✨Chapter 15✨

Hai minna-san, Amy back nih. Kangen gak ama ceritanya?

Oke ini sebagai awalnya Amy ingin memberitahu karena chap kali ini panjang jadi mohon mendapatkan posisi wenak (pw) dahulu sebelum membaca.

And happy reading minna-san
♡ Amy ♡
-----------------------------------------------------------

"Nanase Riku?!/Riku-kun?!/Riku?!" Kata 6 orang yang berada diruangan itu.

"Koniciwa minna-san." Sapa Riku sopan disertai senyumannya.

"Kau kenapa disini Riku-kun?" Tanya Sogo mendekat.

"Dia akan bergabung." Ucap Otoharu dibelakang Riku.

"HEEE?!!"

"Nanase Riku desu, yoroshiku ne minna-san." Kata Riku dengan senyumannya.

"Oke hari ini kalian berkenalan dulu. Untuk menejer kalian akan datang besok." Ucap Otoharu lalu ia pergi begitu saja.

"Oh Riku, watashi senang you ada disini desu." Ucap Nagi dengan logat yang aneh.

"Nagi, sejak kapan logatmu jadi aneh?" Tanya Riku.

"This is my character desu." Riku hanya sweetdrop mendengar logat Nagi.

"Etto Riku-kun, apa kamu kenal dia?" Tanya Sogo penasaran.

"Sejak kecil, kami sudah berteman sejak kecil." Jawab Riku lalu 4 orang lainnya mendekat.

"Minna, Nanase Riku desu." Kata Riku kepada 4 orang lainnya.

"Hai Riku, Izumi Mitsuki desu dan ini adikku Izumi Iori." Ucap laki laki bersurai jingga yang bernama Mitsuki.

"Izumi Iori." Kata laki laki disamping Mitsuki.

"Yotsuba Tamaki, Rikkun mau Ousama Puding?" Kata laki laki bersurai biru, Tamaki.

"Tidak perlu Tamaki." Jawab Riku.

'Dia kakaknya Yotsuba Aya. Dia disini pasti untuk mendapatkan adiknya kembali.' batin Riku saat melihat Tamaki.

"Nikaido Yamato, kau bisa panggil aku Onii-san Riku dan aku baru 22 tahun." Ucap pria berkacamata, Yamato.

Tok...tok...tok...

"Permisi Riku-sama bisa ikut dengan ku sebentar?" Ucap Rei. Riku pun pergi keluar dan berbincang di ruang latihan 1.

"Ada apa? Bukankah sudah ku bilang jangan pakai suffix itu saat bekerja, kecuali kalau ada yang penting." Kata Riku.

"Ya, ada hal penting. Coba lihat berita ini." Kata Rei menyodorkan tabletnya. Riku mengambil tablet itu dan terkejut, ada berita mengenai orang yang meninggal dijalanan dengan kondisi tanpa darah.

"Kurasa, mereka bergerak waktu malam. Apa dari ketua belum ada perintah untuk membunuh mereka?" Tanya Riku menahan amarahnya.

"Sudah dan ketua juga meminta untuk mengawasi kota saat malam hari." Jawab Rei.

"Baiklah akan aku pikirkan nanti. Oh dan tolong cari informasi tentang TRIGGER. Kalau sudah kirimkan ke handphoneku, yang hitam bukan yang merah." Riku lalu pergi ke ruang latihan 2.

"Maaf ya, tadi ada sedikit urusan." Kata Riku saat memasuki ruangan.

"Daijobu desu Riku-kun." Jawab Sogo.

"Souka daripada diam terus seperti ini, bagaimana kalau kita main." Saran Riku.

"Main apa Riku?" Tanya Mitsuki.

"Uno, sekalian kita mengakrabkan diri. Aku bawa kartunya." Ucap Riku sambil menunjukkan kartu Uno.

"Ide bagus, Onii-san setuju." Ucap Yamato lalu mereka mulai duduk melingkar. Riku mulai mengacak dan membagikan kartu sama rata, lalu ia meletakkan satu kartu di tengah untuk awalnya.

"Siapa dulu yang main?" Tanya Tamaki.

"Bagaimana Iori dulu lalu yang terakhir aku?" Usul Riku dan disetujui oleh semuanya. Suasananya awalnya tenang tapi lama kelamaan mereka mulai heboh entah karena apa.

Disaat permainan berlangsung, handphone Riku berbunyi dan ia mendapati panggilan dari adik kecilnya. Ia pamit untuk menerima telepon dan menjauh.

"Moshi moshi, nande Hika-chan?"
"..."
"Aku belum bisa pulang, jadwalku banyak."
"..."
"Besok? Oke, besok aku ada diagensi. Ada apa?"
"..."
"Hountoni?! Baiklah, aku penasaran dengan lagunya. Kami tunggu."
"..."
"Kau akan tahu saat melihatnya. Baiklah udah dulu ya. Sampaiin salam ke Otou-san dan Okaa-san."
"..."
"Love you too."

Riku mematikan handphonenya dan berjalan menuju tempatnya semula. Mereka melanjutkan permainan hingga sore. Kalau saja Rei tidak memberitahu jam berapa sat itu, mereka pasti main hingga malam tiba.

Mereka berjalan terpisah saat keluar gedung agensi. Riku dan Rei berjalan ketempat mereka memarkirkan mobil.

"Rei, aku yang akan menyetir. Kau beritahu aku apa saja informasi yang kau dapatkan tentang TRIGGER." Kata Riku saat masuk kemobil.

"Baiklah, seperti yang Riku-sama ketahui TRIGGER berada dibawah naungan Yaotome Production. Member TRIGGER ada 3 orang, yang pertama anak dari Yaotome Sousuke yaitu Yaotome Gaku, dia sebagai leader. Lalu Tsunashi Ryunosuke, berasal dari Okinawa dan terakhir anak angkat Kujo Takamasa yang menduduki center..." Rei menjeda kalimatnya.

"Kujo Tenn, aku tak menyangka kalau dia akan debut sekarang dan popularitas mereka meningkat cepat. Rei kau hubungi Sousuke-san sekarang." Lanjut Riku, Rei pun mencari nomor Sousuke dan menelponnya. Saat tersambung, Rei menghidupkan speakernya.

"Moshi moshi, dare?"
"Payah kau tak kenal dengan ku, Sousuke."
"Ternyata kau, ada apa?"
"Aku ingin bertemu. Sekarang."
"Baiklah temui aku di Yaotome Production. Aku tunggu diruanganku."

Lalu panggilan diputus oleh Sousuke. Tanpa basa basi, Riku melajukan mobilnya menuju Yaotome Production.

Sesampainya disana, Riku langsung masuk kedalam loby dan menanyakan dimana letak ruangan Sousuke.

"Permisi, saya ada janji dengan Yaotome Sousuke. Bisa tolong beritahu dimana ruangannya?" Kata Riku.

"Dilantai 40. Apa anda Nanase Riku? Boleh saya meminta tanda tangan?" Kata resepsionis dan diangguki oleh Riku. Setelah berurusan dengan resepsionis yang ternyata adalah penggemar Riku, Riku dan Rei berjalan menuju lift dan pergi ke lantai 40.

Akhirnya mereka sampai dilantai 40 dan menuju keruangan Sousuke. Rei mengetuk pintu dan setelah diijinkan masuk mereka pun masuk. Saat memasuki ruangan, Riku dikejutkan dengan keberadaan TRIGGER.

"Ternyata kau sudah sampai ya? Riku." Ucap Sousuke saat melihat Riku sudah berada diruangannya.

"Hah...Sousuke-san, kukira kau diruangan ini sendiri. Ternyata dengan mereka." Kata Riku dingin sambil melirik anggota TRIGGER.

'Tch, aku gak bisa meminta informasi tentang dia kalau orangnya disini. Payah aku harus membelokkan tujuanku kemari.' batin Riku saat melihat anggota TRIGGER, terutama Tenn.

"Nanase, kenapa kau disini?" Tanya Gaku.

"Hanya sedikit urusan dengan pak tua ini. Kuharap kau diam sobaman." Kata Riku dingin.

"Hah..terserah, tapi tolong jangan panggil dengan sebutan itu." Ucap Gaku.

"Lalu apa? Senpai nista? Atau aku memakai julukan yang diberi Hikari?" Goda Riku dengan nada mengejek.

"Terserah." Akhirnya Gaku menyerah. Tenn yang sedari tadi masih memperhatikan pun mencoba mendekati Riku tapi tak bisa karena lirikan tajam mata Riku.

"Aku ingin meminta informasi tentang berita akhir akhir ini." Ucap Riku.

"Maksudmu berita penemuan mayat dipinggir jalan itu?" Tanya Sousuke memastikan dan diangguki oleh Riku.

"Aku tak mempunyai informasi lebih, tapi yang pasti itu ulah 'mereka'. Karena disetiap mayat selalu ada 2 tanda dileher korban." Jelas Sousuke.

"Baiklah. Kapan kapan aku akan kemari lagi. Gaku, kau dapat salam dari Hikari dan dia berpesan agar cepat dapat jodoh. Mata ne. Rei kita kembali sekarang." Kata Riku berjalan keluar ruangan.

"Wakarimashita Riku-sama." Rei pun mengikuti Riku yang sudah pnergi dahulu. Sementara orang yang ada diruangan hanya termenung memikirkan apa yang baru saja terjadi, terutama Tenn.

"Astaga, dia membuat bulu kuduk ku berdiri. Aku tak menyangka kalau dia akan bertanya padaku masalah tadi." Gumam Sousuke sambil menyenderkan kepalanya ke bantalan kepala dikursi.

"Dia memang seperti iblis kalau marah. Aku saja hampir tak selamat saat aku tak sengaja membuatnya marah." Gumam Gaku.

"Kalian kenal dia?" Tanya Tenn.

"Ya, dia kakak adik kelasku, Hikari. Juga dia itu..."

Brak...

"Ups maaf, tapi aku mau pinjam Sobaman dulu ya. Kau ikut aku." Tiba tiba saja Riku masuk dan menyeret Gaku keluar. Gaku yang diseret hanya bisa pasrah.

"Hey, kau jangan bongkar identitasku sebagai pemburu vampire. Kalau sampai kau membocorkannya, sengaja atau tidak. Say good bye." Kata Riku mengancam Gaku. Gaku hanya bisa mengangguk. Riku pun pergi dan meninggalkan Gaku yang masih terpaku ditempat.

"Gaku? Daijobu desu ka?" Tanya Ryu. Gaku hanya mengangguk kecil dan berjalan ke dalam disusul Ryu.

"Dia mengancammu?" Tanya Sousuke dan diangguki Gaku.

"Tapi kali ini lebih serem. Sepertinya dia tak mau ada yang tahu soal identitasnya." Ucap Gaku.

"Itu salahmu karena kau bermain dengannya. Kau tahukan julukannya apa, kalau kau sampai berbuat macam macam dengannya. Aku hanya bisa berdoa untuk keselamatanmu." Kata Sousuke.

"Gaku, beritahu aku siapa orang tadi." Tanya Tenn.

"Dia adalah idol terkenal yang debut saat usianya 13 tahun dibawah naungan Takanashi Production. Karirnya sangat bagus tak ada yang tak kenal namanya. Bahkan dia terkenal hingga luar negeri. Dia adalah Nanase Riku." Tenn tercengang saat mendengar namanya.

'Dasar, kenapa dia tidak bersama Otou-san, Okaa-san dan Hikari. Dan dia debut diusia 13 tahun, Otou-san dan Okaa-san pasti melarang tapi kenapa dia...ah!! Aku akan bicara dengannya, tapi jangan sekarang.' batin Tenn.

Ditempat lain diwaktu yang sama, lebih tepatnya dikamar Riku. Riku merasakan sesak didadanya.

"Hah...hah...uhuk..uhuk...apa yang.....kau....fikirkan....Tenn-nii....apa kau...marah....pada...ku...." Riku akhirnya bisa bernafas normal setelah memakai inhaler. Riku lantas membaringkan dirinya diatas kasur dan berfikir.

"Padahal aku belum siap untuk bertemu denganmu, tapi karena pak tua itu. Hah...biarin aja, mau tidur." Riku pun pergi kealam mimpinya.

Keesokkann harinya......

Hari ini karena Riku tak mendapatkan job, dia memutuskan untuk datang ke tempat latihan. Saat sedang bersiap, Riku mendapatkan panggilan masuk dari Sakura.

"Moshi moshi, nande?"
"..."
"Aku hanya meminta informasi tentang berita yang mengesalkan itu. Juga tak sengaja aku bertemu dengan Kujo Tenn, sepertinya dia terkejut akan sifatku yang sekarang."
"..."
"Ya aku mau ke agensi. Tapi sebelum itu aku akan menunggu Hikari dahulu, kami mau berangkat ke agensi bersama."
"..."
"Matte...."

"Ish nenek ada ada saja. Semoga nenek gak minta aku untuk latihan dadakan." Gumam Riku lalu ia turun untuk sarapan.

"Ohayou Rei, apa Hika-chan sudah sampai?" Tanya Riku saat berpapasan dengan Rei saat ingin pergi ke ruang makan.

"Ohayou mou, sepertinya belum. Lebih baik kita sarapan dahulu, lalu kita bergegas ke kantor agensi." Jawab Rei, lalu mereka memakan sarapan.

Seusai sarapan bel mansion berbunyi, Riku pun berjalan ke pintu depan. Saat akan membuka pintu ternyata pintunya sudah dibuka oleh Ryo.

"Riku-nii, kau kangen padaku?" Ucap Hikari saat melihat Riku sudah ada dihadapannya dan memeluknya. Karena tak siap Riku pun jatuh.

"Ittai, Hika-chan jangan memelukku begitu saja dan tentu saja aku kangen dong sama adikku." Kata Riku.

"Hehe gomen ne Riku-nii, ayo aku bantu berdiri. Souka Riku-nii, akhir akhir ini kenapa ada mayat kering dipinggir jalan?" Tanya Hikari sambil membantu Riku berdiri.

"Tingkat D. Mereka sudah mulai bergerak, kusarankan kalian tidak keluar saat malam." Jawab Riku. Rei pun datang dan membawakan teh dan juga beberapa donat.

"Hah...mereka menyusahkan. Oh ngomong ngomong aku belum melihat Aka, dimana dia?" Tanya Hikari saat menyadari kalau Aka tidak bersama mereka.

"Aku menyuruhnya patroli dari petang hingga pagi. Dia akan datang sebentar lagi." Jawab Riku meminum tehnya.

"Riku-nii, kapan kau bisa pulang? Otou-san dan Okaa-san ingin kau pulang."

"Aku tak tahu kapan, tapi kalau kalian mau, kalian bisa kemari dan menginap." Ucap Riku mengacak rambut adiknya.

"Jangan dong Nii-san, jadi berantakan kan. Rapi in lagi dan aku akan menginap selama 1 minggu disini." Riku hanya menurut dan merapikan lagi rambut Hikari.

"Riku, ada mayat lagi didistrik sebelah. Sekitar 5 mayat, polisi juga sedang mengevakusinya dan menyelidikinya." Kata Aka yang baru saja datang.

"Dasar, aku jadi ingin membunuh mereka sekarang juga." Geram Riku.

"Sudahlah, bagaimana kalau kita ke agensi sekarang?" Ajak Hikari dan diangguki oleh Riku dan Rei.

"Aku akan mengambil tas ku yang masih ada dikamar. Tunggu saja dimobil, aku yang menyetir." Riku langsung pergi keatas bersama Aka untuk mengambil tasnya.

Setelah itu Riku pergi ke garasi. Riku pun duduk disusul Hikari dan Rei. Saat sedang memanaskan mobil, handphonenya mendapatkan panggilan masuk dari Sousuke.

"Sousuke-san? Apa yang ingin dia bicarakan?"

"Moshi moshi, nande?"
"..."
"Entahlah, mungkin lusa. Doushite?"
"..."
"Hah...baiklah besok kita bicara. Dimana?"
"..."
"Baiklah, tapi aku tak mau kalau kau membawa pasukan tambahan."
"..."

Riku mematikan handphonenya dan mulai melaju membelah jalanan. Sesampainya diagensi, Rei mengantar Hikari menemui Otoharu sedangkan Riku pergi keruang latihan.

Hikari Pov, Hikari side

Kali ini, aku dan Rei sedang berada diruangan Otoharu-san. Tujuan ku datang kemari hanya ingin memberikan lagu lagu yang baru saja aku buat. Rei pun mengetuk pintu dan membukannya.

"Permisi sachou, ada yang ingin bertemu denganmu." Ucapnya saat memasuki ruangan.

"Dare? Suruh dia masuk." Tanpa basa basi aku masuk ke ruangannya.

"Ohayou ne Otoharu-san. Hikari desu." Ucapku saat masuk.

"Ternyata kau, ada apa kemari?" Tanya Otoharu dan aku langsung mengeluarkan semua lagu yang sudah aku ciptakan.

"Aku hanya ingin memberikan ini semua. Kuharap kau bisa menjaganya dan merahasiakan komposernya. Oh dan ini ada satu lagu dari Haruki-san. Dia berpesan jaga baik baik dan berikan disaat yang tepat." Ucapku sambil menyodorkan semua lagu.

"Sachou, apa aku akan menjadi menejer pribadinya Riku-sama sampai seterusnya?" Tanya Rei.

"Kau tahu kan, Tsuki tak mungkin membiarkan Riku-kun sendiri. Aku juga kemarin mendapatkan pesan darinya kalau kau harus tetap bersama Riku-kun apapun yang terjadi. Kau juga bisa menjadi menejer kedua grup Riku-kun." Jelas Otoharu.

'Dasar kakek, aku tahu kalau Riku-nii itu dalam bahaya. Tapi kan dia sudah bersama teman temannya, kenapa harus khawatir coba.' batinku. Tiba tiba saja handphoneku berbunyi, saat mengeceknya ternyata ia mendapatkan panggilan masuk dari ayah. Aku menjauh dan mengangkat teleponnya.

"Moshi moshi, nande Otou-san?"
"Hikari kau sudah sampai dirumah Riku?"
"Ha'ik Otou-san, aku sekarang dikantor agensi. Aku juga akan menginap Otou-san, kebetulan aku dapat libur sekolah 1 bulan."
"Baiklah, kamu hati hati disana. Salam buat Riku."
"Ha'ik Otou-san, aku tutup dulu ya. Nanti telepon lagi jaa ne Otou-san."
"Jaa ne Hikari."

Aku mematikan panggilannya dan berjalan ke tempat semula.

"Riku-kun tahu kalau kau yang menulisnya?" Tanya Otoharu dan aku mengangguk.

"Hanya dia yang tahu ciri ciri lagu yang aku buat. Ya sudah aku mau lihat apa yang Riku-nii lakukan." Saat aku berbalik aku melihat seseorang yang sepertinya seumuran denganku.

"Permisi Tou-san." Ucapnya saat ia memasuki ruangan.

"Tsumugi kau sudah datang. Bagaimana hari disekolahmu?" Tanya Otoharu. 'Dia anaknya ternyata.' batinku.

"Baik Tou-san, oh ya kata Tou-san aku akan menjadi menejer. Apa benar?" Otoharu mengangguk. 'Apa dia bisa ya? Dia kan seumuran denganku.' batinku bertanya tanya.

"Kuharap kau bisa, tenang saja kau akan dibantu oleh Rei, menejer pribadi Riku-kun." Tsumugi mengangguk dan pandangan kami bertemu.

"Nanase Hikari desu." Ucapku.

"Takanashi Tsumugi desu. Yoroshiku ne Hikari-chan." Aku mengangguk dan kami bertiga( aku, Rei dan Tsumugi) memutuskan untuk pergi ke ruang latihan dimana Riku-nii dan yang lainnya sudah menunggu. Ternyata saat kami sampai didepan pintu ruang latihan, Banri-san sudah berada disana terlebih dahulu.

Riku Pov, Riku side

Aku pergi ke ruang latihan sedangkan Rei dan Hikari pergi ke ruangan sachou.

"Permisi." Ucapku saat masuk dan orang orang yang ada disana nenatapku.

"Ohayou minna." Ucapku sopan.

"Ohayou Riku/Rikkun/Riku-kun/Nanase-san." Aku pun masuk dan duduk didekat Sogo.

"Kau baru sampai Riku-kun?" Aku mengangguk.

"Aku harus menunggu seseorang." Jawabku.

"Siapa Riku-kun?" Aku hanya tersenyum kecil.

"Hi-mit-su. Souka, minna bagaimana kalau kita main basket?" Tawarku.

"Ide bagus, disana ada bolanya. Lalu bagaimana timnya?" Tanya Mitsuki.

"Hah...Onii-san tak punya tenaga untuk bermain." Aku hanya bisa tertawa canggung.

"Hora Ossan, semangatlah." Ujar Mitsuki.

"Bagaimana kalau Yamato-san jadi wasitnya lalu untuk timnya Mitsuki, Iori, Tamaki satu tim dan sisanya satu tim." Mereka setuju dan kami memulai permainannya. Kami bermain dengan serius dan disaat saat terakhir aku mencoba memasukan bolanya ke ring dan berhasil mengimbangi skor kami.

"Yosh masuk." Gumamku. Aku mengatur nafasku agar tidak kambih dan Sogo mendekatiku.

"Riku-kun, daijobu desu ka?" Tanyanya dan aku mengangguk.

Author Pov

Banri, Tsumugi, Rei dan Hikari pun masuk ke ruang latihan dan mendapati mereka sedang berkumpul.

"Minna-san bisa kemari sebentar?" Ucap Banri sedikit berteriak tapi tidak direspon.// yah dikacangin./ Banri: berisik lu Amy.😑/ Hehe gomen ne.

Oke lanjut.

"Tenang biar aku saja." Hikari siap siap berteriak dan Rei menutup telinganya. Riku yang menyadari hawa yang tidak mengenakkan pun reflek menutup telinga.

"MINNA, BANRI MEMANGGIL!!" Teriak Hikari, walaupun tidak sekeras biasanya tapi itu cukup untuk mengalihkan perhatian semua orang.

"Sudah kuduga. Gomen ne minna, adikku memang seperti itu." Ucap Riku sedikit merasa tidak enak.

"Daijobu ne Riku. Ngomong ngomong dia adik mu?" Tanya Mitsuki.

"Lebih baik kalian berkenalan dengannya langsung." Lalu mereka bertujuh mendekati Banri, Tsumugi dan Hikari.

"Arigato ne Hikari." Ucap Banri.

"Ie daijobu desu ne. Minna-san Nanase Hikari desu, yoroshiku." Ucap Hikari sopan.

"Sudah kuduga itu kau Hika-chan, beruntung mereka tak pernah satu rumah denganmu." Kata Riku saat disamping Hikari dan Hikari hanya tersenyum sambil menggaruk kepalanya.

"Ouh lady apa you adiknya Riku desu? My name Rokuya Nagi, i sangat happy bertemu dengan you." Menyadari ada yang aneh dengan logat Nagi, Hikari hanya bisa menghela nafas.

"Nagi kalau kau menggoda adikku, kupastikan kau dapatkan 'asupan' dari Seth-nii lagi." Ucap Riku mengeluarkan aura yang tidak mengenakkan.

"NO!!! Riku you jahat sekali pada me. You tahu Nii-sama pasti akan seperti itu selama 1 month desu. Please Riku." Ucap Nagi memohon dan semua yang ada disana hanya bisa menyimak drama gratisan dihadapan mereka.

"Ehem bisa fokis dahulu kemari?" Kata Banri sambil mengeluarkan aura yang sama seperti Riku dan seketika jangkrik terdengar sangat jelas karena sepinya ruangan itu.// Tunggu sejak kapan ruangan itu ada jangkriknya? Udahlah abaikan saja.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

Minna-san konbawa ne,

Malam malam up nih, sebenarnya mau up kemarin ya tapi karena inspirasi tiba tiba berhenti mengalir. Jadi ya begitu lah.

Oke, gimana nih ceritanya?

Amy harap kalian suka dan setia nunggu karena Amy upnya terkadang 2 hari sekali, 3 hari sekali. Gak nentu deh pokoknya.

Chap kali ini agak panjang karena penjelasannya juga banyak jadi Amy berharap kalian tadi bacanya dengan posisi wenak ya.

Jangan lupa dukung dengan vote dan komen, apabila ada typonya mohon dimaafkan.

Jaa ne minna-san😘

Write: 05/11/2020 - 08/11/2020
Publish: 08/11/2020

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top