[15] Doppo x Otaku! Reader

"Maafkan aku, maafkan aku, maafkan aku!"

Sosok lelaki dengan mahkota merah bata tak henti membungkuk badan seraya mengucapkan kata permohonan maaf pada gadis yang tengah berdiri di hadapannya. Dilihat dari sisi berpakaian sudah dapat menduga profesi lelaki itu adalah pekerja kantoran. Mata sayu berkantung mata serta suram membuktikan keringat dikeluarkan banyak, sosok pekerja keras. Kannonzaka Doppo, tertulis jelas nama milik sang lelaki sejak lahir pada kartu nama yang menggantung di leher.

"Figure actionku ...." Raut wajah melemas, sosok gadis memandang nasib figure action unlimited yang baru saja berada di tangan telah terlindas. Tak bisa menyalahkan orang lain, mengingat atas kecerobohannya, dia menabrak Doppo.

"Maafkan aku, maafkan aku!"

Lantas ketika kata ingin memaafkan akan keluar, tercegat begitu saja saat action figure kembali ditendang oleh salah satu pejalan yang melewati. Antara sial dan sial gadis itu rasakan hari ini.

.

HypMic (c) KINGS RECORD; Otomate; IDEA Factory

Story (c) Swanrovstte_11

Request by Akabane_Yu

.

.

.

Terik menembus jendela hingga membasuh paras cantik [Name], kelopak sekilas mengerat merasakan kesilauan. Tak ingin segera bangun dari ranjang, dia menarik selimut guna menutup wajah, menghalangi terik. Menghabiskan hari libur dengan tidur adalah pilihan paling tepat. Ya, meskipun [Name] selalu meraskan libur selama 4 bulan setelah kelulusan perkuliahan. Tanpa ada tanggung jawab, beban, atau pekerjaan alias pengangguran.

Menikmati masa muda, begitu pikirnya. 

"[Name] ...." Suara berat serta suram menyapa gendang telinga sukses membuat [Name] mengernyit, kelopak mata perlahan terbuka. Suara itu memang terdengar berat, akan tetapi itu yang menjadi favorit bagi gadis itu sendiri. Siapa yang tidak menyukai suara kekasih sendiri?

Sudah dua tahun mereka menjalankan hubungan sebagai sepasang kekasih. Baik Doppo maupun [Name] sama sekali tidak pernah menyesali hubungan mereka. Meskipun Doppo selalu mempunyai kesibukan dalam pekerjaan, [Name] tak pernah merasa kesepian mengingat sang lelaki selalu mengabari meskipun hanya lima menit. Dia menghargai itu, usaha sang kekasih tidaklah mudah.

Tak ingin membiarkan Doppo lama menunggu di luar pintu, sang gadis segera bangun dari kasur. Tak lupa menyeret selimut bersama, mata masih menyipit tanda belum cukup puas tidur. Pintu kamar dibuka, mendapati lelaki bermahkota merah bata menunduk menatap dirinya.

"Maafkan aku mengganggu tidurmu, [Name]. Maafkan aku---tetapi apa kau menonton sampai larut malam lagi?" tanya Doppo, disirat kekhawatiran melanda. Dia memang mempunyai sisi perhatian terhadap kekasihnya, akan tetapi juga tidak ingin menjadi lelaki mengekang sehingga tidak begitu melarang [Name] menonton hingga larut malam. 

"Ngh ... iya, ada apa, Sayang?" tanya [Name], mendongak memberi tatapan sayu dan kantuk. Berantakan? Iya. Menggemaskan? Itu sudah pasti bagi Doppo.

Semburat merah berhasil menghias kedua pipi Doppo ketika mendengar panggilan 'sayang' dari kekasih. Dengan status berpacaran selama setahun belum membuat Doppo terbiasa akan panggilan itu sendiri. "S-sarapan," gumam Doppo pelan, tangan bergerak menepuk lembut kepala [Name].

Tidak ada respon dari [Name], gadis itu tampak sudah memejamkan mata dalam kondisi berdiri. Benar-benar bakat yang luar biasa tidur berdiri. Posisi berdiri tidak bertahan selama semenit sudah ambruk ke depan, menabrak dada bidang Doppo. Dengkuran halus diperdengarkan, membawa ketenangan.

Senyuman tipis terulas, Doppo menggendong tubuh kecil ala tuan putri dan membaringkan di atas kasur kembali. Jemari menyapu lembut helaian rambut [Name], kemudian mendaratkan kecupan singkat pada kening. Kasih sayang lembut dari Doppo selalu tertuju pada sosok gadis yang berada di atas ranjang itu. 

"Sebenarnya aku baru saja membelikan figure action baru untukmu, [Name]."


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top