✨Chapter 1✨

Author Pov

9 Juli ****

Di sebuah rumah di kota Tokyo, ada sebuah keluarga yang harmonis sedang merayakan ulang tahun kedua putranya yang bernama Nanase Tenn dan Nanase Riku.

Mereka adalah kembar tak seiras yang lahir dari keluarga yang sebenarnya tak biasa.

Bagi manusia biasa, memang mereka lahir dari keluarga yang biasa saja. Tapi di mata orang-orang tertentu, keluarga mereka tak bisa dianggap remeh.

Mereka berasal dari keluarga penyihir terkuat kedua di dunia dan memiliki pengaruh kuat dalam politik dunia.

Tapi sayang, orang tua, kakak kembarnya dan adik perempuannya tidak memiliki kekuatan apapun. Hanya salah satu dari 3 bersaudara tersebut yang memiliki kekuatan yaitu Nanase Riku.

Awalnya pesta ulang tahun tersebut berjalan lancar, hingga sebuah berita mengejutkan mengacaukannya. Nanase Kairo, ayah dari Nanase twins dan Nanase Hikari, mendirikan sebuah tempat karaoke yang lumayan sukses hingga tempat tersebut dibeli oleh seseorang dari dunia hiburan yaitu Kujo Takamasa.

Berita tersebut membuat Kairo dan Mina, istri Kairo, kehilangan pekerjaan mereka. Dan lebih mengejutkannya lagi, Takamasa ingin salah satu dari anak mereka untuk diadopsi, yaitu Tenn.

Takamasa juga akan mengancam, apabila Tenn tak mengikutinya, keluarganya akan ia habisi. Karena tak memiliki pilihan lain agar keluarganya tetap utuh.

"Tenn-nii...kumohon jangan...per...gi.." pinta Riku sambil memegangi dadanya yang sesak akibat asma yang ia derita sejak lahir.

"Tenn-nii chan, kumohon jangan tinggalkan kami." pinta Hikari sembari merangkul Riku yang bisa tumbang kapan saja.

"Gomen ne Riku, Hikari. Demi keluarga kita, aku akan pergi." ujar Tenn sembari memeluk kedua adiknya untuk terakhir kalinya sebelum dia pergi bersama Takamasa.

"Ayo Tenn, akan aku latih kau untuk menjadi idol yang hebat." ajak Takamasa, Tenn pun melepas pelukannya dan pergi dengan Takamasa.

'Di ulang tahunku yang ke-delapan, apa ini hadiah ulang tahunku? Hadiah terburuk yang pernah aku terima.' batin Riku sebelum ia tak sadarkan diri.

"Riku-nii chan,.bangun! Otou-san, asma Riku-nii chan kambuh!" kata Hikari yang merasa kalau Riku lumayan berat.

Tanpa basa basi lagu, Kairo langsung membawa ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit terdekat, Riku langsung ditangani oleh dokter kepercayaan keluarga mereka yaitu Hibiki Shinkai.

Setelah 2 jam ditangani oleh Shinkai, Riku dipindahkan ke kamar rawat. Shinkai bertanya kenapa Riku bisa kambuh, lalu Mina menjelaskan semuanya yang baru saja mereka alami.

Shinkai yang mendengar cerita tersebut turut prihatin kepada keluarga yang sudah ia rawat sejak pertama kali bekerja menjadi dokter.

Setelah berbincang-bincang cukup lama, Kairo, Mina, beserta Hikari masuk ke kamar inap Riku dan mendapati Riku sudah sadarkan diri namun Riku hanya bisa menatap jendela dengan tatapan kosong, Hikari pun mendekati sang kakak untuk memberikan pelukan hangat.

"Riku-nii chan tidak sendiri di sini. Masih ada Otou-san, Okaa-san, dan Hikari tentunya. Kami akan selalu ada disamping Riku-nii chan. Jadi jangan sedih ya Riku-nii chan." kata Hikari menenangkan Riku.

"Ri-chan, yang dikatakan Hi-chan benar. Sekarang kamu satu satunya kakak Hi-chan. Jadilah kuat Ri-chan Okaa-san yakin itu." ujar Mina yang kini memeluk kedua anaknya tersebut.

Kairo yang melihat itu langsung berjalan menuju anak dan istrinya, lalu memeluk mereka. Riku yang di peluk pun tertawa pelan dan tersenyum hangat, walau tidak sehangat sebelumnya.

"Arigatou minna, dan Hika-chan sekarang panggil Riku-nii atau Nii-san saja ya." ucap Riku terharu melihat tiga orang yang berarti dalam kehidupannya.

"Ha'i Riku-nii. Oh ya, Riku-nii nanti kalau kita udah di rumah mau baca buku sama Hikari kan? Hikari punya buku baru." kata Hikari dengan semangat.

"Ha'i Hika-chan tapi sebagai gantinya, kamu temankan Nii-san nonton." jawab Riku dan seketika atmosfer disekitar mereka berubah.

Mina dan Kairo hanya tersenyum melihat tingkah kedua anak mereka. Walaupun tanpa kehadiran Tenn, mereka masih tetap bersenang-senang. Mereka juga berencana setelah Riku sembuh, mereka mencari pekerjaan pengganti.

Setelah 2 bulan Riku dirawat di rumah sakit akhirnya ia diperbolehkan untuk pulang. Selama di rumah, Riku hanya menghabiskan waktunya untuk belajar, membaca, dan bermain gitar, tak jarang pula ia menonton televisi atau koleksi DVDnya.

Riku berada di rumahnya sendiri karena orang tuanya bekerja dari pagi hingga malam setelau dirinya keluar dari rumah sakit, sedangkan Hikari hanya bisa bersantai saat akhir pekan saja.

Itupun Hikari hanya akan ada di kamar untuk membuat beberapa lagu.

Sejak umur 5 tahun Hikari suka sekali menulis lagu dan impiannya adalah menjadi komposer yang hebat.

Hari-harinya hanya diisi dengan kesunyian, hingga suatu hari seekor kucing berada di depan pintu kamarnya.

Riku heran, kenapa kucing tersebut bisa masuk kemari. Riku melihat bahwa kucing tersebut membawa gulungan kertas kecil, tanpa basa-basi Riku mengambilnya dan segera membacanya.

***

Riku kau adalah anak istimewa
Tapi berhati-hatilah, jangan sampai ada yang mengetahuinya.

Love
NT❤

***

'NT? Siapa dia? Apakah Tenn-nii? Tapi tidak mungkin.' batin Riku yang masih memandangi surat yang ada di tangannya dan mengabaikan kucing tadi yang sudah menghilang dari tempatnya.

Saat Riku kembali memasuki kamarnya, dia melihat ada seorang pria berjubah hitam berada di pembatas balkon kamarnya.

"Ano...anata wa dare desuka? Dan bagaimana bisa anda berada di sini?" tanya Riku waspada dan respon pria itu hanya tertawa kecil.

"Hidoi.....ternyata cucu kesayanganku melupakanku." ucap pria tersebut turun dari pembatas balkon dan berjalan mendekat ke arah Riku.

"Maaf, bisa anda jelaskan lebih detail lagi dan mau apa anda kemari?" kata Riku yang masih waspada akan orang dihadapannya.

Beruntung orang tua dan adiknya sedang tidak ada di rumah, jadi Riku tak perlu mencari alasan kenapa dia berbicara sendiri saat di kamar.

"Baiklah akan aku jelaskan. Namaku Nanase Tsuki, ayah dari Nanase Kairo dan tujuanku kemari untuk memberitahukan rahasia besar kepadamu Riku, kuharap kau mau mendengarkanku." ucap Tsuki, Riku yang mendengar nama pria itu pun langsung memeluknya.

Pria itu adalah Nanase Tsuki, kakek dari Riku dan Hikari, ayah dari Kairo.

"Ojii-san! Ini Ojii-san kan?! Riku rindu dengan Ojii-san." ucap Riku sambil menangis dalam pelukan itu.

"Sudah Riku, jangan terlalu lama menangis. Nanti kalau asmamu kambuh bagaimana? Oh ya dan Ojii-san tidak datang sendiri." ujar Tsuki sambil menghapus air mata Riku.

"Bukannya Ojii-san datang sendirian? Lalu bagaimana bisa Ojii-san berada di balkon kamar Riku? Kamar Riku kan di lantai 2?" tanya Riku beruntun dengan wajah penasaran dan polosnya, Tsuki hanya tersenyum kecil lalu mengajaknya duduk di sofa.

"Pertama, Ojii-san kemari memang tidak sendiri, orangnya ada di bawah. Lalu untuk pertanyaan selanjutnya karena kakek memakai mantra teleportasi." jelas Tsuki tenang. Riku yang mendengar terkejut dan bertanya pada diri sendiri 'bukannya teleportasi hanya ada di film?'

"Orang tua dan saudarimu tak ada di rumahkan?" tanya Tsuki mengamati kamar Riku yang bernuansa merah dan oranye serta beberapa aksen putih.

"Otou-san dan Okaa-san pergi bekerja hingga malam nanti. Hikari tadi izin pulang terlambat karena ada rencana jalan-jalan bersama temannya." jelas Riku bersender.

"Baiklah, kurasa akan Ojii-san jelaskan besok saja. Besok Ojii-san akan datang lagi kemari, I'm promise. Tapi jangan beritahu mereka kalau Ojii-san datang ya, You promise?" ucap Tsuki sambil memberikan kelingkingnya.

"I'm promise. Oh ya, kakek lebih baik pergi sekarang karena guru privatku sebentar lagi sampai." kata Riku menautkan kelingkingnya.

Tsuki mengangguk lalu menghilang begitu ssaja dari pandangan Riku dan pemilik kamar masih terkejut apa yang tadi ia lihat. Riku yang terlalu larut dalam lamunannya, tak sadar bahwa ada yang memasuki kamarnya.

"Riku-nii, Hikari masuk ya." ucap Hikari memasuki kamar Riku tanpa mengetuk pintu.

"Hika-chan sudah pulang? Katanya tadi pulang terlambat?" tanya Riku menoleh ke arah Hikari yang berjalan ke arah kasur.

"Tidak jadi. Sokka, Rui-sensei ada di ruang tamu Riku-nii." kata Hikari yang masuk dan langsung duduk nyaman di kasur Riku.

"Langsung saja ke kamar, Nii-san mau mandi dulu." ucap Riku sembari berjalan menuju ke kamar mandi.

Hikari hanya mengangguk dan pergi ke ruang tamu di mana guru privat mereka menunggu. Rui, guru privat Riku dan Hikari, pun pergi ke dalam kamar Riku dan dia keheranan ke mana sang pemilik kamar pergi.

"Sensei tunggu sebentar ya, Riku-nii baru mandi." ucap Hikari lalu duduk di meja belajar yang ada di kamar Riku, bermain game yang ada di ponselnya.

Setelah menunggu 10 menit akhirnya Riku keluar dengan pakaian lengkap. "Maaf lama sensei." kata Riku saat keluar dari kamar mandi.

"Tak apa Riku. Ya sudah mari kita mulai." ucap Rui yang langsung memulai pembelajaran.

Pembelajaran berlangsung kondusif dan ditengah-tengah pembelajaran, Hikari menanyakan sesuatu pada Riku, "Riku-nii nanti bisa temenin Hikari beli buku?" tanya Hikari di tengah-tengah pembelajaran.

"Ya boleh, sekalian nanti ke konbini ya." jawab Riku tetap fokus pada tugasnya. Hikari menggangguk kemudian kembali memperhatikan pelajaran yang diberikan oleh Rui.

Setelah beberapa jam, akhirnya Riku dan Hikari bisa keluar untuk pergi ke toko buku dan konbini. Sebelum mereka pergi, Riku menyempatkan untuk menelpon Mina dan memberitahukan kalau mereka keluar sebentar.

Mina hanya memberi pesan jangan pulang malam dan berhati-hati. Setelah menelpon mereka langsung pergi ke tempat tujuan mereka.

Selama perjalanan, Riku terus saja melamunkan kata-kata Tsuki dan karena terlalu larut dalam lamunannya ia tanpa sadar menabrak seseorang di depannya.

"Gomennasai, daijoubu desuka?" kata orang yang Riku tabrak.

"Daijoubu desu. Maaf saya tadi tidak memperhatikan jalan." ucap Riku tersadar seketika dari lamunannya dan ia pun melihat orang tersebut dengan intens.

"Oh ya, perkenalkan nama saya Yaotome Gaku kalau boleh tahu nama anda siapa?" kata orang yang bernama Gaku.

"Nanase Riku desu. Yoroshiku Yaotome-san." ucap Riku ramah.

"Riku-nii hayaku! Nanti kita pulangnya ke malaman." teriak Hikari sembari lari menghampiri Riku yang jarak antara mereka sangat jauh.

"Ha'i ha'i. Hah...punya adik cerewet sekali." gumam Riku tapi masih bisa didengar oleh Gaku.

"Nanase kalian mau ke mana?" tanya Gaku penasaran.

"Hanya membeli buku dan ke konbini." jawab Riku santai.

"Gaku-senpai? Senpai kenapa ada di sini?" tanya Hikari saat berada di dekat mereka.

"Yo Hikari. Ya, hanya berjalan-jalan." jawab Gaku santai.

"Hika-chan, kamu kenal?" tanya Riku kebingungan.

"Dia senpai aku, Riku-nii. Oh ya, Senpai kami pergi dulu ya, takut kemalaman nanti." kata Hikari lalu menarik ( baca: menyeret ) Riku menjauhi Gaku yang masih terdiam di tempatnya selama beberapa menit.

Setelah berjalan selama 6 menit, akhirnya mereka berdua sampai di toko buku dekat distrik mereka.

Skip time~

Riku dan Hikari sampai di rumah pukul 3 petang. Sesampainya dirutmah mereka langsung menaruh barang mereka di meja bar dapur dan langsung pergi mandi.

Riku Pov

'Hari ini menurutku hari yang cukup panjang. Berawal dari seekor kucing masuk membawa surat, kemunculan Ojii-san, bertemu Yaotome Gaku.'

'Hah.....rasanya ingin langsung tidur aja. Tapi aku harus memasak makan malam sama Hikari, belum nanti diajak nonton film di kamarku sama Hikari.'

Setelah mandi, aku langsung pergi ke bawah tepatnya ke dapur untuk membuat makan malam. Semenjak kepergian Tenn-nii aku mulai belajar memasak dan hal-hal yang sebelumnya belum pernah kulakukan.

Saat ku turun kulihat ternyata Otou-san dan Okaa-san sudah pulang dan kini mereka berada didapur.

"Otou-san, Okaa-san, okaeri." sapaku seperti biasa.

"Riku, tadaima. Oh ya, Hikari wa doko?" kata Otou-san sambil membantu Okaa-san memasak.

"Ri-chan. Kali ini biar Okaa-san dan Otou-san yang memasak. Sekarang Ri-chan panggil Hi-chan kemari." aku hanya menurut saja lalu pergi ke kamar Hikari yang ada di samping kamarku.

"Hika-chan ayo turun." panggilku dari depan pintu kamarnya.

"SEBENTAR!" teriak Hikari dari dalam.

"INI BUKAN HUTAN!" teriak ku balik lalu turun ke lantai bawah begitu saja.

"Riku? Hikari kenapa?" tanya Otou-san saat melihatku turun tangga, lalu aku melihat sosok asing di depan Otou-san.

Belum juga menjawab, suara lain menjawab pertanyaan Otou-san, "Riku-nii tidak sabaran ya jadi orang." ucap Hikari yang ternyata baru saja turun.

"Terserah. Okaa-san, dia siapa?" bisikku sambil memandang dua orang wanita yang kini ada di depanku.

"Perkenalkan nama saya Putri Kirana Putra dan ini cucu saya Ima Melati Putra. Ima, say hello to Nanase family." ucapnya santai tapi sopan.

"Hello my name Ima Melati Putri. I'm from Indonesia and i'm 4 years old." kata gadis yang bernama Ima itu. Aku berpikir 'Anak umur 4 tahun sudah bisa bahasa inggris lancar pasti ini bukan anak biasa.'

"Oh ya Kairo, sebenarnya aku kemari karena dulu ayahmu ingin aku memberikan ini kepadamu." ucapnya lalu memberikan sebuah map yang lumayan tebal.

Author Pov

Putri memberikan sebuah map yang cukup tebal kepada Kairo dan dia langsung membuka map tersebut.

Mina pun mendekat dan mereka membacanya bersama. Mereka berdua yang awalnya terkejut pun tiba-tiba menangis haru.Riku dan Hikari hanya bisa menatap bingung sedangkan Putri dan Ima tersenyum.

Isi dari map tersebut adalah sertifikat perusahaan dan juga semua aset penting keluarga Nanase yang telah atas namanya. Awalnya Kairo kira perusahaan tersebut telah diambil alih oleh orang lain namun kini sudah berubah.

"Omedettou Kairo, kini semua itu kembali menjadi bmilik keluargamu." ucap Putri tersenyum kecil.

"Nenek ada panggilan dari kakek." ucap Ima sambil menyerahkan telefonnya.

"Halo Roy, ada apa?"
"....."
"Aku ada di rumah Kairo. Emang ada apa sih?"
"....."
"Iya iya bentar lagi. Tenang aja Ima sama aku."
"....."
"Ok dadah sampai ketemu di rumah."

Setelah itu Putri dan Ima pamit karena masih ada hal yang harus diurus. Setelah mereka pergi dari kediaman Nanase, Riku dan Hikari langsung menghampiri kedua orang tuanya.

"Otou-san, ada apa?" tanya Hikari bingung.

"Kalian masih ingat perusahaannya kakek kalian kan?" tanya Kairo balik.

"Bukannya perusahaannya kakek itu diambil sama orang lain?" ucap Riku menanyakan balik.

"Ya, tapi itu dulu Ri-chan. Tapi sekarang perusahaan itu sudah menjadi milik kita." jelas Mina memeluk kedua anaknya.

Tentu saja Riku dan Hikari terkejut lalu memeluk kedua orang tuanya. Malam itu mereka berempat memutuskan untuk merayakannya dengan menonton film bersama.

Di suatu tempat di waktu yang sama ada seseorang dengan jubah hitam dan topeng sedang memperhatikan kegiatan di rumah keluarga Nanase.

"Permainan baru saja dimulai." ucap orang berjubah tadi dan seketika ia menghilang tanpa jejak.

Tbc

Write: 26/09/2020 - 30/09/2020
Publis: 03/10/2020
Revisi: 01/06/2022
Edit: 19/08/2022

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top