Ch 12. Kalung portal (1/2)

Happy Reading
.
.
.

Keesokan harinya Kamu menatap beberapa anggota detektif bersenjata yang sedang mempersiapkan pencarian sekaligus penyerangan untuk merebut kalung milik Fukuzawa, ya hanya beberapa sisanya mungkin berada di markas untuk berjaga-jaga.


Kamu bisa melihat Kunikida yang sedang berceloteh memberikan petuah yang entah apa itu kepada Atsushi dan Kyouka, sementara mereka hanya mengangguk seperti pajangan di dashboard mobil.

Kemudian kamu melihat kenji dan dua Tanizaki bersaudara sedang mengerjakan sesuatu yang kamu tidak mengerti

Yosano sedang berada di ruangannya, lalu Hikari dan Fukuzawa sedang entah dimana, kamu juga tidak tau.

Kamu menghela nafas seketika merasa tidak berguna, lagipula apa yang bisa di lakukan oleh kamu?
Kamu juga tidak tau banyak tentang dunia ini, kamu hanya tau lewat televisi yang kamu sering tonton

"Andai aku bisa membantu," kamu berucap dalam hati, dengan pandangan yang masih bosan kamu melihat lagi di mejanya Ranpo terdapat Dazai dan juga sang pemilik meja sedang berbicara dengan serius

Oh ya kamu pernah melihat adegan ini, ketika duo jenius sedang berbicara maka kalian yang berada disana akan merasakan bahwa kalian paling bodoh

Kamu meringis seketika, jadi teringat bahwa kamu tidak jenius apalagi nilai-nilai kuliahmu yang memprihatinkan

Ah tapi lupakan soal itu sekarang lebih baik kamu melihat sosok ikemenmu yang sedang berwajah serius secara langsung, tampak beribu-ribu kali lebih ganteng

"Andai saja aku bawa handphone," kamu berucap dalam hati mengingat handphonemu ditinggal di kamar, lagipula kamu juga sangsi apakah handphonemu bisa digunakan di dunia ini

Tanpa sadar kamu melamun sambil melihat Dazai

Duk

"Aww sakit!!" kamu meringis karena sebuah kaleng soda mengenaimu

"Hentikan wajah mesummu itu," ucap orang yang sudah melempar kaleng itu ke kepalamu, kamu hanya menatap tidak terima ke arah Ranpo, tersangka pelemparan kaleng

"Siapa yang kau sebut mesum?" Kamu tidak terima

"Kau!! Dengan mata yang melotot dan air liur di mulutmu menatap Dazai," Ucapan Ranpo membuatmu mendelik

"Apa? Aku tidak seperti itu, kau saja yang berlebihan" Kamu emosi

"Jelas-jelas terlihat, dasar bocah," Ranpo berucap dengan memasang ekspresi menyebalkan

"Dasar tua, maniak, detektif jadi-jadian"

"Dasar bocah"

"Aku tidak bocah"

"Bocah mesum"

"Aku tidak mesum"

"Mesum"

"Kalau aku mesum, lalu kau apa yang memeluk seorang bocah, dasar pedophil"

Ranpo menatap tidak suka, kamu menyeringai puas karena membuat Ranpo kesal

Yang lain, yang melihat itu tidak bisa melerai, karena takut kena semprot dari Ranpo

Lalu Dazai yang berada di samping Ranpo hanya tersenyum usil melihat pertengkaran mereka

"Wah Ranpo memeluk bocah"

Ranpo menatap Dazai dengan pandangan sebal

"Diam Dazai"

"Lagipula aku heran, kan yang di pandangi mesum sama [Yourname] itu aku, kenapa jadi kau yang marah Ranpo?" Pertanyaan Dazai membuat Ranpo terdiam

Kamu juga menunggu jawaban Ranpo

"Sudahlah terserah," Ranpo langsung menelungkupkan kepalanya diantara lengannya yang berada diatas meja, bersiap untuk tidur. Dazai hanya terkekeh

"Ne, biarkan dia [Yourname]-chan kau sekarang bisa puas memandangiku kapanpun dan dimanapun," Ucap Dazai yang membuatmu hanya tersenyum

Dazai masih bisa mendengar Ranpo mendengus dan itu malah membuat Dazai tersenyum usil

"Oh ya sachou sudah memberi tahu siapa saja yang menyerang dan berada di markas?" Tanizaki tiba-tiba bertanya kepada semua orang

"Ah ini, sudah ada," Kunikida memegang sebuah kertas

"Sementara yang bertugas di luar itu ada 5 orang," Kunikida mulai membaca

"Aku sebagai ketua"

"Atsushi"

Atsushi mengangguk

"Kyouka"

"Dazai"

Dazai angkat tangan "interupsi ketua, aku ingin di markas saja ya"

Kunikida membetulkan kacamatanya, dia sama sekali tidak melihat Dazai
"Tidak"

Dazai mengeluh

"Ranpo-san"

Ranpo yang sedari tadi menyembunyikan kepalanya di lipatan tangannya, kemudian mengangkat kepalanya

"Aku tidak mau"

"Tapi Ranpo-san--"

"Kalau aku bilang tidak ya tidak," Kalimat Kunikida terpotong oleh Ranpo yang sedang dalam kondisi mood tidak baik itu

Kamu yang melihat itu segera berbicara

"Ano.. biar aku saja Kunikida-san"

Kunikida melihatmu dengan pandangan mengintimidasi, kamu tanpa sadar menelan ludah gugup

"Nah kalau [Yourname] ikut, aku semangat" Dazai berucap sambil merangkul [Yourname] yang segera di hadiahi pelototan dari Kunikida

"Ranpo-san ini atas perintah dari sachou," Kunikida berucap hati-hati karena Ranpo meresponnya dengan pandangan malas, sambil bersender pada kursinya, dia menatap dengan angkuh

"Kalian memang tidak bisa melakukan apa-apa jika tidak ada aku," ucap Ranpo dengan sombong, kamu hanya mendengus melihat kesombongan Ranpo

"Tapi sayangnya aku sedang tidak mood, jadi aku malas" ucapan Ranpo yang seenaknya itu membuat Kunikida harus ekstra sabar

"Ranpo-san--"

"Ranpo, kau harus ikut"
Tiba-tiba Fukuzawa sudah berada di dalam ruangan, dia menatap salah satu anggotanya yang sekarang sedang dalam kondisi malas

Ranpo hanya menatap Fukuzawa dengan ekspresi yang sama, malas.

"Aku meminta bantuan darimu langsung Ranpo, jadi mohon untuk kerja samanya," Fukuzawa masih membujuk Ranpo dengan caranya, tetapi Ranpo masih tetap tidak merespon

Hikari yang berada di samping Fukuzawa segera berbisik kearah Fukuzawa, dan kemudian lelaki itu mengangguk

"[Yourname]," kamu menoleh karena di panggil oleh Fukuzawa

"Bujuk Ranpo"

"Ap--apa?" Kamu menatap Fukuzawa tidak mengerti

"Kenapa harus aku sachou?" Fukuzawa tidak merespon

"Lakukan saja [Yourname]-chan," Yosano tersenyum. Kamu hanya mengerutkan keningmu bingung.

Kamu melihat Kunikida yang sedang menatapmu seolah-olah mengatakan-cepat-katakan-atau-waktuku-akan-terbuang-siasia-

Dengan meneguk salivamu, kamu berjalan mendekati Ranpo yang hanya melirikmu sekilas

"Mani---Ranpo-san, ikutlah misi"

"Tidak"

Kamu cemberut, Ranpo tetap berkata tidak, jadi untuk apa kamu memohon

"[Yourname]-chan coba katakan dengan benar," Hikari tiba-tiba bersuara dan menyuruhmu untuk memohon kepada Ranpo dengan benar.

Kamu heran dengan semua orang yang berada disini, kenapa menyuruhmu untuk membujuk Ranpo.

Dengan menghela nafas akhirnya kamu berkata

"Ranpo-san kumohon, ikutlah misi, semua membutuhkanmu," Kamu menatap Ranpo dengan pandangan memohon (baca: udah males buat bertele-tele)

Ranpo menatapmu angkuh, kamu yang melihatnya ingin sekali menarik kembali kata-katamu

"Baiklah jika kalian memaksa"

Mendengar jawaban Ranpo seketika membuat semua yang ada disitu membuang nafasnya lega minus orang-orang yang sudah tau Ranpo akan menerima

Kamu sendiri hanya mencibir

"Baiklah, kita berangkat" Kunikida segera bersiap-siap

"Siap"
Itu hanya suara Atsushi dan Kyouka, duo jenius lain hanya diam dan masih nyaman duduk-duduk

"Dazai, Ranpo" Fukuzawa menatap mereka

"Ha'i" ucap mereka dengan malas

.
.
.

Setelah mereka berlima pergi dengan mempersiapkan hal-hal yang di anggap penting, seperti Dazai yang membawa beberapa majalah yang di hadiahi lemparan keyboard oleh Kunikida lagi.

Akhirnya kamu berada disini bersama beberapa anggota agency yang tidak bertugas di luar, termasuk Hikari yang akhirnya mendekatimu setelah berbicara dengan Yosano.

"Sepertinya banyak sekali pertanyaan yang ada di dalam pikiranmu, ya [Yourname]-chan," Hikari tersenyum menatapmu

Kamu hanya mengangguk

"Baiklah silahkan tanyakan apa saja kepadaku," ucap Hikari yang di pandang antusias olehmu

"Ano.. jadi begini Hikari-san sebenarnya aku bingung, Ketika kita pertama kali datang kesini, kenapa yang lain bisa mengenal Ranpo? Bukankah seharusnya eksitensi Ranpo sudah hilang?"

Hikari hanya tersenyum lagi

"Itu semua karena kalung itu [Yourname]"

"Eh?" Kamu menatap bingung Hikari

"Kalung itu selain bisa menjadi penghubung antara dunia kita dan dunia Ranpo, mereka juga bisa mempertahankan eksitensi kita, jadi selama kita memegang kalung itu, atau memilikinya, kita dengan mudah berada di dunia ini ataupun dunia kita tanpa harus takut eksitensi kita hilang, tapi semua itu juga ada batasnya" Penjelasan Hikari yang termasuk singkat itu membuat kamu mengangguk

"Kalau seperti itu kita bisa dengan enak tinggal dimana saja? Soalnya eksitensi kita tidak akan hilang, bukan jikalau kita menggunakannya dengan benar?" Pertanyaanmu itu hanya di jawab oleh Hikari dengan gelengan

"[Yourname]-chan, mungkin kita dapat dengan mudah memiliki akses untuk ke dunia ini, tapi kalung itu hanya menjadi portal untuk dunia kita dan dunia ini saja tidak untuk ke dunia yang lainnya, lagipula semua itu tidak semudah yang kamu pikirkan, jikalau kita pergi sesuka hati itu akan merusak keseimbangan antara dunia kita dan dunia ini, [Yourname]-chan," Hikari menjelaskan lagi

"Lalu kalau seperti itu apa tidak masalah kita berada di dunia ini?"

Hikari menggeleng lagi.

"Ini memang sudah tugas kita, kalau terjadi masalah dengan salah satu kalung seperti yang terjadi saat ini, maka mau tidak mau kita harus menyelamatkan kalung itu"

"Eh kita?" Kamu bertanya bingung

"Ya, memangnya Ranpo tidak bilang apa-apa terhadapmu?" Hikari bertanya dan kamu menggeleng

"Si maniak tidak bilang apa-apa kepadaku, memangnya ada apa Hikari-san?"

Hikari hanya tersenyum

"Biar Ranpo sendiri yang bilang kepadamu"

Kamu hanya menghela nafas mendengar penuturan Hikari

"Tapi bukannya Hikari-san yang akan menjelaskannya?"

Hikari hanya mengusap kepalamu

"Nanti juga Ranpo akan menjelaskannya, aku hanya bisa menjelaskan sampai itu saja"

Kamu hanya melihat Hikari yang kembali berbicara dengan Yosano

Sebenarnya banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang ada di benakmu tetapi sepertinya kamu akan menyimpannya dulu untuk nanti.

To be Continued
.
.
.

Holaaa maaf baru bisa up lagi, ini ada yang masih nunggukah? Btw bagian ini ada dua ya jadi ditunggu aja see you
Jangan lupa Vote and komen okeeyy sebagai penyemangatku

Salam.. Ikemen

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top