✨Chapter 18✨
Setelah sarapan Riku dan Rei berangkat menuju studio tempat Riku bekerja. Sesampainya disana, dia disambut oleh beberapa staff dan ternyata Banri juga sudah berada disana.
Banri menunjukkan ruang ganti Riku dan mengatakan kalau masih ada waktu sekitar 1 jam sebelum ia tampil.
Diruang ganti, seusai Riku mengganti kostumnya. Ia menyibukkan diri dengan ponsel hitamnya sedangkan Rei, ia memeriksa jadwal jadwal Riku.
"Riku-sama, setelah ini akan ada pemotretan dan setelah itu anda ada pertemuan dengan Vega diistana." Ucap Rei dan Riku menggangguk kecil.
Setelah menunggu, Riku pun memasuki studio. Saat yang ditunggu pun tiba, kehadiran mistery guest. Riku terkejut saat melihat siapa mistery guestnya dan itu adalah TRIGGER. TRIGGER pun sepertinya terkejut, terutama Tenn.
"Sekarang kita memasuki sesi tanya jawab. Kita mulai dari Riku-kun dahulu." Ucap MC acara tersebut.
"Ha'ik." Jawab Riku tak lupa dengan senyumannya.
"Riku-kun, apa kau mempunyai saudara?" Riku nampak berfikir.
"Ya aku punya, seorang adik perempuan. Selisih umur kami hanya 1 tahun." Jawab Riku riang.
"Lalu, apa kau mempunyai kakak?" Riku nampak berfikir keras.
"Ya, tapi aku tak bisa ceritakan lebih lanjut. Maaf." Jawab Riku.
"Ie daijobu Riku-kun. Oke pertanyaan selanjutnya masih untuk Riku-kun, apa saja pengalamanmu selama kau menjadi idol selama kurang lebih...4 tahun ya?" Tanya MC tersebut.
"Ya, selama 4 tahun banyak sekali hal hal yang terjadi. Tak sedikit badai datang disaat puncak kesuksessanku, tapi berkat dukungan RiTeam ( nama fans Riku ) aku bisa sampai sejauh ini. Arigato RiTeam, I Love You All. Oh bukan hanya yang diJepang tapi diseluruh RiTeam didunia. Arigato minna." Jawab Riku riang.
"Hahaha...baiklah terakhir, apa kesanmu terhadap TRIGGER Riku-kun?" Tanya MC tersebut, Riku menatap sebentar para anggota TRIGGER dan kemudian ia tersenyum.
"Mereka grup idol yang keren, mereka punya aura yang sempurna. Aku yakin mereka pasti akan sukses, untuk TRIGGER kalian semangat ya." Ucap Riku disertai senyuman.
"Ya, arigato Riku-kun dan sekarang giliran TRIGGER. Pertama, apa pandangan kalian terhadap Riku-kun?" Tanya MC tersebut.
"Menurutku, Riku adalah orang yang ceria dan bersemangat. Juga dia bisa memberikan semangat walau hanya senyumannya." Jawab Ryu. Riku berterima kasih atas apa yang Ryu katakan.
"Aku setuju dengan Ryu, kebetulan aku juga sudah mengenalnya sejak kecil. Suaranya saat bernyanyi itu sangatlah menenangkan, bahkan dahulu aku sempat tertidur setelah mendengar nyanyian Nanase." Jawab Gaku, Riku hanya tertawa lalu berterima kasih.
"Aku juga setuju dengan Gaku dan Ryu. Semoga kita bisa bersaing dengan sehat." Ucap Tenn. Riku mengiyakan.
"Ya, baiklah. Terima kasih Riku-kun dan TRIGGER sudah hadir diacara ini, sampai bertemu lagi semuanya." Acara pun selesai dan setelah Riku berterima kasih kepada para staff, ia langsung pergi keruang ganti.
"Riku-sama, masih ada sekitar 3 jam lagi sebelum pemotretan. Apa anda ingin pergi kesuatu tempat?" Tanya Rei setelah Riku mengganti pakaiannya.
"Disini dulu aja selama 1 jam, aku lelah. Aku ingin istirahat sebentar." Ucap Riku dan diiyakan Rei. Tiba tiba pintu ruang ganti Riku terbuka dan muncullah para anggota TRIGGER.
"Otsukaresama TRIGGER-san." Ucap Riku sopan.
"Otsukare Riku/Riku-kun/Nanase." Ucap TRIGGER bersamaan.
"Ada apa kalian kemari? Ayo masuk duduk dulu." Tanya Riku.
"Tak perlu Nanase kami ingin cepat cepat. Lalu aku ingin memberikanmu ini." Kata Gaku lalu memberikan sebuah flashdisk.
"Apa ini?" Tanya Riku sambil menerima flashdisk yang Gaku berikan.
"Ini laporan kejadian aneh akhir akhir ini." Bisik Gaku. Tenn yang melihat Gaku yang dekat dengan adiknya merasa sedikit risih.
"Arigato Gaku-san." Ucap Riku lalu menyimpan flashdisk tersebut.
"Kami pergi dahulu Nanase. Mata ne." TRIGGER pun keluar dan raut wajah Riku menjadi datar.
Skip time~
Riku kini sedang berada dikamarnya yang diistananya. Ia sedang berdiri didepan cermin memandangi dirinya sendiri.
"Jujur saja, aku lelah terus terusan menutupi dan menyembunyikan diriku sendiri dalam kebohongan. Tapi apa boleh buat, demi diriku dan dunia, aku rela." Gumam Riku lalu ia melepas wig dan lensa kontaknya. Terlihat rambutnya yang terurai panjang dan sepasang mata berwarna kuning menyala.
Riku mengganti pakaian yang tadi ia pakai dengan baju rajanya. Tak lupa pedang dan kunai di samping bajunya.
"Ou-sama, Vega-sama sudah menunggu diruang pertemuan." Ucap Rei dan mereka pergi ke ruang pertemuan. Sesampainya diruang pertemuan, Riku melihat 3 orang berbeda surai dan ia mengenal 2 orang tersebut.
"Erin-sama." Ucap Vega/Soushi.
"Duduklah Vega-sama, ada perlu apa kemari?" Kata Riku/Erin.
"Hanya ingin mengucapkan terima kasih karena sudah membantu mengusir para vampire. Juga saya ingin memperkenalkan anak saya Capella." Ucap Vega/Soushi.
"Capella, salam kenal Erin-sama." Ucap Capella/Sogo.
'Astaga, kalau bukan pertemuan kerajaan pasti aku sudah mengatakan ke Sogo-san kalau aku ini Riku. Tapi tak apalah.' batin Riku/Erin.
"Erin, raja ke-107 kerajaan sunshine. Apa dia putra mahkota?" Tanya Riku/Erin dan diangguki oleh Vega/Soushi.
"Tapi sayang dia belum tahu apa kekuatan yang ia miliki. Oleh karena itu aku kemari untuk meminta bantuanmu Erin-sama, untuk melatih Capella." Riku/Erin berfikir hingga pintu ruang pertemuan terbuka. Mereka menoleh kearah pintu dan ternyata itu adalah Tsuki dan Sakura.
"Tsuki-sama, Sakura-sama selamat datang." Ucap Rei.
"Kakek, nenek? Apa yang membuat kalian kemari?" Tanya Riku/Erin.
"Mengunjungi cucu kami tentu saja dan juga membahas sesuatu." Ucap Sakura.
"Baiklah dan untuk permintaan Vega-san, aku terima. Tapi aku tidak bisa sering melatihnya, bagaimana pun aku masih punya jadwal lain." Jelas Riku/Erin.
"Arigato. Capella, selama kau berlatih aku ingin kau tinggal diapartement yang sudah aku sediakan." Ucap Vega/Soushi.
"Ha'ik Tou-sama. Mohon bantuannya Erin-sama." Kata Capella/Sogo.
"Mohon bantuannya juga Capella-san." Ucap Riku/Erin.
"Baiklah kalau begitu kami permisi." Vega/Soushi dan Capella/Sogo keluar dari ruangan tersebut. Raut wajah Riku seketika berubah 180°.
"Riku-kun, apa kau sudah mendengar berita yang akhir akhir ini dibicarakan?"-Sakura.
"Ya, astaga para vampire itu menambah tugas anggota organisasi. Aku cukup lelah menghadapi mereka dan menghilangkan ingatan para korban yang selamat."-Riku.
"Mereka semakin brutal dan juga kau harus waspada Riku karena kau adalah target utama mereka. Mereka semakin brutal agar kau bisa turun langsung dan termakan jebakan mereka."-Tsuki.
"Tenang saja, aku lebih suka bekerja dibalik panggung. Lagipula pertunjukan belum dimulai, para pemain yang aku latih pun sedang dalam pelatihan. Pertunjukan akan dimulai saat semuanya sudah siap diposisinya masing masing."-Riku tersenyum smirk.
"Lalu siapa pemeran utamanya Riku?"-Tsuki.
"Pemeran utamanya adalah...
Masih scroll👇
Masih scroll👇
Scroll lagi👇
Masih scroll lagi👇😂
...Kujo Tenn, oh maksudku Nanase Tenn."-Riku.
"Lalu kau?"-Sakura.
"Aku hanya membantunya, Tenn-nii lah yang akan menutup pertunjukan kecil yang aku buat karena dia memiliki kekuatan istimewa."-Riku.
"Tunggu maksudmu hanya dia yang bisa memegang senjata legendaris itu?!"-Tsuki, Riku mengangguk.
"Ya, hanya dia yang bisa memegang senjata legendaris itu. Bahkan tanpa latihan pun dia sudah bisa menggunakannya. Saat pertunjukkan sudah hampir selesai, aku akan memberikan Tenn-nii senjata itu."-Riku.
"Riku, walau Tenn yang menutup pertunjukanmu. Ingat yang diincar kau dan kakek tak ingin kau kenapa kenapa sebelum kau memulai pertunjukkan."-Tsuki.
"Daijobu, aku sudah menguasai banyak sekali mantra dan teknik masing masing kekuatanku. Aku juga sudah 'berteman' dengan diriku yang lain, jadi tak apa."-Riku.
"Rei tambahkan jadwal latihan bersama Sogo, ie maksudku Capella. Pastikan tidak bentrokkan dengan jadwal lain." Tanpa basa basi, Rei dengan lihai mengetik sesuatu ditab yang selalu ia bawa kemana pun dan kapanpun.
"Kakek apa kau bisa ajari aku bertemu dengan wolfku? Aku merasakannya, tapi aku tidak menemukannya dimanapun." Tsuki pun mengajak Riku ke hutan suci.
Kenapa ke hutan suci? Karena kekuatan Riku yang sangat besar jadi saat melatih sihir ia harus dilatih ditempat yang luas dan juga harus tanpa kehidupan dalam jarak yang sangat luas, sekitar 50 mil.
"Riku, kau harus pergi ke alam bawah sadarmu dan cobalah cari keberadaannya. Lalu jinakkan, kalau kau sudah tidak sanggup jangan paksakan dirimu. Kami tidak bisa membantu saat kau berada dialam bawah sadar. Good luck." Riku pun memposisikan dirinya senyaman mungkin dan pergi ke alam bawah sadarnya.
Dialam bawah sadar Riku~
Riku kini sudah berada dialam bawah sadarnya dan mulai berjalan mencari keberadaan wolfnya. Setelah lama berjalan, ia menemukan sebuah kandang raksasa dan didalamnya terdapat serigala yang ukurannya 2 kali lebih besar dari normalnya.
Matanya berwarna merah menyala dan memiliki bulu seputih salju dan selembut kapas. Lalu tiba tiba dari belakang Riku, muncul 'dirinya' yang lain.
"Aku kira siapa ternyata kau. Kau itu Werewolf kan?" Tanya Riku lalu 'Riku' mendekat.
"Kau benar, tak kusangka kalau kau akan menemukan wolfmu. Jinakkanlah, tapi hati hati dia adalah wolf terkuat." Riku tersenyum dan mendekat. Merasa terganggu wolf itu pun mengalihkan pandangannya ke Riku.
"Riku, apa yang kau lakukan disini?" Tanya wolf tersebut. Dengan senyuman lembutnya Riku mencoba mendekat.
"Apa kau kesepian? Shiro." Tanya Riku yang masih berusaha mendekat secara hati hati.
"Shiro? Siapa dia? Apa yang kau maksud adalah aku? Kalau untuk pertanyaan bodohmu itu, iya." Jawab Shiro.
"Apa kau mau aku temani dan keluar dari kandang itu?" Tanya Riku yang masih berusaha mendekat.
"Aku tahu kau punya maksud, kau hanya ingin mengambil kekuatanku kan?! Tak ingin." Mendengar penolakkan dari Shiro, Riku tidak menyerah.
"Kau tahu Shiro, kesepian itu sangatlah tidak baik. Kau seperti merasa diabaikan dan diacuhkan." Kata Riku lalu ia duduk dihadapan Shiro.
"Maka dari itu aku ingin mengajakmu berteman agar kau tidak merasa kesepian." Shiro hanya mendengarkan tanpa ada niat membalas. Riku pun berfikir keras agar Shiro tidak acuh kepadanya.
Secara tiba tiba, lampu imejiner muncul dikepala Riku. Riku pun membenarkan posisinya dan menarik nafas. Dan...
Kuri kaeshite nobotte iku
Rasen no youna merodii no uzu
Hajimari wa chiisai oto hitotsu demo
Hitori kiri ja kansei shinai
SEPTET wa nanatsu no hikari
Bokura o tsunagu niji no you da ne
Dare ka no tame ni kanadeyou
Setelah menyelesaikan lagu yang ia nyanyikan, ia memandang Shiro dengan tatapan lembut. Shiro yang mendengar Riku bernyanyi dengan tulus pun menyadari bahwa kalau Riku memang tulus ingin berteman dengannya.
"Shiro, aku tahu rasanya kesepian. Jadi aku ingin menemanimu, apa kau mau berteman denganku?" Shiro pun mengiyakan.
"Ya Riku, aku mau. Dan kalau kau sedang butuh bantuan dengan kekuatan, aku bersedia meminjamkannya." Riku senang dan Riku pun mencoba berganti shift dengan Shiro.
Tsuki dan Sakura yang sedang mengamati Riku terkejut saat cahaya yang tiba tiba muncul dari tubuh Riku. Tak berselang lama, Riku berubah menjadi serigala putih yang bermata biru.
"Ano kau siapa?" Tanya Tsuki.
"Aku wolfnya Riku, namaku Shiro." Ucap Shiro lu ia berganti shift lagi dan Riku kembali seperti semula.
"Riku-kun, kau berhasil." Kata Sakura sembari memeluk Riku.
"Riku, daijobu desu ka?" Tanya Tsuki dan diangguki oleh Riku. Mereka pun kembali ke istana dan sesampainya disana, mereka disambut oleh Rei.
Skip time~
Riku kini sedang berada dikamarnya yang ada dimansion. Kemarin Riku berlatih untuk bertemu dengan Shiro dan itu membuahkan hasil, kini Riku sedang mengerjakan berkas berkas kerajaan yang memang tidak ada habisnya.
Riku Pov
Saat aku sedang fokus fokusnya, aku baru saja ingat sesuatu yaitu flashdisk pemberian Gaku. Tanpa basa basi aku mengeluarkannya dari tas dan menancapkannya di komputernya. Tiba tiba ponselku berbunyi menandakan panggilan masuk.
Aku melihat nama orang yang menelponnya dan ternyata itu adalah Sogo.
"Moshi moshi, nande Sogo-san?"
"Riku-kun, apa kau ada waktu? Aku ingin bicara."
"Kau bisa datang ke mansionku. Tapi bukan yang biasanya. Aku beri alamatnya oke."
"Arigato Riku-kun."
"Doushitashimashite."
Aku mematikan panggilan dan mengetikkan alamat mansionku ke Sogo. Setelah itu aku melanjutkan aktifitasku yang tertunda. Aku membaca apa yang Gaku berikan kepada ku. Setelah membaca laporan tersebut aku merasa ingin memukuli sesuatu.
'Dasar vampire, makin lama makin brutal. Aku yakin polisi pasti akan kebingungan akan kasus ini dan juga masyarakat pasti tidak nyaman. Cih hanya agar aku bisa turun langsung, tidak semudah itu ferguso.' batinku. Tiba tiba saja Hikari masuk ke kamarku.
"Riku-nii, ada yang mencarimu." Aku mendekat dan...
"Dare?" Tanyaku saat sampai didepan Hikari.
"Sogo-san." Aku langsung melesat kebawah meninggalkan Hikari yang masih diam didepan kamarku.
Author Pov
Riku pun pergi ke ruang tamu dimana Sogo berada. Sesampainya di ruang tamu, Riku melihat Sogo sedang berbincang ke orang tuanya.
"Ri-chan, kau kedatangan tamu. Kemana saja kau?" Ucap Mina saat melihat Riku datang.
"Aku dikamar, ada apa Sogo-san?" Kata Riku.
"Aku ingin bicara 4 mata denganmu." Kata Sogo. 'Entah kenapa firasatku mengatakan kalau dia akan mengintrogasiku.' batin Riku.
"Baiklah kita bicara dikamarku saja, ayo ikut aku." Sogo dan Riku pun pergi ke kamarnya Riku. Sesampainya dikamar Riku, ia mengunci kamarnya dan memasuki mode serius.
"Apa yang mau kau bicarakan?"-Riku.
"Pertama, aku mau berterima kasih kalau kau mau melatihku. Kedua, aku ingin bertanya mengapa kau tidak menggunakan nama aslimu ketika dikerajaan? Aku tahu sedari awal kalau Erin-sama adalah kau Riku."-Sogo.
"Sudah kuduga kalau kau pasti tahu. Aku tidak menggunakan nama asliku karena pasti aku sudah tertangkap oleh musuh dan pertunjukan yang aku buat berakhir sebelum dimulai."-Riku.
"Apa member yang lain perlu tahu soal identitas kita?"-Sogo.
"Mereka akan tahu saat pertunjukannya dimulai. Bahkan Tenn-nii dan orang tuaku."-Riku.
"Tenn-san pasti akan mengerti, tak apa. Lalu setelah semuanya selesai, apa yang akan kau lakukan?"-Sogo.
"Aku akan sepenuhnya menjalankan tugasku sebagai raja. Meninggalkan dunia manusia untuk sementara." Riku menatap sendu keluar jendela.
"Lalu kau sendiri bagaimana Sogo-san?"-Riku.
"Aku akan tetap didunia manusia. Aku belum siap menjadi pemimpin."-Sogo.
"Tapi pasti kau akan menjadi raja. Bagaimana pun kau putra mahkota, cepat atau lambat kau akan menjadi raja menggantikan ayahmu."-Riku. Sogo hanya mengangguk, Riku berdiri dan pergi ke kamar mandi.
"Sogo-san kau tetaplah disini, aku ke kamar mandi dulu." Riku pun masuk ke kamar mandi dan bercermin sebentar, kemudian ia melepaskan lensa kontaknya. Wignya tetap ia pakai lalu ia mencuci mukanya.
Riku pun keluar dan duduk di tepi kasur.
"Sogo-san, menurutmu apa Tenn-nii akan mengerti?"-Riku.
"Ya, aku yakin. Daijobu Riku-kbun, aku-ie kami akan selalu bersamamu." Riku tersenyum lalu mereka membahas hal hal yang biasa anak remaja bahas. Mereka berbincang hingga sore dan Sogo pamit karena ia masih harus membereskan apartementnya.
Riku tidak bisa mengantarkan Sogo hingga kedepan karena ia masih ada banyak pekerjaan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc
Minna-san, apa kabar?
Amy up lagi nih, nemenin hari minggu kalian. Udah dulu ya entah kenapa Amy kali ini gak pakai basa basi yang panjang.
Jaa ne minna~
Write: 13/11/2020 - 15/11/2020
Publish: 15/11/2020
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top