapan Hikari membuatmu bingung
"Eh?"
Hikari menatap kamu yang bingung
"Ranpo tadi ke rumah dan mengambil kalung itu, dia mengatakan bahwa ingin memulangkanmu dan begitupula aku," kamu hanya diam menatap Hikari
"Maka dari itu aku ingin buat pesta kecil-kecilan di agency sebagai perpisahan," Hikari melanjutkan kata-katanya tetapi kamu masih diam
"[Yourname]-chan?"
Kamu tersadar dari lamunanmu
"Y-ya?"
"Mau ikut?" Tanya Hikari
"Ah aku mau mencari Ranpo-san," ucapmu
"Baiklah"
Kamu membungkuk sebelum pergi dari hadapan Hikari.
Hikari hanya melihat kepergianmu sambil menghela nafas
"Sepertinya akan jauh lebih sulit"
.
.
.
"Ranpo-san"
Kamu akhirnya melihat Ranpo yang sedang membawa bungkusan yang sepertinya berisi cemilannya.
"Ah halo," ucap Ranpo tampak terlihat biasa-biasa saja
"Bisa kita bicara sebentar?"
Kamu menarik Ranpo tanpa mendengar persetujuannya.
"Oi bocah--"
"DIAM," kamu membentak Ranpo tanpa sadar, Ranpo hanya menatapmu heran.
Ranpo menahan tanganmu sehingga kamu berhenti berjalan
"Ada apa?"
Kamu menatap Ranpo yang bertanya kepadamu
"Kenapa? Kenapa kau selalu memasang ekspresi seperti itu?"
Ranpo menatap bingung
"Apasih maksudmu?" Tanyanya kepadamu.
"Kau selalu bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa, ekspresimu kalau tidak datar pasti pura-pura tidak tau," ucapmu menatap Ranpo, entah kenapa kamu selalu kecewa dengan ekspresi Ranpo.
Ranpo hanya diam.
"Ne, bocah, sebaiknya kita ke agency, karena yang lain pasti sudah menunggu"
Ranpo berbalik meninggalkanmu
"Kenapa kau tidak bilang kepadaku?"
Ranpo berhenti
"Kenapa kau tidak berkata yang sejujurnya? Kenapa aku merasa orang yang paling tidak tau? Kenapa harus orang lain yang memberitauku?"
Ranpo hanya diam
"Ranpo-san"
"Ayo kita kembali," ucapan Ranpo mengakhiri pembicaraanmu saat itu.
.
.
.
"Wahh enak sekali"
Atsushi bersuara
"Ini makanan terenak yang pernah aku rasakan"
Juunichiro menyahut, Naomi cemberut
"Tapi masakanku juga enakan? Onii-sama"
Juunichiro hanya mengangguk mengiyakan, daripada Naomi nanti ngambek.
Hikari yang melihat semuanya senang dengan masakannya hanya tersenyum
"Kue ini siapa yang buat, enak sekali"
Yosano bersuara
"Ah itu [Yourname]-chan"
Kamu hanya tersenyum menanggapi Yosano dan Hikari.
"Kalau begitu sering-sering saja ada masalah supaya Hikari-san dan [Yourname]-san bisa kesini," ucapan Atsushi membuat yang lain menatapnya
"Bocah, kau pikir masalah setiap hari enak," Kunikida langsung menyemprot Atsushi dengan teriakan mautnya, Atsushi lagi-lagi meringis
"Kan aku hanya bercanda"
Kunikida mendengus, sepertinya dia masih sensi perihal pintu tadi.
"Dan kau.."
Kunikida menunjuk Dazai yang sedang memakan kue
"Kenapa kau baru ada disini, hah? Kau pikir kau siapa seenaknya datang dan pergi"
"Hakuhhwadaahhurusanphenthing"
Kunikida mengernyit
"Telan makananmu Dazai"
Dazai menelan makanannya
"Aku ada urusan penting," ucap Dazai merasa tidak bersalah
Kunikida mau bersuara lagi tetapi ditahan oleh Yosano.
"Sudahlah, kalian jangan ribut terus," ucap Yosano menengahi.
Kamu melihat pertengkaran mereka tiba-tiba jadi merasa tidak ingin pergi.
"[Yourname] kenapa melihat kita seperti itu?" Tanya Yosano, kamu yang tersadar karena melamun karena melihat mereka, kemudian hanya menggeleng
"Aku tau [Yourname]-chan sedih karena harus berpisah denganku ya," Dazai tersenyum percaya diri, Kunikida hanya menatap jijik.
Kamu hanya tersenyum menanggapi Dazai, entah kenapa kamu merasa biasa saja dengan Dazai, tidak menggebu-gebu seperti ketika kamu dengan Suzu di duniamu, kamu hanya sebatas mengagumi Dazai.
"[Yourname]-chan," Hikari memanggil
Kamu menoleh
"Ayo kita semua ke atap"
Semua yang ada disitu hanya saling pandang.
.
.
.
"Sore-sore begini keatap, memangnya tidak bisa besok ya?" Ucap Dazai malas
Buk
Itu pukulan dari Kunikida, sebenarnya bukan karena Dazai berkata seperti itu, lebih tepatnya dia memang sudah sedari tadi ingin memukul Dazai.
Kamu hanya mengikuti dari belakang, sampai kamu bisa melihat Fukuzawa dan Ranpo yang sudah berada di atas terlebih dahulu.
"Kalian sudah siap?" Fukuzawa melihat kamu dan juga Hikari.
Hikari hanya mengangguk.
"Baiklah salam perpisahan terlebih dahulu," kata Hikari sambil tersenyum.
Semua anggota agency mengucapkan salam perpisahan terhadap kamu dan Hikari.
"Jangan lupakan kami ya"
Juunichiro berucap kepadamu
"Aku pasti akan merindukan kamu, ah ngomong-ngomong aku ada hadiah untukmu," Naomi memberi hadiah
"[Yourname]-san," Kyouka memelukmu, kamu balas memeluknya.
"Aku senang bisa kenal denganmu [Yourname]-san," Atsushi tersenyum, kamu ikut tersenyum
"Kalau kesini bawa kue ya," Kenji berkata dengan polos
"Bocah ingat, namamu ada di dalam bukuku karena sudah merusak pintu agency," Kunikida melotot, kamu meringis
Giliran Yosano yang mengucapkan salam perpisahan
"Terimakasih ya," kamu mengangguk
"Lebih baik katakan sekarang sebelum terlambat," Yosano pergi begitu saja setelah mengucapkan hal itu.
"Ayo kita bunuh diri bersama daripada kau harus pergi," ucapan Dazai hanya membuatmu tersenyum
"Tidak, aku ingin bunuh diri bersama dengan orang lain," ucapmu dan itu membuat Dazai memegang dadanya seolah merasakan rasa sakit akibat di tolak, kamu hanya tertawa.
Setelah anggota agency mengucapkan salam perpisahan, kamu menghampiri Fukuzawa dan juga Hikari, disana juga ada Ranpo.
Kamu membungkuk hormat terhadap Fukuzawa
"Terimakasih Sachou," Fukuzawa mengangguk
Lalu kemudian pandanganmu teralihkan kearah Ranpo yang hari ini tidak memakai jubahnya, melainkan hanya kemeja kesayangannya.
Kamu menghampirinya.
"Maniak terimakasih"
Kamu tersenyum melihat Ranpo, kedua bola mata kalian yang berbeda warna tampak seolah menyapa satu sama lain.
Entah kenapa kamu merasa berat setelah melihat dua bola mata hijau yang seolah mengikatmu itu.
Ranpo mengalihkan pandangannya, kemudian dia mengeluarkan kalung yang sejenis denganmu
"Ayo," ucapnya datar
Kamu sama sekali tidak mengeluarkan kalung tersebut, kamu hanya memandangi Ranpo yang terus menghindari tatapanmu
"Ranpo-kun," kamu memanggil Ranpo dengan 'kun' dibelakangnya.
Ranpo tidak menoleh
"Bisakah untuk terakhir kalinya kau mengeluarkan kalimat yang jujur terhadapku," pintamu memohon
Ranpo kemudian menatapmu
"Tidak ada yang ingin aku katakan"
Kamu menatap Ranpo sedih, tiba-tiba kamu memegang lengan Ranpo yang memegang kalung tersebut
"Apa aku salah dengar semalam kau mengucapkan kalimat itu?"
Kamu bisa melihat ekspresi Ranpo terlihat terkejut
"Jadi semua itu hanya kebohongan ya," ucapmu menunduk
Ranpo melihatmu, ingin rasanya Ranpo memeluk perempuan yang ada di depannya ini
"Tidak"
Kamu mendongak
"Maaf [Yourname]"
Ranpo tidak tahan, dia tidak bisa menjadi pria yang dingin, dia akhirnya memeluk kamu.
Semua yang ada disana hanya saling pandang melihat adegan itu.
"Bisakah kau tidak memberatkanku, kumohon, aku tidak bisa jika kau terus menatapku seperti itu," ucap Ranpo tepat di telingamu
Kamu membalas pelukan Ranpo
"Ranpo" tanpa embel-embel kun
"Aku juga mencintaimu"
Tubuh Ranpo menegang setelah kamu mengucapkan hal itu, dia melepas pelukannya dan melihatmu
"Benarkah?" Tanyanya penuh harap
Kamu mengangguk
"Masa soal perasaan saja kau tidak bisa menebaknya," ucapmu sambil terkekeh, Ranpo mendengus
"Sudah cukup, ayo kau ingin pulangkan"
Kamu tersenyum melihat wajah Ranpo yang cemberut
Ranpo yang seperti itu membuatmu menyukainya, mencintainya, dan membuat kamu terpesona
"Ranpo-kun, aku punya hadiah untukmu"
Cup
Kamu menciumnya tepat di bibir, semua yang ada disana merasa seperti obat nyamuk
Ranpo kaget, dia belum sempat menduganya
"Ciuman pertamaku hanya untukmu," ucapmu sambil tersenyum.
Ah sekarang jadi Ranpo yang berat untuk berpisah denganmu.
"Oi kalian hentikan dong, disinikan ada Kunikida si perjaka tua," Kunikida melotot
"Kau!! Sialan kau Dazai!!"
Lupakan Kunikida yang memukul Dazai dengan benda apapun yang ada disana.
"Ranpo, [Yourname]," yang di panggil hanya mengangguk.
Kamu segera mengeluarkan kalungmu
Setelah kalung itu di satukan oleh masing-masing pemilik, terlihat cahaya berwarna biru yang keluar dari kedua kalung itu
Hikari memeluk Fukuzawa sebagai salam perpisahan
"Sampai jumpa," ucapnya
Hikari memasuki cahaya itu terlebih dahulu, dan kamu tersenyum melihat Ranpo
"Sampai jumpa Ranpo-kun, detektif jadi-jadian," ucapanmu membuat Ranpo mendengus
"Sampai jumpa bocah, [Yourname]-chan"
Ranpo tersenyum tipis untuk pertama kalinya bukan mengejek tapi tersenyum lembut kearahnya.
"Aku harap kau bisa menemukan orang yang sepertiku," kamu bingung kenapa Ranpo berbicara seperti itu tetapi kamu hanya mengangguk saja
"Sampai jumpa," ucap kamu kepada semua orang
Mereka semua melambai
Setelah kamu memasuki cahaya itu, tiba-tiba cahaya itu lenyap.
Ranpo melihat kalung yang ada di tangannya tampak terlihat seperti biasa lagi.
"Ranpo"
Ranpo hanya diam tidak menjawab ucapan Fukuzawa.
"Akhirnya aku bisa bersantai," ucapnya yang seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
"Ranpo-san"
Ya. Ranpo tau bahwa dia sedih, Ranpo tidak menyangkal hal itu.
Detektif jenius Edogawa Ranpo boleh sedihkan?
.
.
.
Beberapa bulan kemudian
"Lihat-lihat"
Kamu melihat apa yang ada di layar handphone Suzu
"Setelah OVA, bungou stray dogs akan mengeluarkan movienya"
Kamu hanya tersenyum
"Kau sudah lihat ovanyakan?"
Kamu mengangguk
"Ah sayang sekali Ranpoku tidak mau jadi ketua, andai saja dia mau, kan keren," ucapan Suzu membuatmu tertawa
"Detektif seperti dia mana mau jadi ketua, kerjaan diakan hanya makan manisannya terus," ucapmu dengan mengejek
"[Yourname], kau jahat," Suzu cemberut
"Sudah ya aku ingin pulang"
Kamu berlari meninggalkan Suzu yang masih cemberut.
Sudah sekitar enam bulan kamu meninggalkan dunianya Ranpo, rasa kangen pasti ada, tapi kamu tidak tau apa yang harus kamu lakukan.
"Aku pulang"
"Selamat datang"
Hikari tersenyum
"Hikari-obasan, kau tau? Kunikida-san akan jadi ketua agency"
Hikari hanya mengangguk
"Ya karena memang hanya dia kandidat yang tepat"
Kamu tersenyum
"Baiklah aku keatas dulu ya"
Kamu menaiki lantai atas dan melihat kamar yang ada di depanmu, kamar Ranpo saat dia di duniamu
"Aku kangen sama kamu Ranpo," kamu bersuara entah pada siapa, setelah itu kamu memasuki kamarmu
Kamu melihat hasil foto yang di berikan oleh Naomi, foto saat kamu dan Ranpo bertengkar dan foto Ranpo yang ingin menciummu
Kamu merona
"Ranpo-kun, sampai kapanpun, aku tidak akan bisa melupakanmu"
Dilain tempat yang jauh darimu, seorang detektif sedang melihat hasil foto yang juga di kasih oleh Naomi, bedanya ada foto kamu yang mencium Ranpo pada saat sebelum kamu pergi, Ranpo selalu memandangi foto itu
"Bocah, aku sama sekali tidak akan bisa melupakanmu, sampai aku berharap akan ada suatu masalah lagi agar kau datang kesini," ucap Ranpo pelan
"Kau seperti manisan, bukan, kau lebih dari manisan, kau adalah rasa manisan yang tidak bisa aku lupakan"
I can't forget you
Aku tidak bisa melupakanmu, walau beda dimensi atau dunia sekalipun, karena rasa yang dimiliki nyata, bukan hanya ilusi semata
Aku tidak bisa melupakanmu
Ingin kuucapkan kalimat itu, namun kau jauh
Aku tidak bisa melupakanmu
Tidak peduli kau merasakan hal yang sama atau tidak, yang jelas aku adalah orang yang mencintaimu dari sini
.
.
.
End
.
.
.
Hallloo cerita ini akhirnya tamat ya, ini cerita yang cukup panjang dan mungkin agak gaje, mohon maaf yang merasa kecewa dengan endingnya, karena aku berpikir bahwa mereka susah untuk bersama.
Jadi jangan lupa vote and commentnya
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top