✨Chapter 22✨
Tak lama berselang seseorang yang mereka tunggu pun datang yaitu...
Sunohara Momose.
"Kau lama Momo-san." Kata Riku.
"Kouhai ku, aku senang bertemu denganmu." Kata Momo semangat.
"Ada misi baru dari ketua?" Tanya Momo dengan mode seriusnya.
"Ya, kita harus pergi malam ini juga. Letaknya ada didistrik 2 rumahnya ada diujung." Jelas Riku lalu mereka berangkat menggunakan mobil Riku.// Lha Momo-san, kamu ke taman naik apa?/ Momo: jalan kaki, soalnya jaraknya deket.// Oh.
Oke kembali ke cerita.
Mereka pun berangkat ke distrik 2. Mereka berhenti diperempatan lampu merah. Tanpa mereka sadari, disamping mobil Riku adalah mobilnya para anggota TRIGGER.
"Tunggu bukannya itu Nanase Riku ya?" Tanya Ryu saat melihat Riku yang duduk dibelakang kemudi. Tenn yang melihat pun bertanya tanya dalam hati.
'Bagaimana bisa Riku mengendarai mobil? Lalu kenapa penampilannya berbeda?' dan banyak sekali pertanyaan dikepala Tenn.
"Iya, itu Nanase." Jawab Gaku santai. Lalu tak lama berselang lampu berganti dan mobil Riku melaju kencang.
"Kebiasaan." Gumam Gaku tapi masih bisa didengar oleh membernya.
"Ada apa Ubanman?" Tanya Tenn.
"Tidak apa." Sangkal Gaku lalu keheningan menghampiri mereka. 'Tenn, aku tahu kalau kau adalah kakak kembarnya Nanase. Aku juga tahu perjuangannya agar bisa sampai sejauh ini, aku ingin tahu apa ekspresimu saat tahu kalau Nanase melakukan ini semua untuk dirimu.' batin Gaku.
Kita kembali ke Riku, Rei dan Momo.
Mereka akhirnya sampai ditempat tujuan mereka. Rumah itu sangatlah tua dan banyak sekali hantu yang lalu lalang.// Katanya Riku.
"Serem juga. Riku, kita harus apa? Kau belum menjelaskan misinya." Kata Momo.
"Melawan vampire tingkat A. Momo, kau gunakanlah pistol ini. Lawan kita adalah tingkat A, jadi berhati hatilah." Kata Riku lalu memberikan sebuah pistol kecil.
Mereka pun masuk ke pekarangan rumah tersebut dan dengan hati hati berjalan ke teras rumah tersebut. Riku yang berjalan paling depan membuka pintu rumah tersebut dengan hati hati.
Belum saja dibuka, Riku merasakan nyeri ditangan kirinya. Tandanya berdenyut dan panas. Riku meringis kesakitan, Rei yang ada dibelakangnya pun panik.
"Riku-sama, daijobu?!" Tanya Rei. Momo yang baru saja ada diteras pun menghampiri Riku yang terduduk.
"Momo-san...Rei..kalian...laksana...kan misi dari....ketua....CEPAT!!!" Kata Riku terbata bata menahan rasa sakitnya. Rei dengan ragu meninggalkan Riku yang kesakitan dipintu masuk.
"Riku, aku baru saja dari istana. Kristal tersebut tiba tiba berwarna merah. Apa yang terjadi?!" Riku yang mendengar apa yang baru saja Erin katakan itu pun tiba tiba ia mendapatkan sebuah penglihatan.
Disana padang rumput yang awalnya indah berubah menjadi lautan darah. Banya sekali orang yang mati dan...semuanya berwarna Merah.
"Apa itu tadi?" Lirih Riku setelah mendapatkan penglihatan. Erin yang ada disampingnya pun mendekat.
"Bulan biru tinggal beberapa bulan lagi. Menurut prediksiku, bulan biru akan terjadi tanggal 9 Juli ****." Ucap seseorang dengan pakaian seperti peramal dengan memegang kartu tarot(?).
"Sarden?" Tanya Erin memastikan.
"Dasar kau, namaku bukan sarden. Sardinia raja kerajaan Sirena, salam kenal Nanase Riku." Ucap orang yang diketahui bernama Sardinia.
"Tunggu, tadi katamu bulan biru akan terjadi tanggal 9 Juli. Kau yakin?" Kata Riku yang masih terheran heran dengan perkataan Sarde-ie Sardinia.// Sardinia: kau tadi bicara apa Amy?/ Ehh gak apa apa kok.// Runnnn.......
Oke abaikan saja.
"Iya, tanggal 9 Juli adalah puncaknya. Itu yang tertulis dikartuku." Ucap Sardinia santai lalu ia menghilang begitu saja.
"Riku, ramalan Sardinia biasanya tak pernah salah. Kalau kau ingin pasti, lihatlah kristal tersebut." Erin pun menghilang tepat saat Rei dan Momo keluar dari rumah tersebut.
"Riku, kau lihat apa?" Tanya Momo saat melihat Riku memandang kosong ke hadapannya.
"Kebiasaan." Gumam Riku lalu ia mencoba berdiri dan hampir terjungkal ke belakang apabila Rei tidak memegang tangannya.
"Kalian kapan selesainya?" Tanya Riku yang baru saja sadar dari lamunannya.
"Baru aja, waktu kau bengong." Jawab Momo singkat.
"Ya sudah Momo-san aku antar kau ke dormmu ya. Sebagai ucapan terima kasih karena mau membantu kami." Ucap Riku.
"Tak perlu berterima kasih Riku. Tapi ya aku terima tawaranmu." Mereka pun masuk ke mobil dan melaju kencang ke dorm Momo.
Sesampainya disana, Momo langsung pergi kedalam dorm setelah berterima kasih tentunya. Riku pun melaju kembali dengan kecepatan sedang pulang ke dorm.
Sesampainya didorm, Riku memarkirkan mobilnya disalah satu sudut halaman dorm. Riku dan Rei pun masuk ke dalam dorm dan disambut oleh hawa yang tidak mengenakkan dari seseorang.
"Tadaima." Ucap Rei dan Riku bersamaan.
"Okaeri, Nanase-san kami ingin meminta penjelasan. Rei-san, kau bisa kembali ke kamarmu." Riku pun diajak(baca: diseret) ke ruang tengah dan disana para member yang lain masih terjaga.
"Kau lama sekali Rikkun." Keluh Tamaki.
"Gomen ne minna, ada apa ya?" Tanya Riku lalu ia duduk disofa disamping Yamato.
"Sejak kapan kau bisa mengendarai mobil?"-Yamato.
"Hah...aku memang tidak bisa mengelak. Oke aku akan jelaskan, lagipula kalian akan tahu sendiri nantinya." Riku menarik nafas dan mulai bercerita.
"Dulu, 10 tahun yang lalu setelah Tenn-nii pergi dengan Kujo Takamasa. Banyak sekali hal yang tidak terduga terjadi dan salah satunya adalah tentang harta warisan."-Riku.
"Awalnya aku tidak percaya karena setahuku semua aset aset tersebut telah diambil oleh seseorang tapi ternyata kakek bisa mengambilnya kembali." Lanjut Riku, member yang lain menyimak kecuali Nagi yang memang tahu permasalahannya.
"Awalnya aku menolak untuk diberikan harta warisan tapi karena paksaan dari nenek dan kakek, aku terpaksa menerimanya. Mobil yang tadi kalian lihat itu bukanlah mobilnya Rei tetapi itu mobilku." Riku menjelaskannya dengan singkat dan juga jelas.
"Lalu Riku pun diajarkan oleh kakeknya untuk mengendarai mobil dan mendapatkan sim 2 tahun yang lalu tepat 1 tahun setelah ia lulus sekolah." Lanjut Rei yang baru saja tiba diruang tengah.
"Ne Riku, apa ada yang kau sembunyikan lagi kami?" Tanya Yamato. Riku hanya tersenyum lembut.
"Sebentar lagi kalian akan tahu disaat yang tepat. Nagi, Rei aku ingin bicara dengan kalian dikamarku sekarang." Riku pun pergi ke kamarnya disusul Nagi dan Rei.
"Ku rasa Rikkun punya hidup dan masa lalu yang sulit." Kata Tamaki.
"Apa maksudmu Yotsuba-san?" Tanya Iori.
"Maksud Tama adalah Riku punya hidup yang sangat berat untuk anak seusianya. Aku pernah sekali mencoba mencari informasi tentang dirinya dan yang aku temukan hanyalah identitasnya sebagai pemburu vampire." Jelas Yamato sembari membenarkan kacamatanya.
"Pemburu vampire? Apa itu Ossan?" Tanya Mitsuki yang masih bingung apa yang dijelaskan oleh leadernya.
"Seseorang yang punya kemampuan untuk membunuh makhluk abadi yang bernama vampire." Jelas Yamato.
"Bukannya itu hanya cerita fiksi?" Yamato hanya menggeleng lalu hening menghampiri mereka hingga Nagi kembali.
"Nagi-kun, apa yang kaliam bicarakan?" Tanya Sogo yang sedari tadi diam.
"Tak apa, hanya saja Riku hanya ingin kita selau waspada dan jangan pergi sendirian." Kata Nagi tanpa logatnya yang aneh.
"Kenapa?" Nagi hanya menggeleng menjawab pertanyaan Mitsuki.
"Firasat buruknya mengarah ke kita. Kalian tahukan kalau firasat buruknya selalu benar, itulah yang Riku takutkan. Ia sedang berbicara dengan sachou lewat telepon, kalau ada kabar katanya Riku akan memberitahu kita." Tak lama berselang Riku masuk dengan raut wajah yang tidak pernah ia tunjukkan. Juga tanpa lensa kontak dan wignya.
"Minna aku kumpulkan Re:vale dan TRIGGER sekarang juga. Ada hal yang harus aku sampaikan ke kalian semua, nanti para menejer dan sachou juga akan kemari." Jelas Riku singkat padat jelas.
Skip time~
Kini didorm I7 sudah terkumpul para idol beserta menejer dan juga sachou masing masing agensi.
"Ada apa kau memanggil kami kemari Riku?"-Sousuke.
"Kau bisa diam kan? Ossan. Kita tunggu dulu beberapa orang lagi." Tak butuh waktu lama bel dorm mereka dibunyikan dan Rei membukakan pintunya.
"Tsuki-sama, Sakura-sama, Riku-sama sudah menunggu." Tsuki dan Sakura pun masuk ke ruang tengah.
"Baiklah, aku akan menjelaskan apa maksudku mengumpulkan kalian semua. Bahkan sampai kakek dan nenekku." Riku menarik nafas agar dia tenang, lalu ia mulai bercerita.
"Apa kalian pernah dengar tentang bulan biru?" Tanya Riku.
"Itu bukannya fenomena langka ya? Ada apa Nanase-san?"-Iori.
"Bulan biru akan terjadi dalam waktu dekat. Bagi manusia itu adalah fenomena yang sayang untuk dilewatkan, tapi tidak bagi kami."-Tsuki.
"Kami?" Beo I7(-Nagi, Sogo, Riku), TRIGGER(-Gaku),Yuki dan para menejer.
"Sepertinya ini saat yang tepat untuk mengungkapkannya ya?" Riku tersenyum sendu dan mulai menjelaskan.
"Kami bukanlah manusia biasa. Kalian pasti tahu makhluk seperti werewolf, penyihir, elf, vampire, phoenix dan yang lain kan? Manusia mengira mereka tidak nyata tapi sayang itu semuanya...benar dan kami adalah salah satu dari mereka." Pernyataan Riku tersebut membuat semuanya terkejut terutama Tenn.
"Sebelum aku menjelaskannya lebih lanjut. Sampai kapan kau mau bersembunyi Ichi, Seth-nii?" Lalu tak lama kemudian dua orang yang dipanggil pun keluar dari persembunyiannya.
"Sudah kuduga kau tahu, Ri-ie Ou-sama." Seth langsung mendapatkan tatapan maut dari Riku.
"Ou-sama?" Beo semua orang(-Rei, Tsuki, Sakura, Sogo, Nagi dan dua orang yang baru saja muncul)
"Aku akan jelaskan nanti. Yang penting aku ingin membicarakan rencana. Untuk Tenn-nii, aku akan jelaskan setelah semuanya selesai." Riku pun menjelaskan semua rencananya kepada semua orang yang ada disana.// Riku: males nulis ya Amy-chan./ Hehehe tahu aja, nanti kepanjangan.
"Lalu apabila perang sudah dimulai, aku ingin Tenn-nii ikut denganku ke medan perang." Tenn yang dipanggil terkejut.
"Tunggu kenapa harus Tenn-kun?" Tanya Seth.
"Hanya Tenn-nii yang bisa menggunakan senjata legendaris tersebut. Kalau aku yang pakai, senjata itu akan menyerap seluruh kekuatanku." Jelas Riku tenang.
"Tapi sebelum itu, bagaimana dengan pekerjaan idol kita?" Tanya Ryu.
"Hiatus." Satu kata berjuta makna. Riku tiba tiba diseret oleh Tsuki menjauh.
"Riku, bagaimana caranya memancing si Taka keluar?" Bisik Tsuki.
"Dengan kristal. Ia sangat tergila gila dengan kristal, kita akan memancingnya dengan kristal palsu. Dia tidak tahu mana yang asli dan mana yang palsu. Itu mudah." Riku kembali ke kerumunan dan menjelaskan lagi rencana rencana cadanganya.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc
Hai hai, minna-san ohayou.
Agak pendek ya chapnya. Soalnya inspirasinya mepet sampai sini doang.
Amy up lagi nih. Maaf ya kalau banyak skipnya karena inti ceritanya ada dichap 20-an.
Makin gak jelas ya? Amy ngerasa makin gak jelas alurnya. Tapi ya, semoga kalian suka ya.
Jaa ne~
Write: 23/11/2020 - 24/11/2020
Publish: 24/11/2020.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top