21 : INTIMIDASI LUPA DIRI
Selamat malam bagi yang sedang menunggu Indira dan Ibra, juga buat jomblower yang menghabiskan malam minggunya hanya untuk kencan barenag gadget-nya... ini cerita indie yang akan menemani kalian melewati malam minggu ...
Selamat membaca, jangan lupa vote dan kritiknya.
* * * * *
Rapat telah usia ketika sore mulai menjelang. Indira juga bergegas mengemasi beberapa berkas yang tadi dipakai dalam rapat. Sementara Ibra terlihat sedang ngobrol dengan beberapa rekan sesama peserta rapat.
Selama rapat berlangsung, keduanya berinteraksi dengan sangat formal sehingga terkesan sangat kaku. Indira memang selalu menjaga jarak dengan Ibra, karena dimatanya, laki-laki itu juga seolah-olah tidak mengenal Indira sebelumnya.
"Saya tunggu anda untuk makan malam di bawah, Nona Indira. Jam tujuh saya tunggu anda didepan lift." Itu kalimat yang diucapkan Ibra ketika mereka berpisah di depan pintu kamar masing-masing.
"Eh, maaf, Pak. Saya masih belum lapar. Mungkin saya akan meminta pelayan untuk mengantar makan malam ke kamar saja. Jadi Bapak tak perlu menunggu saya," jawab Indira sopan.
"Baiklah," Ibra menjawab dengan ekspresi menegang karena tahu bahwa Indira sedang mencoba menghindarinya. Apalagi ketika pagi tadi dia melihat Ibra dan si cantik Alena keluar dari kamarnya berdua. Indira sepertinya sangat menjaga jarak.
Indira lantas memasuki kamarnya dengan tubuh yang sangat lelah. Berkas-berkas hasil rapat itu dikemasnya dalam sebuah tas transparan yang kemudian dimasukkannya ke dalam tas besar. Sengaja Indira mengemasi semuanya sejak awal, agar tak ada yang tertinggal jika besuk pagi mereka harus check out dari hotel ini.
Dengan lesu, Indira kemudian mandi untuk melemaskan otot dan uratnya yang kaku karena rapat berjalan sedikit tegang. Berdiri dalam kucuran air hangat sepertinya lumayan menyegarkan dan membuat otot Indira sedikit rileks.
Keluar kamar mandi, Indira merasa segar dan wangi. Dia duduk di atas ranjang sambil mengeringkan rambutnya yang basah ketika terdengar ketukan dipintu kamarnya. Dengan malas, Indira bangkit dan berjalan ke arah pintu.
"Oh, ada sesuatu, Pak?" tanya Indira terkejut karena Ibra sudah berdiri di hadapannya.
"Aku tahu kamu belum makan. Jadi aku putuskan untuk membelinya untukmu," Ibra mulai bicara dengan kalimat non formalnya.
* * *
Mohon maaf, versi lengkap pindah ke akun DREAME. Silahkan berkunjung ke sana ... Jangan lupa like nya yaaaa ...
https://www.dreame.com/novel/MYgQ3QhMBF2PvNP1vcEkSA%3D%3D.html
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top