Bab 25 Alexandria Group
Hari ini Joanna masih kembali terkurung di dalam rumahnya sendiri, beberapa wartawan tampak masih berada di depan gerbang rumahnya, sedangkan Bunda dan Jonathan sudah berangkat ke Hotel. Mereka melarang Joanna untuk ikut bekerja karena kondisi di hotel pun tak jauh berbeda dengan di rumah mereka seperti saat ini. Setidaknya sampai masalah ini selesai, Joanna harus bersembunyi sementara dari dunia luarnya. Ia tidak berani membuka Tv ataupun berselancar di internet, karena ia takut apa yang mereka tulis akan menggoyahkan keputusan nya saat ini.
Kriing.. Kringg.. kriing... Melanie Calling...
Joanna tampak mengernyitkan dahinya sesaat sebelum akhirnya ia mengangkat telpon nya.
"Hallo" sapa Joanna
"Melanie, apa yang terjadi? Kenapa berita-berita murahan itu menyasar kamu dan perusahan Ayahku?" tanya Melanie dengan nada khawatir dan menahan marah.
Sementara Joanna terdiam, ia menunduk sesaat, menyadari bahwa bukan hubungan nya saja yang terancam badai, tapi keluarganya dan perusahaan keluarga Joanna juga terkena imbasnya
"Maaf kan aku Joanna" ucap Joanna kepada lawan bicaranya di seberang sana dengan penuh penyesalan.
"Sebenarnya apa yang terjadi? Benarkah tentang berita perselingkuhan itu?" tanya Melanie lagi
"Tidak. Dengarkan aku dulu Jo. Jeffrey sudah menggugat cerai istrinya jauhhhh sebelum bertemu dengan aku. Aku tidak ada hubungan nya dibalik perceraian mereka. Itu murni masalah rumah tangga mereka. Jeffrey pulang ke Indonesia sesaat setelah menggugat cerai, mereka sudah tidak berhubungan lagi, kecuali saat perlu menghadiri sidang, ia akan kembali ke sana sebentar. Aku bertemu dengan nya tak lama setelah aku sadar dari koma waktu itu. Masalah kehamilan itu pun ia masih mencari bukti untuk menyangkal nya, karena percuma mengusulkan tes DNA karena hasilnya bisa di manipulasi. Keluarga Isabella juga keluarga berada." Jelas Joanna
"Lalu bagaimana tanggapan Bunda?"
"Bunda hanya menyuruhku untuk mempercayai Jeffrey dan menunggu Jeffrey menyelesaikan masalahnya, dan ia melarangku keluar dari rumah sampai masalah ini selesai. Karena wartawan terus berkumpul di rumah kita dan di hotel juga"
"Sudah kuduga..."
"Ada apa?"
"Bunda melarangmu ke kantor bukan hanya untuk menghindari wartawan, tapi juga untuk menghindari tekanan"
"Tekanan apa maksudmu Jo?"
"Tentu saja tekanan dari segelintir orang yang tidak menyukai keberadaan ku sejak dulu. Di tambah dengan skandal ini yang menjadi konsumsi publik, tidaklah sulit mereka untuk menyingkirkan aku, maksudku menyingkirkan kamu"
Joanna tersentak, mengingat keganjilan-keganjilan yang ia rasakan, dan apa yang Jeffrey ceritakan semalam.
"Tapi aku sudah serahkan posisi penerus perusahaan kepada Jonathan, aku sudah melepasnya. Dan maafkan aku tidak membicarakan ini dengan mu"
"Iya, aku sudah tahu itu. Aku hanya kaget, Bunda mengabulkan keinginan ku ini baru sekarang. Padahal dari dulu aku sudah mengajukannya juga"
"Mungkin karena waktu itu Jhon masih sangat muda Jo, dia kan dulu masih sekolah. dan sepengetahuanku sejak menjadi dirimu, Bunda akan selalu mengabulkan apapun keinginan yang bisa membuatmu bahagia, mungkin kecelakaan waktu itu juga semakin membuatnya cemas akan kehilangan dirimu lagi."
"Hhhh.. mungkin saja Mel. Tapi aku harap kamu berhati-hati. Sejak dulu ada yang menginginkan ku keluar dari perusahaan Ayahku dan berusaha mencoret namaku sebagai salah satu ahli waris Ayahku"
"Kenapa orang itu ingin menyingkirkan mu Jo?"
"Sejak aku dan Jhon kecil, Ayah kami sudah mengumpulkan tabungan dan membeli saham atas nama kami berdua. Di Alexandria Group, saham milikku, milik Jhon, Bunda dan milik Ayah jika di gabungkan merupakan saham terbesar di perusahaan. Tapi saat Ayah meninggal, ia berwasiat membagi separuh dari saham nya untuk karyawan-karyawan nya, sehingga pengaruh kekuatan keluarga kami sedikit berkurang, dan akan semakin berkurang jika saham milikku juga di hapus dari sana. Salah satu cara menguasai perusahaan itu adalah menyingkirkan ku dari perusahaan sehingga pengaruh keluarga kami berkurang. Aku menyadari hal itu sejak kematian Ayah, sulit mencari partner yang loyal terhadap Ayah. Para pemegang saham lain mulai menunjukkan gelagat tidak suka akan setiap keputusan yang Bunda dan aku buat"
"Maafkan aku membuat keadaan jadi rumit" ucap Joanna lemah
"Kita tidak bisa mencegah kepada siapa akan jatuh cinta, dan aku harap Jeffrey akan menyelesaikan masalah ini secepatnya. Aku menunggu kabar dari mu Mel, hubungi aku jika terjadi sesuatu"
"Oke"
Klik .. sambungan terputus. Joanna cepat-cepat menekan nomer Bunda Mona, tapi beberapa kali tersambung tidak di angkatnya, ia langsung mengalihkan panggilan ke adiknya.
"Halo Jhon"
"Iya kak, ada apa?"
"Apa saja yang terjadi di kantor yang tidak aku ketahui?"
"Tidak ada, hanya wartawan yang masih bergerombol seperti kemarin."
"Bunda dimana? Kenapa Bunda tidak mengangkat telpon dariku? Bunda biasanya tidak mengangkat telpon ku jika ia sedang berada meeting urgent, apakah beliau sedang bersama jajaran direksi?"
"I-itu.. Bunda memang sedang ada meeting bersama beberapa orang penting, dan aku tidak diperbolehkan ikut serta"
Joanna menghela nafasnya dalam, sepertinya ia sudah menduga pertemuan apa yang sedang dihadiri oleh Bundanya itu.
***
Sementara itu di salah satu ruangan luas di dalam Alexandria hotel terdapat beberapa orang sedang mengadakan pertemuan, mereka adalah kalangan elit pemegang saham Alexandria Group. Ada sembilan orang di ruangan tersebut, salah satunya adalah pimpinan tertinggi Alexandria Hotel, Ny. Mona Alexandra. Dimana Hotel tersebut adalah perusahaan utama yang menghasilkan profit paling banyak diantara anak perusahaan lainnya.
"Skandal ini merugikan kita Nyonya, lihat saja di berita-berita tersebut nama kita selalu saja di sebut-sebut. Memalukan sekali" ucap seorang pria tua kurus berkacamata
"Tak habis pikir, selalu saja anak kesayangan kalian yang menimbulkan skandal. Dimulai dari identitasnya, tingkah lakunya yang dekat dengan dunia malam, sampai berita kecanduan alkohol. Dan sekarang ia menjadi seorang wanita penghancur pernikahan oranglain" tambah pria bertubuh gemuk yang duduk di sebelah pria kurus berkacamata tadi.
Terdengar riuh suara bisik-bisik dan anggukan kepala diantara para peserta rapat. Sementara itu Mona masih tampak tenang walaupun hatinya sudah terbakar amarah, tangan nya mengepal kuat.
"Sudah ku sampaikan sedari dulu kalau anak itu membawa pengaruh buruk ke bisnis kita, kakak ipar. Tapi kakak tidak pernah mempercayaiku, anak itu selalu bertingkah semaunya sendiri tanpa berpikir panjang bahwa tindak tanduknya akan mempengaruhi nama baik perusahaan kita" kali ini Andi, adik ipar Mona yang berkomentar.
Mona menatap tajam ke adik iparnya tersebut, juga ke beberapa orang yang terus menyudutkan Joanna.
"Saya mengira Tuan-Tuan disini adalah lelaki-lelaki dewasa yang tidak akan termakan oleh gossip murahan yang di tayangkan di infotainment-infotainment, ternyata saya salah. Bapak-bapak terhormat disini sekarang lebih suka mencampuri kehidupan asmara orang lain nampaknya" sindir Mona yang disambut dengan emosi oleh orang-orang yang tadi menyerangnya.
"Bagaimana kami bisa tenang jika kredibilitas perusahaan ini hancur gara-gara ulah satu orang?" balas pria kurus berkacamata itu lagi
"Atau jangan-jangan ini adalah rencana anda, menyuruh putri anda mendekati Tuan Jeffrey supaya Anda bisa mendapatkan kerjasama dengan Henderson corp.? semua pebisnis perhotelan tahu siapa itu Henderson Corp, salah satu perusahaan internasional dengan jaringan resort termahal yang tersebar di seluruh dunia. Sejujurnya kami sangat senang kerjasama ini kita yang mendapatkan nya, hanya saja pertanyaan ini juga muncul di benak kami" ucap seorang pria tua yang duduk di bangku paling ujung sebelah kanan.
Mona memejamkan matanya, menghirup udara di sekelilingnya yang terasa dingin menusuk ke dalam hatinya, dan menghembuskan nafasnya keras. Ia benar-benar muak dengan tuduhan mereka yang tidak sesuai realita.
"Huhhh.. ternyata ada juga yang berpikir bahwa aku menjual putri ku. Bukankah Henderson corp open project ini jauhhhh sebelum kecelakaan yang terjadi pada putri ku? Saya yakin Tuan-Tuan di sini mengingatnya dengan pasti, bahwa yang menawarkan untuk kita mengikuti seleksi untuk proyek ini adalah salah satu orang di ruangan ini." jawab Mona tegas, sambil menatap tajam kepada adik iparnya yang kini tertunduk. Seketika ruangan menjadi hening.
"Lalu apa yang akan kita lakukan dengan para wartawan yang masih berkumpul di depan hotel kita. Bukankah sebaiknya putri anda menyelesaikan masalah yang ia buat? Dia seharusnya mengadakan konferensi press dan meminta maaf atas perbuatan nya itu. Atau mungkin ia bisa mundur dari perusahaan ini jika ia tetap memilih pria itu, jadi kita tidak akan di sangkutpautkan lagi dengan apapun yang ia akan lakukan ke depan nya" ucap si pria tua kurus berkacamata itu lagi. Yang di sambut anggukan beberapa orang di ruangan itu.
"Sudah saya tegaskan dari awal, jangan termakan dengan acara gossip murahan yang pembantu Anda sering tonton, karena kita belum tahu kebenaran dibalik berita itu. Tuan-Tuan terlalu peduli dengan kehidupan putri saya, padahal saya dan keluarga Henderson malah tidak ambil pusing masalah berita murahan seperti ini."
"Apa maksudnya kakak ipar?"
"Keluarga Henderson tidak terpengaruh dengan berita ini, mereka bahkan menghubungiku untuk mengatur acara pertunangan anak-anak kami. Tuan-Tuan pikirkan saja sendiri, jika memang berita itu berpotensi besar menghancurkan perusahaan kita dan kerjasama ini, apakah mungkin keluarga Henderson dengan senang hati akan terbang ke Indonesia untuk menemui langsung keluarga ku? Dan seharusnya Tuan-Tuan ikut berbahagia bersama saya, karena kita akan 'berbesan' dengan perusahaan sebesar Henderson corp. Tapi saya akan menyampaikan berita gembira ini nanti setelah situasi mereda, dan saya yakin Tuan-Tuan disini bisa membayangkan keuntungan kedepan nya antara perusahaan kita dengan keluarga Henderson." jawab Mona puas dengan senyum mantap, penuh percaya diri.
Ruangan kembali hening dengan pernyataan dari Mona, tampak beberapa dari mereka mengangguk-anggukan kepala dan berbisik-bisik dengan rekan di sebelah mereka.
"Cihhh... setelah ini kalian tidak akan berani merendahkan putriku lagi" gumam Mona dalam hati, sambil menampilkan senyumnya yang tampak lebih serius dari biasanya, menyimpan banyak misteri dibaliknya.
***
"Halo.."
"...."
"Tampaknya sandiwara mu di depan kamera itu tidak membawa perubahan apa-apa. Bahkan mereka tidak terpengaruh sama sekali"
"...."
"Iya, bahkan mantan mertua mu akan terbang kemari untuk menemui calon menantu mereka yang baru."
"...."
"Aku tidak bohong, info ini valid. Kemungkinan keluarga Henderson sudah dalam perjalanan kemari. Kau harus menggagalkan pernikahan mereka. Rebut kembali suami mu dan aku akan membuat keluarga iparku malu"
"...."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top