- 6 - || Refreshing Time || - 6 -
Mudah membuatnya memberikan senyum yang sesungguhnya...
Mudah membuatnya tertawa polos seperti yang lainnya...
Mudah melakukan itu semua...
Tapi kalian tidak mau melakukannya, kan?
_______________
"Kau akan menginap dimana, (Name)?" tanya Kuroo setelah mereka keluar dari Fukurodani.
Sama seperti di Nekoma, (Name) memberikan jadwal untuk pelatihan musim panas dan tersisa 1 tugas lagi.
Melihat mereka bermain.
"Ah, pihak sekolah sudah memesankan hotel." ucap (Name) lalu ia berhenti tiba-tiba, "Tapi aku lupa dimana."
Akaashi, Bokuto, Kuroo dan Kenma ikut berhenti lalu menatap (Name) dengan tatapan WTF.
"Ya ampun, (Name)." gumam Kuroo menepuk keningnya.
"Apa kau ingat nama hotelnya, (Surname)-senpai?" tanya Akaashi.
(Name) mengangguk lalu memberitahu nama hotel tempat ia menginap. Tampak Akaashi berpikir sejenak.
"Hmm... Itu berada di dekat sini."
Tiba-tiba muncul senyuman khas Kuroo, "Kalau berada di dekat sini, berarti kita punya waktu~"
(Name) menatap heran Kuroo, "Waktu? Waktu untuk apa?"
Kuroo memainkan kedua alisnya, "Bersenang-senang." jawabnya.
Belum sempat (Name) merespon, Kuroo sudah menarik tangannya dan mulai berlari menjauhi ketiga temannya.
"Hoi!" teriak Bokuto sadar (Name) telah 'diculik' oleh Kuroo.
"Kenma! Pulanglah dulu!"
"Baiklah." ucap Kenma langsung berjalan pulang ke rumahnya.
_______________
(Name) mengigit bagian bawah bibirnya, dan wajahnya sedikit memerah.
"T-tapi aku datang ke Tokyo bukan untuk ini, Kuroo-kun."
Jantung (Name) berdetak lebih cepat dari biasanya. Kuroo yang melihat (Name) hanya bisa tersenyum lalu mendekatkan wajahnya ke telinga (Name).
"Ayolah, (Name). Kita berdua tau kau juga menyukai ini, kan? Dan panggil aku Tetsurou~"
Kuroo lalu memainkan rambut (Name) dan sesekali menciumnya. (Name) menelan ludahnya dengan perlahan, lalu mengangguk pelan.
"Y-ya, aku memang menyukainya. T-tapi—"
"Bagus, kalau begitu berposelah and say cheese~"
Dan terdengar suara kamera beroperasi. Kuro melepas rangkulan tangannya dari (Name) lalu menggeleng.
"Ya ampun, (Name). Hanya berfoto di photo booth saja kau sudah panik? Sesekali bersenang-senanglah, kau tampak stress mengerjakan tugasmu! Dan juga, barusan kita itu terdengar seperti melakukan se—"
"Jangan dilanjutkan! Aku juga tau lanjutannya!!" ucap (Name) menggeleng dengan wajah masih memerah.
Kuroo hanya tertawa lalu menepuk kepala (Name).
"Kita saling tau saja, ok?" ucapnya lalu menghadap ke layar, "Oh, sepertinya hasilnya sudah keluar." ucap Kuroo, "Ayo keluar."
(Name) mengangguk dan mereka berdua pun keluar dari ruangan untuk berfoto tersebut. Kuroo lalu mengambil hasil mereka dipotret dan tersenyum khasnya melihat hasilnya.
"Hei, (Name)."
"Hm?"
"Sepertinya kita memang cocok untuk berfoto dengan stiker kucing."
"Apa!?" (Name) langsung mendekati Kuroo.
Tampak ia dan Kuroo sedang dipotret dan dengan editan khas photo booth, ia dan Kuroo memiliki telinga kucing dan kumis kucing serta tulisan Nyaa~ sudut foto.
"Ya ampun." komentar (Name), "Aku tak menyangka wajahku sangat merah."
"Ya, kau seperti habis melakukan se—"
"—nam pagi." ucap (Name), "Berhentilah mengatakan bahwa aku terlihat habis senam pagi, Tetsurou."
Kuroo menggelengkan kepalanya lalu tersenyum, "Karena kau memanggilku dengan nama depanku, maka baiklah."
(Name) menghela napas lalu melihat ke sekitarnya, "U-um, Tetsurou?"
"Hmm...?" Kuroo menoleh pada (Name), "Hei, kita harus tempel ini di handphone kita."
"E-eeh? Perlukah?" tanya (Name).
Kuroo mengangguk sambil tersenyum seperti biasa. (Name) terdiam sejenak lalu mengangguk dan mengeluarkan handphone miliknya. Kuroo langsung mengambil handphone (Name) dan menempel foto mereka berdua di bagian belakang handphone (Name). Setelah itu Kuroo mengeluarkan handphone miliknya dan melakukan hal yang sama.
"Hei," ucap Kuroo mengembalikan handphone (Name), "Ayo bertukar nomor dan e-mail."
"Eh?" ucap (Name) menatap Kuroo, "Ayo."
Lalu mereka pun bertukar nomor handphone dan e-mail.
"Lalu," ucap Kuroo menyimpan handphone miliknya, "Apa yang ingin kau katakan padaku barusan?"
"Eh?"
"Oho? Apa kau ingin bilang kalau kau jatuh cinta padaku?"
"Bukan begitu, aku ingin tanya setelah ini kita kemana karena hari semakin sore."
"Ah, bagaimana dengan es krim sambil menuju hotelmu, aku tau dimana itu."
(Name) mengangguk, "Terdengar menyenangkan."
"Kalau begitu—"
"DISINI RUPANYA KALIAN!!" tiba-tiba Bokuto muncul dan langsung merangkul (Name).
"Bokuto-kun!?"
"Sudah cukup, Kuroo! Sekarang aku yang akan mengajaknya jalan-jalan." ucap Bokuto lalu menarik tangan (Name), menjauhi Kuroo.
"E-eeh, tapi aku sudah mau pulang, Bokuto-kun!"
Bokuto berhenti, lalu menatap (Name) dengan tatapan bingungnya sebelum akhirnya dia tertawa.
"Hey! Hey! Hey! Bagaimana kalau aku yang mengantarmu pulang? Menyenangkan, bukan? Ayo!" ucap Bokuto tanpa menunggu balasan dari (Name).
(Name) hanya bisa pasrah saat ditarik kesana-kemari seperti boneka oleh Kuroo, jadi sekarang ia hanya bisa mengikuti Bokuto.
(Name) tidak mengenal Tokyo, jadi mau bagaimana lagi, kan?
"Ah, ayo beli es krim!" ucap Bokuto tiba-tiba, karena dia melihat kedai es krim.
"Ayo." sahut (Name) tersenyum.
Mereka berdua pun membeli es krim dan melanjutkan perjalanan.
"Oh, HEY! HEY! HEY! Kita sudah sampai!" ucap Bokuto begitu melihat hotel dimana (Name) menginap.
(Name) langsung menunjukkan surat pemesanan dan mendapat kunci kamar hotel.
"Terima kasih sudah mau mengantarku sampai hotel tempat aku menginap, Bokuto-kun." ucap (Name) saat mereka sudah sampai di depan kamar hotel (Name).
Ya, Bokuto mengajukan diri untuk mengantarnya sampai di depan kamar hotel (Name).
"Tidak masalah!" ucap Bokuto tersenyum lalu senyumannya hilang saat melihat wajah (Name).
"Bokuto-kun?"
Perlahan Bokuto mendekatkan wajahnya pada wajah (Name).
"Bokuto-kun, a-apa yang kau lakukan?"
Bokuto yang melihat wajah (Name) memerah seperti tomat hanya tersenyum dan semakin mendekatkan wajahnya pada wajah (Name).
"Panggil aku Koutarou, (Name)~ Dan kau hanya perlu diam~"
(Name) langsung memejamkan kedua matanya, takut dengan apa yang akan Bokuto lakukan. Lalu dia merasakan... tisu?
"Nah, selesai!" ucap Bokuto tersenyum lebar layaknya anak kecil berhasil membuat istana besar.
"Selesai?" heran (Name).
"Ya, aku menyuruhmu diam karena ada sisa es krim di pipimu. Aku ingin menjilatnya tapi melihat reaksimu yang seperti itu saat wajahku mendekat membuatku membatalkan rencana awalku dan menggantinya dengan tisu~" jelas Bokuto menunjukkan tisu yang dia maksud.
(Name) terdiam sejenak, lalu mengangguk mengerti.
"T-terima kasih, Koutarou!"
"Sama-sama, dan lihatlah kami menang melawan para kucing besok, (Name)!" teriak Bokuto berlari meninggalkan (Name).
(Name) yang melihat Bokuto hanya bisa tertawa kecil.
"Tentu saja, Koutarou."
_______________
Preview:
"(Name) tidak bernapas!!"
"Apa yang kau lakukan di lemari pakaian (Name), Kuroo!?"
"Apa yang terjadi pada kamar (Name)?"
"Kenapa lemari pakaiannya terbuka?"
_______________
o*
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top