✨Chapter 7✨

Sakura dan Tsuki kini berada dikamar Riku yang dimansion. Tsuki sedang menelfon seseorang dibalkon sedangkan Sakura berada disamping Riku yang kini masih saja memejamkan matanya.

Mereka mendapatkan laporan dari Shinkai kalau asma Riku kambuh cukup parah. Riku juga dianjurkan berada ditempat tidur selama 3 hari sampai ia stabil kembali.

Tsuki yang baru saja selesai menelfon berjalan mendekati Sakura dan Riku. Tak lupa Aka yang selalu berada disampingnya.

"Belum ada tanda tanda sadar?" Tanya Tsuki cemas.

"Belum. Aka apa yang Riku lakukan saat duel?" Kata Sakura yang masih sentiasa menggenggam tangan mungil Riku.

"Riku awalnya hanya menghindar dan menangkis serangan fisik tapi lama lama memakai sihir. Sihir yang Riku gunakan adalah fire ball blue, ia menggunakannya untuk menangkis dan membalikkan serangan." Jelas Aka.

"Tunggu, sejak kapan Riku menguasai teknik fire blue?" Tanya Tsuki.

"Sudah lama, akan tetapi ia hanya mengeluarkannya saat keadaan genting." Jelas Aka.

Dalam elemen api, elemen ini dibagi menjadi 3 teknik yaitu fire red, fire blue, dan fire black.

Yang pertama, fire red adalah teknik yang umum dikuasai oleh seorang penyihir. Sama seperti namanya, api teknik ini berwarna merah. Panas dari teknik ini berkisar 150° Celcius hingga 400° Celcius.

Yang kedua, fire blue adalah teknik yang kedudukannya lebih tinggi dari fire red. Panasnya berkisar 450° Celcius hingga 1000° Celcius. Api teknik ini berwarna biru. Karena panas dari teknik ini mencapai angka 1000. Apabila si pengguna tidak kuat menahan panasnya, anggota tubuh si pengguna bisa terbakar, itu adalah resiko rendahnya.

Resiko sedangnya apabila tidak kuat dengan panas teknik ini adalah pingsan berhari hari hingga koma dalam jangka waktu yang lama. Lalu resiko terbesarnya adalah kematian.

Yang terakhir adalah fire black, teknik ini adalah teknik terkuat elemen api. Api teknik ini berwarna hitam dan panasnya berkisar 1500° Celcius hingga 5000° Celcius.

Karena panasnya tak main main, banyak pengguna teknik ini yang harus kehilangan anggota tubuh bahkan kehilangan nyawanya. Hanya sedikit orang yang mampu menahan panas teknik ini.

Sakura terkejut karena jari tangan Riku yang ia pegang bergerak. Saat ia melihat kelopak mata Riku, kelopak matanya juga bergerak.

"Ki-kun, panggil Shinkai sekarang." Perintah Sakura. Lalu Tsuki pergi untuk memanggil Shinkai.

"Riku-chan, kamu gak apa apa? Sebentar Shinkai akan datang." Ucap Sakura lembut, tak lama kemudian Shinkai, Tsuki dan Rei datang.

"Riku-kun, apa ada yang sakit?" Tanya Shinkai. Riku menggeleng lemah.

"Riku, kamu kenapa bisa seperti ini?" Tanya Tsuki.

"Hanya kelelahan kakek. Tidak apa, hanya saja sedikit pusing." Jawab Riku lemah.

"Itu karena kamu menggunakan sihirmu terlalu brutal." Protes Aka.

"Ehe...Rei, bagaimana keadaanmu?" Tanya Riku.

"Harusnya kau khawatir dengan keadaanmu sendiri, Riku-sama. Untuk menjawab pertanyaanmu, ya keadaanku baik." Kata Rei.

"Ha'ik ha'ik." Jawab Riku mengalah.

"Riku-kun, sebaiknya kamu berada disini terlebih dahulu untuk memulihkan kekuatanmu. Kalau soal pelantikkan kita akan melakukannya 3 minggu kemudian." Jelas Tsuki.

Setelah itu, mereka semua (-Aka dan Riku) meninggalkan kamar Riku agar ia bisa istirahat.

3 minggu kemudian~

Hari ini adalah hari penobatan Riku, tentunya ia pergi tanpa sepengetahuan orang tua dan saudarinya karena mereka harus menghadiri acara di Osaka dan menginap disana selama 3 minggu.

Tentu saja itu bukan suatu kebetulan. Tsuki lah yang merencanakannya, tentu saja dibantu Roy dan Putri.

Kini Riku sedang berada dikamarnya yang ada dikerajaan, dia sedang menatap dirinya didepan cermin.

Riku menggunakan pakaian dengan aksen merah dan orange, sebuah pedang disamping kirinya dan beberapa kunai di samping kanannya, jubah panjang berwarna merah yang melambangkan keberanian, tak lupa simbol kerajaan sunshine ( matahari berwarna kuning cerah dengan sebuah pedang menancap di tengahnya ) yang berada di dada sebelah kirinya. Tak lupa Aka yang selalu ada disampingnya.

"Ouji-sama, sudah waktunya penobatan." Kata Rei.

"Ha'ik." Riku menarik nafas panjang lalu pergi ke aula kerajaan.

Sesampainya disana, Riku melihat banyak sekali orang. Awalnya gugup tapi setelah dorongan kecil dari Rei dan Aka, akhirnya ia mulai berjalan menuju mimbar didepannya.

"Dihari ini, hari yang sangat bersejarah ini. Kita berkumpul untuk penobatan pangeran Erin menjadi raja ke-107 kerajaan sunshine, raja termuda, menggantikanku Tsuki, raja ke-106. Mohon untuk pangeran Erin silahkan menyampaikan sumpah." Ucap Tsuki.

Dengan suara lantang dan jelas Riku mengatakan sumpah dihadapan para raja dan ratu dari negeri lain. Setelah mengatakan sumpah, Riku menghadap Tsuki untuk menerima mahkota dan secara resmi Riku menjadi raja ke-107 kerajaan sunshine.

"Dimohon untuk raja Erin untuk menyampaikan pidatonya." Riku pun maju dan mulai berpidato.

"Para raja dan ratu terhormat, saya selaku raja ke-107 kerajaan sunshine, akan mencoba menghentikan perang dan juga menciptakan perdamaian. Ingat, perdamaian itu tidak dicari dan juga tidak diincar tapi diciptakan dimulai dari lingkungan kecil kita. Maka dari itu mohon untuk bantuan kedepannya, semoga perang ini akan cepat berakhir." Kemudian sorak sorakkan bergema diseluruh istana. Tsuki dan Sakura melihat punggung Riku bangga dan haru.

Sedangkan Rei, selaku sang ajudan. Merasa bangga karena memiliki tuan yang baik dan juga bijaksana.

Malampun tiba, pesta penobatan Riku/Erin menjadi raja pun berlangsung meriah. Riku/Erin kini sedang berada di taman dekat aula, menikmati indahnya malam.

"Ou-sama, anda tidak menghadiri pestanya?" Riku/Erin menolehkan kepalanya kebelakang dan melihat Rei berjalan menuju kearahnya.

"Apakah mereka mencariku?" Tanya Riku.

"Beberapa. Juga, angin malam tidak baik untukmu." Jawab Rei. Riku/Erin hanya bisa menurutinya karena apabila tidak, Rei akan menceramahinya panjang lebar.

Saat sampai diaula, Riku/Erin mendengar suara yang familiar masuk ketelinganya. Saat mencari sumber suara, ia melihat Nagi berjalan bersama Seth.

"Erin. Apa kabar?" Tanya Nagi.

"Baik, kalian bagaimana di Northmare?" Tanya Riku/Erin bersamaan.

"Baik. Omedettou Erin, diantara raja raja yang ada kamu paling muda diantara kami." Jawab Seth dengan senyum tipis.

"Arigato Seth, aku juga gak percaya. Tapi setelah bertemu beberapa dari mereka, aku mulai percaya." Kata Riku/Erin.

"Ne, Riku kenapa kau tidak memakai nama aslimu?" Tanya Nagi berbisik.

"Kalau sampai ketahuan bisa gempar. Kau tau itukan?" Jawab Riku/Erin santai.

"Sudahlah Nagi, jangan terlalu difikirkan." Ucap Seth.

"Ou-sama, bisa kemari?" Panggil Tsuki. Riku/Erin lalu berpamitan kepada kakak beradik tersebut lalu berjalan menuju Tsuki.

"Ada apa?" Tanya Riku/Erin.

"Waktunya ritual." Riku/Erin mengangguk lalu berjalan mengikuti Tsuki dan Sakura menuju ruang kristal.

Sesampainya disana Riku diminta untuk duduk dilingkaran sihir menghadap kristal lalu meletakkan kedua tangannya di kristal. Tsuki pun mulai merapalkan mantra dan kristal itu mulai bersinar sangat terang.

Sakura terkejut, pasalnya kristal tersebut tidak pernah seterang ini sebelumnya kecuali saat Erin, raja ke-7 mulai meletakkan tangannya dikristal tersebut.

Tsuki pun juga tak percaya, setelah sekian lama semenjak kristal tersebut mengeluarkan sinar secerah ini untuk pertama kalinya dan kini mereka melihat keajaiban yang hanya dimiliki oleh beberapa orang.

Riku yang sedang duduk menghadap kristal mulai melihat sesuatu yang berputar dikepalanya seperti film. Saat sampai di akhir, Riku melihat cerminan dirinya dihadapannya.

"Akhirnya kamu terlahir juga Riku. Perkenalkan aku Erin raja ke-7 dan penjaga pertama kristal kehidupan. Riku, sebenarnya tadi adalah ingatan yang dimiliki oleh kristal ini. Kuharap kau mengingatnya dan juga jagalah kristal ini dari tangan tangan jahat."

Lalu semuanya tiba tiba menjadi gelap dan Riku terbangun dengan nafas terengah engah. Saat melihat ke sekeliling, ternyata ia berada dikamarnya yang berada dimansion.

"Riku, kamu tidak apa?" Tanya Sakura cemas.

"Tak apa. Hanya pusing." Jawab Riku seadanya karena kepalanya swpeeri berputar.

"Syukurlah kamu tak apa." Ucap Sakura.

"Apa yang terjadi?" Tanya Riku.

"Setelah melakukan ritual kamu pingsan." Jawab Tsuki yang ada di sofa kamarnya.

"Kamu melihat sesuatu Riku?" Tanya Tsuki sembari berjalan menuju kearah jendela.

"Ingatan dan seseorang yang sama persis dengan diriku bernama Erin." Tsuki dan Sakura terkejut lalu menyuruh Riku istirahat karena besok dia sangat sibuk. Riku hanya menurut walaupun tingkah dua orang dihadapannya sangat aneh.

Setelah itu mereka berdua pergi ke kerajaan tepatnya ruang kristal.

"Ki-kun, apa itu artinya dia..." Belum juga menyelesaikan kalimatnya, Tsuki langsung bicara.

"Aku juga tidak menyangka, akhirnya reinkarnasi sempurna Erin lahir. Kuharap seperti yang diramalkan oleh buku ini." Ucap Tsuki lalu mendekat ke sebuah buku bersampul coklat muda.

"Ramalan itu ya, 'Reinkarnasi akan merubahnya. Jaga, latih dan lindungi dia. Dia adalah kunci.' tak kusangka ternyata itu adalah cucu kita." Ucap Sakura.

"Ya, benar. Kuharap dia bisa melewati semua tantangan yang Kami-sama berikan." Kata Tsuki. Setelah itu mereka pergi entah kemana.

3 minggu kemudian~

Riku Pov

Hari ini, aku mulai beraktifitas seperti biasa. Rei akan tinggal dimansionku, sedangkan aku akan berada disini hingga saat dimana aku harus sepenuhnya menjalankan kewajibanku menjadi raja.

Sejujurnya saat kakek mengatakan hal itu beberapa hari yang lalu, aku sempat merasa sedih karena harus pergi meninggalkan orang tua dan saudariku.

Tapi aku harus melakukannya. Aku melihat jam yang ada didinding ruang keluarga dan menunjukan angka 6.

Lalu kemudian aku mendengar suara mobil yang sangat familiar. Aku pun keluar dan mendapati orang tua dan saudari ku pulang.

"Tadaima Riku-kun/Ri-chan/Riku-ni." Ucap mereka bersamaan.

"Okaeri minna-san." Balasku dengan senyuman.

"Riku-ni, Hikari rindu." Hikari langsung memelukku dengan tangisannya.

"Nii-san juga rindu Hika-chan." Balasku lalu memeluknya erat.

"Hikari, masuk dan bersihin diri kamu dulu. Baru kamu bisa manja manja lagi dengan Riku." Mendengar perkataan Otou-san, aku melepas pelukannya dan berjalan masuk.

"Riku, kamu masak?" Tanya Otou-san saat melihat meja makan yang sudah rapi dengan berbagai macam hidangan.

"Iya." Jawabku singkat.

"Ya sudah ayo kita makan." Makan malam kali ini sangatlah hangat, aku harap bisa terus menikmatinya.

3 tahun kemudian~

Sudah 3 tahun aku menjadi raja, selama itu juga aku berlatih agar diriku semakin kuat, selama itu juga musuh semakin bertambah.

Hari ini, jadwalku hanyalah berlatih dengan Seth-nii. Aku sedang duduk di sofa kamarku sembari membaca buku dan tiba tiba ada yang mengetuk pintu.

Tok...tok...tok...

"Riku-ni, apa aku boleh masuk?" Ternyata itu Hikari, aku berdiri lalu membukakan pintu.

"Ada apa Hika-chan?" Aku melihat setumpuk kertas yang ada ditangan Hikari. Aku langsung teringat laporan laporan yang diberikan Rei kepadaku dan payahnya belum aku cek hingga sekarang, padahal itu laporan yang dikirim 2 minggu yang lalu.// Riku pikun./ Riku: diem atau aku robek mulut lo/ maaf//runnnnn......

Oke lanjut dan abaikan drama diatas.

"Etoo....Riku-ni, kalau tidak keberatan bisa berikan ini ke sebuah agensi?" Aku memiringkan kepala karena bingung.

"Ini apa?" Tanyaku.

"Lagu, sudah ada lirik dan rekamannya." Aku langsung teringat dengan pertemuanku dengan seseorang.

"Baiklah. Akan ku berikan." Kataku.

"Tapi jangan sampai ada yang tahu kalau aku komposernya." Aku meng-iyakan lalu menutup pintu kamar. Tiba tiba ada panggilan masuk dari kakek.

"Moshi moshi, nande?"
"Riku, bisa kau ke mansion sekarang ada hal yang harus aku bicarakan."
"Ha'ik, aku segera kesana."

Lalu ku matikan panggilan tadi dan bergegas pergi kemansion. Tapi kali ini aku harus izin dengan Otou-san dan Okaa-san. Kalau tidak aku akan dihukum lagi. Kebetulan mereka sedang di ruang keluarga.

"Otou-san, Okaa-san aku pergi ya?" Kataku menuruni tangga.

"Kemana?" Tanya Okaa-san.

"Hanya bermain didekat sini." Jawabku.

"Jangan pulang malam ya." Kata Otou-san.

"Ha'ik, ittekimasu." Lalu aku berteleport ke mansionku, lebih tepatnya ke ruang tamu.

Sesampainya disana, aku melihat ada kakek, nenek, dan satu orang tak kukenal.

Author Pov

"Riku, akhirnya kau datang. Kenapa lama?" Tanya Tsuki.

"Otou-san dan Okaa-san libur. Hikari demam, tapi tadi sempat banget pergi kekamarku." Kata Riku santai.

"Kenapa aku harus kesini sekarang? Jadwal latihanku sore nantikan? Ini masih pagi." Protes Riku.

"Kau bisa tenangkan Riku? Pertama tama aku ingin kau berkenalan dengannya." Riku hanya bisa menurut.

"Nanase Riku desu. Yoroshiku." Kata Riku singkat dengan wajah cemberut.

"Takanashi Otoharu desu. Yoroshiku Riku-kun." Ucap pria yang bernama Otoharu.

"Riku, ada yang ingin kami bicarakan serius." Kata Tsuki dengan penekanan kata.

"Musuh semakin banyak dan brutal Riku-chan. Kini tak hanya kau yang diincar tapi juga keluargamu." Jelas Sakura.

"APA SIH MAU NYA MEREKA?!!" Teriak Riku sembari menggebrak meja yang ada di hadapannya.

"Riku, kau bisa memalsukan identitasmu." Jawab Tsuki.

"Lebih tepatnya kau harus pandai memalsukannya. Apa kau bisa meng-hack?" Kata Sakura.

"Aku sudah melakukannya lama sekali sekitar saat aku berumur 7 tahun." Jawab Riku yang kini sudah mulai santai.

"Setidaknya kamu bisa melindungi informasi keluargamu. Aku dengar dari Rei kamu memasang pelindung di rumah ya?" Tanya Tsuki.

"Ya, setiap sebulan sekali aku harus memperkuat agar tetap bisa menjaga keluargaku saat mereka dirumah." Jelas Riku.

"Ya, kurasa untuk keluargamu kita tak perlu khawatir lagi karena kamu sudah melakukannya jauh jauh hari. Sekarang yang harus dikhawatirkan adalah dirimu. Bagaimana caranya agar kau tak mudah dilukai orang lain?" Ucap Tsuki.

"Kurasa menjadi idol. Idol harus tetap aman agar bisa menghibur penggemar." Saran Sakura.

"Sebaiknya alasannya jangan itu Sa-chan, idol memang jalur aman tapi juga jalur buruk. Tergantung bagaimana kita memandang, menurutku itu cara yang aman dan juga dengan begitu kita bisa dengan mudah mendapatkan informasi." Jelas Tsuki.

"Bagaimana Riku? Apa pendapatmu? Kami tidak memaksamu." Tanya Sakura.

"Aku setuju, lagipula itu mimpiku. Tapi diagensi mana?" Ucap Riku dengan senyum tulusnya.

"Kalau soal itu serahkan padaku. Aku mendirikan agensi dan juga kau masih ingat pria yang memberimu kartu nama?" Riku mengangguk dan mengeluarkan sebuah kartu nama.

"Itu kartu yang aku berikan. Untuk masalah penyakit mu, tenang saja agensi akan mengurusnya. Tapi kau harus memberitahu orang tuamu dan juga tentu saja persetujuan dari mereka." Jelas Otoharu. Riku menangguk lalu ia pamit untuk pulang dan memberitahukan perihal tadi.

Riku kini sudah berada didepan pintu masuk, lalu ia mulai memasuki rumahnya.

"Tadaima." Kata Riku memasuki rumah.

"Okaeri Ri-chan." Jawab Mina.

"Otou-san dan Hika-chan mana?" Tanya Riku lalu ia pergi mengambil air putih.

"Dikamar, ada apa Ri-chan?" Jawab Mina.

"Bisa kumpulkan mereka ada yang ingin aku bicarakan." Kata Riku. Mina langsung memanggil sang anak dan suaminya. Tak butuh waktu lama, Hikari, Kairo dan Mina menuruni tangga.

"Ada apa Riku-ni?" Tanya Hikari.

"Otou-san, Okaa-san, Hika-chan. Aku ingin menjadi seorang idol." Kata Riku.
.
3 detik
.
.
2 detik
.
.
.
1 detik

"HAH?!1!1!1!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

Yuhu...Amy kembali dengan chapter baruuuuuuuuuu.......

Akhirnya setelah melewati gunung dan lembah, sampai juga ketempat tujuan./// Eh sumpah lebay.

Ok, pertama tama, Amy sangat bahagia karena book ini tembus 1k pembaca. YEY!1!1!1.

Astaga Amy kira akan dapat 1k saat sudah 1 bulan lebih, ternyata dalam waktu kurang satu bulan. Amy seneng banget😭😭😭😄😄

Yang kedua, Amy sebenarnya ingin membuat QnA dalam rangka merayakan 1k pembaca. Tapi masih ragu ragu, Amy ingin meminta pendapat kalian para readers.

Enaknya bikin atau gak?

Komen ya. Ok, sekian dulu dan sekali lagi terima kasih banyak buat yang sudah dukung book ini.

Jaa ne~

Write: 18/10/2020 - 20/10/2020
Publish: 20/10/2020

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top