✨Chapter 12✨

Ohayou/koniciwa/konbawa

Amy up lagi, yey. Oke karena kali ini chap nya agak sedikit panjang, Amy mohon untuk memposisikan diri senyaman mungkin.

Terserah posisinya seperti apa, mau rebahan, duduk, jungkir balik terserah asalkan nyaman. And....

Happy reading minna.

❤✨🌸
-----------------------------------------------------------

"Awalnya kami para penyihir hanyalah manusia biasa. Hanya saja suatu saat, ada sebuah gempa dasyat yang melanda dunia dan dari pusat gempa muncul sebuah kristal yang sangat bersinar. Didalam kristal tersebut terdapat sebuah serigala besar berbulu putih dengan ekor 9."-Tsuki.

"Setelah kemunculan kristal tersebut, beberapa orang yang penasaran pun mencoba untuk menyentuhnya. Saat mereka menyentuh kristal tersebut, ada sesuatu yang masuk dalam diri mereka. Orang orang itu adalah leluhur pertama yang menciptakan semua mantra dan juga beberapa peraturan yang diikuti oleh para penyihir hingga sekarang."-Sakura.

"Saat itu letak kristal dan serigala tersebut terletak disebuah hutan yang sangatlah dihormati dan dianggap suci, nama hutan itu adalah hutan suci. Selama 10000 abad, kristal dan serigala tersebut hidup aman tanpa ada yang berani menyentuhnya sama sekali."-Putri.

"Tapi, pada suatu saat ada segerombolan pasukan yang ingin mengganggu ketenangan hutan dan juga kristal dan serigala. Saat itu wilayah hutan suci termasuk wilayah dari kerajaan Lama dan untuk menghindari hal hal yang tak di inginkan, raja, ajudan dan beberapa prajurit kerajaan Lama menghadang gerombolan tersebut. Kedua pasukan tersebut bertarung hingga pimpinan kedua belah mati."-Rei.

"Pimpinan musuh tumbang setelah raja kerajaan Lama tumbang dan yang membunuh pimpinan musuh adalah Erin. Erin adalah leluhur keluarga Nanase dan dia adalah orang pertama yang menjaga kristal. Saat itu juga keluarga Nanase dipercayai untuk menjaga kristal tersebut hingga sekarang."-Riku.

"Baiklah sejauh ini aku paham tapi yang masih aku tak pahami adalah kenapa Riku-nii punya kekuatan sedangkan kami tidak."-Hikari.

"Itu karena ayah kalian, ayah kalian lahir tanpa kekuatan apapun atau bisa disebut hanya manusia biasa. Itu adalah prediksi awal kami, tapi sebenarnya adalah kekuatan tersebut tersegel rapat dan diturunkan kepada salah satu anaknya yaitu Riku."-Sakura. Tanpa mereka sadari, Riku tertidur.

"Bukan tanpa alasan kejadian ini terjadi. Tapi, Riku adalah reinkarnasi sempurna dari Erin. Erin adalah orang pertama yang menjaga kristal dan orang yang pertama kali memberikan perdamaian. Tapi itu tak bertahan lama karena keluarga Kujo. Keluarga Kujo adalah keturunan asli vampire atau cikal bakal munculnya vampire."-Tsuki.

"..." Mereka semua hening sejenak dan berfikir 'bukankah harusnya Riku melanjutkan tapi kenapa diam' lalu mereka menoleh kearah Riku dan mendapati Riku tertidur.

"Astaga, ternyata Riku benar tidur ya?" Tanya Tsuki.

"Hah...ini karena semalam ia memiliki firasat buruk dan terbangun hingga pukul 2 pagi dan bangun pukul 6 pagi karena sesak." Jelas Rei yang berusaha membangunkan Riku.

"Pantas." Gumam semua kompak.

"Riku bangun." Ucap Rei menggoyangkan tubuh Riku.

"Emm 5 menit." Gumam Riku.

"Nanti kita beli donat di tempat biasa, 1 kotak." Bujuk Rei.

"3 kotak ukuran sedang, deal?" Gumam Riku.

"Hah..deal." Lalu ia bangun dan pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka.

"Gampang juga bangunin dia." Kata Putri.

"Dia memang tipe yang unik." Jawab Rei. Tak lama setelah itu Riku keluar dengan rambut dan muka yang basah, tak lupa handuk kecil dipundaknya.

"Kamu mandi?" Tanya Tsuki. Riku menggeleng.

"Biar segar. Oke kita sampai mana tadi?"-Riku mode serius.

"Oh ingat ehem..Dari masa pemerintahan Erin hingga sekarang keluarga Kujo sering sekali mencoba menghancurkan keluarga Nanase, entah dari dunia penyihir maupun dunia manusia. Lalu pemimpin keluarga Kujo kali ini adalah.....Kujo Takamasa."-Riku.

"Takamasa mengira kalau Tenn mempunyai kekuatan sedangkan Riku dan kau tidak. Tapi beruntungnya dia salah pilih, walaupun begitu disisi lain ia tidak salah pilih karena Tenn adalah anak yang berbakat. Sebenarnya Riku juga memiliki bakat yang lebih hebat dari Tenn hanya saja tertutup rapat. Bahkan aku sendiri belum pernah melihatnya."-Tsuki.

"Riku, Hikari apa kalian sudah tahu alasan Kujo Takamasa mengambil kakak kalian?"-Putri. Riku mengangguk sedangkan Hikari menggeleng.

"Riku, jelaskan."-Sakura.

"Alasan Taka mengambil Tenn-nii adalah untuk melampaui Zero dan juga menghancurkan keluarga Nanase secara perlahan. Walaupun Tenn-nii bersama Taka, ia tak akan berubah menjadi vampire karena sehari sebelum kejadian itu, kakek memasang semacam pelindung pada dirinya agar ia tetap menjadi manusia biasa."-Riku.

"Jadi, tugas Riku sebagai adik dan juga raja ke-107 kerajaan sunshine adalah menyelamatkan Tenn dan juga menbunuh Kujo Takamasa. Karena kalau dibiarkan hidup ia bisa menjadi seperti iblis."-Tsuki.

"Tunggu sejak kapan Riku-nii jadi raja? Terus aku tak pernah dengar kerajaan itu?"-Hikari.

"Riku menjadi raja saat usianya 10 tahun. Lalu kerajaan itu adalah kerajaan di dunia penyihir dan terkuat ke-2 didunia penyihir."-Sakura.

"Sebagai raja dan adik, aku harus bisa membawa kembali Tenn-nii kembali apapun resikonya."-Riku.

"Riku kalau bercanda jangan seperti itu, lihatlah Hikari ingin menangis." Ucap Rei sambil menunjuk Hikari yang siap menangis kapan saja.

"Astaga canda Hika-chan. Aku tak akan mati sebelum semuanya beres. Ehe." Kata Riku.

"Candaannya gak lucu." Ucap Hikari cemberut.

"Gomen gomen, sebagai gantinya kita beli donat ya nanti. 2 kotak." Bujuk Riku.

"5 kotak ukuran sedang plus jus stoberi." Riku menghela nafas.

"Baiklah 5 kotak." Jawab Riku pasrah.

"Rei, ingat janjimu tadi ya." Kata Riku saat ingat janji Rei beberapa saat yang lalu. Rei hanya mengangguk pasrah.

"Oke, Hikari kau sudah tahu semua rahasia Riku dan kau harus janji kalau kau tak akan membeberkannya walau hanya satu kata. You promise?" Kata Tsuki.

"I'm promise." Tiba tiba monitor yang ada di meja kerja Riku menampilkan sesuatu.

"Siapa coba?" Gumam Riku. Jari jari Riku dengan lihainya mengetik sesuatu dan dimonitor terdapat sesuatu bayangan hitam. Riku mencoba mencari tahu siapa/apa bayangan hitam yang ada dimonitornya.

Setelah berusaha, senyum smirk tercipta diwajah Riku. Riku kemudian mencari sesuatu dilemari bajunya dan ternyata itu adalah katana.

"Rei, kau jaga disini. Aku bersama Aka." Ucap Riku saat berada dibalkon, Rei mengangguk dan kemudian Riku loncat dan mendarat dengan selamat.

"Rei, apa yang terjadi?" Tanya Putri.

"Hama bertebaran. Tenang saja Riku bisa mengatasinya, jiwa pembunuhnya seketika bangkit saat ada yang ingin menyerang." Jelas Rei tenang.

"Memang Riku-nii punya jiwa pembunuh ya?" Tanya Hikari.

"Jiwa tersebut hanya jiwa warisan dari Erin. Erin dulu adalah mantan pembunuh sebelum menjadi ajudan di kerajaan Lama." Jelas Rei.

"Pantas." Gumam semua orang.

"Yuhu kalian sedang apa?" Ucap seseorang dibalkon.

"Riku? Sejak kapan kau disana?" Tanya Sakura.

"Baru saja dan hamanya sudah beres, betul kan Aka?" Ucap Riku santai.

"Benar, lagipula Riku menggunakan teknik fire ball blue karena lawannya lumayan sulit kalau hanya menggunakan teknik yang rendah." Jelas Aka.

"Yosh karena urusannya sudah beres dan aku kosong hingga besok, apa yang akan aku lakukan ya?" Ucap Riku.

"Riku-nii, kita nikmati waktu saudara kita gimana?" Usul Hikari.

"Boleh juga, lagipula aku juga sudah rindu dengan adik kecil, manis dan bawelku ini." Goda Riku.

"Aku gak bawel dan aku sudah 12 tahun, aku bukan anak kecil lagi." Bantah Hikari, Riku hanya tertawa dan ia melesat kekamar mandi.

Di kamar mandi....

Riku mulai melepas baju atasnya dan kemudian ia bercermin, nampak sebuah luka besar sepanjang punggungnya yang masih berbekas.

"Huh....kenapa belum hilang? Kan ini sudah 2 tahun yang lalu, kenapa belum hilang juga?" Gumam Riku, lalu Erin tiba tiba muncul dari samping.

"Riku, jangan menatap sedih lukamu itu. Lagipula sudah tak apakan?" Tanya Erin.

"Iya, tapi apa ini akibatnya kalau aku terlalu serius saat melawan vampire itu?" Tanya Riku.

"Anggap saja sebagai peringatan, lagipula kau melawan vampire tingkat C." Kata Erin.

"Tingkat C ya? Pantas saja, aku sampai pingsan berhari hari." Kata Riku tersenyum tipis.

"Kau bukan pingsan Riku, tapi koma hampir 3 bulan Riku." Sangkal Erin.

"Iya juga, sudahlah aku ingin mandi kau pergilah." Ucap Riku.

"Iya iya, aku baru mau pergi." Erin pun menghilang seketika.

Dikamar Riku...

"Ya, kurasa kita tak perlu khawatir lagi karena Riku sudah makin kuat." Kata Tsuki.

"Tapi tetap saja kalau dia melawan vampire yang tingkatnya tinggi, ia juga akan kewalahan." Ujar Sakura.

"Seperti 2 tahun yang lalu ya?" Tanya Putri.

Flashback~

Riku sedang membaca buku kesayangannya hingga keasikkannya hancur akibat laporan dari Aka kalau vampire menyerang kerajaan dan para prajurit kewalahan.

"Baiklah aku akan turun langsung. Aka kau panggil Rei agar dia membantuku." Ucap Riku lalu ia memencet sebuah tombol yang ada dilemari bajunya.

Lemari yang awalnya tempat menyimpan baju kini hanya senjata tajam khusus untuk membunuh vampire. Setelah itu, Riku langsung berteleport menuju kerajaannya dan saat sampai ia melihat banyak sekali vampire yang berjalan menuju ke kerajaan.

"Tingkat D ya? Mudah." Riku mulai mengumpulkan kekuatan dan kemudian melesat kearah vampire tersebut. Dalam hitungan detik, semua vampire tersebut berubah menjadi abu dan menyisakan vampire yang kelihatannya lebih kuat dari sebelumnya.

"Riku, kau tak apa?" Tanya Rei saat sampai.

"Daijobu Rei, kita hanya tinggal mengurus pemimpinnya." Jawab Riku.

"Vampire tingkat C." Gumam Rei.

Tiba tiba vampire tersebut melesat kearah mereka dan dengan mudah Rei menangkis serangannya. Riku menggunakan kesempatan tersebut untuk menyerang dari belakang menggunakan teknik fire red dan berhasil melumpuhkannya untuk sementara.

Ternyata vampire tersebut bisa pulih dengan cepat, Riku dan Rei terkejut. Vampire tersebut tiba tiba saja menghilang dan muncuk dibelakang Rei. Riku yang mengetahui itu langsung menjadi tameng Rei, alhasil punggung Riku terkena pedang yang vampire gunakan.

Pedang tersebut bukanlah pedang biasa, pedang tersebut sudah diberi mantra. Apabila tak sengaja tergores dengan kulit itu akan meninggalkan bekas.

"Riku!!!" Teriak Rei dan menangkap Riku yang hampir tumbang.

"Uhuk....hah....Rei.....kalah....kan....dia....menggunakan.....jurus....pamung....kas...sekarang.....aku...tak...apa..." Ucap Riku sambil mengatur nafasnya. Rei geram dan kemudian ia menyerang vampire tersebut dengan teknik campuran fire red dan fire blue.

Dalam sekejap mata, vampire tersebut berubah menjadi abu. Rei pun menghampiri Riku yang masih mencoba mengatur nafasnya. Tak lama kemudian Sakura dan Tsuki datang.

"Astaga Riku, kau tak apa?!" Tanya Tsuki khawatir.

"Daijobu....desu...aku..hanya....perlu.....istirahat....seben...tar....saja....uhuk.......hah..uhuk...uhuk.." Riku pingsan saat itu juga. Sakura, Tsuki dan Rei membawa Riku ke rumah sakit dan langsung ditangani oleh Shinkai.

5 jam kemudian Shinkai keluar dari UGD dan langsung dihujani pertanyaan oleh Tsuki dan Sakura.

"Bagaimana keadaan Riku?" Tanya Sakura.

"Asmanya sudah mereda dan luka dipunggungnya sudah diobati, tapi karena luka tersebut akibat pedang vampire yang diberi mantra khusus jadi lukanya akan membekas. Juga karena lukanya cukup dalam dan mengenai paru parunya, Riku dinyatakan koma dalam waktu yang lama walau tak sampai 6 bulan. Riku-sama akan dipindahkan ke ruang VVIP, saya permisi dahulu." Jelas Shinkai lalu ia pergi keruangnnya.

"Apa yang harus kita lakukan Tsuki? Kalau Kai-kun dan Min-chan tahu pasti mereka akan curiga." Keluh Sakura.

"Tenang saja, kita hanya akan memberitahu Hikari saja. Untuk Kairo dan Mina, akan aku urus kalian berdua temani Riku sampai aku kembali." Tsuki pun pergi untuk menjemput Hikari tanpa sepengetahuan Kairo dan Mina.

Sedangkan Sakura dan Rei pergi ke ruang rawat Riku. Saat sampai, mereka hanya mendengar suara alat alat medis dan jam dinding. Sakura yang tak tega melihatnya pun hanya menunggu diluar sedangkan Rei masuk.

"Biarkan dia istirahat dahulu. Pedang tersebut juga mengambil sebagian dari kekuatannya." Ucap Erin yang tiba tiba ada disamping Rei.

"Erin-sama? Ya, kurasa kau benar. Aku juga terkena pedang tersebut walau tak separah Riku-sama." Ucap Rei sambil menunjukkan perban yang ada di lengan kiri atasnya.

"Aku yakin dia akan bangun cepat karena dia bukanlah orang yang malas. Rei kumohon kalau Riku sudah bangun, titipkan salamku." Erin pun menghilang. Tak lama kemudian pintu ruang rawat Riku terbuka dan memperlihatkan Tsuki dan Hikari masuk.

"Astaga, Riku-nii kenapa jadi seperti ini?" Hikari yang tak bisa menahan tangisnya pun menangis disamping ranjang Riku.

"Tak apa Hikari-chan, dia hanya butuh istirahat. Aku yakin dia akan bangun." Ucap Rei. Hikari hanya mengangguk lemah.

Setelah itu secara bergantian, Hikari, Tsuki dan Rei menemani Riku tentunya Aka juga menemani bahkan Aka enggan patroli sebelum Riku sadar dan itu mereka lakukan selama 3 bulan. Riku pun sadar saat sehari sebelum ulang tahunnya.

Flashback end~

"Iya, astaga saat itu Riku-kun membuatku khawatir. Aku saja tak berani untuk masuk ke kamar Riku-kun." Jawab Sakura.

"Tapi aku yakin dengan pengalaman itu, Riku-sama akan lebih berhati hati." Kata Rei lalu ia memandang lengan kiri atasnya yang dulu juga terkena pedang vampire.

Riku keluar dari kamar mandi dan memandang orang yang ada di kamarnya.

"Ada apa?" Tanya Riku sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.

"Sejak kapan matamu jadi kuning Riku? Juga kok rambutmu berubah?" Tanya Tsuki.

"Masa sih?" Riku langsung mengambil cermin yang ada disampingnya dan Riku terkejut akan perubahannya.

"Heh?!!! Sejak kapan?!!! Padahal aku tak pernah pakai lensa kontak. Juga kapan model rambutku berubah seperti Otou-san, tapi aku suka warnanya sih. Merah dengan oren, cocok." Kata Riku.

"Ya, kurasa kau lumayan cocok. Tapi aku akan membayangkan orang lain yang melihat penampilanmu berubah." Ujar Putri.

"Kurasa untuk menutupi rambutmu bisa memakai wig, tapi untuk matamu aku sedikit khawatir kalau kau harus memakai lensa kontak." Usul Tsuki.

"Tapi menurutku tak apa kalau Riku berpenampilan seperti ini saat kegiatan sehari hari, maksudku saat tak ada job. Tapi untuk saat Riku bekerja, aku rasa harus karena kalau tidak pasti akan ada rumor macam macam." Usul Rei.

"Ide bagus. Aku setuju saran Rei." Ucap Riku yang sedang berada disamping Hikari.

"Kalau begitu kita juga setuju. Oke, kami pulang dulu. Jaa Riku, Hikari." Ucap Sakura dan kemudian Sakura, Tsuki dan Putri keluar menyisakan Rei, Riku dan Hikari.

"Yosh kita pergi yuk." Ajak Riku.

"Kemana?" Tanya Rei dan Hikari bersamaan.

"Toko donat." Jawab Riku sambil menunjukkan senyumannya.

"Ngapain?" Tanya Rei dan Hikari bersamaan.(lagi)

"Hah....kalian lupa? Ayo beli donat em....8 kotak." Jawab Riku dengan wajah kesalnya.

"Oh." Ucap Rei dan Hikari bersamaan.(lagi)// jodoh apa cuma kebetulan?

"Ya udah kalian siap siap dulu. Oh ya Rei kau antar Hikari kekamarnya dan jangan kau lakukan hal yang aneh dengan Hikari."

Blam...

"Astaga Riku-nii." Gumam Hikari melihat kelakuan kakaknya.

"Hikari-sama, mari ikuti saya." Ucap Rei, lalu ia berjalan menuju kamar yang dimaksud oleh Riku.

Skip time~

Kini Riku, Hikari dan Rei berada ditaman belakang rumah Riku setelah mereka pergi membeli 8 kotak donat. Tentunya mereka hanya makan 2 sampai 3 kotak saja, sisanya mereka berikan kepada karyawan agensi.

Mereka menikmatinya dengan tenang dan hening, hanya suara air dan angin yang mengisi telinga mereka hingga pertanyaan Hikari memecahkan keheningan.

"Riku-nii, kenapa Otou-san dan Okaa-san tak perku tahu apapun tentang Riku-nii, sedangkan aku boleh?" Tanya Hikari.

"Itu karena kau perlu tahu agar kau bisa melindungi mereka kalau Nii-san sedang tidak bersama kalian. Otou-san dan Okaa-san tak perlu tahu, biarlah mereka hidup seperti manusia pada umumnya." Jelas Riku.

"Tapi kalau mereka tahu sendiri bagaimana?" Tanya Hikari sambil memandang donat yang ada ditangannya.

"Aku punya banyak alasan." Jawab Riku lalu ia memakan donat yang sedari tadi ada ditangannya.

"Kalau Tenn-nii chan?" Riku hanya memandang kosong tangannya dan kemudian ia dongakkan kepalanya keatas.

"Kalau itu, agak sulit. Bagaimana pun kami kembar, aku yakin dimana pun Tenn-nii berada aku yakin semua rasa sakit luka ku akan dia rasakan. Juga aku tak bisa lari apabila Tenn-nii sudah bertanya." Jelas Riku. Hikari memeluk Riku dan menangis dalam diam.

"Aku rindu Tenn-nii chan, aku harap aku bertemu dengannya." Ucap Hikari disela tagisnya.

"Menangislah Hika-chan, aku tahu kau pasti rindu Tenn-nii. Aku juga merindukannya. Menangislah tak apa, hanya agar kita merasa lega." Kata Riku lalu kemudian dua kakak-beradik tersebut menangis dalam pelukan mereka.

Rei yang melihat ikut merasakan perasaan rindu yang mereka keluarkan. Selama beberapa menit mereka menangis dalam pelukan dan kini mereka mulai tenang.

"Sudah tenang?" Tanya Rei saat memberikan mereka air mineral.

"Arigato Rei. Ya kami sudah tenang." Jawab Riku menerima air yang diberikan oleh Rei lalu meminumnya.

"Kalau sudah tenang, kita makan siang. Ryo sudah masakan sesuatu." Riku dan Hikari hanya mengangguk dan pergi dari halaman belakang menuju ruang makan.

Seusai makan siang Riku dan Hikari menonton film diruang nonton yang letaknya ada di bawah kamar Riku. Saat memasuki ruangan mereka akan disuguhkan oleh ruangan yang hampir mirip dengan bioskop.

Saat mereka masuk, mata Hikari langsung menuju sofa merah yang muat sekitar 10 orang. Disisi lain ada berbagai macam dvd film berbagai genre, mulai dari slice of life, komedi, thriller, kartun, romance, horor dan masih banyak lagi.

Lalu di samping sofa terdapat alat semacam proyektor yang mengarah ke kain putih yang terpapang ditembok. Suasananya persis seperti dibioskop, ruangan tersebut juga kedap suara jadi teriakan sekeras apapun tak akan terdengar hingga keluar kecuali kalau pintunya terbuka.

Riku menyuruh Hikari memilih film yang akan ditonton. Setelah 10 menit memilih film yang akan mereka tonton, akhirnya Hikari memilih film horor. Hikari menyerahkan dvd yang dia pilih kepada Riku.

Riku langsung memasukan dvd tersebut kesebuah alat yang sudah tergabung dengan proyektor. Riku duduk disamping Hikari dan mulai menikmati filmnya.

Berkali kali Riku dan Hikari berteriak karena kemunculan makhluk yang sangat tiba tiba. Beruntung asma Riku tidak kambuh hingga akhir film.

Riku melihat jam yang ada di dindibg ruangan tersebut dan ternyata mereka sudah menonton selama 4 jam. Riku pun menyudahi acara menonton mereka karena sudah sore dan Hikari juga tertidur dipertengahan film kedua.

Riku menggendong Hikari hingga kekamarnya. Saat sampai dikamar Hikari, Riku langsung menidurkan Hikari dikasur dan pergi kekamarnya untuk membersihkan dirinya.

Skip time~setelah makan malam

Riku berada dikamarnya sedang berkutat dengan laptopnya. Riku nampak serius dan saat ia sedang membaca sebuah file yang tak sengaja ia temukan diflashdisk milik Tsuki, ia terkejut akan apa yang ia baca.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

Hai minna-san,

Akhirnya Amy up lagi, yey.

Amy nulis chap kali ini ngebut yang kebetulan inspirasinya lagi bagus, nanti keburu hilang. Ehe Gimana ceritanya? Seru? Atau makin gak jelas alurnya?

Oke, kalau ada typo mohon dimaafkan ya. Namanya manusia, tidak ada yang sempurna.

Chap kali ini memang agak sedikit panjang karena mengandung penjelasan. Jadi ya begitu.

Oke deh, sampai ketemu dichap selanjutnya..

Jaa ne~

Write: 30/10/2020 - 31/10/2020
Publish: 31/10/2020

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top