✨Chapter 25✨

3 bulan kemudian...

Sudah 3 bulan sejak Riku sadar dari koma dan keadaannya makin membaik. I7 masih hiatus agar Riku bisa fokus ke kesehatannya.

Para idol lainnya tak pernah absen untuk berkunjung ke dorm I7 terutama Tenn. Kini I7 sedang sarapan bersama.

"Ne minna." Semua mata menuju ke Riku.

"Nande Nanase-san?" Riku menarik nafas.

"Sampai kapan kita akan hiatus? Aku rindu para fans, lagipula aku sudah baikan."

"Aku juga, tapi sachou menyuruh kita hiatus dahulu." Ucap Mitsuki.

"Aku akan menemui sachou. Aku akan memintanya untuk mengakhiri hiatus." Kata Riku mantap.

"Kita yang akan menemui sachou, bersama. Tapi Riku, kenapa raut wajahmu sedari tadi kelihatan sedih?" Yamato yang sedari memperhatikan Riku pun akhirnya bertanya juga.

"Apa boleh kalau kita kumpulkan para idol? Ada hal yang harus aku beritahukan." Mereka menyanggupi keinginan Riku dan melanjutkan sarapan mereka.

Skip time~

Kini para idol sudah berada didorm I7 tapi mereka tidak melihat Riku.

"Dimana Nanase?" Tiba tiba bel dorm mereka berbunyi. Saat Iori ingin membukakan pintu, ternyata Riku sudah membukakan terlebih dahulu.

Disaja terdapat Kairo, Mina, Hikari, Tsuki, Sakura, para menejer dan juga sachou.

"Nanase-san, kau yang mengundang mereka?" Riku mengangguk lalu ia memanggil Rei yang masih ada dikamarnya, sedang membaca buku.

"Hah...baiklah terima kasih kalian sudah mau datang. Ada hal yang ingin aku sampaikan dan aku tak akan mengulanginya." Riku pun menarik nafas panjang.

"Aku akan pergi." Semua orang(-Rei, Sakura, Tsuki dan Hikari) terkejut akan pernyataan Riku.

"Maksudmu pergi kemana Riku?" Tanya Mitsuki.

"Sepertinya kau harus bercerita dahulu Riku-sama." Ichi yang tiba tiba muncul pun mengagetkan Riku.

"Kebiasaan deh, tapi apa yang kau katakan benar. Aku akan menceritakan semuanya agar kalian tahu alasanku." Riku pun menceritakan dari setelah Tenn menunggalkan keluarganya, lalu bertemu dengan Tsuki dan Sakura, kemudian pertemuan dengan Ima juga saudaranya, kenyataan tentang Riku kalau dia adalah seorang putra mahkota, pertemuan dengan Nagi dan Seth, pelantikan menjadi raja, lalu tujuannya menjadi idol, bertemu dengan Tenn.

Semuanya ia ceritakan sedetail mungkin, tapi tetap ada beberapa bagian yang memang tidak Riku ceritakan karena itu adalah masalah pribadi.

"Ya sampai akhirnya aku seperti sekarang dan rakyat menungguku, aku belum melaksanakan tugasku sebagai raja sepenuhnya. Jadi aku harus pergi." Pungkas Riku.

"Riku apa kau tidak bisa disini saja bersama kami?" Tanya Yamato sebagai leader.

"Gomen Yamato-san, kerajaan sunshine membutuhkan sesosok pemimpin dan akulah pemimpinnya. Lagipula, dunia immortal dengan dunia manusia bersebelahan. Jadi aku bisa kemari saat aku tak ada pekerjaan." I7 menangis lalu mereka memeluk Riku. Iori yang paling keras saat menangis karena dia pasti akan merindukan sosok Riku yang ceria dan polos.

"Baiklah, I7 akan mengadakan konser bulan depan untuk menandai berakhirnya hiatus dan Riku-kun kau bisa mengumumkan pengunduran dirimu saat konser." Riku mengangguk dan kemudia para idol lain menyusul memeluk Riku.

1 bulan kemudian...

I7 kini sedang bersiap untuk konser mereka setelah hiatus. Tak hanya I7 tapi juga TRIGGER dan Re:vale.

"Sungguh aku gugup banget. Sudah lama kita tidak konser." Keluh Mitsuki.

"Ya kau benar Mitsu. Tapi kita harus menampilkan yang terbaik." Kata Yamato.

"Yes desu, we must semangat desu." Mereka tertawa riang. Re:vale pun datang disusul dengan TRIGGER.

"Kouhai ku~" Sapa Momo saat berada dibackstage.

"Momo-san." Momo langsung menerjang Riku.

"Apa kau akan keluar organisasi? Kalau kau keluar sepi." Riku yang ditanya pun menjawab.

"Aku akan keluar. Kakek dan nenek melarangku untuk capek." Momo yang mendengar pernyataan Riku pun menangis bawang.

"Aku akan merindukanmu." Momo menduselkan kepalannya diperut Riku.

"Minna sudah saatnya." Mereka pun menyemagati diri mereka dan naik ke panggung.

"Minna tadaima." Ucap Riku diatas panggung. Konser berlangsung meriah. Para penggemar berkali kali meminta encore pada mereka.

"Baiklah 1 lagu terakhir ya, ini adalah lagu debut soloku. Septet For..." Musik mengalun dan Riku mulai menyanyi.

Utaou Septet
Saisho ni narashita ano neiro wa
Bokura no Heart beat
Soroete sing with
Doko e de mo hashiresou da nante waratta

Riku meneteskan air matanya tapi segera dia hapus dan menyanyi kembali.

Ano ne, hontou wa iitai koto ga atta
Kaze ga yamu sono mae ni kotaete
Kore kara owari no nai tabiji e yume o haseru
Tooku o miagete bakari de wa irarenai, itakunai

Riku menyanyikan lagu dengan penih perasaan. 'Aku akan merindukan momen ini. Momen dimana aku bisa memberikan senyuman tulus.' batin Riku.

Kuri kaeshite nobotte iku
Rasen no youna merodii no uzu
Hajimari wa chiisai oto hitotsu demo
Hitori kiri ja kansei shinai
SEPTET wa nanatsu no hikari
Bokura o tsunagu niji no you da ne
Dare ka no tame ni kanadeyou

Para idol mendekat ke arah Riku lalu mereka berpelukkan. Para fans yang melihat adegan itu pun berteriak histeris.

"Minna ada hal yang ingin aku katakan, kalau aku Nanase Riku memutuskan untuk mengundurkan diri dari dunia musik." Seluruh penonton terkejut.

"Untuk alasan aku keluar, aku tidak bisa memberitahukannya. Lalu posisi center akan aku berikan kepada Iori, jaga Idolish7 untukku ya." Kata Riku.

"Nanase-san." Semua orang yang ada ditempat itu pun merasa sedih. Satu persatu para idol mengucapkan salam perpisahan kepada Riku.

"Riku, kau jaga diri baik baik. Kami akan merindukanmu."-Yamato.

"Riku aku akan merindukanmu. Kau jangan lupakan kami."-Mitsuki.

"Rikkun jangan lupakan aku."-Tamaki.

"Riku-kun, arigato untuk momen momen indah kita."-Sogo.

"Riku, watashi akan miss you. Don't forget me."-Nagi. "Nagi kita masih bisa ketemu. Kau lupa kalau kau itu seorang pangeran?" Kata Riku lewat telepati.

"Biar kelihtan sedih." Riku sweatdrop mendengar balasan Nagi.

"Nanase, sebagai teman dan rivalmu aku senang. Jangan lupakan kami."-Gaku.

"Riku-kun, kita memang tidak terlalu dekat tapi jangan lupakan aku."-Ryu.

"Kouhai ku, jangan lupakan aku. Kita sudah sering bersama. Kamu hati hati diluar sana."-Momo.

"Riku-kun, jangan lupakan kami. Jaga baik baik dirimu."-Yuki.

"Nanase-san kau partner, teman dan member yang sangat baik. Dengan tingkahmu yang lucu, kau membawakan kebahagiaan bagi kami. Kau juga membuatku ingin terus mendorongmu maju. Arigato Nanase-san."-Iori.

"Sejak kapan kau tidak Tsun Iori?" Tanya Riku polos.

"Aku gak Tsun." Tawa pun pecah tapi tetap ada perasaan sedih diantara mereka.

"Riku, kau benar benar orang yang kuat. Maaf kalau ada kata kata kasar yang keluar dari mulutku. Maaf kalau aku belum bisa menjadi seseorang yang bisa melindungimu." Riku memeluk Tenn.

"Tenn-nii, kau orang yang baik. Aku senang bisa bertemu denganmu, walau kita terpisah tapi kita tetap terhubung. Aku akan merindukan kalian." Mereka pun berpelukkan dan konser pun berakhir.

Mereka turun ke backstage dan disana sudah ada orang tua Riku, Hikari, Rei dan juga Tsuki.

"Riku, kau sudah lakukan yang terbaik. Besok kau harus pindah, kerajaan membutuhkanmu." Kata Tsuki.

"Tenn, kau dan Aya sudah kembali ke keluarga kalian masing masing. Jadi, jangan sembunyikan fakta lagi." Lanjut Tsuki.

"Hounto?!" Tsuki mengangguk, Hikari langsung menerjang Tenn.

"Tenn-nii. Akhirnya, Hikari rindu." Tenn yang mendapatkan perlakuan itu membalas pelukan Hikari.

"Minna apa aku bisa meminta 1 hal?" Tanya Riku.

"Apa Nanase-san?"

"Kalau kamarku didorm tetap ada. Bisakan?" Pinta Riku.

"Kami juga akan meminta hal yang sama Riku." Jawab Mitsuki. Lalu mereka kembali ke dorm masing masing.

Keesokkan harinya...

Para idol kini sedang berkumpul(lagi) didorm I7 untuk mengantar kepergian Riku. Jujur mereka sedikit tidak sanggup untuk melepas adik, teman, partner, sahabat mereka.

"Tenn-nii, kumohon kau jaga keluarga kita. Aku tak akan meninggalkanmu selamanya, jangan menangis ya." Kata Riku memeluk kakaknya.

"Riku apa tidak ada jalan lain? Kami masih ingin bersamamu." Riku tersenyum kecil.

"Gomenasai, tapi ini sudah kewajiban dan tanggung jawabku. Iori, jaga IDOLISH7 oke. Kalau kalian ingin merekrut member untuk menggantikan center tak apa, raihlah impian kalian." Kata Riku kepada I7.

"Na ie Riku-san center I7 hanya kau Nanase Riku. Kau jaga juga dirimu baik baik." Iori dan Riku berpelukan. Rei yang baru saja keluar dari dorm sembari membawa kopernya dan Riku.

"Ou-sama, saatnya kita pergi." Riku melepaskan pelukannya dan menatap lembut Iori yang masih terisak.

"Iori, aku punya pesan untukmu. Jangan memendam semuanya sendiri, kami ada bersamamu. Minna-san, aku pergi. Kalau kalian rindu, kalian pergilah ke kamarku. Kalau kalian ingin tulis surat taruh saja dikamarku. Kalian juga bisa memanggilku dari kamarku aku akan datang. I'm promise, tapi jangan terlalu sering." Riku dan Rei pun pergi meninggalkan para idol yang masih terdiam.

"Ou-sama, apa menurutmu Nagi-sama akan kembali ke Northmare?" Tanya Rei.

"Entahlah, tapi Seth-nii pasti akan menjemputnya. Kuro-san kecepatan penuh, aku ingin tiba diistana secepatnya." Kuro mengangguk lalu mereka menyeberangi dimensi.

"OU-SAMA!!" Ucap para rakyat kerajaan sunshine. Riku yang mendengar hal itu tersenyum lalu melambaikan tangannya.

"Ou-sama kita hampir sampai diistana." Riku pun membereskan barang yang tadi ia keluarkan.

"Ou-sama, Rei-sama selamat datang." Sambut para penjaga dan para pelayan. Riku dan Rei langsung pergi ke ruang singgasana dan disana mereka disambut oleh banyak sekali orang.

"Ou-sama akhirnya kau datang. Semua orang sudah menunggumu." Kata Sakura. Riku berjalan ke arah singgasana dan pesta penyambutan Riku pun dimulai.

Mereka berpesta hingga malam, ditengah pesta Riku pergi ke balkon menatap langit malam.

"Riku, apa yang kau pikirkan?" Tanya Tsuki.

"Tidak, hanya saja biasanya aku jam segini kalau tidak ada job pasti kumpul dengan memberku." Tsuki merangkul Riku.

"Daijobu, kau belum terbiasa. Oh dan ada yang ingin bertemu denganmu." Riku membalikkan badannya dan dihadapannya terdapat seorang gadis sekitar 16 tahun.

"Ou-sama." Gadis tersebut terlihat gugup. Riku mendekat.

"Panggil Riku saja, namamu siapa?" Gadis tersebut masih terlihat gugup plus malu. Riku melirik Tsuki, Tsuki yang tahu maksud ia pun pergi.

"Mau ikut denganku?" Tanya Riku setelah Tsuki pergi.

"Kemana?" Tanya gadis tersebut. Riku menggendong gadis tersebut bridal style lalu ia melesat melewati pepohonan dan kemudian mendarat disebuah batu.

Dibelakang mereka terdapat air terjun dan disinilah tempat favorit Riku. Gadis tersebut takjub akan pemandangan yang ada dihadapannya.

"Jadi? Siapa namamu?" Tanya Riku lagi.

"Yuuki, Mizuni Yuuki aku baru 16 tahun. Aku juga penggemar beratmu." Ucap gadis yang bernama Yuki malu malu.

"Yuuki-chan, kau pasti kecewa kalau aku keluar dari dunia musik. Gomen ne." Yuki tersenyum kecil.

"Daijobu, Riku-san. Aku tahu alasanmu keluar kok." Riku terpana dengan aura yang dipancarkan Yuki. Sangat tenang, dia seperti berada di dekat Mina dan Hikari.

Tanpa Riku sadari ia telah jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Yuki. Tanpa Yuki sadari pula, ia juga jatuh cinta pada Riku.

"Ano Riku-san..."

"Riku saja, tidak perlu pakai suffix apapun." Bantah Riku.

"Ha'ik, Riku apa kita tak apa berada disini?" Riku menaikkan satu alisnya.

"Memang kenapa? Lagipula pesta sebentar lagi selesai." Jawab Riku enteng.

"Masalahnya orang tuaku pasti mencari. Aku tak ingin membuat mereka khawatir." Riku tersenyum kecil.

"Aku akan mengantarkanmu pulang." Tanpa mereka sadari, Nagi yang baru saja tiba itu melihat adegan romantis dihadapannya.

"Oh Riku, kau sudah dewasa dan kau mendahuluiku saat menemukan cinta desu." Gumam Nagi sambil menangis imajiner.

Riku dan Yuuki bermain disekitar air terjun hingga tengah malam. Nagi yang mengawasi mereka sedari tadi pun memutuskan muncul seolah olah ia tidak tahu apa apa.

"Riku kau kemana saja? Yang lain mencarimu." Tanya Nagi. Riku dan Yuuki pun berhenti bermain saat melihat Nagi.

"Gomen Nagi, aku dan Yuuki-chan terlalu sibuk bermain . Yuuki-chan ayo aku antar kau pulang." Kata Riku enteng.

"Aku bisa pulang sendiri." Kata Yuki.

"Ie tidak baik wanita sepertimu pulang sendirian. Aku akan antar seperti kataku tadi." Bantah Riku. Yuuki hanya bisa menurut tanpa membantah, Nagi hanya diam melihat pertikaian dihadapannya.

"Nagi kau ikut aku, ada yang harus aku bahas denganmu." Nagi mengangguk lalu mereka mengantakan Yuuki pulang.

Selama perjalanan, Riku dan Yuuki saling bersenda gurau bahkan mereka melupakan keberadaan Nagi. Nagi yang dilupakan hanya bisa diam.

'Apa dayaku, kalau bukan karena Riku memintaku untuk ikut aku sudah merebahkan diriku dikasur dan memandang my princess cocona.' batin Nagi. Setelah 30 menit berjalan akhirnya mereka sampai dirumah Yuuki. Disana nampak seorang wanita yang menunggu diluar.

"Bunda tadaima." Kata Yuuki. Riku dan Nagi hanya bisa mengatar sampai halaman saja karena mereka harus kembali ke istana secepatnya.

Dalam perjalanan, mereka diam seribu bahasa hingga Riku bertanya sesuatu kepada Nagi.

"Nagi, apa kau tidak akan mengurus kerajaanmu?" Tanya Riku ditengah keheningan.

"Entahlah Riku, aku rasa aku belum siap meninggalkan yang lain." Jawab Nagi dengan aksen normal.

"Aku tahu, aku juga sebenarnya belum siap. Tapi karena peperangan tempo hari, banyak yang harus diperbaiki." Riku menunduk sedih, Nagi pun merangkul Riku.

"Ayolah, kemana sosok Nanase Riku yang polos dan juga ceria? Aku merindukannya." Riku tertawa kecil.

"Ayolah Nagi, aku akui saat itu aku polos tapi tidak sepolos itu juga." Bantah Riku disertai cekikikan.

"Tapi Riku, sifat naifmu ada lho. Sifat polosmu juga pernah membuatmu hampir terculik." Kata Nagi mengingat ingat.

"Itu udah lama. Sekarang sekali ada yang mau menculikku, aku akan hajar sampai dia tidak bisa melihat matahari." Jawab Riku enteng. Mereka pun bersenda gurau hingga mereka sampai digerbang istana.

'Kami-sama, arigato. Kau masih mengijinkan aku merasakan jatuh cinta dan aku ditemani oleh banyak orang yang sayang padaku. Arigato Kami-sama.' batin Riku saat melihat drama kakak adik dihadapannya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tbc

Minna-san, genki?

Book ini udah hampir sampai akhir nih. Mungkin chap berikutnya udah tamat, tunggu aja.

Maaf kalau gaje dan typo yang beterbaran sangat banyak.

Jaa ne~

Write: 29/11/2020 - 01/12/2020
Publish: 01/12/2020

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top