Bab 33 Percayalah

Private pool hotel milik keluarga Henderson sudah disulap sedemikian rupa menjadi tempat private party yang mengesankan untuk perayaan pertunangan Joanna dan Jeffrey. Lilin-lilin kecil dan kelopak bunga mawar mengambang di tengah kolam renang, di tepi kolam terdapat mini stage yang akan menjadi tempat pusat acara, Lampion-lampion yang terpasang di sekitar pantai dan pepohonan di sekitar tempat pesta menambah keindahan di senja yang sudah tenggelam.

Jeffrey merangkul pinggang Joanna dan berjalan memasuki tempat acara, raut wajah Joanna yang semula muram karena insiden yang terjadi sebelumnya kini berubah cerah melihat tempat yang disulap seperti pesta impian semua wanita, romantis

"Kau suka sayang ?" bisik Jeffrey di telinga Joanna yang membuatnya bergidik geli, matanya yang bersinar bahagia cukup menjawab pertanyaan Jeffrey

"Sangat... aku sangat menyukainya.. thank you Je " ucap Joanna sambil memberikan kecupan kilat di bibir Jeffrey, dan di sambut senyuman oleh kekasihnya tersebut.

Tak lama kemudian terdengar dentingan piano mengalun lembut, seketika lampu-lampu bersinar di sekeliling mini stage yang kini menjadi pusat perhatian para tamu undangan. Di balik piano duduk seorang pria tampan berkacamata dengan lesungan pipi khas nya tersenyum dan menggerakkan jarinya di antara tuts piano.

Aku yang tak akan melepaskan....

Suara beratnya saat menyanyikan bait pertama lagu menyihir semua yang ada di situ, terutama Renata yang melonjak gembira dan langsung berlari ke arah stage

"AFGAAAANNNN......." Teriak Renata histeris yang disusul gelengan kepala Evan dan tepukan di dahi Jonathan. Belum sempat keterkejutan Joanna melihat siapa yang bernyanyi di hadapan nya, seorang penyanyi cantik muncul dan menyanyikan bait lain dari lagu

"RAIIISAAAAA..." kali ini Jonathan berlari sambil teriak histeris ke arah stage dan bergabung dengan Renata, lalu mereka saling merangkul, berdendang dan tubuh mereka bergerak berayun mengikuti alunan musik. Fanboy dan fangirl yang terhanyut menikmati penampilan idola mereka, serasa nonton konser hehehehe...

Dan kali ini kejutan datang dari lelaki yang menjadi raja di pesta ini, Jeffrey maju ke tengah stage, dengan dentingan piano yang masih mengalun di tengah acara, sang bintang tamu memberikan mic kepada Jeffrey

Aku adalah pria yang tak akan melepaskan kamu karena dirimu telah mengenggam hatiku.

Kita tak kan mungkin terpisahkan, apapun yang terjadi, aku tak bisa melepaskan kamu karena kamu telah miliki hatiku

Walau semua ini terlalu cepat bagi kita berdua, takkan ada keraguan di hatiku untuk mengatakan selamanya kita akan bersama, melewati segalanya yang dapat pisahkan kita berdua

Janjiku padamu selamanya kita akan bersama, tak kan ada keraguan, kini dan nanti

Percayalah.... Hanya dirimu satu-satunya tercipta untukku

(lirik lagu 'Percayalah" Afgan-Raisa setelah di edit sedikit)

Mata indah Joanna berkaca-kaca, buliran airmata bahagia Joanna menetes saat mendengarkan puisi ungkapan hati Jeffrey untuknya.

Semua ini terlalu indah dan sempurna Tuhan. Tidak ada yang kuinginkan lagi selain bersamanya.

Ia bahagia, terlalu bahagia. Tidak pernah seumur hidupnya akan mendapatkan kebahagiaan sebesar ini, kebaikan apa yang pernah di perbuatnya sehingga ia bisa menerima semua perlakuan romantis dan indah dari pria calon teman hidupnya.

Rangkulan hangat Wina dan Mona menyadarkan Joanna, mereka membimbing Joanna agar ikut naik ke stage dimana Jeffrey berada. Dengan masih di iringi alunan denting piano, Jeffrey menyambut tangan Joanna dan menggenggam kedua tangan wanita cantik di hadapan nya.

"Percayalah padaku sayang, walau terlalu cepat, tidak ada keraguan di hatiku untuk meminangmu, menjadikan dirimu pendamping hidupku untuk selamanya. Kekurangan yang ada padaku dan dirimu nantinya akan menjadi pelengkap yang menyempurnakan hidup kita. Sekali lagi aku ingin melamarmu dengan layak, Will you marry me ?"

Joanna tampak terharu dengan perkataan Jeffrey, rasa bahagia yang membuncah di hatinya tidak dapat terlukiskan lagi oleh kata-kata. Ia mengangguk cepat dan tersenyum bahagia. "yes,I do" jawab Joanna

Jeffrey tersenyum lebar sambil memakaikan sebuah cincin yang sangat indah di jari manis Joanna, lalu sebuah kecupan hangat mendarat di kening Joanna. Ciuman hangat penuh cinta yang menggetarkan jiwa sepasang insan yang di mabuk asmara. Tepuk tangan riuh undangan pun terdengar menggoda mereka, tak lupa kembang api warna warni berbentuk hati menghiasi langit malam yang cerah memeriahkan suasana pesta

***

Lantunan lagu 'Jalan terus' milik Afgan menambah semarak suasana, tak lupa Jonathan dan Renata yang menari riang di dekat stage di ikuti bocah-bocah imut keponakan Jeffrey, anak Tante Anna dan Om Rian. Para orangtua sedang menikmati hidangan penutup sambil bercengkrama, begitupun dengan Joanna dan Jeffrey yang tampak bahagia di kelilingi oleh orang-orang yang menyayangi mereka.

Joanna beranjak dari tempat duduknya lalu berjalan ke counter minuman, dimana ada Evan di sana yang sedang mengambil minuman juga.

"Apakah aku sudah bilang kalau kamu tampak sangat cantik malam ini ?" tanya Evan

Joanna tersenyum dan menjawab, "Terimakasih Evan"

Evan yang melihat senyum di wajah Joanna hanya mampu mengangguk lalu meneguk minuman nya sampai habis, menutupi raut wajah nya yang berubah sendu.

"Jo...." Gumam Evan

"iyah... ada apa?" ucap Joanna

"Aku hanya ingin mengucapkan maaf sekaligus terimakasih. Maaf jika awal hubungan kita berjalan tidak baik, penuh kepura-puraan. Walaupun dulu kita sepakat untuk saling mengenal satu sama lain tapi ternyata ego dan sikap ku malah membuatmu tambah jauh dariku. Terima kasih karena kamu sudah memberikan ku kesempatan kedua memperbaiki kesalahan ku, padahal aku sudah membuat dirimu terluka fisik dan jiwa karena kelakuan ku."

"Van.. " sela Joanna

"Sst... biar aku selesaikan dulu sebelum aku punya kesempatan seperti ini lagi. Lihatlah Jeff, ia sepertinya tak sabar untuk menghabisi ku"

Hahahaha... Joanna melirik ke arah dimana Jeffrey sedang duduk menikmati minuman nya sambil memandang dirinya dan Evan, ia melemparkan senyum kepada pria yang sudah resmi menjadi tunangan nya itu dan di balas kedipan mata menggoda oleh Jeffrey.

"Aku tidak menyesal mengalah pada Jeffrey, bukan nya aku tidak mau memperjuangkanmu. Tapi aku sudah mengaku kalah saat tahu bahwa kamu pun mencintai dia, aku kalah karena tak seharusnya kesempatan yang Tuhan berikan sejak dua tahun lalu kusia-siakan malah memberikan banyak airmata kepadamu. Dirimu yang baru seolah memberiku jawaban atas pertanyaan mengenai hidup seperti apa yang aku inginkan. Joana yang dingin dan tertutup berganti dengan Joanna yang riang, lembut dan penyayang. Aku terkejut saat dirimu tak risih dan tak segan memeluk serta menolong gelandangan-gelandangan kecil yang kotor dan lusuh malam itu. Joanna yang hangat yang mampu memaafkan orang seperti ku dan Renata. Sesuatu yang sudah lama hilang dalam hidupku, kurasakan kembali saat bersama dirimu membuat es dalam hati ku mencair karena kesempatan kedua yang kau berikan. Aku tidak akan melupakan mu Jo, dan aku bersumpah akan merebut mu dari Jeffrey jika laki-laki itu menyakitimu dan membuatmu menangis"

"Evan, kuharap kamu juga akan menemukan kebahagiaan mu sendiri seperti yang aku rasakan" senyum Joanna tampak sendu, hatinya meringis

Evan mencintai aku, Melanie, bukan Joanna Putri Alexandra

Tak lama Bunda Mona menghampiri mereka berdua

"Wahh.. wahhh.. pantas saja Bunda liat Jeffrey mukanya tegang begitu, ternyata calon pengantin nya sedang asyik bercengkerama dengan salah satu penggemar prianya" ledek Mona yang disambut tawa Evan dan Joanna

"Okeh, saya mau kembali ke meja saya. Jo, jangan lupa apa yang kukatakan tadi ya" seru Evan sambil mengedipkan matanya kepada Joanna yang disambut tawa dan gelengan kepala dari Joanna.

"Apa kamu bahagia darl?" tanya Mona

Joanna kembali mengangguk semangat, "Sangat bahagia Bunda..."

Mona mengangkat tangan nya dan mengelus pipi cantik putrinya

"Akhirnya hari itu akan tiba, hari dimana Ayah dan Bunda akan menyerahkan tanggung jawab Bunda sebagai orangtua kepada pria yang akan menjaga dan melindungi mu seumur hidupnya. Tak pernah terbayangkan olehku bahwa hari itu akan datang secepat ini, rasanya baru kemarin kamu datang di pelukan kami sebagai putriku. Percayalah Nak, semenjak kamu dilahirkan kedunia ini, takdirmu sudah di gariskan sebagai anak dari Mona dan Andrew Alexandria. Tidak akan berubah sampai kapanpun. Aku sangat senang bahwa dirimu saat ini lebih terbuka dan lebih menikmati hidup dibandingkan dulu. Apapun yang terjadi ke depan nya, jangan kembali seperti pribadimu yang dulu, jangan menyimpan masalahmu sendiri dan larut dalam prasangka, bicarakan semuanya dengan baik-baik"

Joanna merasa tersentil dengan pernyataan Bundanya, matanya dan hidungnya terasa panas

"Seandainya dulu kamu bersikap seperti ini juga, mungkin Ayah mu masih berada di sini"

"Bunda.. aku..."

"Oh, maafkan Bunda nak. Bukan maksud Bunda menyalahkan mu tapi hanya ingin mengingatkanmu, tetaplah seperti ini. tetaplah ceria, riang dan bahagia, sekarang tambah banyak orang yang menyayangi dan siap mendukung mu. Tetaplah jadi anak Bunda yang cantik dan berhati lembut seperti sekarang ini dan terus berbahagia bersama kami"

Airmata Joanna tidak dapat terbendung lagi, bulir air mengalir deras dari kedua mata indahnya. Mona memeluk putrinya dan mengecup puncak kepalanya, ia mengira putrinya itu menangis bahagia tapi itu salah, hati putrinya yang kini berada di dekapan nya sedang merasakan perih di hatinya karena rasa bersalah.

Aku telah memisahkan seorang ibu dan anaknya, sampai ibu itu tidak menginginkan anaknya lagi. Aku tidak sebaik yang bunda kira, aku jahat

Joanna terisak-isak di dekapan Bundanya, Jeffrey melihat hal yang tidak biasa dari mereka berdua langsung berjalan menghampiri.

"Whats matter sweetie ?" tanya Jeffrey sambil mengelus punggung terbuka kekasihnya

"Jo, sudah ah. Make up mu luntur nanti nak, lihat Jeffrey sudah bersiap memarahi Bunda karena telah membuatmu menangis" ucap Mona

Joanna melepaskan pelukan Bundanya sambil mencoba tersenyum menyembunyikan perasaan nya, Bunda menghapus sisa airmata yang berada di wajah cantik putrinya dengan tissue lalu berkata, "Kamu harus selalu bahagia seperti ini ya sayang, supaya Ayahmu bisa melihatmu dengan bangga dari surga, bangga bahwa putri kesayangan nya telah menjadi seorang wanita dewasa yang cantik dan baik hati"

Joanna tak mampu berkata-kata, ia tahu jika ia membuka mulut maka airmata itu akan lolos kembali, tiba-tiba remasan hangat terasa di tangan nya, ia menoleh dan melihat Jefrrey di sampingnya dengan tatapan yang tak terbaca, memandangi wajahnya, menyelidik jauh kedalam matanya mencoba memahami apa yang terjadi dengan kekasihnya.

"Ya sudah, ajak Joanna berdansa Jeff. Malam ini malam milik kalian berdua, nikmatilah" ucap Mona sambil mendorong Joanna mendekati Jeffrey, ia menyambut lengan kekasihnya yang mengajaknya berdansa.

Raissa melantunkan lagu From this Moment nya Shania Twain membuat suasana semakin romantis. Jonathan tampak berdansa dengan gadis kecil berusia 7 tahun, begitupun Renata yang berdansa dengan remaja berumur 12 tahun keponakan Jeffrey. Mona dan Evan, lalu Wina dan Richards semua ikut berdansa. Jeffrey menarik pinggul Joanna untuk lebih mendekat kepadanya, kedua tangan besarnya berada di punggung dan pinggangnya, sedangkan Joanna tampak terpaku menatap lelaki di hadapan nya. tangan nya berada di bahu kekar Jeffrey dan satunya di rahang tegas kekasihnya.

Apa ia akan meninggalkan ku jika ia tahu yang sebenarnya? Rahasia ini semakin menyiksaku.

Jeffrey menyadari ada yang salah dengan tunangan cantiknya, matanya masih menerewang, tampak ia memikirkan sesuatu dengan keras, mata cokelat indah itu tidak menampakan binar bahagia seperti yang ia lihat sebelumnya. Kini berganti dengan tatapan sedih dan terluka.

Ada apa dengan wanita-nya

Jeffrey mengecup puncak kepala Joanna dan mengelus punggungnya pelan

"Apa yang bisa kulakukan agar senyuman dan binar bahagia di matamu dapat kembali lagi sayang?" tanya Jeffrey

Joanna terpana, pria di hadapan nya selalu mengerti dirinya. pria itu dengan mudah selalu dapat membaca dirinya.

"Saat ini aku hanya ingin meminjam bahu mu untukku bersandar seperti biasa, meminjami ku kekuatan dan menjernihkan pikiran"

"Gunakanlah sebanyak yang kamu mau sayang" jawab Jeffrey sambil mengeratkan pelukan nya, mencoba menyakinkan kekasihnya bahwa ia akan selalu berada di sisinya, melindungi dan menjaganya.

Jeffrey mengenal kebiasaan Joanna saat di rundung sedih seperti ini, ia cukup memberikan kenyamanan dan dukungan untuk wanitanya agar tenang dalam berpikir, dan biasanya setelah emosi wanita-nya lebih tenang, ia akan menceritakan apa yang menjadi kegundahan hatinya

"...Dirimu yang baru seolah memberiku jawaban atas pertanyaan mengenai hidup seperti apa yang aku inginkan. Joana yang dingin dan tertutup berganti dengan Joanna yang riang, lembut dan penyayang."

"...Aku sangat senang bahwa dirimu saat ini lebih terbuka dan lebih menikmati hidup dibandingkan dulu. Apapun yang terjadi ke depan nya, jangan kembali seperti pribadimu yang dulu..."

Perkataan Evan dan Mona kembali terngiang di benak Joanna, dirinya sadar bahwa sifat dan kepribadiaan aslinya sangat berbeda dengan Joanna yang asli karena memang mereka adalah dua pribadi yang berbeda. Dua jiwa yang tertukar dikarenakan takdir. Dirinya saat ini merasa bersalah karena telah membuat Joanna asli, Joanna yang dulu di gambarkan sebagai pribadi yang kurang menyenangkan bagi mereka dan dirinya yang baru yang menggantikan nya dianggap orang-orang sebagai pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.

Orang-orang tidak menyadarinya karena fisik mereka tetap satu tapi sesungguhnya mereka adalah orang yang berbeda, kepribadian yang berbeda.

Aku seperti seorang penipu, bersembunyi dibalik tubuh seorang Joanna dan membuat mereka membenci Joanna yang asli.

Aku .. aku tidak pernah bermaksud merebut hidupnya, aku hanya menjalani apa yang kini digariskan padaku.

Tapi kau menikmatinya dan berharap tidak akan kembali ke tubuh aslimu kan? Bisik sisi jahat Joanna

Aku hanya menikmati peranku sebagai Joanna, tidak ada kepalsuan yang aku buat

Tapi kau membuat seorang ibu 'berpisah' dari anaknya, tak sadarkah kau bahwa Bunda tadi tidak mengingankan Joanna yang asli kembali ke tubuh ini? kamu telah mencuri hati Bunda dan orang di sekitarmu dengan dirimu yang baru, membuat mereka tidak suka dan lupa Joanna asli

Tidak.. aku tidak bermaksud seperti itu

Tidak kah kamu berpikir suatu saat kalian bertukar tempat lagi dan bagaimana jika Joanna asli kembali ke tubuhnya dan orang-orang kembali membencinya dan meninggalkan nya?

Aku.. aku..

Airmata itu lolos kembali dari mata indah Joanna, ia menangis tersedu-sedu di pelukan Jeffrey. Benaknya penuh dengan pemikiran-pemikiran yang membingungkan dirinya. Jeffrey memegang kedua bahu Joanna dan menarik dagu kekasihnya.

"Apakah sangat berat sweetie?"

Joanna kembali mengangguk dan terisak

"Je, apa kamu tetap akan di sisi ku apapun yang terjadi? Aku tidak yakin jika aku menceritakan nya, kamu akan tetap akan di sisiku."

"SSSt... what are you talking about ? Kamu tidak percaya kepadaku? Bukankah sudah kukatakan bahwa aku akan selalu menerima kekurangan mu, belajar untuk tetap saling menjaga dan mencintaimu seumur hidupku. Percayalah padaku Jo, aku akan selalu di sisimu. Kamu percaya?" Tanya Jeffrey

Joanna melihat kesungguhan dan cinta yang besar di mata pria yang kini menjadi tunangan nya, ia sangat ingin mempercayai kekasihnya.

"Aku percaya "

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top