[12] Jyuto x Childish! Reader

"Nee, Jyuto-san, apa kau punya uang?"

Iruma Jyuto, pria berprofesi polisi tersebut menaruh atensi pada gadis yang baru saja menanyakan pertanyaan tersebut. Salah satu alis bergerak naik, mempertanyakan apakah dia terlihat seperti gembel layaknya manusia tetangga sebelah?

"Kenapa bertanya?" tanya Jyuto kembali, melepas senyuman miring.

"Oh, kalau Jyuto-san punya, aku ingin mencuri uang Jyuto-san untuk membeli makanan!" Suara enerjik menyapa gendang telinga, memperjelas niat buruk milik gadis itu. Kejujuran terjelas tertuju pada Jyuto yang merupakan polisi kotor.

"Aku punya uang, tetapi kau tidak mampu untuk mencurinya dariku. Terlebih lagi, dari mana kau mengetahui namaku?"

"Oh! Om-om sebelah sana yang memberitahuku!"

.

HypMic (c) KINGS RECORD; Otomate; IDEA Factory

Plot (c) Swanrovstte_11

Request by Wizardcookie

.

.

.

Terik membasuh bumi, mentari menyapa dunia dengan kehangatan bersamanya. Kicauan burung menjadi alunan musik di tengah pagi hari. Aktivitas pun berjalan lancar sesuai dengan jadwal masing-masing. [Name], gadis masih tengah tidur mendengkur halus memberi kesan gemas pada dirinya.

"[Name], bangun," panggil Jyuto, menyapu lembut helaian rambut milik [Name] ke samping.

"Ngh--sebentar lagi." [Name] mengerang pelan, tak memberi tanda-tanda akan segera bangun sesuai dengan yang dipinta. Tangan mengelilingi pinggang Jyuto mengerat, seolah tak ingin melepas.

"Tidak ada sebentar lagi. Kau ingin memamerkan badan telanjangmu padaku kemudian membuatku memakanmu?" tanya Jyuto, melepas seringai halus. Jemari bergerak mengelus puncak kepala sang gadis dengan lembut.

Hening kembali menyelimuti. Bukan karena [Name] sudah kembali ke alam mimpi, melainkan dia mencoba mencerna ucapan Jyuto itu sendiri. Jantung berdegup kencang, keringat dingin mengalir dari pelipis. Dengan perlahan mata terbuka, kemudian membelalak lebar ketika mendapati Jyuto telanjang dada. "HIIY! APA YANG TELAH TERJADI?! KENAPA KAU TELANJANG?! JANGAN-JANGAN--- TIDAK!" serunya secara panik. Bangkit dari kasur dan menjauhkan diri dari sosok sang polisi, tak lupa menarik selimut bersamanya untuk menutup seluruh tubuh.

"Hmm? Apa yang sedang kau pikirkan? Melakukan 'itu'?" tanya Jyuto lagi, seringai semakin melebar, cukup puas dengan reaksi yang didapatinya.

"AKU MASIH PERAWAN! KAU HARUS BERTANGGUNG JAWAB! KENAPA BISA AKU MELAKUKANNYA?!" Wajah pucat pasi menjadi sebuah bukti tanda panik [Name], memang sebuah kenyataan dia adalah perawan. Siapa sangka keperawanan akan direnggut oleh pujaan hati sendiri? Mungkin ada sebagian wanita akan bahagia keperawanan diambil pujaan hati. Akan tetapi, tidak dengan [Name], gadis itu jauh akan lebih mau memberikan perawannya pada pria yang akan menikahinya, melindunginya, menjaganya sampai akhir ajal mendatang.

"Tenang saja," ucap Jyuto, "aku akan membelikan permen, kemarilah."

"Sungguh?! Eh---bukan saatnya seperti itu, AKU TIDAK BISA MENIKAH LAGI, JYUTO!" Teriakan [Name] menggema di ruangan milik Jyuto. Tangisan sukses pecah, membuat gadis menangis tersedu-sedu.

"Kau tidak bisa menyalahkanku sepenuhnya, [Name]. Kemarin kau memakan permen rasa bir, harusnya kau tahu kau tidak kuat alkohol," jelas Jyuto, mengerutkan alis. Samar, dia menghela napas halus, beranjak dari posisi mendekat ke arah [Name]. Tangan bergerak menepuk kepala sang gadis secara lembut.

"A-aku tidak bisa menikah lagi!" Sang gadis mengeratkan selimut yang membungkus diri, rasa takut sukses menghantui. Memang benar kata Jyuto, dia todak bisa menyalahkan Jyuto sepenuhnya karena sebagian besar ada kecerobohan diri sendiri.

"Aku akan menikahimu," balas Jyuto, melepas senyuman miring. Jemari bergerak pada selimut dan menariknya secara kuat sehingga terlepas dari tubuh [Name]. "Apa kau tidak merasa dirimu sedang berpakaian, [Name]?"

"... AKU DIBODOH-BODOHI LAGI! POKOKNYA KAU HARUS MENIKAHIKU KALAU TERJADI, IRUMA JYUTO! KAU JUGA HARUS BELIKAN PERMEN YANG BANYAK UNTUKKU!"

Kekehan tertahan pada leher lolos dari bibir Jyuto, jemari kini bergerak menarik helaian rambut [Hair Colour] kemudian mendaratkan kecupan singkat. "Menggodamu akan menjadi hobiku. Ah, aku akan melakukannya karena aku akan menikahimu. Bersiaplah, [Name]."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top