✨Chapter 3✨
Hikari Pov
"Ya sudah, tapi kalau ada apa apa telefon ya, Ri-chan." Ucap Okaa-san.
"Ittekimasu." Kataku dan Okaa-san.
Sejujurnya aku masih khawatir dengan Riku-nii. Pasalnya Rui-sensei tidak bisa datang hingga beberapa hari karena ia harus pergi untuk merawat ibunya yang sedang sakit.
"Hi-chan, kamu hati hati dijalan ya. Kalau terjadi apa apa hubungi Otou-san atau Okaa-san. Kami akan pulang sebelum makan malam. Ok, jaa." Kata Okaa-san saat sebelum berangkat. Aku hanya mengangguk lalu melambaikan tanganku.
"Minna, kita berangkat sekarang. Haru sudah menunggu." Ucap Joko setelah mendapatkan notifikasi pesan.
"Taka juga sebentar lagi sampai. Hikari-nee nanti kau pulang sendiri tak apa? Karena kami harus pergi setelah bertemu Haru." Kata Ima, aku tersenyum lalu mengangguk. Tak lama kemudian, sebuah limosin hitam berhenti tepat dihadapan kami.
"Ima-sama, saya bisa antarkan kemana?" Ucap seorang sopir sembari membukakan pintu.
"Cafe xxx, Taka." Jawab Ima.
"Ha'ik"-Taka.
Limosin tersebut melaju membelah jalan. Daripada bosan, aku pun memutuskan untuk mendengarkan lagu.
"Hika-nee, nanti jangan terkejut ya."-Riko.
"Maksudnya?" Tanyaku penasaran.
"Ya, intinya jangan terkejut aja. Jangan teriak juga."-Joko. Aku sebenarnya tak paham maksud mereka tapi ku iya kan saja.
Akhirnya setelah beberapa lama, kami pun sampai. Kami pun masuk ke cafe tersebut dan hanya melihat seseorang yang duduk sembari menikmati kue didepannya.
"Haru, maaf ya kami lama. Jalanan ramai banget."-Ima.
"Tenang saja, aku juga sebenarnya baru sampai kok. Siapa gadis itu?" Ucapnya sambil menunjukku.
"Nanase Hikari desu, yoroshiku onegaishimasu." Kataku sopan.
"Sakura Haruki desu. Yoroshiku onegaishimasu." Aku terkejut setengah mati, tapi aku langsung ingat apa yang dikatakan oleh Joko lalu aku bersikap seperti biasa.
"Haru, kami disini tidak akan lama karena kami dapat pesan dari kapten besar. Aku kemari karena ingin memberikan berkas ini kepada mu dan ingin memperkenalkan Hikari-nee kepadamu."-Ima.
"Wah aku kira akan selesai 1 minggu lagi."-Haruki.
"Jangan ngeremehin Ima, Haru."-Riko.
Aku hanya bisa menyimak dalam diam karena tak tahu apa yang mereka bicarakan.
"Baiklah, Haru kau bisa mengobrol dengan Hikari sekarang. Hika-chan kami pergi dulu. Jaa ne~." Ucap Joko sebelum mereka keluar cafe.
"Hikari, aku dengar kamu punya kakak ya?" Tanya Haruki tiba tiba. Sontak aku kaget, lalu aku mulai menjawab.
"I..iya..bagaimana Sakura-san tahu?" Jawabku gugup.
"Haru, panggil aku Haru dan aku tahu karena Joko memberitahuku." Jawab Haruki lalu mengedipkan sebelah matanya.//oh my god...
Author Pov
"Ha'ik Haru-san."-Hikari.
"Hikari, kamu bisa suruh kakak mu kemari?"-Haruki.
"Bisa, sebentar." Lalu Hikari mengirim pesan kepada Riku.
Riku-nii💞
Riku-nii
Bisa ke cafe xxx?
Bisa kok.
Kamu tunggu didalam aja ya, jangan kemana mana.
Siap.
Setelah itu Hikari dan Haruki mengobrol tentang musik dan bertukar nomor. Bahkan dia memberikan tips agar bisa membuat lagu yang memikat hati orang lain.
Tak lama kemudian, Riku dan Tsuki datang. Saat Hikari memberitahukan nama Haruki, Riku terkejut senang. Beda halnya dengan Riku, Tsuki nampak heran kenapa Haruki ada disini.
"Haru, ngapain kamu kesini? Biasanya kamu di markas." Tanya Tsuki.
"Gak ada pelatihan sama misi. Kebetulan tadi ketemuan sama trio."-Haruki.
"Oh."-Tsuki.
"Ano....Hika-chan bisa kita pergi sekarang?"-Riku.
"Doushite(kenapa) Riku-nii?"-Hikari.
"Akan aku jelaskan dijalan."-Riku.
"Riku, jangan beritahu soal statusmu sebagai putra mahkota." Bisik Tsuki. Riku hanya mengangguk.
"Haru-san kami pergi dahulu ya. Jaa ne." Ucap Hikari lalu mereka pergi meninggalkan cafe.
Saat mereka sampai ditempat parkir, Kuro pun membukakan pintu. Hikari yang masih bingung pun memutuskan untuk bertanya, walau sedikit ragu(baca: malu).
"Riku-nii, aku minta penjelasan."-Hikari.
"Ok, jadi yang pertama orang ini adalah kakek kita. Yang kedua Nii-san mendapatkan beberapa harta warisan dari kakek yang sebagian besar sekarang dimiliki Otou-san. Jangan beri tahu Okaa-san dan Otou-san."-Riku.
"I...ini be..beneran kakek?!"-Hikari.
"Hikari, ternyata sudah besar ya."-Tsuki. Hikari pun memeluk Tsuki sambil menangis haru.
"Riku-san, kita sudah sampai."-Kuro.
"Baiklah, Hikari ayo turun. Arigato Kuro-san." Kata Riku, lalu mereka turun dari limosin tersebut dan disambut oleh beberapa butler.
"Riku-sama, selamat datang." Ucap salah satu butler.
"Sugoi, aku gak nyangka kalau mansionnya sebesar ini kek." Kata Riku takjub.
"Namanya mansion utama ya sebesar ini Riku. Ya sudah ayo masuk. Setelah itu kita berkeliling." Ucap Tsuki lalu mereka masuk kedalam mansion.
Mansion tersebur terlihat seperti istana dengan berbagai pernak pernik yang indah. Ornamen tersebut rata rata berwarna merah, orange, atau putih. Hiasan dindingnya hampir semuanya dibuat dari batu mulia.
Mereka berkeliling hingga kehalaman belakang. Disana terdapat air mancur setinggi 5 meter dan dikelilingi oleh beberapa bunga. Disalah satu sudut, ada pohon sakura dengan bangku taman disampingnya. Cocok sekali untuk melepas penat.
"Sugoi, kirei ne." Ucap Hikari senang.
"Udara disini juga cocok untukku." Kata Riku setelah menghirup udara.
"Baiklah sekarang kita ketempat latihan."-Tsuki.
"Kita latihan sekarang?"-Riku.
"Tidak, kita hanya melihat lihat saja. Dan mencari senjata yang cocok untukmu."-Tsuki.
"Wakatta. Hika-chan, kamu mau disini atau ikut kami?"-Riku.
"Aku disini dulu saja ya Riku-nii. Boleh kan?"-Hikari.
"Baiklah." Setelah itu Riku dan Tsuki berjalan menuju ruang latihan yang dimaksud oleh Tsuki. Ruangan tersebut terletak dibawah tanah. Walaupun begitu, udara disana tidak pengap.
"Baiklah kita sampai." Ucap Tsuki saat sampai didepan pintu besi.
Saat mereka masuk, disana terdapat banyak sekali senjata. Ada pedang, belati, panah, katana dan lainnya.
"Riku, sekarang kamu pilih dahulu senjatamu."-Tsuki. Riku pun mulai berjalan melihat lihat.
Sudah 15 menit tapi Riku masih saja belum menemukan senjata yang tepat. Akhirnya ia sampai ditempat alat alat ninja. Riku langsung mengambil kunai, senjata yang sudah mencuri perhatiannya.
'Ringan, mudah dibawa dan kecil. Cocok sekali untuk ku.' batin Riku sambil sedikit memainkan kunai tersebut.
"Bagaimana Riku?" Tanya Tsuki sambil berjalan kearah Riku.
"Aku akan mencoba latihan dengan ini." Jawab Riku, lalu mereka mengambil kuda kuda dan mulai menyerang satu sama lain.
Sudah 30 menit berlalu, nafas Riku mulai tak beraturan.
"Kita sudahi dulu. Kita akan latihan lagi 3 hari mendatang. Pastikan kau menyembunyikan kunaimu dari siapa pun. Terutama keluargamu." Kata Tsuki lalu ia mendekati Riku.
"Ya, lagi pula hari ini hanya mencari senjata andalan kan?" Ucap Riku sembari menstabilkan nafasnya.
"Tapi kau tetap harus bisa menggunakan semua senjata. Termasuk senjata api."-Tsuki.
"Baiklah, oh dan aku bisa ke sini dengan bebas?"-Riku.
"Tentu saja Riku. Mau lihat mobil?" Tawar Tsuki. Riku mengangguk semangat lalu mereka pergi ke garasi. Sesampainya di garasi, mereka disambut oleh 2 lamborgini dan 5 limosin yang berbeda ukuran.
"Sugoi, aku kira limosinnya panjangnya sama semua. Ternyata beda."-Riku.
"Riku, kamu mau coba bawa lamborgininya?"-Tsuki.
"Tapikan aku gak bisa bawa mobil."-Riku.
"Besok kamu kesini bisa?"-Tsuki. Riku mengangguk.
"Baiklah kalau begitu, besok akan aku ajarkan mengendarai lamborgini."-Tsuki.
"EHHHH!!!LANGSUNG?!!!!"-Riku.
"Yap, tenang saja Riku. Sama kok seperti mobil pada umumnya, hanya saja kecepatannya saja yang berbeda." Riku hanya menghela nafas lalu mengangguk.
"Besok akan ku jemput. Kau dan Hikari lebih baik pulang sekarang, nanti Kairo nyari kalian."-Tsuki
"Hika-chan mana?" Tanya Riku sambil menoleh kekanan kiri.
"Nyari apa Riku-nii?" Ucap Hikari yang baru saja tiba bersama Kuro.
"Nyari kamu lah. Ya udah ayo pulang, Kuro langsung saja ok. Mata ne." Ucap Riku, lalu mereka berdua memasuki limosin.
"Hati hati Riku Hikari." Setelah itu Tsuki pun menghilang ke suatu tempat.
Di dalam limosin
"Riku-nii, kenapa Otou-san dan Okaa-san tak perlu tahu soal warisan itu?" Tanya Hikari.
"Nii-san hanya tak ingin mereka tahu saja." Ucap Riku sedikit cuek.
"Baiklah. Tapi kalau ada masalah, bisa cerita ke Hikari kok. Siapa tahu bisa bantu." Kata Hikari dengan percaya diri.
"Iya, Nii-san tahu itu. Kuro-san bisa cepat lagi." Ucap Riku sambil tersenyum. Kuro hanya mengangguk lalu menambahkan kecepatannya.
Tak butuh waktu lama akhirnya mereka sampai dirumah. Riku dan Hikari turun, "Kuro-san arigato gozaimasu." Kata Riku.
"Douitashimashite Riku-san." Lalu limosin tersebut pergi.
"Riku-nii, ayo masuk. Sebentar lagi Otou-san dan Okaa-san pulang." Riku pun berjalan mendekati Hikari yang sudah berada didepan pintu.
"Tadaima." Ucap Hikari dan Riku bersamaan.
"Okaeri. Kalian darimana saja Ri-chan, Hi-chan? Okaa-san khawatir." Ternyata Mina sudah pulang dan kini sedang memasak.
"Riku, tadi hanya berjalan jalan dan kebetulan bertemu Hikari dijalan." Jawab Riku bohong.
"Iya, lagipula Riku-nii selalu bawa inhaler kemanapun. Jadi tak perlu khawatir." Kata Hikari lalu ia menaiki tangga dan langsung bergegas menuju kamarnya.
"Okaa-san kami mandi dahulu. Otou-san belum pulang?"-Riku.
"Katanya tadi akan pulang saat makan malam. Ya sudah kalian mandi dahulu." Riku mengangguk dan menaiki tangga menuju kamarnya yang berada disebelah kamar Hikari.
Riku Pov, Riku side.
'Sungguh hari yang melelahkan. Tapi juga seru. Besok aku kesana lagi untuk belajar mengemudi. Memang boleh? Diumurku yang masih muda ini.'
'Lebih baik lihat besok saja. Tapi aku masih penasaran kekuatan apa yang aku miliki? Dan dimana aku harus mencari ajudan? Hah....bingung banget deh.'
'Apalagi kalau aku seorang putra mahkota berarti calon raja. Menjadi raja berarti seperti memerintah negara. Astaga, sepertinya hidupku kali ini tak akan semulus biasanya.'
Aku pun langsung memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri. 5 menit pun berlalu, kini aku sudah siap dengan piyama.
Malam ini setelah makan malam, aku memutuskan untuk menonton film lalu tidur.
Hikari Pov, Hikari side.
'Astaga, hari ini aku senang banget. Akhirnya aku bisa ketemu dengan Sakura Haruki dan punya nomor nya. Kami-sama, arigato gozaimasu.'
'Aku juga gak percaya kalau tadi aku bertemu dengan kakek lagi. Setahuku kakekkan harusnya menghilang 5 tahun lalu. Ya, itu gak penting ya. Hah...gerah mau mandi dulu. Lalu ngerjain tugas.'
Setelah itu, aku langsung pergi mandi. Butuh waktu 10 menit untuk ku membersihkan diri dan akhirnya aku siap dengan piyama favoritku.
Setelah makan malam, aku berencana untuk mengerjakan tugas lalu melanjutkan laguku yang kemarin.
Author Pov
Setelah Riku memasuki kamarnya, Kairo pun pulang dengan senyuman yang sangat berarti.
"Tadaima, are Mi-chan udah pulang?" Kata Kairo saat memasuki rumah.
"Okaeri Kai-kun, udah dari tadi sih. Anak anak juga baru pulang." Ucap Mina menyambut Kairo.
"Souka, ya sudah kalau begitu aku mandi dulu ya Mi-chan." Kata Kairo lalu pergi kekamar.
Mina pun melanjutkan kegiatan memasaknya. Riku yang baru saja selesai mandi pun turun.
"Okaa-san, ada yang bisa Riku bantu?" Tanya Riku saat sampai ke dapur.
"Bisa tolong tata kan alat makannya Ri-chan?" Ujar Mina sambil memasak.
"Ha'ik. Ne Okaa-san, besok Riku bisa keluar lagi?" Tanya Riku sambil menata alat alat makan dimeja makan.
"Mau kemana Ri-chan? Sepertinya akhir akhir ini kamu sering keluar rumah." Kata Mina sambil membawakan masakan yang baru saja matang.
"Hanya bertemu teman Okaa-san, tak lama kok. Boleh kan?" Ucap Riku dengan jurus puppy eyes andalannya.// Ya iyala orang imut banget woy....
"Hah...baiklah, tapi jangan sampai malam ya." Kata Mina yang tak kuat dengan puppy eyes Riku.
"Yatta, arigato Okaa-san." Ucap Riku sambil memeluk Mina.
"Douitashashite Ri-chan. Ya sudah sekarang tolong bawakan masakan itu kemari oke." Kata Mina.
"Ha'ik, Okaa-san." Hanya butuh waktu 5 menit untuk menata semuanya di meja makan.
"Masak apa Okaa-san?" Tanya Hikari saat baru turun tangga.
"Hanya kare." Jawab Mina lalu ia mencuci tangannya.
"Sudah siap ternyata, kalau begitu ayo makan." Ucap Kairo.
"Ittedakimasu." Mereka pun makan dengan damai. Tak jarang terjadi pertengkaran antara Riku dan Hikari karena memperebutkan makanan.
Setelah selesai makan, Hikari membantu Mina mencuci piring sedangkan Riku membersihkan meja makan.
"Ne, Otou-san punya berita bagus." Ucap Kairo dengan muka bahagia.
"Berita apa Kai-kun?" Tanya Mina sambil menata piring yang sudah bersih ke rak.
"Minggu depan kita akan ke Okinawa." Jawab Kairo.
"..."
"Untuk liburan." Lanjut Kairo.
"..."
"Yatta!" Sorak Hikari dan Riku.
"Memang sudah dapat tiket pesawat?" Tanya Mina.
"Tenang Mi-chan, semua sudah diurus." Kata Kairo santai.
"Otou-san kita akan menginap dimana?" Tanya Riku.
"Hotel xxx."-Kairo.
"Hountoni?! Hotel yang terkenal di Okinawa?!"-Hikari.
"Sou sou."-Kairo.
"Yatta." Sorak Riku dan Hikari(lagi).
"Otou-san, Okaa-san. Aku akan ke kamar." Kata Riku.
"Oyasumi Riku-kun/Riku-nii/Ri-chan."
"Oyasumi mo." Lalu Riku pergi kekamar. Sebenarnya, sebelum Kairo memberitahukan berita bagusnya. Riku mendapat pesan dari Tsuki untuk pergi kekamar.
Riku Pov
Saat menaiki tangga aku langsung membaca ulang pesan yang dikirimkan kakek.
Tsuki Oji-san
Riku, ada yang ingin aku beritahukan.
Kamu kekamar ya, aku tunggu dibalkon.
Tak perlu dijawab.
'Kira kira apa ya? Apa hal yang penting banget?'
Aku terus berargumen sendiri hingga aku memasuki kamarku. Gelap, itu yang aku lihat.
'Perasaan tadi lampunya nyala, kenapa sekarang mati?' batinku.
Aku pun mencari tombol lampunya dan ku nyalakan. Hal yang pertama aku lihat adalah seekor burung yang dikelilingi api.
'Bukannya itu phoenix? Kenapa bjsa disini?' aku mendekati phoenix tersebut dengan perlahan. Aku mencoba memegang burung tersebut dan respon yang burung itu berikan sangat bagus, ia nyaman dengan ku.
"Ternyata kamu bisa menjinakannya dengan mudah ya Riku." Aku mendengar suara yang familiar dari arah balkon, saat ku menoleh ternyata kakek ada di sana dengan seorang wanita.
"Riku, sekarang burung itu milikmu." Ucap kakek sambil mendekat.
"Bagaimana kalau Otou-san dan Okaa-san tahu?" Tanya ku khawatir.
"Hanya orang spesial yang bisa melihatnya Riku. Jangan khawatir." Akhirnya aku bisa bernafas lega, aku kira dia bisa dilihat oleh semua orang.
"Akan ku namakan kau Aka. Karena warnamu merah." Ucapku senang.
"Oh dan aku membawa tamu." Kata kakek sambil menatap wanita yang bersamanya tadi. Aku tak bisa melihat wajahnya karena tertutup bayangan.
"Siapa?" Tanya ku memiringkan kepala.
"Kau mengenalnya, Sa-chan sampai kapan kau akan bersembunyi." Ucap kakek.
"Jangan memanggilku dengan suffix -chan. Geli tau." Kata wanita itu, tunggu sepertinya aku kenal dengan suara ini.
"Maka dari itu, jangan sembunyi terus. Lihat, Riku sampai bingung." Lama kelamaan aku makin bingung.
"Hah...baiklah. Riku-kun, hisashiburi. Rindu aku?" Aku mematung saat mengetahui siapa wanita itu.
"Riku-kun, ini aku....
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
nenekmu, Nanase Sakura."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc
Yey chapter 3 selesai juga. Gimana? Masih setiakan? Masih nungguin? Seru gak ceritanya?
Mohon dukungan dengan vote dan komen ya.
Jaa ne~
Write: 07/10/2020 - 11/10/2020
Publish: 11/10/2020
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top