✨Chapter 21✨

Keesokkan harinya

Riku terbangun dahulu karena panggilan masuk dari Banri, menejernya.

"Moshi moshi Banri-san, nande?"
"..."
"Daijobu. Ada apa?"
"..."
"Pagi ini juga? Oke, jadi sekalian lihat dormnya ya?"
"..."
"Lusa? Oke."
"..."
"Mata ne."

Riku mematikan panggilannya dan berjalan menuju kamar mandi untuk melakukan aktifitas seperti biasa.

20 menit kemudian ia sudah rapi dengan pakaian yang rapi. Kini ia sedang mengecek apa saja barang yang akan ia bawa.

Tak lama Hikari pun terbangun dan sepertinya ia bingung dan terkejut.

"Ohayou imouto." Ucap Riku sembari memasukkan barang barang yang tadi ia keluarkan.

"Ohayou mou Nii-san. Udah mau berangkat?" Tanya Hikari yang masih setengah mengantuk.

"Iya dan Nii-san baru pulang besok ada hal yang aku gak bisa tinggal." Hikari pun berjalan ke kamar mandi untuk mencuci mukanya.

Tak lama kemudian Hikari keluar dari kamar mandi dengan handuk kecil dilehernya.

"Hika-chan, Nii-san berangkat kerja dulu ya. Nii-san baru akan pulang besok, hati hati dirumah ya. Aka ikutlah denganku, rumah ini akan kupasang pelindung agar aman." Ucap Riku sembari membawa barangnya.

"Hati hati juga Riku-nii, Riku-nii tenang saja aku bisa melindungi diriku sendiri dan juga orang tua kita." Kata Hikari bangga.

"Iya, tapi ingat siapa lawanmu. Mereka bukan manusia biasa, mereka makhluk immortal, makhluk yang tidak bisa diremehkan. Ingat kata kata ku ini Hika-chan." Hikari mengangguk lalu mereka berdua keluar dari kamar Riku dan berpapasan dengan Rei.

"Ohayou Rei/Rei-san." Ucap Riku dan Hikari bersamaan.

"Ohayou Riku-sama, Hikari-sama." Mereka bertiga pun turun ke ruang makan bersama.

"Rei, Sogo-san yakin akan ikut dengan kita?" Tanya Riku.

"Ya, dia bilang akan ikut kita sekalian melatih kemampuannya." Riku hanya ber-'oh' ria.

Skip time~

Riku dan Rei kini sudah berada dikantor agensi, lebih tepatnya diruang meeting. Disana mereka tidak sendiri, Banri, Tsumugi dan Otoharu sudah berada diruangan.

Tak lama Izumi brother's datang, disusul oleh Sogo dan Yamato, lalu beberapa menit kemudian Nagi dan Tamaki datang.

"Baiklah kita bisa mulai rapatnya?" Semua mengangguk untuk menjawab pertanyaan Otoharu.

Skip time~

Rapat selesai dan kini para idol juga menejer sedang dalam perjalanan menuju dorm yang akan mereka huni.

Sesampainya disana, Riku merasakan aura vampire tingkat B dan juga tingkat C. 'Pakai ada vampire segala, mana tingkat B sama C. Mau gak mau, aku harus usir mereka biar aman.' batin Riku lalu ia melirik Rei. Rei mengerti apa yang dimaksudkan Riku pun berteleport ke dalam dorm diam diam.

"Cukup bagus." Mereka pun masuk ke dalam dorm dan melihat ada hal janggal yaitu sebuah baju disertai suara tembakkan dari salah satu ruangan.

"Apa itu?" Riku yang tahu apa yang terjadi pun berjalan ke arah suara.

"Nanase-san, kau mau kemana?" Riku mengabaikan Iori dan terus berjalan. Saat sampai didepan pintu Riku merasakan aura yang tidak mengenakkan.

Member yang lain hanya bisa melihat dari kejauhan, tanpa ingin membantu. Dengan perlahan Riku membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan.

Sogo yang khawatir dengan Riku pun menyusul, lalu disusul dengan member lainnya. Disisi lain, Riku sedang berbicara dengan seseorang yaitu Ichi.

"Apa yang kau lakukan disini Ichi-san?" Tanya Riku pelan.

"Membantumu." Lalu Ichi pergi, tak lama berselang Sogo masuk dan disusul dengan member lain.

"Riku-kun apa ada sesuatu?" Tanya Sogo khawatir. Riku menggeleng dan kemudian berjalan keluar ruangan.

"Tidak ada apa apa. Aku penasaran dari mana asal suara tadi." Mereka pun melupakan masalah tadi dan berkeliling dorm.

Skip time~// kebanyakkan skip ya?

Setelah dari dorm, Riku, Rei dan Sogo pun pergi ke istana. Sesampainya diistana, Riku langsung menuju kamarnya sedangkan Rei mengantar Sogo ke kamarnya.

Dikamar Riku, ia kini sedang melepas lensa kontaknya dan kemudian duduk dimeja kerjanya. Melihat banyak sekali kertas yang ada dimeja, Riku langsung mengerjakannya.

Tiba tiba ia teringat sesuatu yaitu mencari surat ke-3 dari Tsuki. Riku memilih berteleport ke perpustakaan bawah tanah. Sesampainya disana, ia langsung mencari buku berkode W.W.020.

Butuh waktu 1 jam untuk mencari buku yang dimaksud karena buku itu termasuk kumpulan buku lama dan jangan lupakan luas perpustakaan tersebut.

"Akhirnya ketemu. Berdebu juga ternyata buku ini, lumayan tipis dan sampulnya kenapa berbeda ya?" Gumam Riku sembari membolak balikkan buku tersebut.

"Aku baca sekarang deh, malam juga masih lama." Riku pun membaca buku tersebut dengan fokus. Disaat ia membaca bab 35, Riku menemukan sebuah surat. Tanpa basa basi ia langsung membacanya.

To: Riku.
From: Sakura.

Riku, selamat ya kamu sudah menemukan surat ini. Oke disurat sebelumnya kamu pasti disuruh untuk menemukan bunga malam kan?

Kalau kau sudah menemukannya, jaga baik baik bunga tersebut. Lalu setelah itu, kau baca bab 35 buku ini oke. Kuharap kau mengerti.

Selanjutnya, temukan buku berkode N.R.107 dan baca kemudian pahami.

Love,
🌸

"Oke, hari sepertinya sudah mulai sore. Aku harus kembali ke kamar." Riku pun kembali ke kamarnya dan sesaat kemudian pintu kamarnya terbuka.

"Ou-sama hari sudah sore. Kapan kita akan berangkat?" Tanya Rei.

"Sebentar lagi, tunggu aku diruang singgasana saja. Aku ingin bersiap dahulu." Rei pun pergi dan Riku bersiap dengan baju tempurnya( Baju Riku yang dihoshimeguri )tak lupa dengan kunai kunainya ia selipkan dibajunya dan pedang yang tergantung indah disampingnya.

Setelah selesai, Riku pergi ke ruang singgansana dan melihat Rei juga Sogo sudah siap.

"Kita berangkat." Mereka pun berangkat dengan berjalan kaki karena jarak antara hutan dengan istana tak terlalu jauh dan area hutan suci sebagian berada diwilayah kerajaan sunshine.

Sesampainya diperbatasan hutan suci, Riku mengucapkan sebuah mantra kuno yang rumit sekali dan tak lama kemudian muncullah sebuah pintu perak dihadapan mereka.

"Hutan suci adalah tempat yang sakral. Disini hidup hewan hewan langka dan juga tempat yang cocok untuk bermeditasi. Untuk memasuki hutan ini, kita harus mengucapkan mantra kuno." Jelas Riku lalu mereka pun masuk melalui pintu dan saat sudah sampai didalam hutan pintu tersebut menghilang.

Saat berjalan menuju pusat hutan suci, tak jarang mereka disambut oleh para hewan yang ada disana. Setelah 3 jam berjalan akhirnya mereka sampai dipusat hutan suci.

"Disini tertulis, kalau kita harus melawan ketakutan terbesar kita agar bunga malam tumbuh." Tak lama kemudian ada 3 orang berjubah hitam yang muncul dihadapan mereka.

Riku langsung mengeluarkan kunainya sedangkan yang lain menghunuskan pedangnya.

"Riku." Riku yang namanya dipanggil pun terasa familiar dengan suara itu. "Tenn-nii." Lirih Riku lalu salah satu dari orang dihadapannya membuka jubahnya dan betapa terkejutnya Riku ternyata orang yang ada dihadapannya adalah 'Tenn'.

'Tenn' yang dipanggil pun tersenyum dan tiba tiba melesat ke arah Riku dan menggores lengan kiri Riku.

"Tenn-nii, apa yang kau..." Belum selesai menyelesaikan kalimatnya, 'Tenn' menyela. "Riku, aku bukan manusia lagi. Cepat bunuh aku sebelum terjadi hal yang buruk." Riku yang mendengar itu pun syok dan jatuh terduduk.

"Tidak, aku tidak bisa. Aku tidak bisa membunuhmu Tenn-nii, aku tak bisa." Riku terisak. 'Tenn' mendekat dan menghunuskan pedangnya. "Bunuh aku atau aku yang akan membunuhmu sekarang." 'Tenn' menganyunkan pedangnya tapi Riku segera menghindari.

"Aku tahu kalau ini ilusi, tapi tetap saja aku tidak bisa." Lirih Riku lalu mereka pun bertarung.

Disisi lain, Rei dan Sogo masih siaga dengan 2 orang sisanya. "Rei-Nii." Rei terkejut pasalnya ia mendengar suara yang sangat ia rindukan selama ini.

"Shiro?" Orang tersebut membuka jubahnya dan muncullah seseorang berbaju putih dan berambut putih. "Otouto?!" Orang yang dipanggil adik pun tersenyum lalu mendekat.

"Kau kemana saja Shiro? Nii-san khawatir." Tiba tiba, 'Shiro' menusukkan belatinya ke perut Rei. "Buat apa kau khawatir denganku? Kau sudah membunuh orang tua kita dan hampir membunuhku. Aku benci kau." Pertarungan pun tak bisa terelakkan.

Sogo yang masih diam ditempatnya pun waspada akan seseorang dihadapannya. Orang yang dihadapan Sogo pun langsung membuka jubahnya dan ternyata itu adalah 'ayahnya' sendiri

"Tou-san?!" Sogo makin waspada. "Sogo, tou-san kecewa denganmu. Kau tidak berguna." 'Soushi' pun menyerang Sogo dengan kekuatannya.

Disisi lain, Riku kini sedang mengatur nafasnya yang tersengkal sengkal. 'Tenn' yang sedari tadi hanya menghindar pun tertawa.

"Hahaha...Riku..Riku, kau itu lemah. Baru sebentar saja kau sudah kelelahan, apalagi kalau kau akan melawan Takamasa. Pasti kau sudah tumbang duluan. Lemah." Kata 'Tenn' dengan menekan kata 'Lemah'. Riku yang dikatakan lemah oleh 'Tenn' pun mulai berdiri.

"Ya, aku memang lemah. Tapi, aku berusaha agar tidak terlihat lemah. Juga, Tenn-nii yang aku kenal tidak akan mengatakan lemah kepada adiknya sendiri. Karena..." Riku bertukar shift dengan Shiro, wolfnya.

"Mohon bantuanmu, Shiro." Shiro mulai menyerang 'Tenn' dengan brutal. Lalu disisi Rei di waktu yang sama, ia sedang mengatur nafasnya dan 'Shiro' berjalan dengan menyeret pedangnya yang sudah berlumuran darah.

"Kau ternyata lemah ya, Nii-san." Rei berdiri dan...

"Memang karena aku memang tidak sekuat dirimu saat melawanmu, adikku. Karena..." Rei mengeluarkan aura yang sangat berbeda dan dirinya berubah menjadi seekor elang raksasa, disekitarnya dikelilingi oleh es.

Disisi lain diwaktu yang sama pula, Sogo jatuh terduduk dihadapan 'ayahnya'. "Kau memang lemah Sogo, kau tak pantas menggunakan marga Osaka lagi." Sogo tersenyum kecil dan mulai berdiri.

"Kau benar tou-san. Tapi dengan tekad yang kuat, aku yakin aku bisa. Karena..." Sogo pun mengeluarkan kekuatan angelnya.

"AKU PERCAYA PADAMU UNTUK MENDUKUNGKU!" Kata mereka bersamaan, lalu mereka membunuh musuh mereka yaitu ketakutan terbesar mereka.

Setelah mereka mengalahkan ketakutan mereka, sinar putih muncul dan muncullah sebuah bunga yang sangat indah juga harum.

"Ini bunga malam? Kirei ne." Riku mendekat dan tiba tiba sosok wanita muncul.

"Selamat untuk kalian karena kalian sudah melewati ujian kalian dengan lancar. Kalian bisa ambil bunga ini, simpan dengan baik karena suatu hari kalian pasti akan membutuhkannya." Sosok tersebut berubah menjadi debu cahaya dan pergi. Riku pun mengambil bunga tersebut dan menyimpannya disebuah wadah khusus.( Wadah bunga yang kayak di film b*uty and the be*ast )

"Sepertinya kita sudah selesai. Kita kembali ke istana yuk." Mereka pun berjalan ke arah mereka masuk tadi.

Skip time 1 tahun kemudian~

Sudah satu tahun berlalu, IDOLISH7 resmi debut. Selama 1 tahun itu, Riku selalu mendapatkan sebuah misi untuk melatih kekuatannya. Riku tidak sendiri, sebagai ajudan dan sahabat Rei selalu mengikuti Riku. Riku dengan mudah melaksanakan misi yang diberikan.

Sebelum I7 resmi debut, mereka melalui berbagai rintangan dengan tegar. Bahkan, I7 pernah dalam ambang kebubaran. Tapi setelah sedikit pencerahan mereka bangkit kembali dan resmi debut.

Kini I7 sedang berada dibackstage sebelum konser. Ya, mereka mengadakan konser untuk merayakan debut mereka. Mereka tak hanya debut sebagai I7, mereka juga membentuk sub unit.

Yang pertama adalah MEZZO" yang dianggotai oleh Sogo dan Tamaki, lalu Fly Away yang dianggotai oleh Iori dan juga Riku, kemudian yang terakhir Trio Phytagoras yang dianggotai oleh Yamato, Mitsuki dan Nagi.

Selama 1 tahun itu, banyak sekali kejadian tak masuk akal yang terjadi. Oleh manusia biasa, itu adalah hal yang diluar nalar. Tapi tidak untuk Riku dan yang lain, mereka menganggap itu adalah hal yang tidak bisa dianggap remeh.

Oke kita balik ke cerita awal.

"Riku-kun, daijobu desu ka?" Tanya Sogo yang sedari tadi memperhatikan Riku yang selalu memasang raut waspada dan gelisah.

"Hanya firasat buruk. Semoga bukan kejadian yang memang akan terjadi." Riku memang selalu khawatir apabila ia merasakan firasat buruk karena pasti ada saja kejadian buruk yang akan datang.

"Aku juga merasakannya. Tapi kita harus fokus ke konser kita dahulu." Riku pun menarik nafas panjang dan kemudian tersenyum. Konser pun berjalan lancar, para fans sangatlah senang bahakn mereka meminta encore berkali kali.

Riku hampir saja kambuh saat encore terakhir tapi ia bisa mengatasinya dengan mudah. Riku keluar panggung paling akhir untuk memastikan para fans mereka aman.

"Nanase-san, daijobu?" Tanya Iori.

"Daijobu Iori, tadi hampir saja." Kata Riku lalu mereka pergi ke ruang ganti. Saat ingin masuk ke ruang ganti, Tsuki datang bersama dengan Sakura.

"Riku bisa kita bicara." Riku mengangguk dan kemudian pergi.

"Ne dia siapa?" Tanya Mitsuki penasaran.

"Kakek dan Neneknya." Jawab Sogo. Lalu mereka pun masuk ke ruang ganti.

"Ada apa? Sampai kalian datang kemari." Tanya Riku to the point.

"Mereka mulai menunjukan taring mereka. Bulan biru sebentar lagi akan terjadi, aku ingin kau tinggikan kewaspadaanmu." Riku pun mengangguk dan ia menerima sebuah kalung dengan batu mata kucing.

"Pakailah kalung ini Riku-kun, jangan lepaskan. Kami pergi ya, mata ne." Kata Sakura lalu mereka pergi. Riku menatap kalung tersebut lalu ia memakainya dan kemudian ia masuk ke ruang ganti.

"Rikkun, kau lama sekali." Keluh Tamaki.

"Gomen ne Tamaki. Tadi memang lama soalnya ada hal yang penting." Jawab Riku lalu ia berganti pakaian.

"Ngomong ngomong Riku, kalung itu dari siapa? Aku baru lihat." Tanya Mitsuki saat melihat kalung yang ada dileher Riku.

"Dari nenek ku." Jawab Riku singkat lalu mereka larut dalam keheningan.

Sampai lupa, semenjak Riku pindah ke dorm. Rei memutuskan untuk menjaga dorm daripada mengikuti Riku bekerja, itu juga karena permintaan Riku sendiri.

"Souka, nanti aku akan pergi sebentar. Rei akan menjemputku kalian tak usah khawatir, terutama kau Iori." Ucap Riku lalu mereka keluar dari tempat konser.

Saat sampai ditempat parkir, mereka melihat ada 2 mobil dan 2 orang yaitu Tsumugi dan juga Rei.

"Minna-san, kita kembali sekarang. Riku-san, kau hati hati ya." Riku menggangguk lalu mereka masuk ke mobil agensi kecuali Rei dan Riku. Sebelum berpisah, Iori seperti biasa memberikan ceramahnya.

"Iya iya Iori, aku tahu. Kau selalu mengatakan hal itu berkali kali. Oh Rei aku yang menyetir." Kata Riku lalu ia menerima kunci mobil dari Rei.

"Tunggu Nanase-san, kau bisa menyetir?!" Tanya Iori dan diangguki oleh Riku.

"Aku sudah punya sim dan jangan remehkan skill mengemudiku Iori. Aku memang kelihatannya cerobih untuk beberapa hal, tapi aku tidak akan menyebabkan kecelakaan." Jelas Riku dalam sekali tarikan nafas. Lalu Riku memasuki mobil dan mulai melaju dalam kecepatan 80 km/jam.

"Iori sampai kapan kau mau berdiri?!!" Iori tersadar dari lamunannya dan masuk kedalam mobil.

"Ada apa Iori-kun?" Tanya Sogo.

"Aku baru tahu kalau Nanase-san bisa menyetir." Jawab Iori.

"Itu sudah sejak kecil desu." Kata Nagi dan semua member pun menoleh ke Nagi.

"Yang benar saja. Kau pasti mengarang, gak mungkin Riku bisa menyetir diusia mudanya." Sangkal Yamato.

"Aku setuju dengan Yama-san." Kata Tamaki.

"No problem desu, tapi watashi punya buktinya desu." Nagi menunjukkan sebuah rekaman video 10 tahun yang lalu.

"Nani?!!!" Semua member terkejut akan apa yang mereka lihat.

"Rikkun sugoi."-Tamaki.

"Riku bisa mengendarai lamborgini diusia 8 tahun, aku membayangkan kalau Kujo-san melihat ini."-Yamato.

"Riku-kun sugoi."-Sogo.

"Sugoi."-Izumi brother's.

"Awalnya aku dan Nii-sama tidak percaya. Tapi, watashi akhirnya believe desu." Kata Nagi serius diawal tapi alay diakhir.

"Baiklah minna-san, selamat beristirahat besok kalian kosong." Mereka pun turum dari mobil dan kemudian masuk kedalam dorm.

Ditempat lain, Riku dan Rei kini sedang menunggu seseorang ditaman.

"Pasti mereka akan menanyaiku saat didorm nanti deh, soal darimana aku bisa mengemudi." Ucap Riku tersenyum kecil.

"Aku hanya bisa mendukungmu Riku-sama." Lalu tak lama berselang seseorang yang mereka tunggu pun datang yaitu...













































Tbc

Te~he~,😋

Gomen minna aku gantungin, biar pada penasaran//plak

Oke deh, sekian dulu chap kali ini. Maaf kalau ada yang typo.🙏

Jaa ne~

Write: 20/11/2020 - 23/11/2020
Publish: 23/11/2020

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top