[3] Samatoki x Yamada's Sister! Reader
Jemari lentik dia gerakkan bebas di udara, tubuh yang baring di atas rerumputan, menikmati embusan angin. Dia pandangi cakrawala biru itu melalui sela jari yang dibuka lebar. Mata yang menahan kantuk perlahan mulai menutup.
"Oi."
Suara berat milik pria bermahkota putih dengan kepribadian temperamental itu menyapa gendang telinga sang gadis. Embusan angin kencang, membuat pakaian serta angin melambai-lambai mengikuti arus angin. Di sela itu, pupil merah itu mengecil, menunjukkan siratan keterkejutan. Berbeda dengan gadis yang berbaring di atas rerumputan itu, mengulas senyuman tipis dan memejamkan matanya pelan.
"Dengan bodohnya, aku menyukaimu ...."
Gumaman itu, berhasil membuat pria temperamental itu terdiam total, tak mampu mengucapkan apa-apa. Tak tahu harus bereaksi apa, adik dari salah satu mantan rekannya baru saja menyatakan perasaannya.
" ... Aohitsugi Samatoki."
.
HypMic © KINGS RECORD; Otomate; Idea Factory
Story © Swanrovstte_11
Request by pot_putih
.
.
.
Gadis bermahkota [Hair colour] itu berbaring di atas rerumputan dengan lelaki yang di sampingnya tengah merokok. Menikmati angin kencang berembus, membiarkan angin membuat rambut berantakan. Perlahan, dia membuka kelopak mata menaruh atensi pada kekasihnya.
"Samatoki, masih ingat tempat ini?" tanyanya, [Name], melempar senyuman lembut. Rasanya de javu ketika bersama sang kekasih di tempat seperti ini.
"Hmm." Lelaki itu menjauhkan batang rokok dari bibir, mengembus asap rokok ke arah samping guna menghindarkan asap dari sang kekasih. Samatoki memang lelaki yang brutal dan penuh temperamen tetapi dia masih mempunyai akal sehat untuk menghormati wanita apalagi melindungi. "Kalau aku lupa bukannya kau akan menggamparku? Ditambah dengan gamparan si Ichiro," balasnya, melepas kekehan berat mengulas senyuman miring.
"Ah ya, benar sekali. Aku pasti akan mencabik-cabikmu dan memakanmu, rawr!" [Name] mengubah posisinya menjadi duduk, memberi ekspresi sangar dengan kedua tangan semi kepal seperti akan menerkam mangsa layaknya harimau. Gadis itu memang mempunyai sisi kekanakan, tidak jauh beda dengan kedua adiknya, tetapi itulah yang menjadi sebuah ketertarikan untuk Samatoki. Tak tahu entah sejak kapan, mereka bisa berdua seperti ini.
"Oh?" Samatoki melepas seringai, mengangkat dagunya sedikit sebelum mendekatkan batang rokok ke bibirnya. "Bukannya aku yang selalu memakanmu setiap kali? Karena aku yang akan selalu mendominasimu, Onna," ucap Samatoki, menghisap rokoknya.
Rona merah menghiasi pipi [Name], mengembungkan sebelah pipi memberi kesan imut. Tatapan kesal ditujukan tetap saja tidak membuat Samatoki merasa bersalah malah cukup puas dengan ekspresi yang didapati itu. "Dasar Samatoki no baka!" gerutunya.
"Heh? Sudah berani ya, apa aku harus menghukummu di sini?" gurau Samatoki.
"Sejak kapan kau jadi seperti Jyuto?" tanya [Name], menjitak sang kekasih membuat lelaki itu mengerang sedikit.
"Kuso onna! Apa yang kau lakukan?" Samatoki meninggikan suara sedikit, perempatan muncul di kening menandakan bahwa dia tidak terima dengan tindakan kekasihnya. Melempar tatapan kesal.
[Name] yang mendapati ekspresi itu melepas cengiran lebar. Kemudian menjulurkan lidahnya, "Mampus, Samatoki no bakaho!"
Perempatan imajiner semakin banyak bermunculan di sekitar. Lelaki itu menekankan sisa batang rokok ke tanah hingga padam. Kemudian menoleh ke arah [Name], melempar seringai khasnya. "Jangan salahkan aku besok kau tidak bisa berjalan, [Name]."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top